www.wikidata.id-id.nina.az
Parakan beralih ke halaman ini Untuk kegunaan lain lihat Parakan disambiguasi Parakan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Indonesia Kecamatan ini terletak di lereng Gunung Sindoro Sumbing Kecamatan ini dilintasi jalur dari Wonosobo ke Yogyakarta atau Semarang dan Yogyakarta ke Jalur Pantura Jakarta via Weleri ParakanKecamatanNegara IndonesiaProvinsiJawa TengahKabupatenTemanggungPemerintahan CamatEko Budi Hartono S H M Si Populasi Total46 875 jiwa jiwaKode Kemendagri33 23 08Kode BPS3323010Luas2 223 Ha Desa kelurahan Glapansari Sunggingsari Caturanom Depokharjo Ringinanom Wanutengah Parakan Kauman Parakan Wetan Dangkel Watukumpul Mandisari Campursalam Nglondong Tegalroso Bagusan Traji Daftar isi 1 Sejarah 2 Geografi 2 1 Wilayah Administratif 2 2 Desa Kelurahan 3 Budaya dan Masyarakat 3 1 Mata pencaharian 3 2 Keagamaan 3 3 Bahasa daerah 4 Wisata 4 1 Tempat Menarik Bersejarah Terdekat 4 2 Acara Peristiwa Menarik 4 3 Kesenian tradisional 4 4 Makanan tradisional 5 Lihat pulaSejarah SuntingBerdasarkan catatan sejarah Nugroho Notosusanto daerah Parakan ini merupakan sima atau semacam tanah hibah pada masa Mataram Kuno Beberapa peninggalan berupa prasasti dan candi bisa ditemui di sekitar wilayah Parakan di antaranya Candi Gondosuli yang berada di Bulu Temanggung Pada zaman perjuangan kemerdekaan daerah ini terkenal dengan senjata bambu runcing bahkan nama bambu runcing sampai saat ini di abadikan sebagai julukan sebuah klub sepak bola kebanggaan warga kabupaten Temanggung Persitema yang berkompetisi di Liga Indonesia yakni Persitema Laskar Bambu Runcing Salah satu tokohnya adalah K H Subchi yang dijuluki Jenderal Bambu Runcing bersama tokoh tokoh yang lain yaitu K H R Sumo Gunardo K H Nawawi K H M Ali K H Abdurrahman dan tokoh tokoh lainnya seperti K H Mandur Sahid Baidzowi Ahmad Suwardi K H Istachori Syam ani Al Khafidz Parakan juga merupakan tempat lahir tokoh perjuangan nasional Mohamad Roem yang terkenal sebagai delegasi Indonesia dalam perundingan diplomasi Roem Roijen Dikatakan Parakan karena bersemayam kyai yang disebut parak atau perek Kyai Parak pertama berasal dari Yaman dan Kyai Parak yang kedua dari pelarian Mataram ketika Amangkurat II memerintah dan dalam struktur pemerintahan zaman Belanda tidak pernah tercantum kelurahan Parakan melainkan Jetis Klewogan dan sebagainya namun dalam susunan berikutnya menjadi daerah Kawedanan Masih banyak yang harus diungkap tentang Parakan termasuk perhatian pemerintah Hindia Belanda dengan Parakan karena banyak pelarian tentara Diponegoro yang mengungsi di Parakan sehingga Belanda sengaja menjadikan Parakan sebagai pusat candu agar generasi mudanya rusak dan sulit untuk bergolak menentang Belanda Parakan pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Menoreh dengan bupati terakhir KRT Sumodilogo yang membuat heboh dan meninggal dibunuh oleh tentara Diponegoro KRT Sumodilogo dimakamkan di desa Tegalrejo Bulu Temanggung sedang kepalanya di Selarong Yogyakarta Menurut catatan ada beberapa ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bermukim di Temanggung Geografi SuntingWilayah Administratif Sunting Parakan sebagai wilayah administratif kecamatan dibagi dalam 16 desa yang berbatasan dengan Utara Kecamatan Ngadirejo Jumo dan Kedu Kabupaten TemanggungBarat Kecamatan Kledung Ngadirejo dan Bansari Kabupaten TemanggungSelatan Kecamatan Bulu Kabupaten TemanggungTimur Kecamatan Kedu dan Bulu Kabupaten Temanggung Desa Kelurahan Sunting Sunggingsari Glapansari Caturanom Depokharjo Ringinanom Wanutengah Nglondong Parakan Kauman Parakan Wetan Dangkel Watukumpul Mandisari Campursalam Tegalroso Bagusan TrajiBudaya dan Masyarakat SuntingMata pencaharian Sunting Mayoritas masyarakat Parakan berprofesi sebagai petani baik tanaman pangan padi dan jagung maupun komoditas lain yang sempat menjadi ciri khas yakni tembakau Profesi mayoritas kedua di Parakan adalah sebagai pedagang yang berpusat di beberapa pasar tradisional dan ada juga yang berprofesi sebagai tukang bangunan seniman dll Keagamaan Sunting Mayoritas penduduk Parakan beragama Islam terbukti dengan banyaknya masjid langgar atau surau atau musholla dan pesantren di daerah ini Namun terdapat juga wihara kelenteng dan gereja yang membuktikan eksistensi pemeluk agama lain di kota tersebut Toleransi antarumat beragama di Parakan relatif tinggi yang dibuktikan di antaranya dengan berbagai perayaan hari besar keagamaan yang turut dimeriahkan oleh penganut agama lainnya Milsanya pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri masyarakat mengadakan pawai obor keliling kota dan didukung dengan semarak oleh mereka yang beragama lain Pada saat hari raya Idul Fitri pun mereka yang berlainan agama saling bersilaturahmi tanpa membedakan suku dan agama Ada juga Parade Kesenian Tradisional Islam yang biasanya diadakan tiap tanggal 1 Hijriah Tahun Baru Islam berpusat di depan Masjid Jami Al Barokah Bambu Runcing Kauman Parakan yang dimeriahkan dengan berbagai macam unjuk kebolehan dari beberapa jenis kesenian baik tradisional maupun modern yang sudah diadakan tiap tahun sejak 1995 Sebaliknya saat Hari Raya Imlek masyarakat bersama sama menikmati hiburan Liong atau Barongsai dan kadang kadang Wayang Potehi atau boneka panggung khas negeri Cina di halaman kelenteng Hok Tek Tong Parakan Demikian pula saat hari Natal sering diadakan hiburan atau bazaar yang melibatkan masyarakat dari agama lain Bahasa daerah Sunting Mayoritas penduduk menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari hari Penggunaan strata Krama Ngoko dalam bahasa keseharian juga masih sering dipraktikkan Dialek Jawa di Parakan tidak jauh berbeda dengan dialek Mataram yang merupakan prosentase terbesar dialek Bahasa Jawa di Jawa Tengah Meski demikian dialek Banyumasan mulai mencampur dalam dialek Parakan Contoh paling kentara adalah penggunaan nyong sebagai kata ganti orang pertama tunggal yang serupa dengan dialek Banyumasan Beberapa kata bahkan muncul sebagai ciri dialek yang tidak dapat ditemui pada dialek Bahasa Jawa lainnya Misalnya kata jotek yang sinonim artinya dengan kata emoh tidak mau dalam dialek bahasa Jawa lainnya Kata kata khas lainnya bahkan hampir punah antara lain enyong aku saya njo ayo pergi arek mau akan boek kaos kaki dhe e kasar kamu es grim es krim gage gek ndang ayo cepat bergegas ha njuk lalu kambek bersama koplak gila tidak masuk akal kasar luweh terserah mbuh mberuh tidak tahu nana nono tidak ada ndais sukurin ndak apakah ndak iya dibaca ndak iyo apa benar rempon ngrumpi samang halus kamu cuthang suthang kasar kaki sosi kunci mbirek kasar tidur dheson istilah untuk orang yang mudah marah tersinggung saoto soto ta dibaca to ta adalah akhiran kata yang ada dalam kalimat Contohnya apa ta angel ta modar ta koplak ta yak jaketKata kata berikut merupakan ungkapan kasar yang tidak baik ora ilok biasanya diungkapkan ketika sedang kesal marah antara lain jathel kasar tidak mau tidak sudi jidhor kasar sukurin rasakan akibatnya biarin modar jingkeng cokik pokik joliding kasar mampus mati kamu mati sukurin ndhasmu kasar kepalamu cocote kasar mulutmu sikak kasar bulu di antara dubur bajingan matane kasar mata mu sutik kasar wegah jembat alus nek iki apek celeng kasar babi hutan asu kasar anjingWisata SuntingTempat Menarik Bersejarah Terdekat Sunting Kelenteng Hok Tek Tong yang berdiri sejak tahun 1840 an masih sesuai dengan aslinya walaupun sudah beberapa kali direhabilitasi pada tahun 1852 1882 1940 1958 dan 2009 Papan prasasti tersusun rapi diruangan sebelah utara bangunan utama Kreteg Kali Galeh Jembatan peninggalan zaman Belanda di Sungai Kali Galeh lama masih digunakan sebagai penyeberangan pejalan kaki Pada masa penjajahan Belanda jembatan tersebut pernah dibumihanguskan oleh para Pejuang untuk menghalau penjajah masuk Kota Kreteg Rel Sepur Jembatan kereta api peninggalan zaman Belanda di Sungai Kali Galeh kondisi jembatan saat ini menyisakan beberapa rangka saja Masjid Jami Al Barokah Bambu Runcing Kauman Parakan merupakan markas perjuangan pada masa penjajahan Belanda Sudah beberapa kali Masjid bersejarah ini dipugar namun arah kiblat masjid hanya 8 derajat titik barat keutara yang seharusnya 24 derajat titik barat keutara jadi kondisi sekarang sholat di masjid Al Barkah Kauman menghadap ke Somalia tidak ke Makkah Monumen Stasiun Sepur Parakan Wetan Pada masa perjuangan kemerdekaan stasiun ini digunakan sebagai terminal pengangkutan para pejuang terutama dari Jawa Timur yang akan menyepuh memberikan kekuatan spiritual Bambu Runcing kepada para Kyai di Parakan Pasar Legi Jetis Kauman Pasar Entho Parakan Wetan Sendang Sidhukun atau lebih di kenal Pemandian Traji konon di sendang ini pada penjajahan belanda sering dijadikan tempat spiritual saat malam 1 Sura oleh pejuang asli jawa Pondok Pesantren Kyai Parak Kauman Parakan Pondok Pesantren Zaidatul Maarif PPZM Kauman Parakan Pondok Pesantren tertua di Parakan Acara Peristiwa Menarik Sunting Padusan acara mandi bersuci pembersihan badan bersama dilakukan di sungai kolam sehari sebelum Ramadhan Parade Kesenian Tradisional Islam setiap 1 Muharram Sura dipusatkan di Masjid Al Barakah Monumen Bambu Runcing Pawai Oncor Parade Obor disertai Takbir setiap malam lebaran 1 Syawal Sura Mantenan Pak Lurah bu Lurah setiap 1 Muharram Sura dipusatkan di Pemandian Traji Nyadran acara pembersihan di setiap Kuburan Islam beberapa hari sebelum Ramadhan setelah selesai dilanjutkan dengan makan bersama biasanya makan Sega Gana Di beberapa desa di lereng Gunung Sumbing Nyadran tersebut dilakukan dengan memberi makan nasi lengkap beserta lauk pauk kepada saudara famili orang yang dihormati Kesenian tradisional Sunting Kubro Kubrosiswo Tarian dengan memakai seragam amp topeng diikuti dengan alat musik pukul dimainkan juga oleh anak anak Jaran Kepang Kuda Lumping Tarian dengan menggunakan tunggangan kuda yang terbuat dari bambu dan dihias meriah Ndibak Lantunan puji pujian Islami dalam bahasa Arab yang dinyanyikan bersama sama yaitu dengan membacakan sebagian kitab Barjanji Kadara dibaca Kadaro lantunan puji pujian terhadap rosul diiringi tiga buah terbang besar yang sampai sekarang masih eksis tiap malam jumah pahing berlatih di musholla wakfiyah Bani Israel Karang Tengah Parakan Kauman Zanzanen Barjanjen Sholawatan Jawa lantunan pijian kepada nabi Muhammad SAW dengan musik perkusi tradisioal kelompok ini ada di kampung Nglondong Jogomertan Klewogan dll Salabat di kampung kembaran desa Campursalam Parakan Burdahan hampir sama dengan Ndibak tetapi lebih sering dilakukan oleh kaum ibu Hadrah hampir sama dengan Kadaro tetapi jumlah rebana yang dipakai lebih banyak dan masih sering di lakukan di Linkungan Klewogan di rumah Alm Bpk H Murtadho H Atmo dan Desa Nglondong yang sering dilakukan di kediaman KH Masduq Muafiqin pengasuh Ponpes DarussalamMakanan tradisional Sunting Aneka roti dan kue tradisional dapat diperoleh di beberapa toko warung antara lain di Pasar Kembang toko di Jalan Brigjen Katamso penjaja di Pasar Entho maupun Pasar Legi Beberapa makanan tradisional khas Parakan yang layak dicicipi ataupun dibeli sebagai oleh oleh antara lain Emping Jet Entho sejenis emping yang terbuat dari ketela pohon rasanya gurih Intip pisang terbuat dari ketan dan kelapa serta berisi buah pisang menjadikan makanan ini sebuah hidangan yang menarik dengan rasa yang kompleks antara gurih dan juga manis Sega Gana nasi yang dicampur dengan sayuran parutan kelapa ikan teri tempe dan kadang kadang juga ditambah kentang jeroan iso dll Gudheg Gurih berbeda dengan gudheg Yogya gudheg di daerah ini manis tapi gurih Sega Jagung Nasi Jagung yang disertai sayuran rebus dan rempeyek jagung teri Coro Bikang makanan kecil yang termasuk salah satu jajanan pasar yang terbuat dari telur amp krim rasanya manis Lemper juga merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dengan daging ayam di dalamnya disajikan dengan dibungkus daun pisang Bolu yang berbeda dengan pengertian bolu pada umumnya Bolu di sini berdiameter kecil segenggaman tangan dan dipanggang sehingga permukaannya berwarna cokelat Wehku atau Moho semacam bikang berwarna putih dan berasa manis Pelok semacam kue kering berbentuk oval yang berbahan sama dengan kue bolu Roti Klapa kue kering terbuat dari tepung kelapa dan telur enak dan renyah Cithak kue dari beras ketan yang diisi kacang hijau atau kacang tanah yang ditumbuk lalu dikukus bersamaan Wedang Rondhe wedang rondhe di Parakan disajikan berupa air rebusan jahe lalu indil indil yg terbuat dari tepung beras ketan yang diisi kacang manis dan disajikan panas panas bersama dengan emping mlinjo kacang goreng dan beberapa gorengan seperti ndhog gludug dan tempe kemul Wolak walik kue bakar berbentuk bundar pipih dengan bahan dasar tepung dan pisang dibungkus daun pisang Kipa dibaca kipo kue bakar berbentuk lonjong pipih dengan bahan dasar tepung yang berisi adonan gula jawa dan kelapa dibungkus daun pisang Widaran kue berbenduk angka delapan yang digoreng dan dilapisi dengan gula pasirMakanan di Parakan juga banyak yang dinamai dengan istilah yang unik unik antara lain Endhog Gludhug secara harafiah bisa diartikan sebagai telur endhog guling gludhug Dibuat dari ketela pohon yang dilumat dicampur gula garam amp vanili dibentuk bulat dan digoreng kemudian dilumuri wijen Tempe Kemul tempe bersalut tepung yang digoreng atau semacam mendhoan gaya Parakan Tahu Cokol atau tahu isi irisan wortel irisan sayur kecambah dll Ndhas Borok sikil krowakketela yang ditumbuk dan dibuat bundar seperti pizza memakai gula jawa dan taburan parutan kelapa Randha Sisik Ganjel Rel Semar Mendem sejenis lemper tetapi dibalut dengan kulit dadar yang terbuat dari telur yang digoreng tipis dan isi di dalamnya adalah daging ayam cincang gurih Sempara hampir sama dengan thiwul tapi berwarna putih ada taburan kelapa dan gula jawa dibungkus pake daun pisangLihat pula SuntingBarisan Bambu Runcing Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Parakan Temanggung amp oldid 23894455