www.wikidata.id-id.nina.az
Abu Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al Maruzi al Dinawari lahir 213 H ca 828 wafat Rajab 276 H 889 adalah seorang ahli sejarah politik 1 2 Dia juga adalah seorang cendekiawan Islam dan pakar bahasa Arab serta pembela ahli hadits 2 3 4 Para sejarawan berbeda pendapat mengenai tempat kelahirannya 5 Menurut Ibnu Khallikan dia lahir di Baghdad sedangkan menurut An Nadim dan Ibnu al Anbar dia lahir di Kufah pada awal Rajab tahun 313 H 5 Al Ma arif merupakan karangan terkenal milik Ibnu QutaibahDari keluarga berkebangsaan Persia yang menetap di Kota Marw Ibnu Qutaibah tumbuh dan besar di Kota Baghdad 1 Ibnu Qutaibah berguru kepada ulama ulama besar seperti Ibnu Rahawaih 1 Karya tulisnya mencapai lebih dari lima puluh judul 1 Di antaranya adalah Ta wil Musykil al Qur an dalam masalah tafsir 1 dan al Ma arif yang merupakan ensiklopedia pertama berbahasa Arab terdiri dari empat volume 6 Ibnu Qutaibah mendapat nisbah dengan kota Dinawar tempat dia tinggal dalam waktu lama untuk menjabat sebagai hakim 7 Daftar isi 1 Pemikiran 1 1 Konsep tentang Qadha 1 2 Konsep Ibadah 1 3 Konsep Al Iktiwa 1 4 Konsep Penafsiran AlQuran 2 Referensi 3 Daftar pustakaPemikiran suntingIbnu Qutaibah hidup semasa dengan Al Jahith seorang teolog terkemuka dari kalangan Muktazilah 4 Kendatipun demikian dia berseberangan dengan al Jahith sebab dia bukanlah seseorang yang berpaham Muktazilah melainkan pengikut paham Ahli Sunnah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah 4 Konsep tentang Qadha sunting Menurut Ibnu Qutaibah qadha ialah hukum ciptaan kepastian dan penjelasan 8 Asal maknanya adalah memutuskan memisahkan menentukan sesuatu mengukuhkannya menjalankaannya dan menyelesaikannya 8 Qadha terbagi menjadi dua yakni qadha mahtum definitif dan qadha ghairu mahtum tidak definitif 8 Qadha mahtum adalah sebuah takdir pasti yang tidak bisa diubah Allah bukan tidak bisa merubahnya melainkan itu memang suatu kebijakan yang telah ditentukan Nya 8 Hal ini misalnya disebutkan dalam Surat Al Kahfi ayat 29 Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bebas dalam bertindak dan menetukan nasibnya sendiri 8 Kemudian qadha ghairu mahtum adalah sebuah ketentuan yang masih bisa berubah karena bersifat tidak pasti tetapi hal ini tidak bisa dilakukan secara instan karena Allah akan mengubah takdir seseorang jika terpenuhinya syarat syarat tertentu 8 Konsep Ibadah sunting Ibnu Qutaibah tidak hanya berhenti sampai di situ saja tetapi pembahasannya juga sampai kepada pluralitas jalan menuju Allah 5 Baginya jalan menuju Allah tidak tunggal dan kebaikan bukan hanya sebatas shalat malam puasa terus menerus mengetahui mana yang halal dan mana yang haram tetapi jalan menuju Allah adalah sangat banyak dan pintu kebaikan terbuka lebar lebar 5 Kemaslahatan agama terkait dengan kemaslahatan zaman kemaslahatan zaman terkait dengan kemasalahatan yang disertai bimbingan dan pengajaran yang baik 5 Sehingga menurut Ibnu Qutaibah ibadah kepada Allah bukan hanya sebatas shalat puasa dan zakat tetapi berperilaku yang baik kepada sesama juga termasuk jalan menuju Allah 5 Dengan kata lain etika yang baik adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini dan merupakan kebaikan yang bisa menghantarkan kita wushul ilallah sampai kepada Allah 5 Konsep Al Iktiwa sunting Al Iktiwa adalah memanaskan besi dengan menggunakan api dengan tujuan pengobatan 9 Menurutnya iktiwa itu terbagi dalam dua macam 9 Pertama iktiwa pada anggota tubuh yang sehat di mana seseorang berharap bagian tersebut tidak mengalami sakit 9 Dia mengungkapkan bahwa hal semacam ini tidak diperbolehkan karena keadaannya tidak sakit melainkan sehat 9 Kedua iktiwa yang dilakukan pada anggota tubuh yang mengalami pembusukan atau kerusakan maupun anggota tubuh yang terpotong 9 Hal inilah yang memperbolehkan dilakukannya iktiwa 9 Apabila iktiwa dilaksanakan hanya sebagai rekaan belaka maka itu bertolak belakang terhadap hal yang utama di mana menggunakan api untuk pengobatan pada anggota tubuh yang belum jelas sakitnya 9 Konsep Penafsiran AlQuran sunting Ibnu Qutaibah telah menjelaskan dalam kitabnya Takwil Musykilu AlQur an tentang penafsiran AlQuran menggunakan rasio 10 Ada hadits Nabi yang menerangkan bahwa penafsiran dengan menggunakan rasio adalah perbuatan yang dilarang 10 Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa sahabat dan para pembesar ulama tabiin sangat takut untuk menafsirkan Al Qur an sembarangan padahal mereka adalah orang orang yang kadar keilmuwan dan ketaqwaannya sudah tinggi 10 Lantas kenapa kita harus masuk kubangan masalah tersebut jika orang orang dahulu telah meninggalkannya dan justru takut untuk memasukinya 10 Referensi sunting a b c d e Syamsuddin 1431 H a b Ilmy Bachrul 2007 Pendidikan Agama Islam Bandung PT Grafindo Media Pratama Hal 142 Radzi Khusyairi Ainol 2005 Cerita cerita Motivasi untuk Iman Kuala Lumpur PTS Millennia SDN BHD Hal 64 Cet 3 a b c Ismail Nurjannah 2003 Perempuan dalam pasungan Bias laki laki dalam penafsiran Yogyakarta LKiS Hal 99 a b c d e f g Qutaibah Ibnu www pondokpesantren net diakses tanggal 15 April 2014 Wahid Abdurrahman 2001 Menggerakkan Tradisi Esai esai Pesantren Yogyakarta LKiS Hal 220 Al Kinani n d I 7 8 a b c d e f Ezza Abu 2012 Setiap Doa Pasti Allah Kalbukan Jakarta Qultum Media Hal 58 a b c d e f g Tharsyah Adnan 2006 Yang Disukai Nabi SAW dan yang Tidak Disukai Jakarta Gema Insani Hal 442 443 a b c d Arab Qaradawi Yusuf 1999 Berinteraksi dengan AlQur an Jakarta Gema Insani Press Terj Abdul Hayyie Hal 1298 1299 Cet 1Daftar pustaka suntingAl Kinani Ibn Muthraf n d Al Qurṭain dalam bahasa Arab Beirut Darul Ma rifah Syamsuddin Ibrahim 1431 H Tarjamah Ibn Qutaybah al Daynawari Ta wil Musykil al Qur an Darul Kutubil Ilmiyyah Periksa nilai tanggal di year bantuan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ibnu Qutaibah amp oldid 21329479