www.wikidata.id-id.nina.az
Garis Imajiner Yogyakarta atau yang sering disebut juga sebagai Sumbu Filosofis Yogyakarta adalah sebuah garis tegak imajiner khayal di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Garis ini memanjang dari utara ke selatan yang menghubungkan Gunung Merapi di utara dengan Pantai Parangkusumo ataupun Pantai Parangtritis di selatan melewati Keraton Yogyakarta Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi yang menjadi titik ujung dari garis imajiner The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic LandmarksSitus Warisan Dunia UNESCOPagelaran Keraton YogyakartaKriteriaCultural ii iiiNomor identifikasi1671Pengukuhan2023 Sesi ke 45 Garis ini memiliki makna filosofis yang sangat tinggi di kesultanan tersebut dan menjadi salah satu acuan tata kota dari wilayah yang dilewatinya Selain itu keberadaan garis imajiner ini menjadi keunikan tersendiri bagi Kota Yogyakarta dari kota kota lainnya termasuk kota kota peninggalan Kesultanan Mataram yang lain Daftar isi 1 Sejarah 2 Rute garis 2 1 Pantai Parangkusumo 2 2 Panggung Krapyak 2 3 Keraton 2 4 Tugu Pal Putih 2 5 Gunung Merapi 3 Makna filosofis 4 Hubungan dengan Masjid Pathok Negara 5 Permasalahan 5 1 Gempa 1867 5 2 Pembangunan yang merusak tatanan garis 6 Kondisi Saat Ini 6 1 Diorama garis imajiner 6 2 Pengajuan sebagai Warisan Dunia Tak Benda UNESCO 7 Lihat juga 8 Catatan kaki 9 Referensi 10 Daftar rujukanSejarah Sunting nbsp Praja Cihna Lambang Kesultanan Ngayogyakarta HadiningratSetelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti maka Pangeran Mangkubumi mendapatkan wilayah kekuasaan setengah dari Mataram Beliau kemudian dinobatkan menjadi Sri Sultan Hamengkubuwana I dan menguasai daerah Alas Mentaok yang sekarang menjadi Yogyakarta Lantas untuk menjalankan pemerintahan Pangeran Mangkubumi mulai membangun keraton di bekas sebuah pesanggrahan a yang bernama Garjitawati Tidak hanya itu beliau juga membuka lahan b di daerah hutan Krapyak Sri Sultan Hamengkubuwana I mulai membangun keraton pada tanggal 9 Oktober 1755 Proses pembangunan tersebut memakan waktu hingga satu tahun dan mulai digunakan pada 7 Oktober 1756 Hal itu ditandai dengan sengkalan memet Dwi Naga Rasa Tunggal dan Dwi Naga Rasa Wani yang menandai tahun 1682 Jawa Pangeran Mangkubumi membangun ibu kota kesultanan dengan konsep dan perencanaan yang memiliki nilai historis maupun nilai filosofis Ia membangun banyak bangunan bersejarah dan monumental di Kota Yogyakarta Dalam desain pembangunan tersebut Hamengkubuwana I mengatur tata kota yang jika ditarik garis lurus menjadi sebuah sumbu imajiner 1 Selain itu ia juga membangun kota dengan berkonsep Catur Gatra Tunggal yang menyatukan elemen pemerintahan ekonomi sosial dan agama Di antaranya dengan membangun Keraton Yogyakarta Pasar Beringharjo Alun alun Utara Alun alun Selatan dan Masjid Gedhe Kauman 2 3 4 Rute garis SuntingGaris ini melewati beberapa bangunan monumental di Kota Yogyakarta Garis ini di antaranya melewati Panggung Krapyak Keraton Tugu Pal Putih Dari tempat tempat itu jika ditarik garis lurus ke selatan maka bertemu Pantai Laut Selatan tepatnya di sekitar Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis Sedangkan jika ditarik lurus ke utara akan bertemu di Gunung Merapi Pantai Parangkusumo Sunting Artikel utama Pantai Parangkusumo nbsp Senja di Pantai Parangkusumo Pantai Parangkusumo menjadi titik ujung selatan garis ini Pantai ini menjadi tempat prosesi upacara labuhan Parangkusumo dilaksanakan Sebagai salah satu pantai di laut selatan bermakna mitologis dengan keberadaan penguasa pantai selatan yakni Nyi Roro Kidul Panggung Krapyak Sunting Artikel utama Panggung Krapyak nbsp Panggung Krapyak di malam hari Panggung Krapyak merupakan bangunan peninggalan Hamengkubuwana I yang dipercayai menjadi tempat berburu hewan khususnya rusa c Oleh karena itu bangunan ini dikenal juga sebagai kandang menjangan Pada zaman dahulu daerah tempat Panggung Krapyak masih berupa hutan yang dinamakan Hutan Krapyak Oleh karena itu tempat ini digunakan sebagai sebuah tempat perburuan karena terletak di dekat hutan Selain itu bangunan ini digunakan sebagai tempat pertahanan dari binatang buas maupun musuh yang datang dari Hutan Krapyak 5 Selain sebagai penanda garis imajiner Panggung Krapyak juga digunakan untuk sarana istirahat dan rekreasi keluarga sultan 6 Keraton Sunting Artikel utama Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat nbsp Pagelaran Keraton Yogyakarta Keraton merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Keraton ini memiliki nilai filosofi dan mitologi yang sangat tinggi Sebagai sebuah istana maka bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal Sultan Yogyakarta Bangunan istana umumnya dikenal terdiri atas tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler Balairung Utara Kamandhungan Ler Kamandhungan Utara Sri Manganti Kedhaton Kamagangan Kamandhungan Kidul Kamandhungan Selatan dan Siti Hinggil Kidul Balairung Selatan Selain itu keraton ini menjadi bagian tengah pusat dari garis imajiner ini Tugu Pal Putih Sunting Artikel utama Tugu Yogyakarta nbsp Tugu Yogyakarta Tugu Yogyakarta atau saat baru dibangun bernama Tugu Golong Gilig merupakan sebuah monumen yang terletak di utara kraton Konon jika ditarik garis lurus dari keraton ke arah utara melalui monumen ini akan sampai di Gunung Merapi Tugu ini terletak di perempatan Jalan Margo Utomo Jalan A M Sangaji Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Pangeran Diponegoro Tugu ini juga dikenal sebagai Tugu Pal Putih karena dahulu orang Belanda menyebutnya sebagai white paal Penyebutan ini mengingat bangunan tugu yang panjang dan berwarna putih 7 8 9 10 Tugu ini menjadi titik fokus raja pada masa lampau dalam mengambil sebuah keputusan masalah 11 Gunung Merapi Sunting Artikel utama Gunung Merapi nbsp Gunung Merapi Gunung Merapi merupakan titik ujung utara dari garis ini Gunung Merapi terkenal dengan aktifnya aktivitas vulkanik yang meletus hampir dua hingga lima tahun sekali Letusan terakhir yang terkenal memakan banyak korban adalah letusan 2010 Selain itu Merapi menjadi tempat diadakannya labuhan Merapi setiap diadakannya labuhan di Keraton Yogyakarta Makna filosofis SuntingSecara filosofis tata ruang Kota Yogyakarta memiliki makna filosofis yang sangat tinggi Bentuk tata kota yang vertikal dari selatan ke utara melambangkan hubungan manusia kepada Sang Pencipta Laut Selatan yang merupakan titik terendah dan Gunung Merapi yang lebih tinggi melambangkan sikap manusia yang semakin dekat dengan Sang Pencipta seiring berjalannya waktu Bagian garis dari Panggung Krapyak ke Tugu Pal Putih dari selatan ke utara merupakan perjalanan Sangkaning Dumadi yakni proses perjalanan manusia menuju eksistensi Diawali dengan pertemuan antara wiji benih yang merupakan proses terjadinya manusia dumadi dilambangkan oleh Panggung Krapyak yang berupa bentuk yoni d dan bentuk Tugu Pal Putih yang berupa bentuk lingga e Dari hal itu maka lahirlah manusia yang tumbuh dan berkembang hingga menjadi dewasa Sementara itu garis dari utara ke selatan bermakna perjalanan manusia kembali ke Sang Penguasa yakni Paraning Dumadi Keraton yang berada di tengah melambangkan manusia yang telah mapan dan dewasa Pada akhirnya manusia akan mati dan kekal di akhirat yang dilambangkan Lampu Kyai Wiji di Gedhong Prabayeksa Keraton yang tak pernah padam sejak zaman Sultan Hamengkubuwana I Selain itu juga ada makna dari sisi kepercayaan masyarakat Laut selatan yang melambangkan perempuan dan Gunung Merapi melambangkan laki laki Hal ini tampak sama dengan hubungan Panggung Krapyak dan Tugu Pal Putih Keraton yang berada di tengah tengahnya menjadi penghubung dan penyeimbang di antara keduanya Secara simbolis garis ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta Ḥablun min Allah hubungan manusia dengan sesamanya Ḥablun min an Nas serta manusia dengan alam termasuk lima unsur pembentuknya yakni api dahana dari Gunung Merapi tanah bantala dari Bumi Ngayogyakarta air tirta dari Laut Selatan angin maruta dan langit ether 8 12 13 Hubungan dengan Masjid Pathok Negara SuntingMasjid Pathok Negara merupakan masjid yang didirikan di empat mata angin Selain sebagai tempat ibadah masjid ini juga sebagai pembatas antara Kuthanegara f dengan Negara Agung g Masjid ini antara lain Masjid Plosokuning di utara Masjid Mlangi di barat Masjid Dongkelan di selatan dan Masjid Babadan di timur 14 Konon jika ditarik garis lurus dari Masjid Plosokuning ke Masjid Dongkelan akan menyambung dari Laut Selatan ke Gunung Merapi Namun ini tidak sepenuhnya benar karena garisnya akan meleset sedikit tidak ke arah Gunung Merapi Dibanding dengan keadaan tersebut garis imajiner ini jika ditarik ke utara dari Tugu Pal Putih maka akan lebih tepat menuju Gunung Merapi Permasalahan SuntingGempa 1867 Sunting Gempa Yogyakarta 1867 merupakan gempa tektonik berskala besar di Yogyakarta Gempa ini menghancurkan banyak bangunan di antaranya Tugu Golong Gilig Peristiwa ini dikenang dalam candra sengkala yang berbunyi Obah Trus Pitung Bumi tujuh bumi terus berguncang yang menunjuk pada angka 1796 tahun Jawa h Pilar tugu patah hingga kurang lebih sepertiga bagian Selama beberapa tahun Tugu Golong Gilig sempat terbengkalai Baru pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana VII tepatnya diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1889 Pembangunan kembali tugu mengubah bentuk dari yang lonjong golong dengan puncak bundar gilig menjadi bentuk persegi berujung lancip seperti sekarang ini 9 10 Pembangunan yang merusak tatanan garis Sunting Pembangunan yang merusak keberadaan garis harus menjadi perhatian utama Banyaknya bangunan yang berdiri merusak tatanan garis imajiner ini sehingga harus dibenahi Contohnya dalam Jalur kereta api Kutoarjo Purwosari yang melintang memotong garis ini Pemerintah Kolonial telah merusak keberadaan garis yang dinilai agar keraton kehilangan kekuatannya termasuk dalam hal filosofis seperti ini 15 Dalam perkembangannya desain Jalan Tol Yogya Solo di sekitar Monumen Yogya Kembali Monjali juga diubah agar tidak merusak tatanan garis imajiner ini Desain yang awalnya melayang elevated menjadi di permukaan tanah ad grade Perubahan trase ini diusulkan langsung oleh Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X dan disambut positif oleh pemerintah guna menjaga kelestarian budaya daerah Yogyakarta 16 Selain itu hal ini juga mendukung pengajuan keberadaan garis ini menjadi Warisan Dunia UNESCO Kondisi Saat Ini SuntingDiorama garis imajiner Sunting Pada tahun 2015 diresmikan Diorama Tugu Golong Gilig dan Miniatur Garis Imajiner Diorama dibuat sesuai dengan bentuk asli Tugu Pal Putih yakni Tugu Golong Gilig yang berbentuk silinder dan bundar di puncaknya Pembuatan diorama ini menjadi daya tarik wisata Yogyakarta selain Tugu Pal Putih itu sendiri Selain itu pembuatan diorama juga sebagai sosialisasi edukasi bagi masyarakat agar mengetahui makna filosofi Garis Imajiner Yogyakarta 9 17 Pengajuan sebagai Warisan Dunia Tak Benda UNESCO Sunting BPCB Yogyakarta bersinergi dengan Dinas Kebudayaan DIY mengajukan garis imajiner sebagai warisan dunia UNESCO Syarat yang harus dipenuhi untuk mengusulkan Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi warisan dunia tidak hanya mencakup kelestarian bangunan cagar budaya di sepanjang sumbu tersebut Kelestarian nilai nilai yang terkandung dalam Sumbu Filosofis Yogyakarta juga menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi Perlu adanya sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat terkait makna garis imajiner ini agar terjaga kelestarian maknanya tidak hanya dari bentuk fisik bangunan cagar budaya saja 18 19 Lihat juga SuntingGaris leyCatatan kaki Sunting Pesanggrahan bermakna istana kecil atau villa Jawa mbabat alas Jawa menjangan Sebagai Wujud Perlambangan Perempuan Sebagai Wujud Perlambangan Laki Laki Wilayah teritori ibu kota kedudukan Parentah Njawi dan kediaman pangeran serta pejabat kesultanan Wilayah penyangga ibu kota sub urban Merujuk pada tahun 1867 M tahun terjadinya gempaReferensi Sunting Kumara 2016 hlm 6 9 Kumara 2016 hlm 24 26 Cikal Bakal Keraton Kasultanan Yogyakarta Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 10 30 Diakses tanggal 9 Mei 2020 BPCB Yogyakarta 31 Desember 2019 Monumen Agung Bernilai Luhur Karya Sri Sultan Hamengkubuwana I Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 31 Diakses tanggal 9 Mei 2020 BPCB Yogyakarta 30 Oktober 2019 Panggung Krapyak Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 08 12 Diakses tanggal 9 Mei 2020 Kumara 2016 hlm 18 21 Pocung episode Wewangunan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat a b Kumara 2016 hlm 8 a b c Tugu Golong Gilig Simbol Persatuan Raja dan Rakyat Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Yogyakarta 9 April 2018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 10 23 Diakses tanggal 10 Mei 2020 a b Garjito Dany 1 Juni 2020 Sejarah di Balik Gagahnya Tugu Pal Putih yang Jadi Ikon Kota Yogyakarta GUIDEKU com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 14 Diakses tanggal 2021 07 03 Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 17 Diakses tanggal 2021 05 17 BPCB Yogyakarta 13 November 2017 Sumbu Filosofis Kota Yogyakarta Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 02 04 Diakses tanggal 10 Mei 2020 BPCB Yogyakarta 31 Desember 2019 Sumbu Filosofis Yogyakarta Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 28 Diakses tanggal 10 Mei 2020 Masjid Pathok Negara Sebagai Pilar Kasultanan Yogyakarta Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Yogyakarta 26 Desember 2016 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 07 Diakses tanggal 10 Mei 2020 Kusuma Mawar ed 12 Oktober 2008 Disorientasi Ruang Yogyakarta akibat Patahnya Simbol Kompas com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 13 Diakses tanggal 10 Mei 2020 Hari Wawan Jauh 6 Februari 2020 Desain Tol Yogya Solo di Monjali Final Ini Hasilnya detikcom Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 12 01 Diakses tanggal 2021 07 03 Peresmian Diorama Tugu Pal Putih JogjaTV Yogyakarta 6 Oktober 2016 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 08 12 Diakses tanggal 10 Mei 2020 BPCB Yogyakarta 26 Oktober 2018 Sumbu Filosofis Yogyakarta Diusulkan Menjadi Warisan Dunia Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Yogyakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 28 Diakses tanggal 10 Mei 2020 Andany Ayusandra 31 Januari 2021 Pemda DIY Ajukan Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO Kumparan Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 28 Diakses tanggal 2021 03 07 Daftar rujukan SuntingPangeran Mangkubumi Babad Mangkubumi Yogyakarta Yasadipura I Babad Giyanti Surakarta Chamamah Soeratno et al 2004 Kraton Yogyakarta the history and cultural heritage 2nd print Yogyakarta and Jakarta Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat and Indonesia Marketing Associations ISBN 979 96906 0 9 Kumara P A et al 2016 Sumbu Filosofis Yogyakarta PDF Mayangkara Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya edisi ke 2 ISSN 2502 1567 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Garis Imajiner Yogyakarta amp oldid 24290665