www.wikidata.id-id.nina.az
Georg Eberhard juga disebut Everhard us Rumpf juga Rumphius Wolfersheim Grafschaft Solms Lahir di Wetteraukreis Hessen 1627 Ambon 15 Juni 1702 adalah seorang ahli botani asal Jerman yang bekerja di Vereenigde Oostindische Compagnie di Hindia Belanda sekarang Indonesia dan terkenal akan karyanya Herbarium Amboinense Julukan untuk ilmuwan ini adalah ilmuwan buta dari Ambon Georg Eberhard RumpfLahir1627Wolfersheim Grafschaft SolmsMeninggal15 Juni 1702Ambon Hindia BelandaPekerjaanAhli botani Daftar isi 1 Kehidupan awal 2 Karier ilmiah 3 Kebutaan 4 Gempa Ambon 1674 5 Kebakaran Kota Ambon 1687 6 Penerbitan karya 7 Referensi 8 Bacaan lanjutanKehidupan awal suntingKarena terpesona dengan cerita tentang Maluku sebagai penghasil rempah rempah Rumpf mendaftarkan diri sebagai tentara VOC dan khayalannya tentang Maluku terwujud pada tahun 1653 saat armada VOC merapat di Ambon armada ini juga yang berperang melawan Sultan Hasanuddin dari Gowa akibat persaingan perdagangan rempah rempah dari Maluku Karier ilmiah sunting nbsp Foto rumah Georg Eberhard Rumpf di Ambon yang dipotret pada tahun 1910 an Rumpf tidak lama jadi tentara sebab panggilan jiwanya bukan sebagai militer Ia meminta dipindahkan ke bagian sipil dan disetujui Pada tahun 1656 Rumpf diangkat sebagai saudagar VOC di Larike sebuah dusun terpencil di Semenanjung Hitu pantai utara Ambon Pada tahun 1660 ia menjadi saudagar di Hila Daripada memperkaya diri dan memperkaya VOC Rumpf mulai terbuka matanya kepada dunia alam Pulau Ambon Ia menikahi gadis Ambon dan mulailah mempelajari semua tanaman yang ditemuinya Rumpf mempunyai ambisi ingin membukukan semua flora yang ada di Pulau Ambon Sejak saat itu Rumpf mempelajari memaparkan memberi nama dalam bahasa Ambon Melayu dan Latin semua tumbuhan yang dipelajarinya Ia menggambar dengan teliti rupa tanaman yang dipelajarinya menceritakan faedah khususnya untuk menyembuhkan penyakit untuk ini ia banyak mendengarkan cerita penduduk setempat Anak isterinya membantunya dengan setia Rumpf melakukan beberapa eksperimen dengan tanaman untuk benar benar mengetahui khasiatnya Sampai tahun 1670 atau sekitar sepuluh tahun setelah Rumpf mempelajari tanaman tanaman Ambon ia mulai banyak mengadakan kontak dengan sejumlah sarjana dari Eropa Sejak itu namanya lebih terkenal sebagai Rumphius sesuai selera ilmu pengetahuan pada zaman itu Renaisans yang sedang gandrung akan nama nama Latin atau Yunani Kebutaan suntingTetapi pada tahun itu juga penglihatan Rumphius mulai kabur akibat glaukoma yang tak bisa disembuhkan Akhirnya ia mengalami kebutaan total Ia dan keluarganya pindah dari Hitu ke Ambon Dan karier Rumphius tetap dapat dukungan penuh dari Batavia ia tetap digaji bahkan diberi sekretaris dan juru gambar Sementara itu istri dan anaknya tetap membantu Rumphius sepenuh waktu untuk meneruskan karyanya yang telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun itu Setelah buta bahkan Rumphius menambah pengamatannya akan semua jenis kerang yang ada di perairan Ambon Ia tetap mendengarkan cerita cerita penduduk tentang kerang kerang itu lalu mendiktekan kepada anaknya atau juru tulisnya untuk menuliskannya Ia meraba mencium dan mendengar itulah senjata sejata untuk deskripsinya Rumphius makin mencintai alam Ambon sungguhpun ia buta Gempa Ambon 1674 suntingGempa dahsyat melanda Ambon disusul tsunami dari Laut Banda pada tanggal 17 Februari 1674 Gempa dan tsunami tertua di Indonesia yang tercatat dengan detail Gempa ini menewaskan orang orang yang dicintainya isterinya dan anaknya dua orang yang setara dengan dia sendiri penunjuk jalan yang setia akan keajaiban Ambon Gempa ini juga menewaskan sebanyak 2 322 penduduk Ambon Meskipun demikian dalam tahun itu juga Rumphius berhasil menerbitkan buku pertama tentang sejarah alam Ambon berjudul Sejarah dan Geografi Pulau Ambon Sayang buku ini tetap terkunci rapat di kantor VOC di Ambon sebab VOC takut bila buku ini tersebar akan menguntungkan pesaing pesaing VOC Di kemudian hari setelah Rumphius tiada buku ini ditemukan seorang pendeta bernama Francois Valentijn dan menerbitkannya atas namanya sendiri Tanggal 17 Februari 1674 Sabtu malam sekitar 07 30 di bawah bulan yang indah dan cuaca tenang seluruh provinsi kami yaitu Leytimor Hitu Nusatelo Seram Buro Manipa Amblau Kelang Bonoa Honimoa Nusalaut Oma dan tempat tempat lain yang berdekatan meskipun terutama dua yang pertama disebutkan menjadi sasaran guncangan mengerikan yang diyakini kebanyakan orang bahwa Hari Penghakiman telah datang tulis Rumphius dalam Herbarium Amboinense 1 Hari itu suasananya tengah meriah karena orang mengikuti perayaan Tahun Baru Tionghoa Gempa mengakibatkan 75 bangunan milik orang Tionghoa ambruk Korban jiwa mencapai 79 orang termasuk istri dan anak perempuan Rumphius janda sekretaris Johannes Bastinck serta empat orang Eropa Sedangkan 35 orang luka serius di lengan kaki dan kepala 1 Gempa kemudian disusul oleh tsunami dahsyat di Laut Banda Ini adalah megatsunami yang sampai sekarang belum ada tandingannya di Indonesia karena tinggi gelombang mencapai 80 meter Tsunami ini menyapu hampir seluruh pulau dan menyebabkan lebih dari 2 000 orang meninggal kata Edward A Bryant peneliti dari Universitas Wollongong Australia dikutip Gatra 5 Juli 2006 Kebakaran Kota Ambon 1687 suntingPada tanggal 11 Januari 1687 bencana ketiga menimpa Rumphius dan kota Ambon Kota Ambon dilanda kebakaran Api menghanguskan gambar gambar untuk bukunya tentang tumbuhan menghanguskan konsep naskah tentang kerang dan juga menghanguskan koleksi tumbuhan dan kerang yang lebih dari 15 tahun dikumpulkan Rumphius Untunglah naskah tentang tumbuhan Ambon bisa diselamatkan Dan untunglah VOC tetap mendukung Rumphius dengan membantunya menugaskan juru tulis dan juru gambar untuk menulis dan menggambar ulang semua dokumen yang telah hangus terbakar Penerbitan karya suntingPakar botani ini menulis Herbarium Amboinense 2 atau Kitab Jamu jamuan Ambon 1741 dan D Amboinsche Rariteitkamer alias Kotak Keajaiban Pulau Ambon 1705 masing masing tentang spesies tumbuh tumbuhan dan kerang kerangan di kepulauan Maluku Tahun 1690 mahakarya Rumphius pun selesai dua belas jilid banyaknya sebuah karya raksasa yang disusun selama lebih dari 20 tahun dengan berbagai suka dan duka Rumphius mengirimkan karyanya kepada Gubernur Jenderal VOC di Batavia Karyanya baru diteruskan ke Belanda pada tahun 1697 setelah selama 7 tahun disalin di Batavia oleh Gubernur Jenderal Johannes Camphuys seorang pencinta alam Indonesia juga Sayangnya karya Rumphius ini tersimpan selama 44 tahun di arsip VOC di Belanda dengan alasan keamanan Maka tersusullah karya Rumphius ini oleh Systema Naturae karya Carolus Linnaeus biolog Swedia yang menerbitkan karyanya pada tahun 1740 dan memperkenalkan tatanama binomial Padahal Rumphius dari Ambon telah menemukan sistem penamaan itu 50 tahun lebih awal Pada tahun 1699 Rumphius masih mengeluarkan sebuah buku berjudul Kotak Keajaiban Pulau Ambon yang membahas kerang kerang di perairan Ambon Bukunya ini bernasib lebih baik daripada buku buku sebelumnya Rumphius tak mengirimkan buku ini kepada pejabat pejabat VOC tetapi mengirimkannya langsung kepada seorang sahabatnya di Belanda dan menerbitkannya pada tahun 1705 Tetapi Rumphius tidak melihat satu bukunya pun terbit sebab ia meninggal di Ambon pada tahun 1702 Referensi sunting a b Tsunami Dahsyat Menerjang Ambon Historia Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 29 Diakses tanggal 2019 02 14 Anugrah Dea Ilmuwan Buta dari Ambon yang Mengalahkan Nasib Buruk Tirto id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 01 31 Diakses tanggal 2018 01 04 Bacaan lanjutan suntingNieuwenhuys R 1972 Oost Indische spiegel Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Georg Eberhard Rumpf amp oldid 23938767