www.wikidata.id-id.nina.az
Mr R H Kasman Singodimedjo 25 Februari 1908 25 Oktober 1985 adalah Jaksa Agung Indonesia periode 1945 sampai 1946 dan juga mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II Selain itu ia juga adalah Ketua KNIP Komite Nasional Indonesia Pusat yang menjadi cikal bakal dari DPR Selain itu ia juga pernah menjadi Rektor pertama Universitas Islam Indonesia dan Anggota Konstituante Republik Indonesia 1 2 Kasman SingodimedjoKetua Komite Nasional Indonesia Pusat ke 1Masa jabatan 29 Agustus 1945 17 Oktober 1945PendahuluTidak ada jabatan baruPenggantiSoetan SjahrirJaksa Agung Republik Indonesia ke 2Masa jabatan 8 November 1945 6 Mei 1946PresidenSoekarnoPendahuluGatot TaroenamihardjaPenggantiTirtawinataMenteri Muda Kehakiman Indonesia ke 2Masa jabatan 11 November 1947 29 Januari 1948Perdana MenteriAmir SjarifuddinPendahuluHadiPenggantiDenny IndrayanaInformasi pribadiLahir 1908 02 25 25 Februari 1908 Purworejo Jawa Tengah Hindia BelandaMeninggal25 Oktober 1985 1985 10 25 umur 77 Jakarta IndonesiaMakamTaman Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta KebangsaanJawa Indonesia Alma materSTOVIA MULO GMS AMS HIS ELS Daftar isi 1 Biografi 1 1 Kehidupan awal 1 2 Perjuangan 2 Riwayat Hidup 3 Pahlawan Nasional 4 Referensi 5 Pranala luarBiografi SuntingKehidupan awal Sunting Kasman Singodimedjo lahir di Purworejo Jawa Tengah pada tanggal 25 Februari 1904 Ayahnya adalah H Singomedja pernah menjabat sebagai penghulu carik sekretaris desa dan polisi pamong praja di Lampung Tengah Kasman Singodimedjo wafat di Jakarta pada tanggal 25 Oktober 1982 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta Dilahirkan dari orangtua yang bernama H Singodimedjo dan ibu yang bernama Kartini Memiliki seorang istri yang bernama Soepinah Kasiyati menikah pada tanggal 17 September 1928 serta dikaruniai 6 orang anak Siam Saputro Ir Muhammad Sulaiman Wibisono Bambang Bagus Toko Ny Kabul SH NC dan Ny Dewi Nurul Mustaqimah Kasman Singodimedjo mengenyam pendidikan awal di sekolah desa di Purworejo Selanjutnya dia masuk Holland Indische School HIS di Kwitang Jakarta Ia pindah ke HIS Kutoarjo kemudian ke Meer uitgebreid Lager Onderwijs MULO di Magelang Setelah menyelesaikan pendidikannya di MULO Kasman Singodimedjo sempat masuk School Tot Opleiding Voor Indische Artsen STOVIA di Jakarta Saat di STOVIA inilah dia mulai berorganisasi dalam hal ini Jong Java Bersama dengan Syamsuridjal Ki Musa al Mahfudz dan Suhodo Kasman Singodimedjo mendirikan Jong Islamieten Bond JIB pada 1925 Dia menjadi Ketua Umum JIB pada tahun 1930 1935 Tidak menyelesaikan pendidikan di STOVIA ia beralih ke Recht Hoge School Sekolah Tinggi Hukum Jakarta hingga memperoleh gelar Meester in Rechter Mr eksistensi Kasman Singodimedjo sejak masa pergerakan nasional masa pendudukan Belanda hingga paska kemerdekaan sangat beragam hingga beliau wafat pada 25 Oktober 1982 Perjuangan Sunting Kasman Singodimedjo telah aktif dalam organisasi Muhammadiyah sejak masa mudahnya Sejak 1935 ia telah aktif dalam perjuangan pergerakan nasional terutama di Bogor yang sekarang markasnya menjadi Museum Perjuangan Bogor Pada 1938 Kasman Singodimedjo ikut membentuk Partai Islam Indonesia di Surakarta bersama KH Mas Mansur Farid Ma ruf Soekiman dan Wibowo Purbohadidjoyo Peran dan pemikiran Kasman Singodimedjo berkembang dalam tempaan tokoh tokoh besar pada saat ia bergabung dengan organisasi Jong Islamieten Bond JIB Dalam organisasi tersebut ia berhubungan dengan tokoh tokoh seperti KH Agus Salim HOS Tjokroaminoto KH Ahmad Dahlan Syeikh Ahmad Surkati Natsir Roem Prawoto dan Jusuf Wibisono Karena aktifitas politiknya pada Mei 1940 Kasman Singodimedjo ditangkap dan ditahan oleh pemerintah penjajah Belanda Pada masa pendudukan Jepang Kasman Singodimedjo menjadi Komandan PETA Jakarta Beliau merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam mengamankan pelaksanaan upacara pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan rapat umum IKADA Setelah proklamasi beliau diangkat menjadi anggota PPKI sebagai anggota yang ditambahkan oleh Soekarno untuk mengubah sifat lembaga ini yang semula adalah bentukan Jepang Anggota yang ditambahkan selain Kasman Singodimedjo adalah Wiranatakoesoemah Ki Hajar Dewantara Sajuti Melik Iwa Koesoema Soemantri dan Achmad Soebardjo Dengan demikian anggota PPKI bertambah menjadi 27 orang dari jumlah semula 21 orang Pada saat menjelang pengesahan UUD 1945 terjadi permasalahan terkait dengan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang akan menjadi Pembukaan UUD 1945 Perwakilan kawasan Indonesia timur menyatakan keberatan terhadap tujuh kata dengan kewajiban menjalankan syari at Islam bagi pemeluknya mengingat bahwa Piagam Jakarta tersebut merupakan hasil kesepakatan yang telah dicapai dalam persidangan BPUPK tentu tidak dapat dengan mudah dilakukan perubahan Oleh karena itu dibutuhkan persetujuan terutama dari tokoh Islam yang mempertahankan tujuh kata tersebut adalah Ki Bagus Hadikusumo Beberapa sumber menyatakan yang berperan dimintai tolong oleh Soekarno untuk melobi Ki Bagus Hadikusumo agar menyetujui penghapusan tujuh kata tersebut adalah Kasman Singodimedjo Pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan beberapa keputusan penting yaitu 1 menetapkan UUD 1945 2 memilih Presiden dan Wakil Presiden 3 menentukan pembagian wilayah Indonesia 4 membentuk departemen pemerintahan 5 membentuk BKR dan 6 membentuk Komite Nasional Pada hari itu Kasman Singodimedjo bersama dengan Daan Jahya Oetarjo Islam Salim Soebianto Djojohadikusumo Soeroto Kunto Eri Sudewo Engelen Soeyono Martosewoyo menghadap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta untuk membahas organisasi ketentaraan Indonesia Diputuskan organisasi tersebut terdiri dari jajaran PETA dan tenaga paramiliter serta eksponen perorangan Heiho dan KNIL Jajaran PETA terdiri dari 8 000 pasukan dan 400 000 tenaga paramiliter Akhirnya pada tanggal 23 Agustus 1945 dengan Dekrit Presiden dibentuk Badan Keamanan Rakyat BKR sebagai organisasi ketentaraan Indonesia Sebagai Ketua BKR Pusat ditetapkan mantan Komando Batalyon PETA Jakarta Kasman Singodimedjo Kepala Staf BKR Daan Jahya dan Wakil Kepala Staf adalah Soebianto Djoyohadikusumo Kasman Singodimedjo juga diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia KNIP yang secara resmi terbentuk pada tanggal 29 Agustus 1945 Bahkan beliau juga terpilih sebagai Ketua KNIP parlemen pertama di Indonesia Selain itu terpilih sebagai Wakil Ketua I adalah Sutardjo Kartohadikusumo Wakil Ketua II adalah Latuharhary serta Wakil Ketua III adalah Adam Malik Pada Muktamar 7 November 1945 Kasman Singodimedjo terpilih menjadi Ketua Muda III Majelis Syuro Muslimin Indonesia Masyumi Pengurus lain pada saat itu adalah KH Hasjim Asjari Ketua Umum Ki Bagus Hadikusumo Ketua Muda I KH Wahid Hasjim Ketua Muda II Moh Roem M Natsir dan Dr Abu Hanifah Peran dan kiprah selanjutnya adalah diangkat menjadi Jaksa Agung pada 1945 1946 menggantikan Gatot Taroenamihardja Pada saat menjabat sebagai Jaksa Agung Kasman Singodimedjo mengeluarkan Maklumat Jaksa Agung No 3 Tanggal 15 Januari 1946 Maklumat tersebut ditujukan kepada para Gubernur Jaksa dan Kepala Polisi tentang ajakan untuk membuktikan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yaitu negara yang selalu menyelenggarakan pengadilan yang cepat dan tepat Dianjurkan pula untuk segera menyelesaikan perkara perkara kriminial yang belum diselesaikan Polisi dan Jaksa dituntut untuk selalu menyelaraskan diri dengan pembangunan negara yang berdasarkan hukum dengan bantuan para hakim Jaksa Agung Kasman Singodimedjo digantikan oleh Tirtawinata pada 1946 Selanjutnya Kasman Singodimedjo aktif dalam dunia politik Indonesia bersama Partai Masyumi Dalam struktur pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II yaitu mulai 11 November 1947 hingga 27 Januari 1948 Pada saat itu yang menjabat sebagai Menteri Kehakiman adalah Susanto Tirtoprodjo Pada pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Konstituante 29 September 1955 beliau terpilih sebagai anggota Dewan Konstituante dari Partai Masyumi Pada tanggal 9 November 1963 Kasman Singodimedjo dipanggil menghadap Komandan Korps Intelejen di Kantor Polisi Komisariat Jakarta Raya Namun pemanggilan tersebut ternyata langsung diikuti dengan penahanan Pada tanggal 16 November 1963 penahanan Kasman Singodimedjo dipindahkan ke Ciloto Cianjur tepatnya di kompleks sekolah kepolisian Sukabumi bersama sama dengan Hamka dan Ghazali Syahlan Dakwaan yang ditujukan kepada beliau adalah melanggar Pasal 169 ayat 1 2 dan 3 KUHP yaitu turut serta dalam perkumpulan dan perserikatan lain yang bermaksud melakukan kejahatan yang dilarang undang undang dan diancam hukuman penjara setinggi tingginya enam tahun Penahanannya kemudian dipindah ke penjara Bogor dan dituduh mengadakan rapat gelap di Desa Cilendek bersama KH Sholeh Iskandar Tuduhan lain yang dikenakan kepadanya adalah sebagai Ketua Kelompok Empat yang berniat membunuh Presiden Selain itu Kasman Singodimedjo juga dituduh menyelewengkan Pancasila merongrong kekuasaan negara dan mengajak orang untuk memusuhi pemerintahan Soekarno Beliau dituduh melanggar Penetapan Presiden No 11 Tahun 1963 dan No 5 tahun 1963 Akhirnya dakwaan tersebut diputus pada tanggal 14 Agustus 1964 dengan hukuman penjara 8 tahun yang pada tingkat banding berubah menjadi 2 tahun 6 bulan Namun semua hal ihwal penangkapannya semua sudah diatur oleh PKI seperti dalam bukunya 75 Tahun Kasman Singodimedjo Hal 194 KONFRONTASI DENGAN PKI Halini dimulai saat Kasman Singodimedjo sebagai Ketua Fraksi Masyumi saat Sidang Dewan Konstituante banyak memojokkan PKI Bahwa Nyoto dan PKI berusaha mengadu domba Masyumi dengan Parkindo dan Partai Katolik dsb hal 197 Diungkapannya 10 siasat PKI dan hubungannya dengan pemberontakan Madiun dimana sangat jelas dan gambling program program tersebut telah berjalan saat itu seperti agitasi dan propaganda pengusaan organisasi kunci yaitu buruh pembentukan angkatan kelima hal 205 Pada ceramah di Padang tahun 1957 sebagai anggota DPR Kasman Singodimedjo menyelesaikan pidato Bung Karno pada Hari Sumpah Pemuda yaitu apabila ada orang Islam yang melarang komunis harus dikeluarkan dari Indonesia padahal menurut Beliau harusnya bukan umat Islam yang jumlahnya 90 yang dikeluarkan tapi komunis yang dikeluarkan hal 215 Pada ceramah 31 Agustus 1958 di bioskop Roxy Magelang tentang seputar politik dalam negeri dan statement Masyumi ternyata diplintir oleh wartawan Antara Magelang bernama Suprapto beraliran komunis hal 221 sehingga Kasman Singodimedjo ditahan di Rumah Tahanan Militer dengan dakwaan membantu musuh PRRI saat negara dalam bahaya hingga Masyumi dibubarkan hal 223 224 Pada tahun 1963 Kasman Singodimedjo bersama dengan Hamka Gazali Sahlan Jusuf Wibisono dkk difitnah mengikuti rapat gelap organisasi terlarang yaitu GPII Gerakan Pemuda Islam Indonesia fitnah komunis itu tertuang dalam pertanyaan yang harus dijawab antara lain apa sebab Kasman Singodimedjo membentuk organisasi gelap bernama GAPI yaitu merobohkan Kabinet RI membunuh presiden menghancurkan GANEFO membantu Malaysia dalam konfrontasi membentuk negara Islam kemudian untuk mencapai tujuan tersebut maka dibentuk kekuatan tempur GAP Gerakan Anti Pusat GAS Gerakan Anti Tionghoa Pertanyaan pertanyaan tersebut sudah disiapkan termasuk berbagi saksi palsu dan penyiksaan agar menyetujui berita acara hal ini diungkapkan Gazali Sahlan Hamka dkk Bahkan di kemudian hari terbukti bahwa PKI lah yang kemudian melakukan kudeta melalui G30S Sikap kritis Kasman Singodimedjo juga pada masa Orde Baru antara lain mengajukan Petisi mengenai pemilihan umum dan Pernyataan Keprihatinan Petisi 50 yang mengkritik dua pidato Presiden Soeharto pada awal 1980 dan yang menyebabkan hak hak sipilnya diberangus oleh penguasa Ketika Presiden Soeharto pada tanggal 12 Agustus 1992 menganugerahkan Bintang Mahaputera kepada para mantan anggota BPUPK dan PPKI nama Kasman Singodimedjo sengaja dilewati Kasman Singodimedjo merupakan pemersatu bangsa Hal ini terlihat dalam proses pengesahan Undang Undang Dasar UUD 1945 Tepatnya pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Golongan Islam yang diwakili Ki Bagus Hadikusumo sempat menolak proses pengesahan tersebut Ini dikarenakan adanya usulan penghapusan tujuh kata yang mewakili aspirasi umat Islam yakni butir pertama yang berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya Dalam momen kebuntuan itulah Beliau hadir sebagai pemersatu antara golongan Islam dan nasionalis Kasman Singodimedjo yang juga berasal dari Muhammadiyah dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk meluluhkan hati Ki Bagus Hadikusumo supaya menerima usulan penghapusan tujuh kata terkait syariat Islam Sebab muncul penolkan dari perwakilan Indonesia bagian timur jika tujuh kata tersebut tetap dipertahankan Kasman Singodimedjo telah berani mengambil resiko Saat itu menjelang proklamasi kemerdekaan Komandan Batalyon Daidancho Pembela Tanah Air PETA seluruh Jawa dan Madura dikumpulkan tentara Dai Nippon di Seibu Honbu Markas Kemiliteran Tertinggi Jepang Jawa Barat di kota Bandung Pertemuan 16 Agustus 1945 malam itu singkat sekali Hanya pengumuman Jenderal Mayor Mabuchi bahwa Jepang sudah kalah dan meminta seluruh Daidancho agar menyerahkan semua persenjataan di tangan PETA kepada militer Jepang Selesai pertemuan Kasman Singodimedjo Daidancho Jakarta mengadakan rapat gelap bersama 20 Daidancho lainnya di sebelah utara Hotel Kooa tempat mereka menginap Sebagai Daidancho paling senior Beliau meminta mereka untuk mengabaikan perintah pelucutan senjata tersebut Namun tidak semua setuju usulan Kasman Singodimedjo Mendengar itu lalu Beliau mengeluarkan sikap tegas Barang siapa yang menyetujui gagasan saya silahkan melaksanakan tugas tersebut Tetapi mereka yang tidak menyetujui jangan merintangi Barang siapa yang merintangi saya tembak Begitu kata Kasman Singodimedjo dalam bukunya Hidup Itu Berjuang Kasman Singodimedjo 75 Tahun yang diterbitkan Bulan Bintang pada tahun 1982 Keberanian Kasman Singodimedjo akhirnya menjadikan PETA sebagai cikal bakal Badan Keamanan Rakyat BKR pada 23 Agustus 1945 Dibawah kepemimpinan Beliau BKR menggunakan senjata senjata peninggalan Jepang itu untuk perjuangan organisasi ketentaraan selanjutnya Sebagai Ketua BKR Pusat Beliau juga menata organisasi dan kepangkatan bekas anggota PETA yang diperkiran 80 000 pasukan dan 400 000 tenaga paramiliter di seluruh Indonesia Menurut AM Fatwa berdasarkan kesaksian dari Jenderal Nasution anak anak muda Indonesia kala zaman revolusi sulit sekali untuk digerakkan melawan penjajah kalau tidak ada tiga tokoh yang disegani yakni Bung Karno Bung Hatta dan Kasman Singodimedjo Di saat itulah Kasman Singodimedjo tampil sebagai tokoh militer yang turut pula melahirkan Tentara Nasional Indonesia TNI saat ini Kasman Singodimedjo adalah tokoh militer terdepan karena ketika itu Otto Iskandar Dinata hilang tanpa bekas Kasman Singodimedjo yang menjadi wakilnya menjadi Ketua BKR Lalu Beliau juga yang mengetuai TKR tapi saat ketika menjadi Ketua KNIP DPR MPR Beliau membubarkan TKR lalu membentuk TNI Jadi Kasman Singodimedjo itu adalah inisiator lahirnya TNI Kasman Singodimedjo adalah tokoh Muhammadiyah yang menjadi pionir banyak lembaga baru Republik ini saat baru berdiri Beliau adalah ketua KNIP parlemen pertama Jaksa Agung Kedua yang mempelopori pembenahan organisasi Kejaksaan Agung pemimpin Badan Keamanan Rakyat dan selanjutnya mempelopori pembentukan Tentara Keamanan Rakyat sebagai cikal bakal TNI Kasman Singodimedjo merupakan orang yang kritis tidak hanya pada masa Soekarno tapi juga masa Soeharto dimana dia akan kritis saat negara is salah urus sebagai salah satu founding father bangsa ini ia sangat terpanggil untuk meluruskannya siapapun pemimpinnya Telah banyak para oposan di seberang jalan yang telah mendapat gelar pahlawan nasional seperti Syahrir PSI Natsir Masyumi Sesuai UU No 20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pasal 25 dan Pasal 26 Kasman Singodimedjo memenuhi syarat umum dan syarat khusus untuk diajukan sebagai Pahlawan NasionalRiwayat Hidup SuntingAngg Parlemen RI Komisaris Perwabi Persatuan Warung Ind di Djkt Pres Dir NV Gloria Trading Coy Djakarta Angg PP Muhammadijah Djogja Pres Komisaris NU Bank Nusantara PT Peladjar Bintang Merah Putih dan Asuransi Unico Djakarta Angg PP Masjumi Djkt Pres Dir Perusahaan Tambang Halmahera Gloria Knitting Factory Ket PB Gerakan Film Adabi Gerfa di Djakarta Ass Prof v d Kolf di RHS Djakarta 1923 Peng Jong Java di Djakarta 1925 1929 Ket PB Natipij JIB Djakarta 1929 1935 Ket U PB JIB di Djakarta 1933 Guru MULO Ksatrian Djkt 1934 Guru MULO Pend Islam Djkt 1936 Guru AMS MUhammadijah Djkt 1936 Guru MULO HIK Muallimin Mu allimat Muhammadijah di Djakarta 1939 Angg Bouwerediet Cooperatie Setia Usaha di Djakarta 1939 1941 Ket Muhammadijah Wil Djakarta Bogor Banten 1941 Landbouw consulent Ec Zaken 1941 Daidantyo Peta di Djkt 1942 1945 17 August 1945 Ketua KNI Pusat di Djkt 17 August 1945 Ketua BKR Pusat di Djkt 6 November 1945 May 1946 Djaksa Agung RI 6 November 1945 May 1946 Kep Bag Kehakiman Tentera Kem Pertahanan Major Djenderal di Djogja 11 November 1946 29 January 1948 Menteri Muda Kehakiman di Djogja Angg Fraksi Masjumi di PBP KNIP 1947 1949 Djuru Bicara Pem RI untuk Djawa Sekretaris Djenderal Masjumi Pusat di Djogja 1947 1949 Penasihat Del KMB 1947 1949 Studie opdracht tentang Pengadilan Militair di Eropa 1948 Lektor Universiteit Univ Islam Ind di Djogja 1949 1956 Wk Ketua Masjumi Pusat 1949 1956 Angg PP Muhammadijah 1949 1956 Angg PP Muhammadijah di Djogja 1949 1956 Angg PP Masjumi 20 October 1950 Prof Univ Islam Indonesia 9 November 1956 Angg Konstituante Republik Indonesia 5 Juni 1959 Pahlawan Nasional SuntingPada tanggal 8 November 2018 Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Ir Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dengan diterbitkannya Keppres No 123 TK Tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional 3 Referensi Sunting Kementerian Penerangan 1954 Kami Perkenalkan PDF Jakarta hlm 103 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Mr R H Kasman Singodimedjo Masjumi Profil Anggota Konstituante Net Diakses tanggal 2021 10 21 Jordan Ray 2018 11 08 Jokowi Anugerahi Gelar Pahlawan Nasional ke 6 Tokoh detikcom Diakses tanggal 2021 11 09 Pranala luar Sunting Indonesia Sejarah DPR RI Diarsipkan 2008 05 22 di Wayback Machine Indonesia Mr Kasman Singodimedjo Bangkitnya Nasionalisme Pemuda Indonesia Meruwat Islam dan KebangsaanJabatan politikJabatan baru Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat1945 Diteruskan oleh Soetan SjahrirDidahului oleh Hadi Menteri Muda Kehakiman Indonesia1947 1948 Diteruskan oleh Denny IndrayanaJabatan peradilanDidahului oleh Gatot Taroenamihardja Jaksa Agung Republik Indonesia1945 1946 Diteruskan oleh Tirtawinata Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kasman Singodimedjo amp oldid 23187567