www.wikidata.id-id.nina.az
Rumpun bahasa Indo Eropa memiliki dua pengklasifikasian yang disebut sebagai bahasa kentum dan satem menurut pelafalan konsonan dorsal bunyi K dan G dari perkembangan bahasa Proto Indo Eropa PIE Contoh perkembangan yang berbeda yaitu kata untuk menyebut seratus yang ditemukan dalam bahasa bahasa Indo Eropa awal yang memiliki bukti tertulis Dalam bahasa kentum biasanya dimulai dengan bunyi k centum dalam bahasa Latin diucapkan dengan bunyi k tetapi dalam bahasa satem dimulai dengan bunyi s kata satem berasal dari bahasa Avesta dalam kitab Zoroastrianisme Perkiraan wilayah penyebaran kentum biru dan satem merah Warna merah yang lebih gelap menandai tempat penemuan kebudayaan arkeologi Sintashta Abashevo Srubnaya adalah kawasan asal mula satemisasi menurut hipotesis von Bradke yang tidak diterima oleh sebagian besar ahli bahasa Artikel ini mengandung karakter yang digunakan untuk menulis pelambangan suara bahasa Proto Indo Eropa yang direkonstruksi kembali untuk penjelasan notasi lihat Fonologi bahasa Proto Indo Eropa Tanpa dukungan perenderan yang baik Anda mungkin akan melihat tanda tanya kotak atau simbol lain bukan karakter gabungan Unicode dengan karakter Latin Tabel di bawah ini menunjukkan rekonstruksi tradisional konsonan dorsal bahasa PIE dengan tiga deret tetapi menurut beberapa teori yang lebih baru mungkin sebenarnya hanya ada dua deret atau tiga deret dengan pengucapan yang berbeda dari yang dianggap berasal secara tradisional Dalam bahasa kentum konsonan palatovelar yang termasuk konsonan awal dari seratus bergabung menjadi konsonan velar biasa Dalam bahasa satem bunyi itu tetap berbeda dan konsonan labiovelar bergabung menjadi konsonan velar biasa 1 kʷ gʷ gʷʰ labiovelar Bergabung pada rumpun satemBergabung pada rumpun kentum k g gʰ velar biasa ḱ ǵ ǵʰ palatovelar terasibilasi pada rumpun satemPembagian kentum satem membentuk isoglos dalam deskripsi sinkroni rumpun bahasa Indo Eropa Tidak lagi diperdebatkan bahwa bahasa Proto Indo Eropa pertama tama terpecah menjadi cabang kentum dan satem Pembagian seperti itu umumnya berdasarkan penemuan bahwa rumpun satem umumnya terletak di timur dan kelompok kentum di barat namun terdapat pengecualian yaitu cabang bahasa Indo Eropa yang paling ke timur bahasa Tokharia dikategorikan sebagai bahasa kentum 2 Daftar isi 1 Kentum 2 Satem 3 Fonem pada bahasa turunan 4 Referensi 4 1 Catatan kaki 4 2 Daftar pustaka 5 Bacaan lebih lanjut 6 Pranala luarKentum SuntingBahasa kentum terkenal dari rumpun bahasa Indo Eropa adalah Helenik Keltik Italik dan Jermanik Rumpun tersebut menggabungkan palatovelar Proto Indo Eropa dan velar polos menghasilkan konsonan velar polos saja kentumisasi tetapi mempertahankan konsonan labiovelar sebagai bunyi yang berbeda 1 Sub rumpun bahasa Anatolia mungkin berada di luar dikotomi kentum satem misalnya bahasa Luwia menunjukkan bahwa ketiga bentuk konsonan dorsal bertahan secara terpisah dari bahasa Proto Anatolia 3 Oleh karena itu kentumisasi pada bahasa Het diasumsikan terjadi hanya setelah dialek dari bahasa Proto Anatolia berkembang menjadi bahasa tersendiri 4 Namun Craig Melchert berpendapat bahwa bahasa Proto Anatolia termasuk bahasa kentum Sementara bahasa Tokharia umumnya dianggap sebagai bahasa kentum 5 bahasa ini memiliki bentuk yang unik karena telah menggabungkan ketiga bentuk konsonan pada bahasa PIE awalnya sembilan konsonan terpisah menjadi satu fonem k Menurut beberapa ahli inilah memperumit klasifikasi bahasa Tokharia dalam model kentum satem 6 Namun Tokharia telah menggantikan beberapa konsonan labiovelar pada bahasa PIE menjadi ku telah diusulkan bahwa beberapa konsonan labiovelar tetap berbeda pada bahasa Proto Tokharia sehingga rumpun bahasa Tokharia termasuk dalam bagian kentum dengan asumsi bahwa bahasa Proto Tokharia kehilangan bunyi konsonan palatovelar dan bunyi konsonan labiovelar masih dipertahankan walaupun berbeda secara fonem 5 Dalam rumpun kentum akar bunyi bahasa PIE direkonstruksi secara konsonan palatovelar berkembang menjadi bentuk konsonan velar Misalnya ḱm tom berarti seratus konsonan awal palatovelar pada ḱ menjadi velar biasa k seperti centum pada bahasa Latin awalnya diucapkan dengan lafal k meskipun sebagian besar turunan modern bahasa Latin memiliki ragam desis yang berbeda he katon pada bahasa Yunani cant pada bahasa Wales kante pada bahasa Tokharia Pada rumpun bahasa Jermanik bunyi k berubah menjadi bunyi h menurut Hukum Grimm misalnya hund red yang berarti seratus dalam bahasa Inggris Rumpun Kentum juga mempertahankan perbedaan antara bunyi konsonan labiovelar PIE kʷ gʷ gʷʰ dan konsonan velar biasa Secara historis belum jelas apakah baris konsonan labiovelar mewakili suatu inovasi melalui proses labialisasi atau diwarisi dari bahasa induk tetapi hilang di cabang cabang satem pendapat arus utama saat ini mendukung kemungkinan yang terakhir Labiovelar sebagai fonem tunggal sebagai contoh kʷ sebagai lawan dari fonem ganda sebagai contoh bunyi kw dibuktikan dalam bahasa Yunani bunyi q dalam Linear B rumpun bahasa Italik qu dalam bahasa Latin rumpun Jermanik hwair ƕ dan qairthra q dalam Gotik dan rumpun Keltik ceirt Q dalam aksara Ogham yang dipakai untuk bahasa Irlandia Kuno serta kʷ pada rumpun bahasa Galia Britonik yang berkembang menjadi bunyi p perkembangan serupa terjadi pada rumpun bahasa Osko Umbri Hellenik dan Jermanik Namun kaidah boukolos menyatakan bahwa konsonan labiovelar tereduksi menjadi velar biasa pada bunyi u atau w Pembagian kentum satem mengacu pada pengembangan konsonan dorsal pada saat pemisahan paling awal dialek bahasa Proto Indo Eropa menjadi bahasa proto tersendiri pada turunannya Hal tersebut tidak berlaku untuk perkembangan analog selanjutnya dalam sub rumpun manapun Misalnya bunyi palatalisasi dari bahasa Latin yaitu k menjadi t ʃ atau t s dan kemudian menjadi s dalam rumpun bahasa Roman seperti c dalam cent pada bahasa Prancis diucapkan sebagai s seperti penggabungan bunyi kʷ dengan k pada rumpun bahasa Goidelik terdengar seperti rumpun satem tetapi perubahan seperti itu tetap mengklasifikasikannya sebagai rumpun kentum Satem SuntingSebagian besar model satem terdapat pada rumpun bahasa Indo Eropa bagian timur terutama rumpun bahasa Indo Iran di benua Asia dan Balto Slavia di benua Eropa Rumpun bahasa tersebut kehilangan elemen konsonan Labio Velar pada bahasa Proto Indo Eropa dan menggabungkannya menjadi bunyi konsonan velar tetapi konsonan palatovelar tetap berbeda dan biasanya diwujudkan sebagai konsonan desis 7 Serangkaian perkembangan itu terutama pelestarian bunyi konsonan palatovelar disebut sebagai satemisasi Dalam rumpun satem bunyi refleks yang diduga sebagai konsonan palatovelar pada bahasa PIE biasanya berupa bunyi konsonan frikatif atau afrikat articulated further forward in the mouth Misalnya ḱm tom berarti seratus pada bahasa PIE palatovelar awal biasanya menjadi desisan s atau ʃ seperti satem pada bahasa Avesta sad pada bahasa Persia satam pada bahasa Sanskrit sto sto pada semua bahasa Slavia modern sto pada bahasa Slavonik Gerejawi Kuno simts pada bahasa Latvia dan simtas pada bahasa Lituania Contoh lain adalah imbuhan awal s n dengan yang muncul dalam bahasa Latin rumpun kentum sebagai co n conjoin serumpun dengan soyuz serikat pada bahasa Rusia Sebuah bunyi s ḱ pada bahasa PIE dalam beberapa bahasa seperti bahasa Latvia Avesta Rusia dan Armenia tetapi bahasa Lituania dan Sanskerta memiliki bunyi ʃ s dalam transkripsi Lituania s dalam transkripsi Sanskrit Satemisasi tidak lengkap juga dapat dibuktikan dengan sisa sisa elemen bunyi konsonan labial dari labiovelar pada rumpun bahasa Balto Slavia termasuk ungurys belut lt angʷi dan dygus runcing lt dʰeigʷ pada bahasa Lituania Beberapa contoh juga diklaim dalam bahasa Indo Iran seperti guru padat lt gʷer dan kulam kawanan lt kʷel dalam bahasa Sanskerta tetapi bunyi tersebut mungkin merupakan perkembangan sekunder seperti dalam kasus kuru membuat lt kʷer di mana jelas bahwa kelompok imbuhan ku muncul pada bahasa Weda setelah zaman Rigweda juga dinyatakan bahwa dalam bahasa Sansekerta dan Balto Slavia dalam beberapa cakupan konsonan resonansi diwakili dengan bunyi R menjadi iR setelah velar biasa tetapi uR setelah labiovelar Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa bahasa Albania 8 dan Armenia juga harus diklasifikasikan sebagai satem 9 tetapi beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa mereka menunjukkan bukti perlakuan terpisah dari ketiga baris konsonan dorsal dan mungkin tidak bergabung dengan konsonan labiovelar tidak seperti rumpun satem yang lainnya Asibilasi konsonan velar dalam lingkungan fonem tertentu adalah fenomena umum dalam perkembangan bahasa seperti cent pada bahasa Prancis dan cien pada bahasa Spanyol yang merupakan konsonan frikatif meskipun berasal dari bunyi k pada bahasa Latin Akibatnya kadang kadang sulit untuk menetapkan secara tegas bahasa bahasa yang merupakan bagian dari difusi satem asli dan bahasa bahasa yang dipengaruhi oleh asibilasi sekunder Sementara dokumentasi ekstensif bahasa Latin dan Swedia Kuno sebagai contoh misalnya menunjukkan bahwa asimilasi yang ditemukan dalam bahasa Prancis dan Swedia hanyalah perkembangan sekunder Tidak ada cukup bukti tertulis tentang bentuk bunyi bahasa Dacia dan Trakia Kata serapan leksikon secara lanjut seperti bahasa Armenia dari bahasa Iran juga belum diketahui Pada bahasa Armenia beberapa pendapat ahli bahasa mengemukakan bahwa bunyi kʷ dapat dibedakan dari bunyi k sebelum vokal depan 10 Martin Macak 2018 menegaskan bahwa penggabungan bunyi kʷ dan k terjadi dalam sejarah bahasa Proto Armenia itu sendiri 11 Pada bahasa Albania bunyi konsonan dorsal asli tetap dapat dibedakan sebelum perubahan vokal depan 12 13 14 Sebagian besar bunyi konsonan labiovelar dibedakan dari semua deret konsonan velar bahasa Indo Eropa lainnya sebelum vokal depan yang berkembang menjadi bunyi s dan z tetapi bergabung menjadi konsonan velar murni belakang dalam beberapa dialeknya 12 Deret konsonan velar palatal yang terdiri dari bunyi bahasa Indo Eropa yaitu ḱ dan g atau gʰ berubah menjadi th dan dh tetapi didepalatalisasi untuk bergabung dengan bunyi konsonan velar belakang saat bersentuhan dengan sonoran 12 Karena perbedaan tiga bagian bunyi pada bahasa Proto Indo Eropa dalam konsonan dorsal dipertahankan dalam refleks semacam itu Demiraj berpendapat bahwa bahasa Albania tidak dapat dianggap sebagai rumpun kentum ataupun satem seperti bahasa Luwia 13 Dengan demikian bunyi ḱ kʷ dan k pada bahasa PIE berubah menjadi th thom saya mengatakan dalam bahasa Albania dari bahasa PIE ḱeHsmi s si bagaimana dalam bahasa Albania dari bahasa PIE kʷiH1 bandingkan dengan qui dalam bahasa Latin dan q c pleq tua lt dari bahasa PIE plak i atau plH2 ko 15 Fonem pada bahasa turunan SuntingTabel berikut merangkum hasil dari rekonstruksi bunyi konsonan palatal dan labiovelar pada bahasa Proto Indo Eropa dan bahasa turunannya baik kentum maupun satem Hasil dari konsonan velar biasa dapat diasumsikan sama dengan hasil bunyi konsonan palatal pada rumpun kentum dan konsonan labiovelar pada rumpun satem PIE ḱ ǵ ǵʰ kʷ gʷ gʷʰKeltik k g kw p 1 b gwItalik g g h 2 kw p 3 gw v b 3 f vVenetia h kw Hellenik kh p t k 4 b d g 4 ph kh th 4 Frigia k 5 g 5 g k k b gJermanik h k g ɣ 6 hw kw gw 7 w 6 Anatolia k 8 kk 9 g 10 k 11 kw kkw 9 gw 12 kw 11 Tokharia k k kwAlbania 16 8 c k 13 d d 13 k c s g ɟ zTrakia s z k kh g k gArmenia c dz kh kSlavia z k gBaltik zIndo Arya s dz h 14 k c g ghIran s z g Dalam rumpun Kelt sub rumpun p Kelt dan q Kelt memiliki perbedaan akar bunyi kʷ ekwos ekwos epos dari PIE Sub rumpun Britonik dan Lepontik merupakan bagian dari P Kelt sedangkan Goidelik dan Keltiberia adalah bagian dari Q Kelt serta ragam bahasa Galia belum terklasifikasi Bunyi ǵʰ pada PIE menjadi h atau ɡ pada bahasa Latin tergantung letak bunyi dalam kata dan kh h pada Osko Umbri a b Bunyi kʷ and gʷ pada PIE berkembang menjadi dua perbedaan dalam rumpun Italik kw w pada bahasa Latin kwis quis dan p b pada sub rumpun Osko Umbri kwis pis a b c Bunyi kʷ gʷ gʷʰ pada PIE berkembang menjadi tiga bunyi berbeda dalam ragam Yunani seperti Attika dan Doria t d th sebelum e i kʷis pada PIE tis pada Yunani k ɡ kh sebelum u wl kʷos pada PIE lukos pada Yunani p b ph sebelum a o sekʷ pada PIE hep pada Yunani Namun pada bahasa Yunani Mikenai kw tetap ada dan pada bahasa Yunani Aeolia bunyi itu berubah menjadi p a b Bukti Frigia terbatas dan sering ambigu sehingga masalah karakteristik ragam lafal kentum vs satem belum dapat ditentukan tetapi pendapat yang berlaku adalah bahwa Frigia menunjukkan lafal kentum bersama dengan palatalisasi sekunder dari k menjadi ts dan ɡ menjadi dz sebelum vokal depan seperti pada mayoritas bahasa Roman lihatBahasa Frigia Fonologi a b Akar bunyi dari bahasa Proto Jermanik menunjukkan alofon spiran dalam PIE yang dipertahankan dalam posisi intervokal dalam bahasa Gotik Bunyi tersebut merupakan akar konsonan sengau Hasil di posisi lain diperdebatkan dan dapat bervariasi sesuai dengan lingkungan fonetik Lihat Hukum Grimm Catatan Pada bahasa Luwia terdapat bunyi ts pada hampir semua kosakata apapun a b Non initial Pada bahasa Luwia bunyi itu berubah menjadi y pada awalan hilang secara intervokal a b Non initial Pada bahasa Luwia terdapat bunyi w a b Bunyi ḱ ǵ ǵʰ pada PIE menjadi konsonan gesek pada bunyi ts dan dz pada bahasa Albania Kuno dan kemudian menjadi 8 dan d Namun dalam konteks tertentu satu atau kedua proses tidak terjadi sehingga beberapa contoh dipertahankan sebagai konsonan velar krah sebagai contoh sementara yang lain berakhir sebagai s dan z ts dan dz atau c dan ɟ sesuai konteks Selanjutnya frikatif d menjadi d letup dalam konteks tertentu pada bahasa modern Bunyi ǵʰ pada PIE dzjh pada PII h pada Proto Indo Arya z pada Proto Iran Referensi SuntingCatatan kaki Sunting a b J P Mallory and D Q Adams eds The Encyclopedia of Indo European Culture 1997 p 461 Fortson 2010 chpt 3 2 3 25 Fortson 2010 hlm 59 originally proposed in Melchert 1987 Fortson 2010 hlm 178 a b Fortson 2010 hlm 59 Lyovin 1997 hlm 53 Mallory 1997 p 461 Matasovic Ranko 2012 A Grammatical Sketch of Albanian for students of Indo European Page 13 It has been claimed that the difference between the three PIE series of gutturals is preserved in Albanian before front vowels This thesis sometimes referred to as Pedersen s law is often contested but still supported by the majority of Albanologists e g Hamp Huld and Olberg In examining this view one should bear in mind that it seems certain that there were at least two palatalizations in Albanian the first palatalization whereby labiovelars were palatalized to s and z before front vowels and y and the second palatalization whereby all the remaining velars k and g were palatalized to q and gj in the same environment PIE palatalized velars are affected by neither palatalization they yield Alb th d dh cf Alb thom I say lt k ensmi cf OInd sa m s praise L c e nse o reckon It may be that th yielded f before a consonant if Alb enfle sleep is from nthle lt n k loye cf G klinō recline Andrew Miles Byrd 2018 121 The phonology of Proto Indo European Dalam Fritz Matthias Joseph Brian Klein Jared Handbook of Comparative and Historical Indo European Linguistics De Gruyter Mouton hlm 2061 ISBN 978 3 11 054036 9 Holger Pedersen KZ 36 1900 277 340 Norbert Jokl in Melanges linguistiques offerts a M Holger Pedersen 1937 127 161 Martin Macak 61 The phonology of Classical Armenian Dalam Klein Jared Joseph Brian Fritz Matthias Handbook of Comparative and Historical Indo European Linguistics de Gruyter Mouton hlm 1048 ISBN 978 3 11 052161 0 A characteristic feature of satem languages the merger of K and K u seems to have taken place within the history of PA itself After the merger of K and K u a preceding labial segment satemizes the velar so that the latter shows reflex es identical to those of the original PIE palatovelar K a b c Orel Vladimir 2000 A CONCISE HISTORICAL GRAMMAR OF THE ALBANIAN LANGUAGE Reconstruction of Proto Albanian nbsp Leiden Brill hlm 66 70 71 ISBN 90 04 11647 8 a b Bardhyl Demiraj 2018 100 The evolution of Albanian Dalam Fritz Matthias Joseph Brian Klein Jared Handbook of Comparative and Historical Indo European Linguistics De Gruyter Mouton hlm 1812 ISBN 978 3 11 054036 9 and the outcomes of the three dorsal series suggest that Albanian like Luwian may have originally retained this three way opposition intact and therefore is neither centum nor satem despite the clear satem like outcome of its palatal dorsals in most instances Don Ringe 2018 1 General and methodological issues Dalam Fritz Matthias Joseph Brian Klein Jared Handbook of Comparative and Historical Indo European Linguistics De Gruyter Mouton hlm 65 ISBN 978 3 11 054036 9 Matthew C Curtis 2018 99 The dialectology of Albanian Dalam Fritz Matthias Joseph Brian Klein Jared Handbook of Comparative and Historical Indo European Linguistics de Gruyter Mouton hlm 1807 1808 ISBN 978 3 11 054036 9 Orel Vladimir 2000 A CONCISE HISTORICAL GRAMMAR OF THE ALBANIAN LANGUAGE Reconstruction of Proto Albanian Pages 66 72 Historic palatalizations further discussed on pages 72 77 palatalization of former velar sounds specifically 72 74 Daftar pustaka Sunting Brugmann Karl 1886 Grundriss der Vergleichenden Grammatik der indogermanischen Sprachen dalam bahasa Jerman Erster Band Strassburg Karl J Trubner Brugmann Karl Delbruck Berthold 1897 1916 Grundriss der vergleichenden grammatik der indogermanischen sprachen Volume I Part 1 edisi ke 2nd Strassburg K J Trubner Fortson Benjamin W 2010 Indo European Language and Culture An Introduction Blackwell Textbooks in Linguistics edisi ke 2nd Chichester U K Malden MA Wiley Blackwell Kortlandt Frederik 1993 General Linguistics amp Indo European Reconstruction PDF Frederik Kortlandt Diakses tanggal 30 November 2009 Lehmann Winfred Philipp 1993 Theoretical Bases of Indo European Linguistics Taylor amp Francis Group Lyovin Anatole 1997 An introduction to the languages of the world New York Oxford University Press Mallory J P Adams D Q ed 1997 Proto Indo European Encyclopedia of Indo European Culture London Chicago Fitzroy Dearborn Publishers ISBN 1 884964 98 2 Melchert Craig 1987 PIE velars in Luvian PDF Studies in Memory of Warren Cowgill hlm 182 204 diakses tanggal 28 November 2009 Remys Edmund 2007 General distinguishing features of various Indo European languages and their relationship to Lithuanian Indogermanische Forschungen 112 244 276 Schleicher August 1871 Compendium der vergleichenden grammatik der indogermanischen sprachen dalam bahasa Jerman Weimar Hermann Bohlau Solta G R 1965 Palatalisierung und Labialisierung Indogermanische Forschungen dalam bahasa Jerman 70 276 315 Szemerenyi Oswald J L 1990 Introduction to Indo European Linguistics Oxford u a Oxford University Press von Bradke Peter 1890 Uber Methode und Ergebnisse der arischen indogermanischen Alterthumswissenshaft dalam bahasa Jerman Giessen J Ricker che Buchhandlung Bacaan lebih lanjut SuntingKortlandt Frederik Balto Slavic and Indo Iranian In Baltistica 2016 t 51 Nr 2 p 355 364 DOI https doi org 10 15388 Baltistica 51 2 2284 Mayer Harvey E 1980 Baltic membership in the West Satem subgroup In Journal of Baltic Studies 11 4 pp 356 366 DOI 10 1080 01629778000000351 Mottausch Karl Heinz Eine Neue Losung Fur Ein Altes Problem Kentum Und Satem In Historische Sprachforschung Historical Linguistics 119 2006 35 76 www jstor org stable 40849375 Pranala luar SuntingAnderson Deborah Centum and satem Languages EurAsia 98 Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2009 Diakses tanggal 5 December 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Baldia Maximilian O 2006 Tombs and the Indo European Homeland The Comparative Archaeology Web Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 08 18 Diakses tanggal 27 November 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wheeler L Kip The Indo European Family of Languages L Kip Wheeler Diakses tanggal 5 December 2009 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kentum dan Satem amp oldid 18682858