www.wikidata.id-id.nina.az
Syair Siti Zubaidah Perang Cina atau juga dikenal hanya Syair Siti Zubaidah adalah syair berbahasa Melayu abad ke 19 yang ditulis oleh penulis yang tidak dikenal Syair ini berkisah tentang seorang wanita yang menyamar sebagai laki laki dan menaklukkan negeri Tiongkok untuk menyelamatkan suaminya Beberapa orang berpendapat bahwa syair ini didasarkan pada peristiwa peristiwa dalam sejarah Syair Siti Zubaidah Perang CinaPengarangTidak diketahuiNegaraMalaya BritaniaBahasaMelayuGenreSyairTanggal terbitPada atau sebelum 1940 Daftar isi 1 Alur 2 Naskah 3 Tema dan gaya 4 Publikasi 5 Penerimaan 6 Referensi 7 Rujukan 8 Bacaan lainnyaAlur suntingSetelah bertahun tahun berusaha Sultan Darman Syah dari Kembayat Negara dan istrinya akhirnya memiliki seorang putra yang mereka beri nama Zainal Abidin Mereka membesarkannya agar menjadi seorang Muslim yang saleh dan pada usia enam Zainal Abidin yang dikirim pergi untuk belajar membaca Al Quran dan mempelajari seni bela diri Di tempat lain di kerajaan itu setelah sebuah kerusuhan di pasar menyebabkan dieksekusinya seorang pedagang Tiongkok semua etnis Tionghoa mengungsi dari kerajaan itu dan kembali ke negeri Tiongkok Permaisuri Tiongkok marah pada perlakuan kerajaan tersebut pada rakyatnya memerintahkan ketujuh putrinya untuk mempersiapkan perang terhadap Kembayat Negara Setelah sebuah mimpi tentang seorang wanita cantik Zainal Abidin dewasa berangkat pergi dari Kembayat Negara untuk menemukan wanita cantik dalam mimpinya tersebut Setelah tiba di sebuah pulau ia mendengar suara yang indah membaca Al Quran Mengikuti suara itu dia menemukan bahwa suara itu milik Siti Zubaidah putri pemimpin agama pulau itu dan mantan raja Dia tak berdaya melihat kecantikannya dan mereka berdua pun menikah Dalam perjalanan mereka kembali ke Kembayat Negara Zainal Abidin membantu Raja Yaman mengusir serangan musuh dan ia pun diberikan Putri Sajarah untuk dinikahi Bersama dengan istri istrinya Zainal Abidin kembali ke Kembayat Negara Kemudian ketika tentara Tiongkok menyerang Kembayat Negara Zainal Abidin dan Sajarah ditangkap Namun Siti Zubaidah yang sedang hamil mampu melarikan diri ke hutan Melahirkan di hutan dia kemudian meninggalkan anaknya dan meneruskan perjalanannya anak tersebut kemudian diambil oleh kakak Siti Zubaidah Siti Zubaidah bergabung dengan Putri Rukiah dari Yunan yang diasingkan dari kerajaannya oleh penjajah Keduanya berlatih seni bela diri menyamar sebagai laki laki dan mampu merebut kembali Yunan Sebagai imbalannya Rukiah setuju untuk membantu Siti Zubaidah dalam perang melawan Tiongkok Dengan kekuatan Negeri Yunan dan sekutu sekutunya Siti Zubaidah masih menyamar sebagai seorang laki laki mampu menaklukkan negeri Tiongkok Zainal Abidin dan Siti Sajarah dibebaskan Sementara itu permaisuri Tiongkok dan putri putrinya ditangkap dan dipaksa masuk Islam 1 Zainal Abidin kemudian menikahi permaisuri Tiongkok dan Siti Rukiah Siti Zubaidah melepaskan penyamarannya dan kembali ke sisi suaminya menjadi ratu Kembayat Negara Naskah suntingMenurut sejarawan sastra Melayu Tionghoa Liaw Yock Fang naskah paling awal Syair Siti Zubaidah berasal dari tahun 1840 1256 Hijrah Manuskrip yang bernomor MS 37083 tersebut disimpan di perpustakaan SOAS di London Inggris Ada beberapa manuskrip yang masih bertahan 2 Namun syair ini kala itu populer dalam bentuk cetak terutama di Singapura Bombay sekarang Mumbay dan Kairo 3 Tema dan gaya suntingAlur tentang seorang wanita yang tampil sebagai pria untuk melakukan perang seperti dalam Syair Siti Zubaidah adalah sebuah alur yang umum dalam sastra Melayu dan sastra Jawa kala itu termasuk Cerita Pandji dari Jawa hikayat dan syair dari Melayu Contoh lain adalah Hikayat Panji Semirang Hikayat Jauhar Manikam dan Syair Abdul Muluk Karya tulis setelah karya tersebut berbagi beberapa kemiripan alur dengan Syair Abdul Muluk Pakar sastra Prancis Monique Zaini Lajoubert berpendapat bahwa karena Syair Siti Zubaidah adalah tidak bertanggal tidak mungkin untuk menentukan mana yang ditulis lebih dahulu 4 Namun sejarawan sastra Melayu Tionghoa Liaw Yock Fang mencatat bahwa Syair Abdoel Moeloek diterbitkan pada tahun 1847 sekitar tujuh tahun setelah naskah paling awal yang diketahui dari Syair Siti Zubaidah 5 Pakar sastra Malaysia Siti Hawa Salleh menulis bahwa Syair Siti Zubaidah adalah salah satu dari beberapa cerita Melayu yang menggabungkan unsur unsur dari Pengaruh India dan Timur Tengah sebanding dengan Syair Bidasari dan Syair Dandan Setia 6 Pakar sastra G Koster menunjukkan pandangan serupa berpendapat bahwa Syair Siti Zubaidah dan Syair Abdul Muluk harus dianggap sebagai Cerita Pandji yang telah diislamkan 7 Dalam Syair ini Siti Zubaidah menekankan kesetiaan kepada suaminya dan Tuhan menelantarkan tugasnya sebagai ibu untuk melanjutkan perang Pada akhirnya menurut pakar sastra Malaysia Barbara Watson Andaya kesetiaan kesalehan dan kepasrahan kepada nasib bahkan ketika suami tidak setia memberikan Siti Zubaidah status sebagai permaisuri 8 Abdul Mutalib menulis bahwa Syair Siti Zubaidah mungkin telah didasarkan pada peristiwa sejarah yang sebenarnya beberapa ulama Malaysia berpendapat bahwa Kembayat Negara merupakan representasi dari Champa sekarang bagian Selatan dari Vietnam Namun Liaw mengkritik pendapat tersebut 2 Syair ini berisi banyak kata rima yang tidak ditemukan dalam kamus 3 Pola berima tersebut juga digunakan sebagai alasan untuk tidak memberikan rincian sebuah kejadian seksual dalam cerita ini Dalam satu adegan penulis menulis Cerita itu tidak akan dijabarkan karena terlalu sulit untuk menemukan rima 8 Namun Syair ini juga menarik kesejajaran antara perang dan seks dalam satu adegan Zainal Abidin mengatakan kepada salah satu penawan Tiongkoknya Kita harus bertarung di bawah kelambu keris dan tombak kita dielus dan dibelai 8 Publikasi suntingSebuah versi transliterasi dicetak pada tahun 1983 9 Abdul Rahman al Ahmadi menulis edisi lain pada tahun 1994 sebagian besar didasarkan pada koleksi Ml 727 disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan koleksi MSS 25 disimpan di Perpustakaan Nasional Malaysia 3 Penerimaan suntingSyair Siti Zubaidah telah diadaptasi ke panggung dengan menggunakan litograf atau catatan tulisan tangan sebagai sumber dialog 10 Referensi sunting Liaw 2011 hlm 602 a b Liaw 2011 hlm 601 a b c ANU Bibliography Zaini Lajoubert 1994 hlm 104 105 Liaw 2011 hlm 576 Salleh 2010 hlm 180 Koster 1998 hlm 99 a b c Andaya 2013 hlm 157 Liaw 2011 hlm 612 Millie 2004 hlm 9 Rujukan suntingAndaya Barbara Watson 2013 New Voices from Southeast Asian Women A Review Essay Journal of Southeast Asian Studies 44 1 145 169 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bibliography Malay Concordance Project Australian National University Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 05 22 Diakses tanggal 22 Mei 2013 Koster G 1998 Making it new in 1884 Lie Kim Hok s Syair Siti Akbari Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 154 1 95 115 pranala nonaktif permanen Liaw Yock Fang 2011 Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik dalam bahasa Indonesian Yayasan Obor Indonesia Parameter trans title yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Millie Julian ed 2004 Bidasari Jewel of Malay Muslim Culture Leiden KITLV Press ISBN 9067182249 Salleh Siti Hawa 2010 Malay Literature of the 19th Century Kuala Lumpur Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad ISBN 978 983 068 517 5 Zaini Lajoubert Monique 1994 Le Syair Cerita Siti Akbari de Lie Kim Hok 1884 ou un avatar du Syair Abdul Muluk 1846 Archipel dalam bahasa French 48 48 103 124 doi 10 3406 arch 1994 3005 Parameter trans title yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Bacaan lainnya suntingAl Ahmadi Abdul Rahman Syair Siti Zubaidah Perang China Perspektif Sejarah dalam bahasa Malaysian Kuala Lumpur Perpustakaan Negara Malaysia Parameter trans title yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Syair Siti Zubaidah Perang Cina amp oldid 22339018