Konsonan tekanan paru-paru atau bisa dipanggil dengan konsonan pulmonik adalah sebuah konsonan yang dihasilkan dengan tekanan dari paru-paru.
Kebanyakan bahasa hanya memiliki konsonan pulmonik sebagai fonem konsonannya. Ian Maddieson, menemukan fakta dalam surveinya di 566 bahasa, dimana hanya 152 bahasa yang memiliki konsonan sembur, konsonan decak, atau konsonan letup-balik – sehingga sekitar 73% bahasa didunia yang memiliki konsonan tekanan paru-paru.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dalam satu sel tabel, simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. Petak-petak yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil. |
Referensi
- Ian Maddieson (2008) "Glottalic Consonants". In: Martin Haspelmath & Matthew S. Dryer & David Gil & Bernard Comrie (eds.) The World Atlas of Language Structures Online. Munich: Max Planck Digital Library, chapter 7. Available online at http://wals.info/feature/7. Accessed on 18 January 2011
- Ian Maddieson (2008) "Presence of Uncommon Consonants". In: Martin Haspelmath & Matthew S. Dryer & David Gil & Bernard Comrie (eds.) The World Atlas of Language Structures Online. Munich: Max Planck Digital Library, chapter 19. Available online at http://wals.info/feature/19. Accessed on 17 October 2021