www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Tunggul Wulung dan Tunggul Wulung disambiguasi Ibrahim Tunggul Wulung 1800 1885 adalah seorang penginjil pribumi pada awal abad ke 19 di kawasan Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Barat dan Banten 1 Kekristenan di Pulau Jawa sendiri tidak lepas dari peran para penginjil awam seperti F L Anthing C V Stevens Philips dan para penginjil pribumi seperti Kiai Sadrach Paulus Tosari serta Kiai Ibrahim Tunggul Wulung pada masa itu 2 Ibrahim Tunggul WulungLahirSekitar 1800Jawa Timur Hindia BelandaMeninggal1885Gunung Muria Jawa Tengah Hindia BelandaPekerjaanPenginjil Daftar isi 1 Asal usul 2 Jemaat jemaat Kristen di Jawa pada Abad XIX 2 1 Indische Kerk 2 2 Jemaat jemaat Hasil Pekerjaan Badan badan Pekabaran Injil 2 3 Jemaat jemaat Hasil Penginjilan Kaum Awam 3 Perjumpaan dengan Kekristenan 4 Proses Pekabaran Injil 5 Ajaran Kristen Jawa dan Metode Pekabaran Injil 6 Referensi 7 Pranala luarAsal usul suntingAsal usul Kiai Ibrahim Tunggul Wulung sangatlah ruwet dan sulit untuk dipastikan 1 Hal tersebut dikarenakan jumlah sumber tertulis yang sangat sedikit dan dari sumber yang sedikit tersebut sangatlah sulit untuk membedakan mana fakta dan mana legenda 1 J D Wolterbeek dalam bukunya yang berjudul Babad Zending ing Tanah Jawi menggambarkan sosok Tunggul Wulung sebagai seorang petapa di Gunung Kelud yang kemudian melakukan pekabaran Injil di desa desa dekat Malang 3 nbsp Kawah Gunung Kelud setelah letusan gunung berapi tahun 1901 Wolterbeek tidak banyak menyinggung mengenai asal usul Tunggul Wulung tetapi lebih banyak menekankan pada gambaran masyarakat mengenai sosok Tunggul Wulung sebagai seorang yang bertubuh tinggi sorotan mata yang tajam dapat melihat batin seseorang berwatak ksatria dan memiliki janggut yang panjangnya sampai ke perut 3 Wolterbeek sendiri tidak dapat memastikan kebenaran dari cerita masyarakat tersebut tetapi ia meyakini bahwa kesaksian yang dilakukan oleh Tunggul Wulung telah membuat banyak orang Jawa mengenal Kekristenan 3 Gambaran fisik yang dicatat oleh Wolterbeek tersebut diperkuat oleh S E Harthoorn yang menyebutkan bahwa Kiai Tunggul Wulung adalah orang yang sungguh tampak luar biasa memiliki tubuh yang tinggi dan ramping wajahnya tampan pandangan tajam berhidung mancung orangnya kuat dan pemberani 4 Informasi lain dicatat oleh Dr Th van den End yang menyatakan bahwa Tunggul Wulung berasal dari daerah Juwono dekat Gunung Muria dan bernama asli Kiai Ngabdullah 5 Ketika itu akibat keadaan ekonomi yang sulit di daerah tersebut maka Kiai Ngabdullah berpindah dan menjadi seorang petapa di lereng Gunung Kelud 5 Th van den End juga mencatat bahwa Kiai Ngabdullah dipandang orang sebagai penjelmaan seorang tokoh pada masa pemerintahan Raja Jayabaya yaitu seorang jenderal yang bernama Tunggul Wulung 5 Di dalam laporan laporan Residen Jepara dikatakan bahwa Ngabdullah adalah seorang petani yang dilahirkan di Kawedanan Juwono Kediri pada permulaan abad XIX 6 Menurut tradisi lisan yang beredar di sekitar Muria Kiai Tunggul Wulung adalah anak seorang selir Raden Ngabehi Atmasudirdja Bupati Pulisi Pura Mangkunegaran yang dilahirkan kira kira pada tahun 1800 dengan nama asli Raden Tandakusuma 1 Ia kemudian menjadi seorang demang di kawasan Kediri dengan nama Raden Demang Padmadirdja tetapi karena keterlibatannya dengan Perang Diponegoro 1825 1830 maka ia menyembunyikan diri dan menjadi rakyat jelata di kawasan Juwono Kediri 1 Semua gambaran mengenai ciri fisik Kiai Tunggul Wulung sama sekali tidak mengarah pada kesimpulan bahwa ia hanyalah seorang petani biasa dengan tubuh tinggi dan ramping wajah tampan mata yang tajam dsb 1 Mengenai hal tersebut A G Hoekema menyatakan bahwa sikap Kiai Ibrahim Tunggul Wulung yang sering membangkang terhadap orang Belanda menunjukkan bahwa kemungkinan ia berasal dari golongan bangsawan atau priyayi 7 Oleh sebab itu pernyataan Kiai Ngabdullah mengenai pekerjaannya sebagai petani seperti yang tercatat di dalam laporan laporan Residen Jepara mungkin saja sengaja dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan identitas aslinya sebagai pengikut Diponegoro 1 Jemaat jemaat Kristen di Jawa pada Abad XIX suntingSoetarman Soediman Partonadi mencatat bahwa pada abad XIX di Jawa terdapat tiga golongan jemaat Kristen 1 Jemaat jemaat tersebut menyebar dan mendirikan daerah daerah Kristen di tengah tengah lingkungan Muslim 2 Ketiga golongan jemaat tersebut adalah Indische Kerk sunting Indische Kerk memiliki corak kebaratan dan di Jawa Tengah jemaatnya dapat ditemukan di sebelah utara yaitu di daerah perkotaan Semarang dan di sebelah selatan yaitu di Purworejo 2 Anggotanya terdiri dari sejumlah kecil orang Eropa dan Indonesia dari luar Jawa yang bekerja pada pemerintah dan perkebunan perkebunan 2 Tujuan utama dari Indische Kerk adalah menggembalakan anggota anggotanya yang berada di berbagai wilayah 2 Jemaat jemaat Hasil Pekerjaan Badan badan Pekabaran Injil sunting Jemaat jemaat yang dibentuk oleh badan badan pekabaran Injil bersifat eksklusif dan sangat menekankan pada pengajaran murni 2 Badan badan pekabaran Injil tersebut berusaha menciptakan jemaat Kristen yang memiliki pengakuan iman tertentu sesuai dengan denominasinya sebab secara implisit mereka menuntut pemisahan radikal antara agama dan budaya pribumi 2 Jemaat jemaat Hasil Penginjilan Kaum Awam sunting Jemaat jemaat yang didirikan oleh orang orang awam dan penginjil Jawa bersifat integratif 2 Sekalipun mereka dibaptiskan oleh pendeta dari kelompok lain mereka membentuk jemaat Jawa yang terpisah 2 Mereka mendorong orang orang Jawa untuk tetap menjadi bagian dari budaya dan masyarakat mereka oleh sebab itu jemaat ini dapat tumbuh secara pesat 2 Jemaat ini pulalah yang dikembangkan oleh Kiai Ibrahim Tunggul Wulung di kawasan Gunung Muria 1 Perjumpaan dengan Kekristenan suntingKiai Ibrahim Tunggul Wulung di dalam beberapa sumber diceritakan memperoleh petunjuk untuk mempelajari kekristenan dengan cara yang aneh 3 J D Wolterbeek mencatat bahwa pada suatu hari di dalam petapaannya di kawasan Gunung Kelud Kiai Tunggul Wulung menemukan sepotong kertas yang bertuliskan Sepuluh Hukum Allah 3 Tunggul Wulung juga mendapat wahyu dari Tuhan yang mengatakan bahwa ia harus menaati hukum ini dan disarankan meminta penjelasan tentang agama yang sejati kepada orang orang yang tinggal di Sidoarjo dan Mojowarno 3 8 Th van den End mencatat bahwa pada masa itu Tunggul Wulung berkenalan dengan agama Kristen dengan cara yang tidak diketahui dengan pasti tetapi baik di Ngoro maupun Mojowarno letaknya tidak jauh dari Gunung Kelud dan pada tahun tahun 1840 an agama Kristen sudah cukup terkenal di kalangan penganut kebatinan 5 Th van den End melanjutkan bahwa bagaimanapun juga pada tahun 1853 Tunggul Wulung muncul di Mojowarno dan dua tahun kemudian dia pun dibaptis oleh Jellesma dan diberi nama Ibrahim 5 Tim Penulis Sejarah GITJ mencatat bahwa perkenalan Tunggul Wulung dengan kekristenan terjadi dalam beberapa tahapan 1 Tahap pertama terjadi ketika Tunggul Wulung yang pada saat itu masih menjadi seorang pencari ngelmu bernama Kiai Ngabdullah sedang meninggalkan kota Juwono menuju desa Lo Ireng Semarang 1 Di tengah perjalanannya tersebut ia berkenalan dengan kekristenan melalui sahabatnya yang menjadi bagian dari kelompok orang Kristen hasil penginjilan Pendeta Bruckner yang tinggal di Semarang 1 Perjumpaan tersebut tidak banyak memberikan pengaruh bagi Kiai Ngabdullah sebab tidak lama setelah itu Kiai Ngabdullah ditangkap dengan tuduhan melarikan kuda milik Controlir Juwono yang dipakai olehnya untuk meninggalkan Juwono menuju Semarang 1 Tahap kedua terjadi ketika Kiai Ngabdullah berhasil lolos sebagai orang perantean mungkin buronan menuju ke tempat pembuangan di Sulawesi dan sudah tinggal di lereng Gunung Kelud sebagai petapa dengan nama Kiai Tunggul Wulung 1 Ia bergaul dengan petapa Nyi Endang Sampurnawati di kemudian hari Nyai Endang Sampurnawati menjadi pasangan hidup Kiai Tunggul Wulung dan menetap di Mojowarno yang konon adalah putri Bupati Kediri dan mulai lebih banyak mengenal ngelmu Kristen 1 Refleksi perjumpaannya dengan kekristenan itulah yang digambarkan melalui legenda bahwa pada suatu hari Kiai Ngabdullah menemukan di bawah tikar alas tidurnya secarik kertas bertuliskan Sepuluh Perintah Allah deisertai wahyu yang membisikkan petunjuk untuk mencari penjelasan ke arah timur laut 1 8 Proses Pekabaran Injil suntingKiai Tunggul Wulung dan Nyai Endang Sampurnawati tinggal di Mojowarno dan belajar kekristenan serta baca tulis dari Jellesma selama dua bulan 1 Selanjutnya Kiai Tunggul Wulung mulai melakukan pekabaran Injil yang dimulai di desa Pelar sebelah tenggara Dimoro dan melanjutkan pekabaran Injilnya ke Dimoro Kepanjen Jenggrik Malang dan di Jungo Pandaan 8 Di wilayah wilayah itulah Kiai Tunggul Wulung mendirikan komunitas komunitas Kristen 8 Pada awal tahun 1854 Kiai Tunggul Wulung menerima tawaran Sem Sampir murid Jellesma yang diperbantukan kepada Pieter Jansz di Jepara sebagai pembantu penginjil pribumi untuk membantunya melakukan pekabaran Injil di wilayah Jepara 1 Bersama Sem Sampir Tunggul Wulung justru melakukan penginjilan di daerah Kabupaten Juwono serta di Margotuhu Klitheh dan Ngluwang sebelah utara Tayu 1 Tindakan tersebut membuat geger para penguasa kolonial karena ternyata ada seorang Jawa yang menjadi Kristen menerima pelajaran agama Kristen dan memberitakan Injil di antara orang pribumi 1 Keadaan tersebut membuka mata para pemerintah kolonial mengenai adanya kekristenan Jawa yang berada di luar utusan utusan Injil Eropa dan dilakukan secara bebas tanpa terbatasi oleh wilayah tertentu seperti yang berlaku bagi para utusan Injil Eropa 1 nbsp Lukisan City of Jepare sekarang Jepara pada 1650 dengan latar Gunung Muria Pada bulan Mei 1855 Kiai Tunggul Wulung dan Nyai Endang Sampurnawati menerima baptisan dari Jellesma dan melanjutkan penginjilan di sekitar Muria secara bebas dan tanpa izin dari pemerintah kolonial 1 Di kawasan Muria Ibrahim Tunggul Wulung berhasil membujuk dan memengaruhi pengikut pengikutnya dari berbagai tempat seperti Kayuapu Bangsal Ngalapan Margotuhu dan tempat tempat lain termasuk pengikut zendeling Peter Jansz di sekitar Jepara 1 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung beserta pengikut pengikutnya mulai membangun desa desa Kristen mula mula di kawasan angker yang diberi nama Ujungjati kemudian bergeser ke arah selatan termasuk kawasan angker tempat tinggal Mbah Suto Bodo yang adalah tokoh mistik penguasa dunia roh di kawasan pesisir antara Jepara dan Tayu 1 Pada tahun 1857 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung juga melakukan kunjungan penginjilan ke berbagai tempat antara lain ke kawasan Banyumas dan Bagelen untuk melihat hasil pekerjaan Ny Van Oostrom Phillip dan Ny Christina Petronella Phillips Stevens 1 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung menjadi motivator dan pemberi semangat kepada Ny Van Oostrom Phillip di Banyumas dan Ny Christina Petronella Phillips Stevens di Ambal agar tidak ragu untuk melakukan pekabaran Injil kepada orang orang Jawa 7 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung sendiri tidak memusatkan penginjilannya di daerah Banyumas ataupun Bagelen tetapi lebih memusatkan perhatiannya untuk membangun desa desa Kristen di Bondo Kabupaten Jepara desa Kristen Banyutowo dan desa Kristen Tegalombo di Kabupaten Juwono 1 Guillot mencatat bahwa pengikut Kiai Ibrahim Tunggul Wulung sendiri berjumlah 1 058 orang dan jumlah tersebut melebihi hasil pekabaran Injil yang dilakukan oleh badan badan zendeling di kawasan yang sama dan dalam waktu yang sama 6 Ajaran Kristen Jawa dan Metode Pekabaran Injil suntingLatar belakang Kiai Tunggul Wulung sebagai seorang petapa dan pencari ngelmu telah membuat ajaran ajarannya mengenai kekristenan menjadi sangat khas Kristen Jawa versi Tunggul Wulung 1 Menurut Kiai Ibrahim Tunggul Wulung Ratu Adil yang selama ini diharap harapkan kedatangannya oleh orang Jawa tidak lain adalah Kanjeng Nabi Isa Rohullah 1 Yesus Kristus menurutnya akan datang untuk kedua kalinya untuk memerintah kerajaannya sebagai Ratu Adil dalam Kerajaan Seribu Tahun Nya 1 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung memandang bahwa orang Kristen Jawa haruslah tetap Jawa dan tidak perlu menjadi seorang Belanda ataupun menjadi pengikut utusan Injil Eropa 6 Oleh sebab itu Kiai Ibrahim Tunggul Wulung menyatakan bahwa lelagon nyanyian tata panembah upacara cara panganggo cara berpakaian nanggap lan nonton wayang ikut serta dalam pertunjukkan wayang bahkan rapal dan primbon tidaklah perlu ditinggalkan 1 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung juga menyebut tempat ibadahnya sebagai masjid dan menciptakan rapal baru yang bercorak Kristen 1 Rapal tersebut berbunyi demikian Bapa Allah Putra Allah Roh Suci Allah Telu telune tunggal dadi sawiji Lemah sangar kayu angker Upas racun pada tawa Idi Gusti manggih slamet salaminya 1 Artinya Allah Bapa Allah Putera Allah Roh Suci Ketiganya menjadi satu Kawasan yang berbahaya pohon yang jahat Segala racun bisa akan menjadi tawar Berkat rahmat Tuhan menemukan keselamatan selamanya Di awal pembangunan desa Ujungjati rapal lain yang tidak bercorak Kristen pun digunakan untuk mengusir kuasa kuasa jahat 1 Rapal tersebut berbunyi demikian Ancak ancak ali ali si ali kebo janggitan Anak anak kebo dungkul Si dungkul kapan gawene ke Tiga rendeng Anjang anjang gubug bala Unine gerenteng cepluk 1 Tunggul Wulung juga melakukan pemribumian terhadap tata cara yang berkaitan dengan ritual pengakuan dosa dan dikembangkannya di jemaat Banyutowo 1 Menurutnya seseorang yang mengaku dosa harus melakukannya secara langsung di depan jemaat dan untuk menyambut kembalinya domba yang tersesat tersebut diselenggarakanlah pesta ucapan syukur berupa pesta kupat lepet ketupat dan lepet yang selaras jika dikaitkan dengan ngaku lepat pengakuan bersalah dalam upacara pengakuan dosa tersebut 1 Injil keselamatan bagi Tunggul Wulung merupakan suatu konsep tentang pelepasan dan bukan penebusan seperti yang didengung dengungkan oleh para pekabar Injil Eropa 1 Bagi masyarakat Jawa pada saat itu yang menakutkan hidupnya bukanlah penghukuman yang berasal dari Tuhan akibat dosa dosa manusia melainkan pelepasan dari ketakutan terhadap kuasa jahat yang kemudian diperluas sebagai pelepasan dari kerja paksa dan perbudakan oleh bangsa asing 1 Pelepasan tersebut telah terjadi melalui Yesus Kristus oleh sebab itu berserah kepada Allah berarti terlepas dari kuasa jahat dan segala jenis perbudakan 1 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung pernah menulis surat kepada Jellesma yang menginginkan agar desa desa Kristen yang didirikannya terbebas dari pekerjaan untuk pemerintah kolonial selama tiga puluh tahun 1 Hoekema melihat benang merah antara konsep pemikiran Kiai Ibrahim Tunggul Wulung tersebut dengan konsep perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Perang Diponegoro yang juga menjanjikan penghapusan pajak pajak dan upeti upeti 7 Jika kedua hal tersebut memang saling berkaitan maka hal tersebut membuktikan bahwa Kiai Ibrahim Tunggul Wulung memang pengikut Diponegoro dan pernah terlibat di dalam Perang Diponegoro 1 Metode pekabaran Injil yang dilakukan oleh Tunggul Wulung adalah melalui jejagongan cerita cerita sambil melepas lelah seusai bekerja sehingga orang orang Jawa lebih mudah mengerti daripada harus mendengarkan pidato pidato ataupun ceramah seperti yang dilakukan oleh para penginjil Eropa 1 Selain itu cara lain yang dilakukan oleh Tunggul Wulung adalah melalui debat ngelmu 2 Metode metode tersebut kemudian diadopsi oleh Kiai Sadrach yang adalah murid dari Kiai Ibrahim Tunggul Wulung dan bahkan mampu membangun jemaat yang lebih besar daripada yang dilakukan oleh Tunggul Wulung dan menamainya sebagai Golongan Wong Kristen Kang Mardika yang dapat diartikan sebagai kelompok orang orang Kristen yang bebas 2 Referensi sunting a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap Indonesia Sigit Heru Soekotjo 2009 Sejarah Gereja gereja Kristen Jawa Jilid I Di Bawah Bayang bayang Zending 1858 1948 Yogyakarta Taman Pustaka Kristen hlm 124 135 ISBN 9798361733 a b c d e f g h i j k l Indonesia Soetarman Soediman Partonadi 2001 Komunitas Sadrach dan Akar Kontekstualisasinya Suatu Ekspresi Kekristenan Jawa pada Abad XIX Jakarta BPK Gunung Mulia hlm 51 52 ISBN 9796870282 a b c d e f Jawa J D Wolterbeek 1939 Babad Zending ing Tanah Jawi Purwokerto De Boer hlm 44 45 Indonesia Philip van Akkeren 1994 Dewi Sri dan Kristus Sebuah Kajian tentang Gereja Pribumi di Jawa Timur Jakarta BPK Gunung Mulia hlm 209 210 ISBN 9794150819 a b c d e Indonesia Th van den End 1996 Ragi Carita I Sejarah Gereja di Indonesia 1500 1860 Jakarta BPK Gunung Mulia hlm 206 207 ISBN 9789794151884 a b c Indonesia C Guillot 1985 Kiai Sadrach Riwayat Kristenisasi di Jawa Jakarta Grafiti Pers hlm 42 44 a b c A G Hoekema 1980 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung 1800 1885 Apollos Jawa dalam Peninjau Tahun VII Nomor 1 hlm 5 7 a b c d Indonesia Lawrence M Yolder ed 1977 Bahan Sejarah Gereja Injili di Tanah Jawa Pati Komisi Sejarah Gereja GITJ Hlm 56 57 OCLC 804466469 Pranala luar suntingTunggul Wulung Tunggulwulung Ibrahim d 1885 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ibrahim Tunggul Wulung amp oldid 25729976