www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia Anda dapat membantu memperbaikinya Halaman pembicaraan dari artikel ini mungkin berisi beberapa saran artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Subang Aksara Sunda Baku ᮞ ᮘ adalah ibu kota Kabupaten Subang yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Subang Subang juga merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Indonesia 1 2 SubangKecamatanNegara IndonesiaProvinsiJawa BaratKabupatenSubangPemerintahan CamatTatang Supriatna S Sos Luas Total58 97 km2 22 77 sq mi Populasi Total112 147 jiwa Kepadatan2 077 km2 5 380 sq mi Kode Kemendagri32 13 03Desa kelurahan8Situs webkecsubang wbr subang wbr go wbr id pranala nonaktif Topografi Subang dataran bergelombang hingga 70 bukit bergelombang hingga 20 berbukit hingga bergunung 10 dan ketinggian 144 meter di atas permukaan laut Letak Kabupaten Subang meliputi wilayah seluas 205 176 95 ha atau 6 34 dari luas Provinsi Jawa Barat Wilayah ini terletak di antara 107º 31 sampai dengan 107º 54 Bujur Timur dan 6º 11 sampai dengan 6º 49 Lintang Selatan 3 Secara administratif Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat jumlah kecamatan bertambah menjadi 30 kecamatan Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Zaman prasejarah 1 2 Hindu 1 3 Islam 1 4 Kolonialisme 1 5 Nasionalisme 1 6 Zaman penjajahan Jepang 1 7 Kemerdekaan 2 Geografi 2 1 Batas Wilayah 3 Referensi 4 Pranala luarSejarah SuntingZaman prasejarah Sunting Bukti adanya kelompok masyarakat pada masa prasejarah di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding Binong Pagaden Kalijati dan Dayeuhkolot Sagalaherang Temuan benda benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sudah terdapat kelompok masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana Selain itu dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel Sagalaherang Hindu Sunting Pada masa berkembangnya corak kebudayaan Hindu wilayah Kabupaten Subang dibagi menjadi 3 bagian kerajaan yakni Tarumanagara Galuh dan Pajajaran Selama ketiga kerajaan berkuasa wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah ada kontak dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar kawasan Nusantara Peninggalan berupa pecahan pecahan keramik asal Tiongkok di Patenggeng Kalijati membuktikan bahwa selama abad ke 7 hingga abad ke 15 sudah terjalin kontak perdagangan dengan wilayah yang jauh Sumber lain menyebutkan bahwa pada masa tersebut wilayah Subang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda Kesaksian Tome Pires seorang Portugis yang mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah wilayah kerajaan Sunda Islam Sunting Masa datangnya pengaruh kebudayaan Islam di wilayah Subang tidak terlepas dari peran seorang tokoh ulama yaitu Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga Majalengka Sekitar tahun 1530 Wangsa Goparana membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok Subang Kolonialisme Sunting Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di Pulau Jawa menjadi rebutan berbagai kekuatan Tercatat kerajaan Banten Mataram Sumedanglarang VOC Inggris dan Kerajaan Belanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia Pada saat konflik Mataram VOC wilayah Kabupaten Subang terutama di kawasan utara dijadikan jalur logistik bagi pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda karena banyak tentara Sultan Agung yang urung kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang Tahun 1771 saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang di Subang tepatnya di Pagaden Pamanukan dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun temurun Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles 1811 1816 konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta Eropa Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan tuan tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en Tjiasemlanden P amp T Lands Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda Lahan yang dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212 900 ha dengan hak eigendom Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini pemerintah Belanda membentuk distrik distrik yang membawahi onderdistrik Saat itu wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB bienenlandsch bestuur yang berkedudukan di Subang Nasionalisme Sunting Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke 20 di Kabupaten Subang Namun demikian setelah Kongres Sarekat Islam di Bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap Pabuaran dan di Sukamandi Ciasem Selanjutnya pada tahun 1928 berdiri Paguyuban Pasundan yang diketuai Darmodiharjo karyawan kantor pos dengan sekretarisnya Odeng Jayawisastra karyawan P amp T Lands Tahun 1930 Odeng Jayawisastra dan rekan rekannya mengadakan mogok massal di percetakan P amp T Lands yang mengakibatkan aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat Akibatnya Odeng Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P amp T Lands Selanjutnya Odeng Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Subang Sementara itu Darmodiharjo tahun 1935 mendirikan cabang Nahdlatul Ulama yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang Saat Gabungan Politik Indonesia GAPI di Jakarta menuntut Indonesia berparlemen di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI Cabang Subang untuk mengemukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat Zaman penjajahan Jepang Sunting Pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang Dengan demikian Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi guru Landschbouw R Kartawiguna dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang Kemerdekaan Sunting Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta berimbas pada didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang antara lain Badan Keamanan Rakyat BKR API Pesindo Lasykar Uruh dan lain lain banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi anggota TNI Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front yakni front selatan Lembang dan front barat Gunung Putri dan Bekasi Tahun 1946 Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat Kemudian Kusnaeni menggantikannya Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen Pada masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I residen tak pernah jauh meninggalkan Subang sesuai dengan garis komando pusat Bersama para pejuang saat itu residen bermukim di daerah Songgom Surian dan Cimenteng Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu Desa Cimenteng Di bawah pimpinan Karlan rapat memutuskan Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang Saat itu kedua wilayah tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibu kotanya Subang Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No 01 SK DPRD 1977 Geografi SuntingBatas Wilayah Sunting Utara Kecamatan PagadenTimur Kecamatan CibogoSelatan Kecamatan CijambeBarat Kecamatan Dawuan dan Kecamatan KalijatiReferensi Sunting Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018 Diakses tanggal 7 Juli 2023 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 25 Oktober 2019 Diakses tanggal 7 Juli 2023 Website Resmi Pemerintah Daerah Subang Pranala luar SuntingSitus Resmi Provinsi Jawa Barat Situs Resmi Kabupaten Subang Situs Resmi Kecamatan Subang pranala nonaktif catatan URL sewaktu waktu dapat berubah hilang Bila URL tidak aktif mohon dihapus dari daftar nbsp Artikel bertopik kecamatan di Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Subang Subang amp oldid 23805374