www.wikidata.id-id.nina.az
Syaikh Ahmad Surkati al Anshari al Kazraji bahasa Arab احمد بن محمد السركتي ʾAḥmad bin Muḥammad As Surkatii pengucapan bahasa Arab ʔ aeħmaed bin mʊˈħaemmaed aelsurkɑtij lahir 1875 meninggal 6 September 1943 dalam usia sekitar 67 atau 68 tahun adalah pendiri organisasi Jam iyah al Islah wa Al Irsyad al Arabiyah Perkumpulan Arab untuk Reformasi dan Pengajaran yang kemudian berubah menjadi Jam iyah al Islah wal Irsyad al Islamiyyah yang lebih umum disebut sebagai al Irsyad di Batavia pada Agustus 1915 Banyak sejarawan mengakui peran al Irsyad dalam reformasi pemikiran Islam di Indonesia tetapi sayangnya namanya tidak disebutkan dalam kuliah pemikiran Islam di Indonesia 1 Syekh Ahmad Surkati al Anshari al KazrajiSyekh Ahmad SurkatiNama asalاحمدLahirAhmad 1875 MUdfu Dongola Sudan Mahdiyah sekarang Sudan Meninggal6 1943 September 1875 umur 69 68 tahunBatavia Hindia BelandaMakamBatavia Hindia BelandaTempat tinggalBatavia Hindia BelandaAlmamaterMa had Syarqi Na Sudan Darul Ulum Mekah PekerjaanUlama guruTahun aktif1909 1941Organisasial IrsyadDikenal atasPendiri al IrsyadGelarSyekhOrang tuaMuhammad al Surkati ayah Artikel ini memuat huruf Arab Tanpa bantuan render yang baik anda mungkin akan melihat tanda tanya kotak kotak atau simbol lainnya Daftar isi 1 Kehidupan awal 2 Karier 2 1 Di Jamiat Kheir 2 2 Al Irsyad 3 Kehidupan selanjutnya dan wafat 4 Lihat juga 5 ReferensiKehidupan awal SuntingAhmad Surkati terlahir dengan nama Ahmad bin Muhammad Surkati al Anshori pada sekitar 1875 M di Udfu pulau Arqu dekat kota Dongola Sudan Kata Surkati diambil dari bahasa Dongolawi yang berarti Banyak Buku Sur buku Katti banyak karena kakeknya memiliki banyak buku ketika dia kembali dari pendidikan Diyakini bahwa ia adalah keturunan seorang Sahabat Nabi bernama Jabir bin Abdillah al Anshori 2 Dia berasal dari keluarga terpelajar ayah dan kakeknya pernah belajar di Mesir dengan ayahnya lulus dari Universitas Al Azhar di Kairo Surkati menerima pendidikan pertama dari ayahnya dan berhasil menghafal al Quran di usia muda Ahmad memasuki Ma had Syarqi Na sebuah lembaga yang dipimpin oleh seorang ulama terkemuka di Dongola Setelah menyelesaikan studinya di Institut ayahnya ingin dia melanjutkan pendidikan di Al Azhar di Mesir seperti yang telah dia lakukan Tetapi niat itu tidak pernah terpenuhi karena Sudan kemudian diperintah oleh pemerintahan al Mahdi yang berusaha melarikan diri dari pemerintahan Mesir Raja Sudan pada saat itu Abdullah al Taaisha tidak mengizinkan orang orang Sudan untuk bepergian ke Mesir 2 Setelah menyelesaikan pendidikan dasar Islamnya di Sudan Ia melakukan perjalanan ke Mekah untuk melaksanakan haji pada tahun 1896 M Ahmad hanya sebentar tinggal di Mekah kemudian dia pindah ke Madinah dan kemudian kembali ke Mekah Di Madinah Dia memperdalam ilmu agama dan sastra Arab selama sekitar empat setengah tahun Dua dari guru gurunya yang terkenal di Madinah adalah dua muhadis asli Maroko yaitu Syekh Salih dan Umar Hamdan Dia juga belajar Alquran kepada Syekh Muhammad al Khuyari Dia mempelajari pengetahuan fikih dari dua ulama fikih pada waktu itu Syekh Ahmad Mahjub dan Syekh Mubarak an Nismat dia kebanyakan belajar mazhab Syafi i di mana untuk bahasa Arab dia belajar dari ahli bahasa bernama Syekh Muhammad al Barzan 2 Ia tinggal di Hijaz selama lima belas tahun di mana lebih dari sebelas tahun ia habiskan di Mekah tempat ia menerima pendidikan utama dengan penekanan pada Hadis 1 di mana ia lulus dari Darul Ulum di Mekah 3 Ahmad Surkati adalah orang Sudan pertama yang mendapatkan gelar al Allamah pada tahun 1326 H 2 Keahliannya yang luar biasa sebagai ulama mulai diperhitungkan pada sekitar tahun 1909 ketika ia dianugerahi jabatan pengajar terkemuka di Mekah posisi yang dipertahankannya sebelum Dia diundang oleh Jamiat Kheir dan pindah ke Batavia 1 Karier SuntingDi Jamiat Kheir Sunting Karena kurangnya guru yang berkualitas untuk mengajar di sekolah Jamiat Kheir pengurus memutuskan untuk merekrut guru dari luar negeri Pada sekitar bulan Oktober 1911 Ahmad Surkati tiba di Batavia bersama dengan dua guru lainnya seorang Sudan bernama Muhammad bin Abdul Hamiddan Muhammad al Tayyib seorang Maroko yang segera kembali ke tanah kelahirannya Mereka telah didahului oleh guru lain orang Tunisia bernama Muhammad bin Utsman al Hasyimi yang datang ke Hindia pada tahun 1910 Surkati diangkat sebagai inspektur di sekolah sekolah Jamiat Kheir Dua tahun pertamanya di posisi ini sukses besar menciptakan jaminan bagi Jamiat Kheir untuk merekrut empat guru asing lagi pada Oktober 1913 Beberapa anggota konservatif Jamiat Kheir dari kalangan Sayyid semakin khawatir tentang pengaruh Surkati pada komunitas Hadhrami dan khususnya sikapnya terhadap Sayyid sendiri Suatu peristiwa muncul mengenai diizinkannya pria non sayyid menikahi seorang wanita sayyid di Solo pada tahun 1913 selama liburan sekolah ketika Sukarti tinggal di sana dan diajak berkonsultasi tentang kasus tersebut Seorang Cina non Muslim memiliki seorang selir yang merupakan anak perempuan Sayyid seolah olah wanita itu bersamanya karena kemiskinannya Surkati menganggap situasinya sebagai hal yang memalukan sehingga mengusulkan agar Hadhrami di daerah itu menyumbangkan uang kepadanya atau ia akan dinikahkan oleh seorang Muslim non Sayyid Saran pertamanya diabaikan dan saran kedua dikecam sebagai dilarang oleh komunitas Sayyid seorang pria non Sayyid tidak boleh dengan Kafa ah untuk seorang wanita Sayyid Surkati berpendapat bahwa menurut hukum Islam hal itu diperbolehkan bagi pernikahan pria non Sayyid dengan seorang wanita Sayyid 4 Surkati memberikan jawabannya secara lebih rinci dengan argumen di kolom Surat al Jawaab di koran Soeloeh Hindia yang pemimpin redaksinya adalah Haji Oemar Said Tjokroaminoto 2 Pendapatnya dengan cepat didengar oleh para pemimpin Jamiat Kheir di Batavia menyebabkan hubungannya dengan Sayyid yang lebih konservatif memburuk dengan cepat 1 Sukarti juga mengalami kritik rasis terhadapnya atas konflik ini 5 Istilah Konflik Alawi Irsyadi mulai digunakan untuk pemisahan antara golongan Sayyid dikenal sebagai Alawi Alawiyun dan non Sayyid al Irsyad dipimpin oleh Surkati Seorang Alawi Sayyid Muhammad bin Abdullah al Aṭṭas bahkan mengatakan Organisasi al Irsyad dalam pandangan saya bukanlah organisasi Arab murni Ada terlalu banyak darah Afrika di antara para anggotanya untuk itu 6 Abdullah daḥlan menyerang sikap Surkati bahwa semua manusia apakah Sayyid atau non Sayyid sama dengan alasan bahwa Tuhan menciptakan beberapa manusia seperti keluarga nabi Sayyid sebagai lebih unggul dari orang lain Dia berkata Apakah Negro kembali dari kesalahannya atau bertahan dalam tubuhnya yang keras kepala 7 Beberapa Sayyid Hadhrami termasuk Daḥlan agar berhasil melakukan rasis yang ekstrim dan menghina Sukarti memanggilnya Hitam yang Mati si Budak Hitam si Hitam si Sudan dan si Negro sambil menuduh bahwa Sukarti tidak dapat berbahasa Arab dan orang yang bukan Arab 8 Surkati kemudian menulis argumen dan jawabannya di Al Masa il ats Tsalats pada tahun 1925 yang berisi masalah ijtihad bid ah Sunnah ajaran sesat Ziarah mengunjungi kubur Taqbil mencium tangan para Sayyid 3 9 dan Tawassul Lembaran esai ini sebenarnya dipersiapkan sebagai bahan untuk perdebatan perdana dengan Ali Al Thayyibi dari Ba alawi Perdebatan itu pada awalnya direncanakan untuk diadakan di Bandung Tapi Ali al Thayyib membatalkannya dan meminta perdebatan yang akan diadakan di Masjid Ampel di Surabaya Tapi akhirnya dia membatalkannya lagi sehingga tidak terjadi perdebatan sama sekali 2 Surkati mengajukan pengunduran dirinya dari posisinya pada tanggal 18 September 1914 2 Al Irsyad Sunting Banyak non Sayyid dan beberapa Sayyid meninggalkan Jamiat Kheir bersamanya Dia awalnya bermaksud untuk kembali ke Mekah tempat dia biasa mengajar tetapi dibujuk untuk tinggal oleh beberapa non Sayyid Hadhrami bernama Umar Manqush atau Mangus dengan transliterasi lain Kapitein der Arabieren di Batavia Sholih Ubaid dan Sa id bin Salim al Masy abi maka ia kemudian membuka sekolah Islam lain bernama Al Irsyad Al Islamiyah di Batavia pada tanggal 6 September 1914 dengan bantuan keuangan dari beberapa orang Arab yang terbesar di antaranya Abdullah bin Alwi Alatas sebagai 60 000 gulden Belanda 10 Pengakuan hukum oleh pemerintah kolonial Belanda dikeluarkan pada 11 Agustus 1915 Setelah tiga tahun berdiri Perkumpulan Al Irsyad mulai membuka sekolah dan cabang di kota kota di sekitar Jawa Setiap cabang ditandai dengan pendirian Madrasah Cabang pertama berada di Tegal pada tahun 1917 di mana Madrasahnya dipimpin oleh anak didik angkatan pertama Ahmad Surkati yaitu Abdullah bin Salim al Attas Ini diikuti oleh cabang cabang di Pekalongan Cirebon Bumiayu Surabaya dan kota kota lain Al Irsyad pada hari hari pertama kelahirannya dikenal sebagai kelompok reformasi Islam di Nusantara bersama dengan Muhammadiyah dan PERSIS Persatuan Islam Tiga tokoh utama utama organisasi ini Ahmad Surkati Ahmad Dahlan dan Ahmad Hassan A Hassan sering disebut sebagai Trio Pembaru Islam Indonesia Mereka bertiga juga teman dekat Menurut A Hassan Ahmad Dahlan dan dirinya sendiri sebenarnya adalah murid Ahmad Surkati meskipun dengan jadwal resmi yang tidak terikat 11 Kehidupan selanjutnya dan wafat Sunting nbsp Delegasi Jong Islamieten Bond Perhimpunan Pemuda Islam dalam Sumpah Pemuda Batavia 1928A Hassan memperkenalkan Surkati kepada Soekarno ketika dia berada di pengasingan di Ende Nusa Tenggara Timur melalui surat surat dan buku buku Surkati Setelah Soekarno dibebaskan ia sering mengunjungi Surkati Ahmad Surkati juga guru spiritual Jong Islamieten Bond JIB tempat para aktivisnya seperti Muhammad Natsir Kasman Singodimedjo dan lainnya sering belajar darinya Ahmad Surkati meninggal pada pukul 10 00 pagi pada hari Kamis 6 September 1943 di kediamannya di Gang Solan sekarang Jl K H Hasyim Asy ari No 25 Jakarta tepat 29 tahun setelah ia mendirikan Al Irsyad Dia dimakamkan di pemakaman Karet Bivak dengan cara sederhana tanpa batu nisan atau tanda apa pun di kuburan untuk memenuhi keinginan terakhirnya sebelum kematian Lihat juga SuntingHubungan Indonesia dengan Sudan Jamiat Kheir MuhammadiyahReferensi Sunting a b c d Mobini Kesheh Natalie 1999 The Hadrami Awakening Community and Identity in the Netherlands East Indies 1900 1942 edisi ke illustrated EAP Publications hlm 54 56 ISBN 978 08772 77279 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 08 Diakses tanggal 2018 12 22 a b c d e f g al Atsari Abu Salma Syaikh Ahmad Surkati al Anshori Reformis yang Teraniaya dan Difitnah Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 03 21 Diakses tanggal June 13 2014 a b Affandi Bisri March 1976 Shaikh Ahmad al Surkati His Role in al Irshad Movement in Java in The Early Twentieth Century thesis Institute of Islamic Studies McGill University Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 14 Diakses tanggal 2018 12 22 Mobini Kesheh 1999 Diarsipkan 2020 08 07 di Wayback Machine p 55 Anthropologica Part 157 2001 Diarsipkan 2020 08 19 di Wayback Machine p 413 Mobini Kesheh 1999 Diarsipkan 2020 08 22 di Wayback Machine p 91 Mobini Kesheh 1999 Diarsipkan 2020 07 15 di Wayback Machine p 96 Mobini Kesheh 1999 Diarsipkan 2020 09 07 di Wayback Machine p 98 Boxberger Linda 2002 On the Edge of Empire Hadhramawt Emigration and the Indian Ocean 1880s 1930s edisi ke illustrated New York SUNY Press hlm 20 21 ISBN 978 0791452189 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 10 12 Diakses tanggal 2018 12 22 ben Mashoor Jamiat Kheir dan al Irsyad Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 07 14 Diakses tanggal June 12 2014 Sejarah Perhimpunan al Irsyad al Islamiyyah Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 12 23 Diakses tanggal June 13 2014 Affandi Bisri March 1976 Shaikh Ahmad al Surkati His Role in al Irshad Movement in Java in The Early Twentieth Century thesis Institute of Islamic Studies McGill University Hasan Noorhaidi 2006 Laskar Jihad edisi ke illustrated SEAP Publications ISBN 978 08772 77408 Federspiel Howard M 2006 Indonesian Muslim Intellectuals of the 20th Century Institute of Southeast Asian Studies ISBN 978 98123 02991 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ahmad Surkati amp oldid 22307542