www.wikidata.id-id.nina.az
Leukemia mieloid akut acute myeloid leukemia AML atau leukemia mielositik akut atau leukemia mielogenous akut atau leukemia granulositik akut atau leukemia nonlimfositik akut LNLA adalah suatu jenis keganasan pada darah yang ditandai dengan diferensiasi perkembangan dan proliferasi pertumbuhan dan pertambahan sel yang sangat cepat abnormal sel punca hematopoietik yang menyebabkan penekanan dan mengganti komponen sumsum tulang belakang 2 3 4 5 6 Leukemia Mieloid AkutAspirasi sumsum tulang menunjukkan gambaran leukemia mieloid akut badan Auer ditunjukkan oleh tanda panahInformasi umumNama lainLeukemia mielogenus akut leukemia nonlimfositik akut LNLA leukemia mieloblastik akut leukemia granulositik akut 1 SpesialisasiHematologi onkologiFaktor risikoMerokok riwayat kemoterapi atau terapi radiasi sindrom mielodisplasia benzena 1 Aspek klinisGejala dan tandaMudah lelah napas pendek mudah memar dan perdarahan peningkatan risiko infeksiAwal munculSemua umur paling banyak pada usia 65 75 tahunDiagnosisAspirasi sumsum tulang pemeriksaan darahPerawatanKemoterapi terapi radiasi transplantasi sel stemPrognosisSintas lima tahun 27 Amerika Gejala penyakit ini bervariasi tergantung pada jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel tersebut Keluhan yang paling sering timbul adalah mudah lelah napas pendek atau dispnea yang disebabkan oleh anemia demam memar dan perdarahan penurunan berat badan dan mudah menderita infeksi 2 6 7 8 9 Penyebab penyakit leukemia mieloid akut belum diketahui dengan pasti Namun ada beberapa faktor risiko terjadinya penyakit ini yaitu faktor genetik riwayat radiasi riwayat kemoterapi riwayat merokok zat kimia dan riwayat kelainan darah yang lain 2 4 6 9 10 Diagnosis penyakit ini dilakukan melalui aspirasi sumsum tulang pemeriksaan darah lengkap pemeriksaan imunofenotipe dan pemeriksaan sitogenetika molekuler untuk mengetahui abnormalitas gen 6 11 12 13 Terapi utama pasien leukemia mieloid akut adalah dengan kemoterapi Terapi ini dapat dilanjutkan dengan radiasi hingga transplantasi sel punca Terapi suportifnya adalah tranfusi darah bila terdapat penurunan hemoglobin dan terapi simtomatik sesuai dengan gejala yang timbul 1 14 15 16 17 Daftar isi 1 Sejarah 2 Tanda dan gejala 3 Faktor risiko 3 1 Faktor inang 3 2 Faktor agen 3 3 Faktor lingkungan 4 Patofisiologi 5 Diagnosis 5 1 Klasifikasi WHO 5 2 Klasifikasi French American British 6 Penatalaksanaan 7 ReferensiSejarah suntingDeskripsi kasus leukemia yang pertama kali tertulis ialah yang diterbitkan dalam literatur medis tahun 1827 oleh dokter Prancis Alfred Armand Louis Marie Velpeau Istilah myeloid diciptakan oleh Franz Ernst Christian Neumann pada tahun 1869 di mana ia menjadi yang pertama dalam mengenali sel darah putih yang dibuat pada sumsum tulang Tanda dan gejala suntingGejala yang mula mula dirasakan penderita terjadi karena kegagalan sumsum tulang menghasilkan sel darah yang normal dalam jumlah yang cukup dan atau akibat infiltrasi sel sel leukemik pada berbagai organ Gejala yang dirasakan bervariasi tergantung dari jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut Durasi perjalanan penyakit pun bervariasi beberapa individu mengalami gejala yang berat selama beberapa hari hingga beberapa minggu dan individu yang lain mengalami gejala yang lebih lama dengan intensitas ringan hingga berbulan bulan Keluhan yang paling sering dirasakan adalah mudah lelah badan terasa tidak sehat malaise dan dispnea akibat anemia Demam adalah keluhan pertama bagi sekitar 15 20 penderita yang timbul akibat infeksi bakteri yang disebabkan oleh granulositopenia atau netropenia Penderita leukemia mieloid akut akan mudah mengalami infeksi dan gejala perdarahan mulai dari peteki purpura lebam gusi berdarah dan keluar darah dari hidung epistaksis Penurunan berat badan yang dirasakan oleh penderita berhubungan dengan berkurangnya napsu makan akibat malaise Nyeri tulang dan nyeri sendi artralgia juga dirasakan oleh sekitar 29 penderita yang terjadi akibat infiltrasi sel sel leukemik ke dalam jaringan tulang dan sendi 2 6 7 8 18 Tanda klinis yang dapat ditemukan pada penderita leukemia myeloid akut adalah tanda anemia berupa kepucatan yang terlihat jelas pada bibir konjungtiva mata kuku dan kulit Bila anemianya berat akan didapatkan peningkatan frekuensi pernapasan dan peningkatan denyut nadi takikardia Walaupun frekuensi terjadinya pembesaran organ pada AML lebih sedikit dibandingkan pada ALL acute lymphoblastic leukemia beberapa penderita AML dapat menderita pembesaran abdomen dan pembesaran kelenjar getah bening limfadenopati Pembesaran limpa splenomegali lebih sering didapatkan daripada pembesaran hati hepatomegali 6 7 8 9 Faktor risiko suntingPenyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini Namun ada beberapa faktor risiko tertentu yang akan meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit ini Secara umum faktor risiko dapat dibagi tiga yaitu faktor host bawaan manusianya sendiri faktor agent zat atau benda lain dan faktor lingkungan berhubungan dengan pajanan pekerjaan 2 4 6 10 Faktor inang sunting Insiden leukemia mieloid akut lebih banyak didapatkan pada usia dewasa tua dibandingakn anak anak dan diderita lebih banyak oleh pria dibandingkan oleh wanita Individu ras kaukasia kulit putih memiliki potensi lebih besar dibandingkan ras kulit hitam Faktor genetik juga memegang peranan untuk angka kejadian AML terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan leukemia Insiden leukemia pada anak anak dengan sindrom Down sekitar 20 kali lebih banyak dibandingkan anak yang normal meningkat pada kelainan kromosom 21 dan meningkat pada penderita dengan kelainan genetik autosom dominan Riwayat penyakit yang pernah diderita dulu seperti polisitemia vera trombositemia mielofibrosis idiopatik dan sindrom mielodisplasia juga menjadi faktor risiko AML 2 4 6 9 10 18 Faktor agen sunting Faktor dari luar yang meningkatkan risiko terjadinya AML adalah infeksi virus sinar radioaktif merokok dan zat kimia seperti benzena arsen petisida kloramfenikol fenilbutazon Virus limfotropik T manusia HTLV atau human T lymphotropic leukemia dan retrovirus jenis cRNA ditemukan pada pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop elektron dan kultur pasien dengan leukemia sel T 2 4 6 10 18 Faktor lingkungan sunting Menurut beberapa penelitian terdapat hubungan antara beberapa jenis pekerjaan dengan peningkatan kejadian penyakit AML Termasuk di dalamnya pekerja industri karet pabrik pemurnian minyak pabrik kimia dan pabrik sepatu juga memiliki risiko yang sama akibat kontak dengan benzena Kondisi lain yang kemungkinan menjadi faktor risiko untuk insiden AML adalah pekerjaan yang terpapar bensin herbisida dan pestisida serta paparan terhadap medan elektromagnetik 2 4 6 10 18 Patofisiologi sunting nbsp Diagram yang memperlihatkan intervensi AML pada pembentukan sel darah AML terjadi karena sel sel hematopoietik berubah sifat menjadi ganas serta mengalami hambatan pada tingkat diferensiasi dan tidak bisa berkembang menjadi sel dalam bentuk yang lebih matur dewasa Sel darah berasal dari sel punca hematopoietik pluripoten yang akan berdiferensiasi menjadi sel punca limfoid dan sel punca mieloid multipoten Sel punca limfoid akan membentuk sel T dan sel B sedangkan sel induk mieloid akan menjadi eritrosit granulosit monosit dan megakariosit karena itu disebut sebagai CFU GEMM atau colony forming unit granulocyte erythrocyte monocyte megakaryocyte Klona leukemik dapat terjadi dalam setiap fase diferensiasi dan penyebabnya belum diketahui sampai sekarang Bila hal ini terjadi proses maturasi sel akan terganggu sehingga jumlah sel muda immatur akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah merah yang normal di dalam sumsum tulang Sel leukemik ini akan masuk ke dalam sirkulasi dara dan menginfiltrasi organ 3 4 6 19 Diagnosis suntingDiagnosis leukemia mieloid akut dibuat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta ditunjang dengan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah aspirasi sumsum tulang dan pemeriksaan pencitraan seperti pemeriksaan tomografi terkomputasi foto torak dan pencitraan resonansi magnetik untuk melihat perluasan penyakit Pada pemeriksaan hitung darah lengkap akan didapatkan gambaran anemia trombositopenia dan leukopenia Aspirasi sumsum tulang adalah pemeriksaan rutin untuk diagnosis AML Hasil pulasan darah dan sumsum tulang diperiksa dengan menggunakan pewarnaan May Grunwald Giemsa atau pewarnaan Wright Giemsa Pemeriksaan imunofenotipe dengan menggunakan teknik aliran sitometri dilakukan untuk menentukan tipe sel leukemia berdasarkan antigen permukaan Kriteria yang digunakan adalah 20 sel leukemik yang mengekspresikan petanda leukemia mieloid Pemeriksaan sitogenetika mampu memberikan gambaran abnormalitas kromosom seperti translokasi inversi delesi dan duplikasi yang ditemukan pada sekitar 55 pasien AML dewasa Pemeriksaan sitogenetika yang lebih canggih yaitu sitogenetika molekuler dengan menggunakan teknik FISH fluorescence in situ hybridization atau hibridisasi floresensi in situ dapat mendeteksi abnormalitas gen atau bagian dari kromosom seperti RUNX1 Runt related transcription factor 1 RUNX1T1 RUNX1 partner transcriptional co repressor 1 yang merupakan protein AML CBFB Core binding factor subunit beta MYH11 Myosin Heavy Chain 11 fusi gen MLL myeloid lymphoid atau mixed lineage leukemia 1 dan EV11 serta hilangnya kromosom 5q dan kromosom 7q 5 6 11 12 20 21 Leukemia mieloid akut diklasifikasikan berdasarkan morfologi diferensiasi maturasi sel leukemia yang dominan di dalam sumsum tulang Ada dua kriteria yang dipakai dalam klasifikasi AML yaitu klasifikasi oleh French American British FAB dan klasifikasi yang dibuat oleh WHO 21 22 23 24 25 Klasifikasi WHO sunting Klasifikasi WHO untuk leukemia mieloid akut yang digunakan saat ini adalah klasifikasi revisi tahun 2016 21 22 23 24 25 26 Nama Deskripsi Leukemia mieloid akut dengan kelainan genetik berulang Termasuk AML dengan translokasi antara kromosom 8 dan 21 t 8 21 q22 q22 RUNX1 RUNX1T1 ICD O 9896 3 AML dengan inversi kromosom 16 inv 16 p13 1q22 atau translokasi internal di dalamnya t 16 16 p13 1 q22 CBFB MYH11 ICD O 9871 3 Leukemia promielositik akut dengan translokasi antara kromosom 15 dan 17 t 15 17 q22 q12 RARA PML ICD O 9866 3 AML dengan translokasi antara kromosom 9 dan 11 t 9 11 p22 q23 MLLT3 MLL AML dengan translokasi antara kromosom 6 dan 9 t 6 9 p23 q34 DEK NUP214 AML dengan inversi kromosom 3 inv 3 q21q26 2 atau translokasi internal di dalamnya t 3 3 q21 q26 2 RPN1 EVI1 AML megakarioblastik dengan translokasi antara kromosom 1 dan 22 t 1 22 p13 q13 RBM15 MKL1 AML dengan mutasi NPM1 nukleofosmin AML dengan mutasi CEBPA CCAAT enhancer binding protein alpha AML dengan mutasi RUNX1 masih membutuhkan bukti lebih lanjut untuk memastikan kekhasan mutasi gen ini Leukemia myeloid akut dengan perubahan yang berhubungan dengan mielodisplasia Kategori ini termasuk individu yang sebelumnya sudah memiliki riwayat dirawat dengan sindrom mielodisplasia SMD atau penyakit mieloproliferatif PMD yang berubah menjadi AML atau individu yang memiliki karakteristik abnormalitas sitogenetika untuk AML jenis ini dengan riwayat SMD atau PMD yang tidak terdeteksi sebelumnya tetapi gambaran sitogenetikanya menunjukkan riwayat kedua penyakit ini AML ini timbul pada usia tua dan prognosisnya yang paling jelek AML dengan kariotipe kompleks Abnormalitas yang tidak seimbang AML dengan delesi kromosom 7 del 7q AML dengan delesi kromosom 5 del 5q AML dengan aberasi yang tidak seimbang pada kromosom 17 i 17q t 17p AML dengan delesi kromosom 13 del 13q AML dengan delesi kromosom 11 del 11q AML dengan aberasi yang tidak seimbang pada kromosom 12 del 12p t 12p AML dengan delesi kromosom 9 del 9q AML dengan aberasi kromosom X idic X q13 Abnormalitas yang seimbang AML dengan translokasi antara kromosom 11 dan 16 t 11 16 q23 q13 3 tidak berhubungan dengan riwayat radiasi dan kemoterapi sebelumnya AML dengan translokasi antara kromosom 3 dan 21 t 3 21 q26 2 q22 1 tidak berhubungan dengan riwayat radiasi dan kemoterapi sebelumnya AML dengan translokasi antara kromosom 1 dan 3 t 1 3 p36 3 q21 1 AML dengan translokasi antara kromosom 2 dan 11 t 2 11 p21 q23 tidak berhubungan dengan riwayat radiasi dan kemoterapi sebelumnya AML dengan translokasi antara kromosom 5 dan 12 t 5 12 q33 p12 AML dengan translokasi antara kromosom 5 dan 7 t 5 7 q33 q11 2 AML dengan translokasi antara kromosom 5 dan 17 t 5 17 q33 p13 AML dengan translokasi antara kromosom 5 dan 10 t 5 10 q33 q21 AML dengan translokasi antara kromosom 3 dan 5 t 3 5 q25 q34 Neoplasma mieloid yang berhubungan dengan pemberian terapi Termasuk individu yang sudah menjalani kemoterapi dan atau radiasi dan setelahnya menderita AML atau SMD Sarkoma Mieloid Disebut juga Sarkoma granulositik atau kloroma Proliferasi myeloid yang berhubungan dengan sindrom Down Termasuk dalam kategori ini adalah transien mielopoiesis abnormal dan leukemia mieloid yang berhubungan dengan sindrom Down Leukemia mieloid akut lainnya Termasuk subtipe AML yang tidak ada pada kategori di atas AML dengan diferensiasi minimal FAB M0 AML tanpa maturasi FAB M1 AML dengan maturasi FAB M2 Leukemia mielomonositik akut FAB M4 Leukemia monositik dan monoblastik akut FAB M5 Leukemia eritroid akut FAB M6 Leukemia megakarioblastik akut FAB M7 Leukemia basofilik akut Panmielosis akut dengan mielofibrosis Leukemia akut bifenotipe dan tidak berdeferensiasi Belum pasti AML tetapi jenis leukemia yang memiliki gambaran myeloid dan limfositik Disebut juga Leukemia akut fenotip campuran Klasifikasi French American British sunting Kriteria ini masih dipakai di beberapa negara meskipun sudah ada kriteria dari WHO yang lebih terperinci 23 24 25 27 Subtipe Nama Persentase kasus Sitogenetika M0 Leukemia mieloblastik akut dengan diferensiasi minimal 5 M1 Leukemia mieloblastik akut tanpa maturasi 15 M2 Leukemia mieloblastik akut dengan maturasi 25 t 8 21 q22 q22 t 6 9 M3 Leukemia promielositik akut 10 t 15 17 M4 Leukemia mielomonositik akut 20 inv 16 p13q22 del 16q M4Eo Leukemia mielomonositik akut dengan eosinofil abnormal 5 inv 16 t 16 16 M5 Leukemia monoblastik akut M5a Leukemia monositik akut M5b 10 del 11q t 9 11 t 11 19 M6 Leukemia eritroid akut termasuk Eritroleukemia M6a and Leukemia eritroid M6b yang sangat jarang kasusnya 5 M7 Leukemia megakariositik akut 5 t 1 22 Penatalaksanaan suntingTujuan pemberian terapi pada AML adalah untuk menghancurkan sel sel leukemia dan memungkinkan sumsum tulang untuk berfungsi kembali dengan normal Terapi sekunder AML bersifat suportif seperti tindakan tranfusi darah bila ditemukan anemia menjaga keseimbangan cairan dan pemberian terapi simtomatik sesuai keluhan yang timbul misalnya dengan memberikan antipiretik untuk meringankan demam Terapi primernya adalah kemoterapi dengan terapi induksi terapi konsolidasi dan transplantasi sel punca 6 13 13 17 28 Terapi induksi bertujuan untuk mencapai remisi komplet yang artinya ditemukan sel blast sel prekursor 1 000 mL di dalam sumsum tulang dan trombosit 100 000 mL Terapi induksi biasanya menggunakan kombinasi 2 jenis obat kemoterapi sitosin arabinosid atau sitarabin dan antibiotik antrasiklin Untuk penderita yang berusia 16 60 tahun pemberiannya adalah 3 hari antibiotik sitotoksik antrasiklin daunorubisin idarubisin dan mitoksantron dan 7 hari sitarabin Terapi induksi standar ini dikenal dengan istilah resimen terapi 3 7 Untuk yang berusia di atas 60 tahun antrasiklinnya hanya menggunakan daunorubisin Sebagai tambahan diberikan allopurinol sebagai obat untuk membantu mencegah pembentukan kembali sel sel leukemia yang sudah hancur 6 13 17 28 Terapi konsolidasi pascainduksi diberikan untuk mencegah kekambuhan dan untuk eradikasi minimal residual leukemia di dalam sumsum tulang Pada terapi konsolidasi ini digunakan resimen yang sama dengan resimen yang digunakan pada terapi induksi dengan dosis yang sama atau lebih tinggi Penderita yang memiliki risiko tinggi untuk relaps dianjurkan untuk menjalani transplantasi sel punca 6 13 16 17 28 Referensi sunting a b c Adult Acute Myeloid Leukemia Treatment National Cancer Institute dalam bahasa Inggris 23 Juli 2019 Diakses tanggal 4 November 2019 a b c d e f g h Acute Myeloid Leukemia AML Symptoms Causes Prognosis and More Healthline dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b What Is Acute Myeloid Leukemia AML What Is AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d e f g Acute Myeloid Leukemia AML Practice Essentials Pathophysiology Etiology 2019 11 10 a b Merino A Boldu L Ermens A 2018 Acute myeloid leukaemia How to combine multiple tools International Journal of Laboratory Hematology dalam bahasa Inggris 40 S1 109 119 doi 10 1111 ijlh 12831 ISSN 1751 553X a b c d e f g h i j k l m n o Adult Acute Myeloid Leukemia Treatment PDQ Patient Version National Cancer Institute dalam bahasa Inggris 2020 03 13 Diakses tanggal 2020 03 30 a b c Signs and Symptoms of Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c Acute Myeloid Leukemia AML Clinical Presentation History Physical Examination emedicine medscape com Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d What Is Acute Myeloid Leukemia What Causes It WebMD dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d e Risk Factors for Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b Tests for Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b Acute Myeloid Leukemia AML Workup Approach Considerations Blood Studies Flow Cytometry Immunophenotyping emedicine medscape com Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d e Estey Elihu H 2018 10 Acute myeloid leukemia 2019 update on risk stratification and management American Journal of Hematology dalam bahasa Inggris 93 10 1267 1291 doi 10 1002 ajh 25214 Periksa nilai tanggal di date bantuan GBD 2015 Disease and Injury Incidence and Prevalence Collaborators 8 Oktober 2016 Global regional and national incidence prevalence and years lived with disability for 310 diseases and injuries 1990 2015 a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015 Lancet 388 10053 1545 1602 doi 10 1016 S0140 6736 16 31678 6 PMC 5055577 nbsp PMID 27733282 GBD 2015 Mortality and Causes of Death Collaborators 8 Oktober 2016 Global regional and national life expectancy all cause mortality and cause specific mortality for 249 causes of death 1980 2015 a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015 Lancet 388 10053 1459 1544 doi 10 1016 S0140 6736 16 31012 1 PMC 5388903 nbsp PMID 27733281 a b Stem Cell Transplant for Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d Chemotherapy for Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c d Acute myelogenous leukemia Care at Mayo Clinic Mayo Clinic www mayoclinic org Diakses tanggal 2020 03 30 Acute Myeloid Leukemia AML Hematology and Oncology MSD Manual Professional Edition dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 What Causes Acute Myeloid Leukemia AML www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c Bain B J 2019 Morphological and Immunophenotypic Clues to the WHO Categories of Acute Myeloid Leukemia www karger com Diakses tanggal 30 Maret 2020 a b Acute Myeloid Leukemia AML Subtypes and Prognostic Factors www cancer org dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 03 30 a b c Acute Myeloid Leukemia AML Staging FAB and WHO Classifications for Acute Myeloid Leukemia 2019 11 10 a b c Zaidi Syed 2 Oktober 2019 AML Classification www pathologyoutlines com Diakses tanggal 30 Maret 2020 a b c Schiffer Charles A Gurbuxani Sandeep Classification of Acute Myeloid Leukemia www uptodate com Diakses tanggal 30 Maret 2020 Mandal Ananya 18 November 2019 Acute Myeloid Leukemia Classification News Medical net Diakses tanggal 30 Maret 2020 Seiter Karen 10 November 2019 Acute Myeloid Leukemia AML Staging FAB and WHO Classifications for Acute Myeloid Leukemia a b c Seiter Karen 2019 11 10 Acute Myeloid Leukemia AML Treatment amp Management Approach Considerations Treatment of Acute Myeloid Leukemia Treatment of Acute Promyelocytic Leukemia Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Leukemia mieloid akut amp oldid 17307496