Jeotgal adalah jenis makanan fermentasi khas Korea yang terbuat dari berbagai jenis produk laut seperti ikan, kerang dan udang. Jeotgal difermentasikan dengan garam sehingga rasanya asin. Lingkungan semenanjung Korea dikelilingi oleh lautan yang menjadi tempat pertemuan arus panas dan dingin sehingga jumlah dan jenis produk laut sangat bervariasi. Di samping bekerja sebagai petani, orang Korea juga beraktivitas sebagai nelayan saat musim tanam belum dimulai. Sejarah jeotgal telah ada sejak zaman kerajaan Silla dan pada teks sejarah dituliskan bahwa raja yang menikahi seorang wanita akan memberikan jeotgal pada mertuanya sebagai hadiah. Pada zaman Dinasti Goryeo dan Joseon, produk jeotgal lebih banyak dan bervariasi daripada sekarang dan menjadi lauk penting di meja makan pada saat itu. Jenis-jenis produk laut yang dapat dibuat menjadi jeotgal adalah udang, teri, kerang, cumi-cumi, croaker, pollack, udang kecil, gurita, conch, hairtail dan sebagainya. Metode untuk memfermentasikannya pun bermacam-macam, tetapi pada umumnya setelah sebulan atau lebih difermentasikan, jeotgal boleh dimakan. Pada saat dimakan, jeotgal diberi bawang perai atau bawang putih untuk menambah rasa. Selain itu dapat pula dimakan bersama kimchi atau sayuran. Jeotgal sering kali menjadi bahan yang ditambahkan dalam rebusan (jjigae) dan sup (guk).
Referensi sunting
- ^ An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words. Seoul: Hakgojae Publishing Co. 2002. hlm. 45-46. ISBN 89-8546-98-1 Periksa nilai: length
|isbn=(bantuan). - (Inggris) Main meal, side dish, foodinkorea. Diakses pada 8 Juni 2010.