Tuan Rondahaim Saragih Garingging gelar Raja Raya Namabajan (1828—1891) adalah penguasa Partuanan Raya yang dijuluki Pemerintah Kolonial Belanda sebagai Napoleon der Bataks (bahasa Indonesia: Napoleon-nya orang-orang Batak) karena perlawanannya hingga akhir hayat terhadap upaya penaklukan Raya oleh Belanda. Partuanan Raya tercatat tidak pernah takluk kepada Belanda pada masa pemerintahan Tuan Rondahaim Saragih Garingging. Barulah pada tahun 1901, sepuluh tahun setelah wafatnya Tuan Rondahaim, Partuanan Raya takluk kepada pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu, Partuanan Raya dipimpin oleh putra Tuan Rondahaim yang bernama Sumayan gelar Tuan Kapoltakan Saragih Garingging.
Perjuangan melawan Belanda sunting
Selama berkuasa, Tuan Rondahaim aktif memperluas wilayah kekuasaannya sekaligus menentang aneksasi oleh Pemerintah Kolonial Belanda di daerah Sumatera Timur. Pertempurannya melawan upaya aneksasi Belanda terhadap wilayah kekuasaannya, antara lain terjadi pada 21 Oktober 1887 di Dolok Merawan dan 12 Oktober 1889 di Bandar Padang.
Referensi sunting
- "Mengenal Raja Rondahaim, Sang Napoleon Batak yang Tak Pernah Kalah Perang Lawan Belanda". iNews.id. 21 Agustus 2021. Diakses tanggal 25 Juli 2022.
- Saragih, Hisarma (31 Juli 2019). Zending di Tanah Batak: Studi Tentang Konversi di Kalangan Masyarakat Simalungun 1903–1942. Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 34. ISBN 978-602-258-538-1.