www.wikidata.id-id.nina.az
Tradisi megalitik juga dikenal sebagai kebudayaan megalitikum adalah bentuk bentuk praktik kebudayaan yang dicirikan oleh pelibatan monumen atau struktur yang tersusun dari batu batu besar megalit sebagai penciri utamanya Kegiatan pemindahan batu untuk monumen kematian di Nias ca 1915 Tradisi ini dikenal dalam perkembangan peradaban manusia di berbagai tempat Timur Tengah Eropa Asia Selatan Asia Timur Asia Tenggara sampai kawasan Polinesia Dalam kronologi sejarah Eropa dan Timur Tengah tradisi ini berkembang di akhir Zaman Batu Pertengahan Mesolitikum Zaman Batu Baru Neolitikum atau Zaman Perundagian pengecoran logam tergantung dari masyarakat yang mendukungnya Menurut Jean Pierre Mohen tiga kriteria menjadi penciri tradisi megalitik di Eropa kubur gunduk tumulus upacara penguburan dan batu besar 1 Di Indonesia tradisi megalitik tampaknya berkembang sejak Zaman Batu Baru yang bertumpang tindih kalanya dengan Zaman Perundagian Pencirinya cukup berbeda dari Eropa meskipun memiliki aspek aspek yang paralel Von Heine Geldern menggolongkan tradisi megalitik dalam dua tradisi yaitu megalitik tua yang berkembang pada masa neolitik 2500 1500 SM dan megalitik muda yang berkembang dalam masa paleometalik 1000 SM abad 1 M Megalitik tua menghasilkan bangunan yang disusun dari batu besar seperti menhir dolmen undak batu limas berundak pelinggih patung simbolik tembok batu dan jalan batu 2 Meskipun biasa dikaitkan dengan masa prasejarah tradisi megalitik tidak mengacu pada suatu era peradaban tertentu namun lebih merupakan bentuk ekspresi yang berkembang karena adanya kepercayaan akan kekuatan magis atau non fisik dan didukung oleh ketersediaan sumber daya di sekitarnya Sempat meluas pada masa pra Hindu Buddha Indonesia sampai abad ke 21 masih memiliki beberapa masyarakat yang masih mendukung tradisi ini baik dalam bentuk mendekati aslinya seperti suku bangsa Nias Batak sebagian Sumba dan Toraja maupun dalam bentuk akulturasi dengan lapisan budaya setelahnya seperti suku bangsa Bali Sunda masih dipraktikkan oleh masyarakat Badui dan Jawa 3 Selain penggunaan batu batu besar sebagai simbol kekuatan magis atau sebagai altar alat upacara serta sarana penguburan tradisi megalitik juga melibatkan struktur ruang arsitektur tertentu benda benda logam pisau pedang tabuhan dan sebagainya gerabah seperti tempayan kayu serta manik manik Di Nusantara banyak ditemukan tradisi kubur tempayan yang terkait dengan kultur megalitik 4 Adanya kebiasaan menyertakan bekal kubur berupa manik manik atau senjata juga berkembang kuat pada tradisi ini Pada beberapa tempat tradisi megalitik juga melibatkan bentuk bentuk seni tatah batu atau ukir batu sehingga batu merupakan arca yang menunjukkan figur figur tertentu seperti di kawasan Pagaralam Sumatera Selatan Tempat tempat temuan dengan tradisi megalitik di Indonesia SuntingSangasanga Kutai Kartanegara pada tahun 2010 ditemukan 52 kubur dalam tempayan dengan bekal sebagian masyarakat Dayak timur masih mengenali tradisi ini Gua Harimau Ogan Komering Ulu ditemukan pada kisaran 2009 2012 sebanyak 66 kerangka dari berbagai usia kematian dengan tradisi kubur batu dilengkapi bekal kubur berupa tembikar cangkang moluska dan benda logam Bersamaan dengan itu dtemukan lukisan lukisan di dinding gua Ini menunjukkan bahwa tradisi batu cadas gua juga dikenal oleh masyarakat di Kepulauan Nusantara bagian barat tidak hanya di Kalimantan atau Maluku dan Papua Bahan lukis adalah hematit suatu mineral oksida besi Situs megalitikum Kabupaten Lahat dan pagar alam Sumatera Selatan Peninggalan ini berupa Kubur batu menhir Rumah batu dan batu megalith yang terletak di Kecamatan Merapi barat lahat Kota lahat Pulau pinang Gumay ulu kota pagar alam Situs Solanggodu di lereng Bukit Doromanto Desa Hu u Kabupaten Dompu NTB merupakan situs kubur batu bertutup rade doho berupa waruga bulat pipih dan bentuk alami Mayat diletakkan duduk dibekali oleh manik manik cincin logam serta uang kepeng dari Tiongkok abad XI Terdapat pula tahta batu kopen cui yang dilengkapi tatahan sederhana Donggo Parado Monta Langgudu Lambitu Wawo dan Belo Kabupaten Bima NTB Terdapat puluhan sebaran situs Megalithikum di wilayah wilayah ini Selain kubur batu bertutup sarkofagus juga terdapat temuan waruga di Kecamatan Donggo Langgudu Lambitu dan Wawo Situs Gunung Padang Lembah Bada Lembah Kali Oya Gunung Kidul Situs Tutari Desa Doyo Lama terdapat sebaran menhir dengan bentuk berbeda yang diletakkan diatas tanah tanpa ditanam dan ditopang batu kecil Selain itu juga memiliki lukisan berupa motif hewan ikan kura kura biawak manusia geometris dan flora Rujukan Sunting Mohen J P 1999 Megaliths stones of memory Translated from the French by Dorie B and David J Baker New York Harry N Abrams 175 p Slamet Sujud Purnawan Jati 2013 Prasejarah Idonesia Tinjauan Kronologi dan Morfologi Jurnal Sejarah dan Budaya 7 2 27 ISSN 1979 9993 Munandar AA tanpa tahun The Continuity of Megalithic Culture and Dolmen in Indonesia Diarsipkan 2014 12 13 di Wayback Machine Artikel pada laman Research Center of Dolmens in Northeast Asia Diarsipkan 2009 01 14 di Wayback Machine Diakses 11 Desember 2014 Sarwindaningrum I Balar Palembang Temukan Tempayan Kubur dari Zaman Megalitikum Edsi Sabtu 19 Mei 2012 Diakses 5 Januari 2015 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tradisi megalitik amp oldid 22325138