www.wikidata.id-id.nina.az
Sungai Brantas adalah sebuah sungai yang mengalir di provinsi Jawa Timur Indonesia 6 Sungai ini adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo Hingga tahun 2015 terdapat 18 166 juta orang yang tinggal di wilayah sungai ini atau 46 7 dari total penduduk Jawa Timur Sungai Brantas juga berperan penting dalam menunjang status Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional Pada 2015 total produksi padi di wilayah sungai ini mencapai 1 69 juta ton atau 2 24 dari total produksi padi Indonesia 7 Sungai BrantasKali BrantasSebuah jembatan gantung di atas sungai Brantas dekat Kesamben 1922 LokasiNegara IndonesiaProvinsiJawa TimurKabupaten KotaKota BatuKota MalangKabupaten MalangKabupaten BlitarKabupaten TulungagungKabupaten KediriKota KediriKabupaten JombangKabupaten NganjukKabupaten MojokertoKabupaten GresikKabupaten SidoarjoKabupaten PasuruanKota SurabayaCiri ciri fisikHulu sungaiGunung Anjasmoro lokasiDesa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu elevasi2 000 m 6 600 ft Muara sungaiKali Mas Kali Porong Selat Madura elevasi0 m 0 ft Panjang320 km 200 mi Daerah Aliran SungaiSistem sungaiDAS Brantas 1 Kode DASDAS220228 3 Luas DAS11 900 km2 4 600 sq mi 2 Pengelola DASBPDAS Brantas Sampean 4 Wilayah sungaiWS BrantasKode wilayah sungai02 19 A3Otoritas wilayah sungaiBBWS Brantas 5 Badan airBendungan Sutami Bendungan Wonorejo Bendungan SelorejoInformasi lokalZona waktuWIB UTC 7 GeoNames6881549q Litografi Sungai Brantas berdasarkan lukisan Abraham Salm 1865 1872 Sungai Brantas sebelum tahun 1940 Hingga dekade 1960 an masalah utama Sungai Brantas adalah fluktuasi debit air yang ditandai oleh dua peristiwa yakni kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan Terjadi kegagalan panen dan kelaparan akibat kekurangan air di musim kemarau sementara di musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan korban harta bahkan jiwa Selain itu aliran air juga terhambat karena endapan sedimen yang dihasilkan oleh letusan Gunung Kelud Setiap 10 hingga 15 tahun Gunung Kelud meletus dan melontarkan abu dan batu piroklastik ke Sungai Brantas bagian tengah sehingga menimbulkan gangguan fluvial pada sungai tersebut Pemerintah Indonesia kemudian mengembangkan sejumlah infrastruktur sumber daya air untuk mengatasi masalah tersebut Daftar isi 1 Hidrologi 2 Sejarah 3 Geografi 4 Pengembangan infrastruktur 4 1 Pra kemerdekaan 4 2 Pasca kemerdekaan 4 2 1 Tahap pertama 1959 1972 4 2 2 Tahap kedua 1973 1984 4 2 3 Tahap ketiga 1985 1997 4 2 4 Tahap keempat 1998 2006 5 Pengelolaan infrastruktur 6 Lumpur Lapindo 7 Lihat pula 8 ReferensiHidrologi suntingSungai Brantas berhulu di kaki Gunung Arjuno tepatnya Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Sungai ini lalu mengalir ke Kota Malang dan kemudian bertemu dengan Sungai Lesti di Kabupaten Malang Sungai ini lalu mengalir ke Blitar dan bertemu dengan Sungai Ngrowo di Tulungagung Sungai ini kemudian mengalir ke Kediri dan bertemu dengan Sungai Widas di Kertosono Sungai ini lalu mengalir ke Jombang dan bercabang menjadi dua di Mojokerto yakni menjadi Kali Surabaya dan Kali Porong 8 Luas Daerah Aliran Sungai DAS Brantas mencapai 11 800 km atau seperempat dari luas Provinsi Jawa Timur 9 Sungai sepanjang 320 kilometer ini mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yakni Gunung Kelud 10 Rerata curah hujan di wilayah sungai ini mencapai 2 000 mm per tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85 di antaranya jatuh pada musim hujan 7 Rerata potensi air permukaan di wilayah sungai ini sebesar 12 miliar m per tahun dan yang termanfaatkan baru sebesar 2 6 3 0 miliar m per tahun nbsp Sejarah sunting nbsp Sungai Brantas di Kediri Jauh di latar belakang adalah Gunung Wilis nbsp Sungai Brantas di wilayah Surabaya awal abad ke 20 Sejak abad ke 8 di DAS Brantas telah berdiri sebuah kerajaan dengan corak agraris bernama Kanjuruhan Kerajaan ini meninggalkan Candi Badut dan prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 M sebagai bukti keberadaannya Wilayah hulu DAS Brantas di mana kerajaan ini berpusat memang cocok untuk pengembangan sistem pertanian sawah dengan irigasi yang teratur sehingga tidak mengherankan daerah itu menjadi salah satu pusat kekuasaan di Jawa Timur Tanudirdjo 1997 Sungai Brantas maupun anak anak sungainya menjadi sumber air yang memadai Bukti terkuat tentang adanya budaya pertanian yang ditunjang oleh pengembangan prasarana pengairan irigasi yang intensif ditemukan di DAS Brantas lewat Prasasti Harinjing di Pare Ada tiga bagian prasasti yang ditemukan yang tertua berangka tahun 726 S atau 804 M dan yang termuda bertarikh 849 S atau 927 M Dalam prasasti ini disebutkan pembangunan sistem irigasi yang terdiri atas saluran dan bendung atau tanggul yang disebut dawuhan pada anak Sungai Konto yakni Sungai Harinjing Lombard 2000 Sungai Brantas memiliki fungsi yang sangat penting bagi Jawa Timur mengingat 60 produksi padi berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini Akibat pendangkalan dan debit air yang terus menurun sungai ini tidak bisa dilayari lagi Fungsinya kini beralih sebagai irigasi dan bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya Adanya beberapa gunung berapi yang aktif di bagian hulu sungai yaitu Gunung Kelud dan Gunung Semeru menyebabkan banyak material vulkanik yang mengalir ke sungai ini Hal ini menyebabkan tingkat sedimentasi bendungan bendungan yang ada di aliran sungai ini sangat tinggi Dalam sumpahnya Lembu Sora bahkan menyatakan Blitar dadi latar Tulungagung dadi kedung Kediri dadi kali bahasa Jawa Blitar menjadi lautan pasir Tulungagung menjadi kubangan air Kediri menjadi sungai 11 yang kemungkinan terinspirasi dari kondisi Sungai Brantas pada saat itu Merujuk khazanah sastra periode klasik sungai Brantas inilah yang diduga kuat disebut sebagai Ci Ronabaya dalam naskah Perjalanan Bujangga Manik Geografi suntingSungai ini mengalir di wilayah timur pulau Jawa yang beriklim muson tropis kode Am menurut klasifikasi iklim Koppen Geiger 12 Suhu rata rata setahun sekitar 26 C Bulan terpanas adalah Oktober dengan suhu rata rata 30 C and terdingin Juni sekitar 24 C 13 Curah hujan rata rata tahunan adalah 2982 mm Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Maret dengan rata rata 496 mm dan yang terendah Agustus rata rata 28 mm 14 Sungai Brantas Tabel iklim penjelasan JFMAMJJASOND 459 28 21 453 27 22 496 27 21 282 28 22 144 29 22 175 27 20 65 29 20 28 32 20 35 35 21 111 37 22 295 35 23 439 30 21 Suhu rata rata maks dan min dalam C Total presipitasi dalam mmSumber 13 Konversi imperial JFMAMJJASOND 18 82 70 18 81 72 20 81 70 11 82 72 5 7 84 72 6 9 81 68 2 6 84 68 1 1 90 68 1 4 95 70 4 4 99 72 12 95 73 17 86 70 Suhu rata rata maks dan min dalam F Total presipitasi dalam inciPengembangan infrastruktur sunting nbsp Sungai Brantas yang mendangkal di Kota Kediri Di kejauhan tampak sampan penambang pasir Pra kemerdekaan sunting Pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas telah dimulai pada saat Raja Airlangga memimpin Kerajaan Kahuripan sebagaimana dijelaskan pada Prasasti Kamalagyan yang berangka tahun 1037 Prasasti tersebut menjelaskan bahwa Raja Airlangga memerintahkan warga untuk membangun bendungan di Waringin Sapta untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Kamalagyan dan sekitarnya 15 Pada dekade 1840 an pada masa pendudukan Belanda pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas difokuskan untuk mengendalikan banjir dan memanfaatkan derasnya aliran sungai ini 16 Pada tahun 1843 pemerintah Hindia Belanda membangun Pintu Air Mlirip untuk mengendalikan air Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Surabaya Pada tahun 1857 pemerintah Hindia Belanda membangun Bendung Lengkong untuk mengairi lahan pertanian seluas 30 000 hektar di delta Sungai Brantas 8 Pada tahun 1865 dan 1870 pemerintah Hindia Belanda membangun Kali Jagir dan Pintu Air Jagir untuk mengurangi jumlah air Kali Surabaya yang mengalir ke Kali Mas Pada tahun 1882 pemerintah Hindia Belanda juga membangun Kali Porong untuk mengurangi jumlah air Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Surabaya 17 Pada tahun 1889 pemerintah Hindia Belanda juga membangun Pintu Air Gubeng untuk mengendalikan air Kali Mas yang mengalir ke pusat kota Surabaya 17 Sekitar tahun 1910 saluran saluran irigasi pun mulai dikembangkan di bagian hulu dan bagian tengah Sungai Brantas 15 Pada tahun 1926 dan 1932 mulai dioperasikan PLTA Siman dan PLTA Mendalan di hulu Kali Konto untuk membangkitkan listrik 8 Infrastruktur lain yang juga dibangun pada masa pendudukan Belanda di Indonesia meliputi Pintu Air Gunungsari dan Bozem Morokrembangan untuk mengendalikan air yang masuk ke pusat kota Surabaya 16 Pada tahun 1943 di bawah arahan tentara Jepang masyarakat juga mulai membangun Terowongan Neyama tanpa bantuan mesin 18 sehingga baru dapat diselesaikan setahun kemudian 16 Pasca kemerdekaan sunting Pada dekade 1950 an infrastruktur yang telah dibangun di Sungai Brantas mulai menua dan kurang terawat karena kurangnya dana yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia pada saat itu Banjir besar yang terjadi pada tahun 1954 dan 1955 juga makin memperburuk kondisi infrastruktur yang telah ada 16 Pengamatan lebih teliti terhadap sifat dan perilaku Sungai Brantas kemudian dilaksanakan oleh White Engineering asal Amerika Serikat mulai tahun 1954 dan empat tahun kemudian White Engineering pun menghasilkan sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang diberi judul Brantas Plan Pengamatan tersebut lalu diperdalam dengan survei yang dilaksanakan oleh Sogreah asal Prancis dan Nippon Koei asal Jepang yang kemudian menghasilkan Overall Development Plan bagi Sungai Brantas pada tahun 1961 19 15 Rencana induk tersebut menyimpulkan bahwa pengendalian banjir di Sungai Brantas akan dilakukan dengan cara membangun bendungan di bagian hulu mengendalikan banjir di anak Sungai Brantas mengendalikan pasir di lereng Gunung Kelud meningkatkan daya gelontor pasir di bagian hilir serta mengelola pemanfaatan air Sungai Brantas secara menyeluruh dan terpadu 19 Dengan rencana induk tersebut pengembangan Sungai Brantas pun mulai dilakukan dengan prinsip satu sungai satu rencana dan satu manajemen terpadu yang dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kebijakan pemerintah dari waktu ke waktu 20 Pengembangan pun menghasilkan sejumlah prasarana pengairan Manfaat pembangunan antara lain pengendalian banjir 50 tahunan di sungai utama yang mengurangi luas genangan seluas 80 000 hektar irigasi untuk sawah seluas 345 000 hektar yang mana 83 000 hektar di antaranya berupa irigasi teknis langsung dari sungai induk 2 5 miliar m per tahun energi listrik sebanyak 1 000 GWh per tahun serta suplai air baku untuk industri sebanyak 130 juta m per tahun dan air baku untuk rumah tangga sebanyak 240 juta m per tahun Pengembangan dilakukan melalui 4 empat tahap sebagai berikut Tahap pertama 1959 1972 sunting Tahap pertama bertujuan untuk mengendalikan banjir karena jika banjir belum dapat dikendalikan maka pengembangan yang lain tidak dapat dilakukan Pengendalian banjir dilakukan dengan membangun sejumlah bendungan untuk menampung kelebihan air perbaikan alur sungai di bagian tengah Sungai Brantas dan pembuatan jalur pelepas banjir flood way Selain itu disiapkan pula sistem peringatan dini banjir dan jejaring pemantauan hidrologi Di bagian hulu dilakukan pembangunan Bendungan Karangkates Bendungan Selorejo dan Bendungan Lahor sementara di bagian tengah dilakukan pembangunan kembali Terowongan Neyama sedangkan di bagian hilir dilakukan pembangunan Bendung Lengkong Baru perbaikan delta Sungai Brantas dan perbaikan saluran irigasi di delta Sungai Brantas 21 Tahap ini bertujuan untuk mengurangi pasir yang mengendap di Sungai Brantas dengan cara push the top and pull the toe mendorong di hulu dan menarik di hilir Dengan adanya Bendungan Karangkates dan Bendungan Selorejo tersedia air yang cukup banyak sepanjang tahun untuk menggelontor pasir yang mengendap di sepanjang Sungai Brantas Selain berfungsi sebagai pengendali banjir di bagian hulu kedua bendungan tersebut juga dapat difungsikan sebagai sumber air irigasi pembangkit listrik dan obyek pariwisata Untuk menambah jumlah air yang terbendung di Bendungan Karangkates Bendungan Lahor lalu dibangun beserta sebuah terowongan untuk menghubungkan genangan dari kedua bendungan tersebut 22 Sementara itu Bendung Lengkong Baru dibangun di bagian hilir untuk menggantikan Bendung Lengkong yang sudah sangat tua dan menghambat penggelontoran pasir yang mengendap di Sungai Brantas Sedangkan perbaikan delta Sungai Brantas dan saluran irigasi di delta Sungai Brantas dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan air Sungai Brantas sehingga selain meningkatkan hasil pertanian diharapkan juga dapat mengurangi banjir di bagian hilir 20 Tahap kedua 1973 1984 sunting Tahap kedua bertujuan untuk menyediakan air irigasi seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan beras nasional dengan memperluas lahan pertanian beririgasi teknis Sejumlah bendung dan bangunan pengambilan air pun dibangun pada tahap ini Di bagian hulu dilakukan pembangunan Bendungan Wlingi Bendung Gerak Lodoyo Saluran Irigasi Lodagung dan Bendungan Sengguruh sementara di bagian tengah dilakukan pembangunan Bendungan Widas Bendung Gerak Waruturi Saluran Irigasi Mrican Terowongan Neyama 2 dan perbaikan alur Sungai Brantas di dekat Kota Kediri tahap 1 sedangkan di bagian hilir dilakukan perbaikan alur Kali Surabaya dan rekonstruksi Pintu Air Gunungsari 21 8 Bendungan Wlingi awalnya dirancang sebagai bagian dari upaya untuk central load relieving mengurangi beban di tengah yakni membuang pasir yang mengendap di Sungai Brantas ke Samudra Hindia Namun pada perkembangannya pembangunan saluran pembuang endapan ke Samudera Hindia akhirnya ditunda dan digantikan dengan pembangunan Terowongan Neyama 2 di Tulungagung untuk difungsikan sebagai pengendali banjir 23 Sementara Saluran Irigasi Lodagung dibangun untuk memanfaatkan air yang terbendung oleh Bendungan Wlingi guna mengairi lahan pertanian baru seluas sekitar 7 400 hektar Perbaikan alur Sungai Brantas di dekat Kota Kediri dilakukan dengan cara membangun dinding penahan dengan total panjang sekitar 10 kilometer 22 Tahap ketiga 1985 1997 sunting Tahap ini bertujuan untuk menyediakan air baku terutama bagi masyarakat dan industri yang ada di bagian tengah dan hilir Sungai Brantas Sejumlah bendung sistem suplesi penambah debit dan infrastruktur lain yang dapat dipakai untuk menyediakan air baku pun dibangun pada tahap ini Di bagian tengah dilakukan pembangunan Bendungan Wonorejo PLTA Tulungagung Bendung Karet Menturus dan Bendung Karet Jatimlerek 22 serta perbaikan alur Sungai Brantas di dekat Kota Kediri tahap 2 Sementara di bagian hilir dilakukan rekonstruksi Bendung Gubeng perbaikan Pintu Air Wonokromo perbaikan Kali Kedurus dan rehabilitasi Kali Porong 8 Pada tahap ini pula dilakukan pengembangan jaringan irigasi air tanah di Kediri dan Nganjuk 21 Tahap keempat 1998 2006 sunting Tahap ini ditekankan pada konservasi dan pengelolaan sumber daya air Pengelolaan air tidak saja mencakup aspek kuantitas tetapi juga ke arah pengendalian kualitas walaupun masih bersifat terbatas Di bagian tengah dilakukan perbaikan terhadap Kali Widas Sementara di bagian hilir dilakukan perbaikan terhadap Kali Perbatasan Kali Pelayaran Kali Kebonagung dan Bozem Morokrembangan 8 Pada tahap ini pula dikembangkan sistem pengelolaan informasi hidrologi Pengelolaan infrastruktur suntingInfrastruktur sumber daya air yang telah selesai dibangun di Sungai Brantas saat ini dioperasikan dan dipelihara oleh Jasa Tirta I Sementara infrastruktur sumber daya air yang sedang dan akan dibangun di Sungai Brantas saat ini dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BBWS Brantas Infrastruktur sumber daya air di Sungai Brantas yang saat ini dikelola oleh Jasa Tirta I antara lain Bendungan Sengguruh Bendungan Sutami Bendungan Lahor Bendungan Selorejo Bendungan Wlingi Terowongan Neyama Pintu Air Tulungagung Bendungan Wonorejo Bendungan Tugu Bendung Gerak Waruturi Bendungan Semantok Bendungan Widas Bendung Gerak Lodoyo Bendung Karet Jatimlerek Bendung Karet Menturus Bendung Lengkong Baru Pintu Air Mlirip Pintu Air JagirLumpur Lapindo suntingArtikel utama Lumpur Lapindo Terkait dengan luapan lumpur hidrokarbon dari Desa Siring Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yang dikenal dengan Lumpur Lapindo aliran sungai ini digunakan untuk menggelontor sebagian semburan lumpur ke Selat Madura Untuk itu sebagian lumpur tersebut pun rutin dipompa ke salah satu anak Sungai Brantas di bagian hilir yakni Kali Porong Lihat pula suntingBalai Besar Wilayah Sungai Brantas BPDAS Brantas Sampean Daftar sungai di Indonesia Daftar sungai di Jawa Jasa Tirta I Kereta api Brantas Wilayah sungaiReferensi sunting https jdih menlhk go id new uploads files 2022pmlhk14 menlhk 08082022112114 pdf https hukumonline com pusatdata detail lt4f2f760d2fff3 keputusan menteri kehutanan nomor sk511menhutv2011 tahun 2011 https jdih menlhk go id new uploads files 2022pmlhk14 menlhk 08082022112114 pdf https jdih menlhk go id new uploads files 2022pmlhk14 menlhk 08082022112114 pdf https peraturan bpk go id Home Download 152117 Permen 20PUPR 20Nomor 2016 20Tahun 202020 pdf GeoNames org www geonames org Diakses tanggal 1 Mei 2023 a b Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas PDF Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20 Maret 2020 Diakses tanggal 16 Januari 2023 a b c d e f Sinaro Radhi 2007 Menyimak Bendungan di Indonesia 1910 2006 dalam bahasa Indonesia Tangerang Selatan Bentara Adhi Cipta ISBN 978 979 3945 23 1 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Whitten T Soeriaatmadja R E Suraya A A 1996 The Ecology of Java and Bali Hong Kong Periplus Editions Ltd hlm 132 Ramu Kikkeri December 2004 Brantas River Basin Case Study Indonesia pdf Background Paper Worldbank 36 Auliani Palupi Annisa 15 Februari 2014 Sepatan Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit Mitos dan Sains Gunung Kelud Kompas Diakses tanggal 13 November 2022 Peel M C Finlayson B L McMahon T A 2007 Updated world map of the Koppen Geiger climate classification Hydrology and Earth System Sciences 11 1633 1644 doi 10 5194 hess 11 1633 2007 Diakses tanggal 30 January 2016 a b NASA Earth Observations Data Set Index NASA 30 January 2016 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 05 10 Diakses tanggal 2019 02 11 NASA Earth Observations Rainfall 1 month TRMM NASA Tropical Rainfall Monitoring Mission 30 January 2016 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 04 19 Diakses tanggal 2019 02 11 a b c Notodihardjo Mardjono 1989 Pengembangan Wilayah Sungai di Indonesia PDF dalam bahasa Indonesia Jakarta Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2023 01 17 Diakses tanggal 2023 01 01 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b c d Development of the Brantas River Basin part 4 PDF dalam bahasa Inggris Tokyo JICA 1998 hlm 40 41 a b Widianto Eko 21 Agustus 2020 Menyibak Peradaban Masa Lalu yang Terkubur Bencana Alam Mongabay Diakses tanggal 12 November 2022 Isnaeni Hendri 14 April 2012 Terowongan Neyama Romusha Historia Diakses tanggal 23 Oktober 2022 a b Profil BBWS Brantas PDF PPID BBWS Brantas 2021 Diakses tanggal 4 Januari 2023 a b Ir Surjono 26 Agustus 1969 Menguasai dan Memanfaatkan Kali Brantas PDF Laporan Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas Diakses tanggal 23 Januari 2022 a b c Development of the Brantas River Basin part 10 PDF dalam bahasa Inggris Tokyo JICA 1998 hlm 182 183 a b c Development of the Brantas River Basin part 1 PDF dalam bahasa Inggris Tokyo JICA 1998 Staf Proyek Brantas 1 April 1972 Uraian Singkat Mengenai Proyek Bendungan Serbaguna Karangkates PDF Laporan Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas Diakses tanggal 23 Januari 2022 Koordinat 7 27 36 S 112 25 49 E 7 4599 S 112 4302 E 7 4599 112 4302 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sungai Brantas amp oldid 25117997