www.wikidata.id-id.nina.az
Lambung Mangkurat 1 2 3 merupakan pengucapan orang Banjar untuk Lambu Lembu Mangkurat 4 5 6 7 adalah raja ke 2 atau pemangku Kerajaan Negara Dipa cikal bakal Kesultanan Banjar 8 Lambung MangkuratRaja ke 2 di Negara DipaPendahuluEmpu JatmikaInformasi pribadiKelahiranDambung MangkurapAyahEmpu JatmikaIbuDewi Sekar GadingAgamaHinduLambung Mangkurat menggantikan ayahandanya Ampu Jatmaka 7 atau Mpu Empu Jatmika 2 yang bergelar Maharaja di Candi seorang saudagar kaya raya pendatang dari Keling yang merupakan pendiri kerajaan Negara Dipa sekitar permulaan abad XIV atau sekitar 1380 9 10 atau 1387 11 Legenda suku Maanyan mempercayai bahwa Lambung Mangkurat merupakan pengucapan lidah orang Melayu Banjar untuk menyebut nama Dambung Mangkurap salah seorang dari tiga pemimpin masyarakat Dayak Maanyan yaitu masyarakat adat Pangunraun Jatuh Ketiga pemimpin itu adalah Dambung Mangkurap Tumanggung Jaya Sungkat Patinggi Tambing Baya Raya 12 Ampu Jatmaka dengan pengikutnya yang terdiri orang orang Keling menaklukan secara damai penduduk pribumi yang mendiami cabang cabang Sungai Bahan yang ada di Hulu Sungai dan kemudian mendirikan kerajaan Negara Dipa mula mula berpusat di negeri Candi Laras Distrik Margasari kemudian dipindahkan ke hulu pada negeri Candi Agung Distrik Amuntai 2 Digambarkan dalam Hikayat Banjar masyarakat pribumi senang dengan adanya pembentukan Negara Dipa karena akhirnya mereka memiliki keteraturan tata pemerintahan Asimilasi masyarakat pendatang dengan masyarakat asli di Kerajaan Negara Dipa inilah yang menjadi cikal bakal Proto Suku Banjar Seperti dilukiskan dalam Hikayat banjar Kerajaan Dipa menyatakan diri sebagai kerajaan pribumi Kalimantan ketika berhadapan dengan pihak luar asing misalnya terhadap penguasa Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa Sehingga tidak mengherankan jika Lambung Mangkurat telah dianggap sebagai tokoh pribumi Dayak Penguasa kerajaan negara Dipa Lambung Mangkurat sekitar tahun 1319 mengunjungi Gajah Mada yang saat itu menjadi patih Kahuripan Janggala Hujung Galuh Jung ya lu salah satu dari dua negeri utama di Majapahit Pada saat itu Hayam Wuruk menjabat yuwaraja juga berkedudukan sebagai raja Kahuripan bergelar Jiwanarajyapratistha Misi kunjungan ini untuk menjemput Raden Putra Pangeran Suryanata untuk dirajakan di negara Dipa Lambung Mangkurat yang bergelar Ratu KuripanSedangkan menurut Babad Lombok Dilembu Mangku Rat merupakan utusan Sunan Ratu Giri penguasa Giri Kedaton untuk mengislamkan wilayah Kalimantan 13 Menurut Tutur Candi tokoh yang mula mula membawa Islam dari Giri adalah Maharaja Sari Kaburungan raja kerajaan Negara Daha Tokoh ini yang identik dengan Dilembu Mangku Rat dalam babad Lombok Lambung Mangkurat yang bergelar Ratu Kuripan ini adalah putra kedua dari Maharaja di Candi dan Dewi Sekar Gading 7 Putra sulung Empu Jatmika adalah Ampu Mandastana 7 atau Lambung Jaya Wanagiri 2 Maharaja di Candi merupakan gelar dari Ampu Jatmaka Empu Jatmika yang merupakan seorang perantau saudagar kaya raya dari negeri Keling yang datang ke pulau Hujung Tanah Kalimantan 14 dengan armada Prabayaksa 7 Menurut Veerbek 1889 10 Keling merupakan provinsi Majapahit di barat daya Kediri Gelar Empu dan Arya merupakan gelar bangsawan asal Jawa dan diduga rombongan Empu Jatmika pindah dari Jawa karena gejolak peralihan Singhasari menjadi Majapahit Namun naskah Hikayat Banjar versi Tutur Candi menyatakan bahwa negeri Keling itu merupakan suatu tempat di India yang ditempuh dalam perjalanan laut selama dua bulan 2 Sementara Cerita Turunan Raja raja Banjar dan Kotawaringin menjelaskan bahwa pelabuhan Majapahit hanya dicapai dengan perjalanan laut selama empat hari dari Negara Dipa Kerajaan Negara Dipa ini bukanlah kerajaan yang pertama karena sudah berdiri kerajaan orang orang pribumi Dayak yaitu Kerajaan Kuripan Huripan Kahuripan karena itu Empu Jatmika mengabdikan dirinya menjadi bawahan Raja negeri Kuripan yang tidak memiliki keturunan 2 15 Setelah mendirikan negeri Candi Laras Margasari ia meminta izin kepada Raja negeri Kuripan untuk membuat menaklukan negeri baru di sebelah hulu dari negeri Kuripan yang diberi nama negeri Candi Agung Distrik Amuntai Kemudian banyak penduduk Kuripan yang hijrah migrasi ke negeri Candi Agung Amuntai Setelah kemangkatan Raja Kuripan Empu Jatmika Ampu Jatmaka menjadi penguasa negeri Candi Agung negeri Candi Laras dan Kuripan Kelak daerah Kuripan ini diwarisi oleh Lambung Mangkurat sehingga ia juga dikenal sebagai Ratu Kuripan 2 Sedangkan negeri Candi Agung ibu kota kerajaan Negara Dipa yang baru diserahkan kepada Maharaja Suryanata yang didatangkan dari Majapahit sebagai suami Puteri Junjung Buih yang merupakan perkawinan politik Puteri Junjung Buih merupakan saudara angkat Lambung Mangkurat Raja Puteri Junjung Buih dipersiapkan sebagai Raja Negara Dipa yang kemudian posisi ini diambil alih oleh suaminya Pangeran Suryanata yang bergelar Maharaja Suryanata Sedangkan Lambung Mangkurat menjadi patih mangkubuminya dengan kekuasaan negeri Kuripan karena hal tersebut maka Lambung Mangkurat bergelar Ratu Kuripan Selama memerintah Negara Dipa Candi Agung Candi Laras Kuripan Ampu Jatmaka melakukan penaklukan penaklukan daerah daerah sekitarnya yang berpenduduk pribumi suku Dayak Ampu Jatmaka memerintahkan asisten kanan bernama Aria Magatsari menundukkan batang Tabalong batang Balangan dan batang Pitap serta penduduk perbukitannya suku Bukit Ampu Jatmaka menitahkan asisten kiri bernama Tumanggung Tatah Jiwa menundukkan batang Alai batang Amandit batang Labuan Amas serta serta penduduk perbukitannya Sedangkan pelabuhan perdagangan saat itu terletak di Muara Rampiau tidak jauh dari Candi Laras 7 16 Ampu Jatmaka mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Negara Dipa namun sebagai rajanya Empu Jatmika membuat patung yang khusus dibuat oleh ahli ahli dari Cina Ampu Jatmaka tidak menobatkan dirinya sebagai raja karena merasa bukan keturunan raja raja Hal ini juga dipesankan kepada Lambu Mangkurat Lambung Mangkurat dan Ampu Mandastana Lambung Jaya Wanagiri bahwa keduannya juga tidak boleh menjadi raja 2 7 Ketika Ampu Jatmaka mangkat Lambu Mangkurat dan Ampu Mandastana melaksanakan pesan orang tua mereka yaitu mencari raja untuk Negara Dipa Lambung Mangkurat melaksanakan pertapaan di pinggir sungai besar sedangkan Empu Mandastana bertapa di pegunungan Meratus 7 Di akhir pertapaannya Lambu Mangkurat menemukan sebuah buih besar yang didalamnya terdengar suara yang meminta Lambu Mangkurat untuk menyediakan kain sarung yang ditenun oleh 40 orang gadis dan perahu indah untuk membawa gadis jelita tersebut ke Istana Perintah itu dilaksanakan Lambu Mangkurat dan dibawalah menuju Istana dengan sambutan meriah dan gadis itu mengenalkan dirinya sebagai Puteri Junjung Buih yang selanjutnya dinobatkan sebagai Ratu Tunjung Buih di Kerajaan Negara Dipa dan Lambu Mangkurat menjadi mangkubumi kerajaan Pada saat itu Lambung Mangkurat adalah seorang pemuda yang belum beristeri Puteri Junjung Buih kemudian menikah dengan Raden Putra yang kelak bergelar Maharaja Suryanata berasal dari Majapahit Hubungan pasangan suami isteri ini adalah besannya Lambung Mangkurat karena puteri dari Lambung Mangkurat menikah dengan putera dari Puteri Junjung Buih Lambung Mangkurat mencapai usia yang panjang dan menjabat mangkubumi patih bagi beberapa generasi raja Negara Dipa 7 Dalam legenda diceritakan Putri Junjung Buih sangat disayangi rakyat Negara Dipa di mana Kecantikan dan Keramahannya tersebar hingga kenegara lainnya Puteri Junjung Buih selain dibesarkan dilingkungan Kerajaan juga sama sama tumbuh Keponakan Patih Lambung Mangkurat anak kembar dari Empu Mandastana yaitu Bambang Patmaraga dan Bambang Sukmaraga Mereka tumbuh menjadi dewasa dan bersama sama hingga kedekatan mereka bertiga membuat semua orang terpana Dari perhatian semua kerabat dan pejabat kerajaan sangatlah tidak lazim karena mereka bertiga terlihat seperti sepasang kekasih yang tak bisa terpisahkan Apalagi Puteri Junjung Buih sangat Menyukai kakak beradik kembar yang juga memang sangat Tampan dinegeri Dipa selain juga anak kembar Bangsawan keponakannya Patih Lambung Mangkurat Hingga tiba pada tetua agama bersama patih Lambung Mangkurat mendapat pesan bahwa Jodoh dari Puteri Junjung Buih adalah seorang Putera Raja dari Kerajaan di Jawa di mana Patih Lambung Mangkurat lah yang diutus nantinya untuk menjemput Calon Suami Puteri Junjung Buih untuk dinobatkan sebagai Ratu dikerajaan Dipa Tetapi yang menjadi kendala adalah sepasang Kakak Beradik kembar yang begitu sangat dicintai Puteri Junjung Buih bila terjadi Puteri Junjung Buih mengawini kakak beradik ini akan menggemparkan Kerajaan dan diramalkan akan membuat Kehancuran karena Puteri Junjung Buih telah ditetapkan Dewata jodohnya adalah Pangeran dari tanah Jawa Untuk Menghindari hal2 yang tidak diinginkan dilangsungkanlah musyawarah kerajaan di mana diputuskan agar Patih Lambung Mangkurat untuk memisahkan kedua Keponakannya itu dengan Putri Junjung Buih Karena Patih Lambung Mangkurat merasa dipermalukan maka akhirnya dia mengambil keputusan sendiri untuk membunuh kedua keponakannya yang sangat dicintai juga Suatu hari Patih Lambung Mangkurat mengajak kemenakannya yaitu Bambang Patmaraga dan Bambang Sukmaraga untuk mencari ikan dan membawa segala perlengkapan yang dibutuhkan Mulanya Ibu Kakak Beradik Sepasang Kembar berfirasat tidak enak namun kedua anak Kembar itu berpesan kedapa Ibunya Ibunda kami sikembar akan pergi mencari ikan bersama paman Jika terjadi apa apa dengan kami berdua mati maka Bunga Puspa ini akan layu dan mati Tetapi bila kami berdua tidak terjadi apa maka Bunga Puspa ini akan tetap Segar dan mewangi Aneh Bunga Puspa itu tiba2 Menghilang dan sebelumnya Sepasang Kembar inipun juga ada memberikan Setangkai Bunga Puspa yang juga berpesan yang sama juga Lenyap pula ketika berada ditangan Puteri Junjung Buih Akhirnya pergilah si Kembar bersama Patih Lambung Mangkurat dengan menaiki Perahu mereka bertiga menuju Hulu selama berhari hari hingga tiba pada sebuah Lubuk yang anak dari Sungai Besayangan Lubuk itu kini dikenal dengan Lubuk Badangsanak Kedua kakak beradik kembar itu diperintah oleh Lambung Mangkurat untuk bercebur karena Kail untuk memancing tersangkut Ketika Sukmaraga muncul kepermukan Lambung Mangkurat langsung memukulkan Pengayuh Perahunya tepat dikepalanya dan tenggelamlah Sukmaraga Begitu juga dengan Patmaraga yang juga mengalami nasib yang sama Setelah Lambung Mangkurat menyelesaikan niatnya dia terduduk sambil menangis dan menunggu selama beberapa hari munculnya jasad kedua Sepasang Kembar Keponakannya tetapi tidak juga muncul hingga Lambung Mangkurat Berteriak memanggil mereka dan juga terjun kedalam Lubuk itu tetapi tidak juga diketemukan hingga akhirnya Lambung Mangkurat kembali pulang Kedua orang tua mereka Empu Mandastana dan istri merasakan hal yang tidak wajar karena apa yang dipesankan kedua anaknya tidak seperti apa yang terjadi Bunga Puspa itu lenyap dihadapan mereka dan mereka merasa yakin bila kedua anak Kembarnya itu masih hidup dan Empu Mandastana bersama Isterinya memutuskan untuk mencari dan mencari anaknya hingga tidak pernah ada yang tahu lagi di mana kedua pasang suami isteri itu karena mencari anak Sepasang Kembar Kesayangan mereka Ketika Puteri Junjung Buih memegang dan mencium Bunga Puspa pemberian Kedua Kembar Bersaudara tiba tiba hilang begitu saja dari tangannya dikala Puteri Junjung Buih sedang duduk dijendela Keraton Dengan Perasaan sedih Puteri Junjung Buih memandang kelangit dan melihat keduanya ada melambai kapadanya Yakinlah Puteri Junjung Buih bahwa kedua saudara kembar yang dia cintai kini berada pada kayanganm tidak mati dan tidak hidup Silsilah SuntingSilsilah menurut naskah Cerita Turunan Raja raja Banjar dan Kotawaringin yang disebut Hikayat Banjar resensi 1 Saudagar Jantam 17 berputra dd dd Saudagar Mangkubumi x Sita Rara berputra dd dd Raja Negara Dipa I Ampu Jatmaka anak angkat Raja Kuripan x Sari Manguntu berputra dd dd Raja Negara Dipa II Lambu Mangkurat saudara angkat Puteri Junjung Buih x Dayang Diparaja binti Aria Malingkun dari Tangga Ulin berputra dd dd Puteri Huripan x Raja Negara Dipa V Maharaja Suryaganggawangsa bin Raja Negara Dipa IV Maharaja Suryanata suami dari Raja Negara Dipa III Puteri Junjung Buih berputra dd dd Puteri Kalarang cucu Puteri Junjung Buih x Pangeran Suryawangsa adik Maharaja Suryaganggawangsa berputra dd dd Raja Negara Dipa VI Maharaja Carang Lalean cucu Puteri Junjung Buih x Raja Negara Dipa VII Puteri Kalungsu anak Puteri Junjung Buih dan Maharaja Suryaganggawangsa berputra dd dd Raja Negara Daha I Maharaja Sari Kaburungan berputra dd dd Raja Negara Daha II Maharaja Sukarama berputra dd dd Putri Galuh Baranakan x Raden Mantri Alu bin Raden Bangawan bin Maharaja Sari Kaburungan berputra dd dd Sultan Banjar I Sultan Suryanullah berputra dd dd Sultan Banjar II Sultan Rahmatullah Pangeran Anom Pangeran di Hangsana Pranala luar SuntingMengenal Nama Lambung Mangkurat http media isnet org kmi aceh Hegemoni htmlRujukan Sunting Cense Anton Abraham 1928 De kroniek van Bandjarmasin dalam bahasa Belanda C A Mees hlm 97 a b c d e f g h Saleh Mohamad Idwar 1986 Tutur Candi sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Poesponegoro Marwati Djoened 2008 Nugroho Notosusanto Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Soejono R P Richard Z Leirissa Sejarah nasional Indonesia Zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan kerajaan Islam di Indonesia 3 PT Balai Pustaka hlm 121 ISBN 9794074098 ISBN 978 979 407 409 1 https www scribd com doc 190123982 Hikayat Banjar Ras Johannes Jacobus 1968 Hikajat Bandjar A study in Malay historiography dalam bahasa Inggris Bibliotheca Indonesica Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde Netherlands Martinus Nijhoff https kerajaanbanjar wordpress com 2015 06 29 mengenal nama lambung mangkurat a b c d e f g h i Ras Johannes Jacobus 1990 Hikayat Banjar dalam bahasa Melayu Diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh Lot 1037 Mukim Perindustrian PKNS Ampang Hulu Kelang Selangor Darul Ehsan Malaysia ISBN 9789836212405 Parameter hpublisher yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan ISBN 983 62 1240 X Inggris Regnal chronology Regnal Chronologies Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 01 11 Diakses tanggal 2011 04 21 Belanda Wolter Robert Hoevel 1861 Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 52 Ter Lands drukkerij hlm 199 Belanda Tijdschrift voor Nederlandsch Indie 23 Ter Lands drukkerij 1861 hlm 199 Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Editions Didier Millet hlm 281 ISBN 981 4155 67 5 ISBN 978 981 4155 67 0 Susanto A Budi 2007 Masihkah Indonesia Kanisius hlm 216 ISBN 9792116575 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 08 01 Diakses tanggal 2011 09 06 ISBN 978 979 21 1657 1 Sejarah Kerajaan di Lombok Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 02 10 Diakses tanggal 2013 02 18 sekitar Tanah Laut daerah Laut Darat yang berbentuk semenanjung berujung di Tanjung Silat Tanjung Selatan Diduga wilayah kerajaan Kuripan ini meliputi kawasan sungai sungai di sekitar kecamatan Danau Panggang bagian dari distrik Alabio atau kecamatan Kuripan sekarang ini yang terdiri dari orang orang Dayak yang berbahasa Melayu archais rumpun Melayik yang sekarang dinamakan suku Dayak Bukit yang banyak mewariskan kosakata ke dalam bahasa Banjar sekarang Belanda Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkunde 1857 Tijdschrift voor Indische taal land en volkenkundem 6 3 227 http sinarbulannews files wordpress com 2011 01 silsilah sultan adam jpg Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Lambung Mangkurat amp oldid 23417124