www.wikidata.id-id.nina.az
Padungku Mompadungku 1 ejaan Van Ophuijsen Mompadoengkoe Mopadoekoe Padoengkoe adalah Pesta panen Suku Bare e sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan para petani atas hasil panen yang diperoleh dan suku bare e berasal dari Kabupaten Tojo Una Una Petani bersama kerbau di wilayah Suku Bare eSajian inuyu campuran beras dan goraka jahe setelah dibakar dengan bambu di wilayah Suku Bare ePerayaan padungku di wilayah tanaNto Bare ePesta Panen Mompadungku dahulunya di Tojo selalu disertai dengan Tari Moende kalau zaman sekarang hanya tinggal Tari Dero 2 Mompadungku Mopaduku atau Padungku berasal dari kata Duku arti Duku yaitu beras yang baru juga bisa berarti beberapa pria dan wanita dari Suku Bare e menginjak injak beras atau papan tebal dengan irama tertentu dengan alu beras dan ini disebut Montanggoli dan itu berfungsi untuk memulai menumbuk beras baru jadi Mompadungku berasal dari bahasa Bare e yang merupakan bahasanya suku bare e yang arti dari Mompadungku Padungku adalah Pesta Panen dengan beras yang baru Padungku selalu dirayakan di luar desa oleh karena itu Padungku disebut juga dalam bahasa Bare e Mangkoni ri jaya Upacara adat Padungku adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Maha Pencipta karena segalanya bersumber dari Tuhan maka hasil panen yang pertama harus dipersembahkan kepadaNya Meski pada awalnya dulu padungku hanya dibuat masyarakat petani namun seiring perkembangan zaman sekarang budaya khas Suku Bare e ini juga dilaksanakan luas masyarakat dengan ragam profesi Pesta panen padungku biasanya diadakan di Ampana to lage to lalaeyo to tora u sausu dan To Rato bongka 3 Mompadungku jika diadakan di Pusat Kerajaan Tojo di Tojo malamnya selain Festival Panen Mompadungku juga dirangkaikan dengan Acara Molupi 4 Molupi bahasa Bare e dari Kata Lupi melipat daun yang didalamnya terdapat beras dan kalau didaerah Suku Bugis Lupi disebut juga dengan nama Buras atau Burasa tidak diketahui Lupi bare e atau Buras bugis yang lebih dulu ada Daftar isi 1 Inuyu 2 Sejarah 3 Pelaksanaan 4 ReferensiInuyu suntingArtikel utama Inuyu Inuyu 5 adalah salah satu makanan khas masyarakat Suku Bare e di Kabupaten Poso dan Kabupaten Tojo Una Una yang terbuat dari beras ketan yang diolah dengan santan dan sebagai penambah cita rasa di beberapa sajian juga ditambahkan goraka Jahe kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang dan dibakar sekitar 3 4 jam nbsp Halua kacang khas Suku Bare e berbentuk bulat timbunan kacangnya dibeberapa bagian kadang sampai dua susun dan memakai goraka Jahe Menu khas dari pada gelar pesta panen padungku adalah Inuyu alias nasi bambu Jenis makanan ini selalu ada di sajikan diatas meja makan bersama dengan masakan lain berupa sayur lauk dan buah segar untuk dikonsumsi oleh setiap tamu yang datang berkunjung Layaknya hari raya keagamaan di momen padungku pun tersaji aneka jenis Doko doko bare e seperti aneka jenis kue kering dan basah dan juga sajian halua yaitu cemilan kacang dibalut gula merah 6 Sejarah suntingSejarah tahun 1909 pernah mencatatkan bahwa upacara adat Padungku di jaman Penjajahan Belanda sangat dilarang dirayakan oleh Umat Kristen saat itu karena Upacara adat Padungku identik dengan Perayaan Pengucapan Rasa Syukur dan Pemujian kepada Tuhan Suku Bare e yaitu PueMpalaburu hal itu di catatkan dalam buku Van Heiden Tot Christen yang mana sewaktu Albertus Christiaan Kruyt mengajarkan injil di wilayah desa Wawo Pebato Albertus Christiaan Kruyt di tantang oleh Papa I Wunte yaitu seorang kepala desa dari salah satu wilayah di Wawo pebato mengenai cara berladang dengan memakai wurake dukun yang ternyata hasilnya masih banyak kekurangannya dan setelahnya diadakan Festival Panen Padungku yang ternyata dipenuhi kafir Dan pada awalnya Kruyt seperti para pendahulunya di bidang misi lainnya mencoba untuk membuktikan bahwa roh roh dan kekuatan yang ditakuti dan disembah oleh orang Toraja itu tidak nyata dan tidak ada Tetapi orang orang tidak menerima pendapat ilmiah nya Kruyt memutuskan untuk memahami sikap mereka dan berhenti menyerang agama mereka secara langsung Sebaliknya ia berpendapat bahwa Tuhan dengan pesan yang dia bawa bersamanya adalah lebih kuat daripada dewa lokal dan roh Ini adalah tingkat berdebat yang bisa dimengerti orang Dan melihat banyaknya cara berladang Suku Bare e dengan memakai wurake dukun pemerintah Hindia Belanda kemudian melarang semua sistem berladangnya suku bare e tersebut dan menganggap mereka sebagai Suku Kafir Van Heiden apalagi budaya padungku dan wurake adalah termasuk budaya poso tojo bukan budaya luwu yang mana semua Suku Toraja dan umat kristen di poso tojo harus mendukung semua budaya luwu 7 Budaya padungku dan wurake jauh berbeda dengan Tari Moraego yang diperbolehkan oleh Umat Kristen Belanda sampai ke wilayah pantai barat sulawesi dan sudah pasti Tari Moraego asalnya dari Suku Bare e yang semuanya sudah beragama Islam sejak tahun 1770 dan yang sekarang ini PueMpalaburu Tuhan Pemilik Langit dan Bumi setelah Suku Bare e beragama Islam dikenal dengan nama Allah 8 Dan Beberapa tahun kemudian A C Kruyt menyerang agama mereka secara langsung untuk membuktikan hal tersebut di sebuah desa ditata dua set kebun satu disertai dengan ritual adat yang lain tanpa ritual apapun dengan tujuan untuk melihat mana yang akan melakukan lebih baik Ketika tidak ada perbedaan sama sekali desa tersebut menyatakan bahwa mereka siap untuk merangkul iman Kristen Namun Kruyt berpendapat bahwa serangan langsung pada agama tradisional tidak cukup Seperti pendahulunya dari abad ke 19 dia ingin pesan Injil untuk menembus ke dalam hati orang orang dan membawa mereka ke pertobatan pribadi Tapi lebih baik daripada mereka dia mengerti bahwa untuk menyentuh bagian terdalam dari para pendengarnya dia harus mengetahui pola yang berlaku dalam pikiran mereka Jadi dia mulai mempelajari agama dan budaya setempat di beberapa daerah lain di Hindia Belanda dengan intensitas tanpa preseden dalam misi penginjilan yang membuatnya salah satu ahli etnografi terkemuka pada masanya 9 Pelaksanaan suntingSetelah awal panen dan beberapa bulan telah berlalu biasanya 3 5 bulan tidak mungkin disini dijelaskan lengkap tahapan padungkunya Awal panen Pada saat panen akan dimulai jalur dari sawah ke desa di wilayah Suku Bare e 10 akan diperlebar terlebih dahulu Jika jaraknya terlalu jauh untuk memperlebar seluruh jalur maka dilakukan dengan sebagian baik itu bagian yang paling dekat dengan desa atau sisi yang dekat dengan sawah sungai sungai itu dijembatani atau diletakkan di atas dasar batu batu besar sehingga keranjang dapat menyeberangi sungai dengan kaki kering karena seperti yang akan kita lihat di bawah pendahulu pemimpin panen Tadoempomota tidak boleh bersentuhan dengan air mengalir Pilihan hari untuk memulai panen tidak dibatasi oleh apa pun kecuali hari hari oemapo yang dilarang untuk melakukan pekerjaan lapangan Pada hari seperti itu panen mungkin tidak dimulai tetapi setelah dimulai hari oemapo tidak lagi diamati satu panen pada hari berikutnya padi telah ditanam Akhir panen Setelah awal panen dan beberapa bulan telah berlalu biasanya 3 5 bulan tidak mungkin dijelaskan lengkap tahapan padungkunya untuk mempersingkat penjelasan ini maka tibalah saatnya hari Festival Pesta Panen Mompadungku Mopaduku Padungku Dimana Piring telah bersama ibu nasi untuk sementara mereka kembali ke rumah di mana anak anak berhenti makan nasi Kemudian pendahulu memotong telinga ibu nasi dan memasukkannya ke dalam keranjang pembawa pepe sebuah simpul diikat di tunggul induk padi Di simpulnya seseorang meletakkan kandoeroangi dengan bunga merah yang indah napo widoe mompetoieboe ri lamoa karoompomota untuk digunakan sebagai kepulan sebanyak sayap untuk memberi tahu para dewa bahwa panen padi sudah berakhir Pendahulu juga berbicara dan berjanji kepada roh sawah Poeura mereka bahwa itu memisahkan Anda dari mereka tetapi dia berharap untuk bertemu mereka lagi tahun depan di pokae ficus di sawah Juga tandan kecil nasi dari mana setiap hari selama panen satu dipisahkan dimasukkan ke dalam keranjang pembawa Di dalamnya juga terdapat berbagai macam obat obatan seperti digunakan untuk memotong beras dan sebuah batu Bagian luar keranjang dihiasi dengan bunga merah kandueroangi Bunga berwarna merah ini dikatakan sebagai widoe atau bulu dari Tadoelakompae Selanjutnya buah ersirihnya ditambahkan untuk digunakan sebagai stik drum sehelai pelepah daun pohon pinang untuk pajangan tengah patasi di pura batok kelapa penutup kepala dan rumah kerang lobstervanalijars peralatan toteet Tadoelakompae dengan demikian diperlengkapi sebagai tadoelako pendahulu dalam perang Semua keranjang dari sawah yang berbeda ini disatukan di pondok panen yang dijelaskan di atas dan kuli duduk di samping keranjangnya di mana mereka tinggal selama pesta Seekor sapi dan seekor ayam dibawa berkeliling gubuk itu dalam tujuh putaran Kemudian sapi dibunuh dengan tombak jenis kelamin endek Dengan darah sapi wajah semua pendahulu di pondok panen diberi tanda ratodi Sewaktu masih beragama Lamoa Suku Bare e masih mengenal binatang babi tetapi setelah beragama Islam binatang babi diganti sapi 11 Dengan menggunakan pancang Kuranga IIbiscus rosasinensis L sebagai tongkat yang telah ditanam di tengah tengah induk padi untuk mendukung kepindahan tersebut Tongkat ini akan disimpan untuk tujuan yang sama hingga tahun berikutnya Di desa masing masing pergi ke rumahnya sendiri tetapi sebelum pendahulu memanjat rumahnya dia mengelilingi balok beras sebanyak tujuh kali dan kemudian dia pergi ke atas rumah terlebih dahulu Sebelum dia meletakkan keranjang pembawa dia menyentuh lantai tujuh kali Kemudian mengikuti tindakan terakhir dari pesta itu yang terdiri dari fakta bahwa beberapa pria dan wanita menginjak injak beras atau papan tebal dengan irama tertentu dengan alu beras Ini disebut montanggoli dan itu berfungsi untuk memulai menumbuk beras baru Juga pada kesempatan itu seseorang melompat di antara alu beras yang dipukul sejajar satu sama lain Suku Bare e mengatakan tentang montanggoli ini Montanggoli goka tende si pue Lamoa kami berada di montanggoli Dan kami melemparkan para dewa ke atas Ini seharusnya berarti sekarang kita siap panen kita tidak lagi membutuhkan para dewa Menurut yang lain montanggoli ini terkait dengan pertunjukan bahwa para dewa pada awal pembuahan padi mengunci pencuri beras dan tikus di kandang jangan sampai mereka merusak tanaman padi Apakah panen sekarang sudah berakhir maka dengan montanggolian ini mereka ingin memberi tahu para dewa bahwa hewan tersebut dapat dilepaskan kembali sejak musim panen Beras hanya boleh dijual setelah perayaan festival panen ini Referensi sunting MOPADUNGKU De Bare e Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119 1 MODERO Dero kata Dero atau Modero bisa dicari pada kamus bahasa bare e terjemahan dari Bare e Nederlandsch Woordenboek Brill 1928 sebaiknya di download terlebih dahulu di https id scribd com document 665733193 KAMUS BAHASA BARE E BARE E TAAL Bahasanya Suku Bare e 2 A C Kruyt jilid 1 halaman 119 3 MOLUPI 4 FESTIVAL PESTA PANEN De Bare e Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 5 POSSO page 151 umat kristen poso harus mendukung semua budaya luwu 6 POSSO page 151 ingatlah Lazarus dan harus mendukung semua budaya luwu 7 AGAMA KAFIR ditulis oleh N Adriani dan A C Kruyt 8 Suku Bare e suku asli pemilik wilayah kabupaten poso dan tojo una una 9 Mopadoengkoe ri TanaNto Bare e halaman 119 10 POSSO MONANGU BUAJA krokodilzwemmen 11 nbsp Artikel bertopik makanan atau minuman Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Padungku amp oldid 24173665