www.wikidata.id-id.nina.az
Kartinah adalah sebuah film Indonesia tahun 1940 yang kini dianggap film hilang Ditulis dan disutradarai Andjar Asmara film ini merupakan film pertama yang digarap Andjar dan menceritakan seorang suster yang jatuh cinta dengan atasannya Diproduseri The Teng Chun dan New Java Industrial Film Kartinah mendapatkan subsidi dari pemerintah Hindia Belanda dan dengan iklan mesin jahit Biarpun tidak dinilai tinggi oleh kritikus aktor aktor baru yang bermain dalam film ini meningkatkan kemampuan produksi New Java Industrial Film KartinahPoster teatrikalSutradaraAndjar AsmaraProduserThe Teng ChunDitulis olehAndjar AsmaraPemeranRatna Asmara Astaman Tante HanPerusahaanproduksiNew Java Industrial FilmTanggal rilis1940 1940 Hindia Belanda NegaraIndonesiaBahasaIndonesia source Artikel ini tersedia dalam versi lisan Dengarkan versi lisan dari artikel ini 8 menit source noiconBerkas suara ini dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 7 Februari 2022 2022 02 07 sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini Bantuan Artikel lainnya Daftar isi 1 Alur cerita 2 Produksi 3 Rilis dan penerimaan 4 Rujukan 5 Pranala luarAlur ceritaSuria Astaman seorang pemimpin Badan Persiapan Serangan Udara Luch Bischermen Diens atau LBD jatuh hati pada suster Kartinah Ratna Asmara yang juga bekerja pada LBD Namun ia sudah menikah dengan Titi Tante Han seorang wanita yang sudah tidak waras Biarpun paman Suria R Inoe Perbatasari menyarankan agar Suria mengambil Kartinah sebagai istri kedua Kartinah menolak ia merasa dirinya sebagai wanita modern yang tidak tergantung pada adat 1 Dalam sebuah serangan udara Titi mengalami luka berat sehingga kesadarannya pulih kembali Ia menjelaskan bahwa ia dan Suria telah lama pisah ranjang dan berharap kalau Kartinah sudi menerima Suria sebagai suaminya Kartinah dan temannya semasa kecil dr Rasyid Rasjid Manggis berusaha untuk menyelamatkan Titi tetapi tidak berhasil Setelah itu Kartinah menikahi Suria 1 Produksi nbsp Iklan Kartinah pada sampul D Orient 23 Agustus 1941Andjar Asmara yang menyutradarai Kartinah pernah menjadi redaktur majalah film Doenia Film 1929 1930 serta penulis untuk kelompok sandiwara Dardanella 2 Ia diundang The Teng Chun seorang produser film keturunan Tionghoa yang menjadi pemilik Java Industrial Film 3 Andjar juga menulis skenario film 4 Beberapa pemain diambil dari Dardanella termasuk Astaman Ali Yugo dan Rasjid Manggis sementara R Inoe Perbatasari pernah bekerja dengan Andjar di Bolero 5 Kartinah merupakan film pertama Andjar dan sebagian besar pemainnya 2 Andjar dan istrinya Ratna diberi uang sebanyak 1 000 gulden untuk kerja mereka Andjar sebagai sutradara dan Ratna sebagai pemain Mereka juga mendapatkan 10 persen dari hasil film Kartinah Honor ini dua kali lipat yang diberikan kepada bintang film di studio lain dimungkinkan karena subsidi dari LBD 6 Uang dari LBD dan Kantor Dalam Negeri digunakan untuk biaya produksi sehingga dapat menampilkan adegan dan efek yang mahal termasuk adegan kebakaran yang dahsyat 5 dan serangan udara pertama dalam sinema Hindia Belanda 7 Namun menurut sosiolog Indonesia A Budi Susanto film ini mengutamakan cerita cinta sehingga peran LBD diabaikan 8 Uang juga didapatkan dari iklan sebuah mesin jahit bermerek Singer dan dua majalah lokal 5 Kartinah awalnya akan diberi judul Kartini Namun ini menjadi kontroversial karena judul tersebut terlalu dekat dengan tokoh emansipasi wanita Indonesia Kartini Syuting mulai pada awal tahun 1940 dan banyak dikunjungi kelompok kelompok lokal 9 Filmnya dibuat dalam format hitam putih 4 Rilis dan penerimaanKartinah dirilis pada akhir tahun 1940 dalam periode intelektualisme yang tinggi terhadap film lokal Biarpun penonton mempunyai harapan tinggi untuk film ini para akademik merasa kurang puas mereka beranggapan bahwa Kartinah menjadi hiburan belaka dan tidak mempunyai nilai pendidikan 9 Namun masuknya pemain baru memperlancar kerja Java Industrial Film sehingga bisa mendirikan dua studio baru satu untuk film laga dan misteri 5 Kartinah bisa jadi tergolong film hilang Antropolog visual Amerika Serikat Karl G Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya 10 Akan tetapi Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda 11 RujukanCatatan kaki a b Biran 2009 hlm 266 267 a b Said 1982 hlm 136 137 Biran 2009 hlm 212 a b Filmindonesia or id Kartinah a b c d Biran 2009 hlm 214 Biran 2009 hlm 213 Prawirawinta amp 195 hlm 74 Susanto 2003 hlm 241 a b Biran 2009 hlm 266 Heider 1991 hlm 14 Biran 2009 hlm 351 Daftar pustaka Biran Misbach Yusa 2009 Sejarah Film 1900 1950 Bikin Film di Jawa Jakarta Komunitas Bamboo bekerja sama dengan Jakarta Art Council ISBN 978 979 3731 58 2 Kartinah filmindonesia or id Jakarta Perpustakaan Nasional Indonesia dan Sinematek Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 07 25 Diakses tanggal 25 July 2012 Prawirawinta Susi S 195 Indonesia in Brief Jakarta Endang OCLC 606488 Periksa nilai tanggal di year bantuan Said Salim 1982 Profil Dunia Film Indonesia Jakarta Grafiti Pers OCLC 9507803 Sardiman 2008 Guru Bangsa Sebuah Biografi Jenderal Sudirman Yogyakarta Ombak ISBN 978 979 3472 92 8 Susanto A Budi 2003 Identitas Dan Postkolonialitas Di Indonesia Yogyakarta Kanisius ISBN 978 979 21 0851 4 Pranala luarKartinah di IMDb dalam bahasa Inggris Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kartinah amp oldid 24023326