www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Hadis berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Hadis Arab الحديث translit ḥadiṡ lit berbicara perkataan percakapan code ar is deprecated dengarkan ejaan tidak baku hadits atau hadist disebut juga sunnah adalah perkataan sabda perbuatan ketetapan dan persetujuan dari Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam 1 Hadis dijadikan sumber hukum Islam selain al Qur an dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al Qur an Dan keduanya tidak dapat dipisahkan karena juga termasuk wahyu dari Tuhan Allah Daftar isi 1 Etimologi 2 Struktur hadis 2 1 Sanad 2 2 Matan 3 Klasifikasi hadis 3 1 Berdasarkan ujung sanad 3 2 Berdasarkan keutuhan rantai lapisan sanad 3 3 Berdasarkan jumlah penutur 3 4 Berdasarkan tingkat keaslian hadis 3 5 Jenis jenis lain 4 Sejarah Perkembangan Hadis 4 1 Periode Pertama Perkembangan Hadis pada Masa Rasulullah ﷺ 4 2 Periode Kedua Perkembangan Hadis pada Masa Khulafa ArRasyidin 11 H 40 H 4 3 Periode Ketiga Perkembangan pada Masa Sahabat Kecil dan Tabi in 4 4 Periode Keempat Perkembangan Hadis pada Abad II dan III Hijriah 5 Hadis Qudsi 5 1 Bentuk Periwayatan 5 2 Perbedaan antara Hadis Qudsi dengan Al Qur an dan Hadis Nabawi 6 Penulisan hadis 6 1 Kitab hadis Sunni 6 2 Kitab hadis Syi ah 6 3 Beberapa istilah dalam ilmu hadis 7 Pembentukan dan Sejarahnya 7 1 Masa pembentukan hadis 7 2 Masa Penggalian 7 3 Masa penghimpunan 7 4 Masa pendiwanan dan penyusunan 8 Kitab kitab hadis 8 1 Abad ke 2 Hijriyah 8 2 Abad ke 3 H 8 3 Abad ke 4 H 8 4 Abad ke 5 H dan selanjutnya 9 Lihat juga 10 Bacaan lanjutan 11 Pranala luar 12 ReferensiEtimologi suntingHadis secara harfiah berarti berbicara perkataan atau percakapan Dalam terminologi Islam istilah hadis berarti melaporkan mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad Menurut istilah ulama ahli hadis siapa hadis yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi baik berupa perkataan perbuatan ketetapannya Arab تقرير translit taqrir code ar is deprecated sifat jasmani atau sifat akhlak perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi Arab بعثة code ar is deprecated dan terkadang juga sebelumnya sehingga arti hadis di sini semakna dengan sunnah Kata hadis yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan Sunnah maka pada saat ini bisa berarti segala perkataan sabda perbuatan ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad ﷺ yang dijadikan ketetapan ataupun hukum 2 Kata hadis itu sendiri adalah bukan kata infinitif 3 maka kata tersebut adalah kata benda 4 Struktur hadis suntingSecara struktur hadis terdiri atas dua komponen utama yakni sanad isnad rantai penutur dan matan redaksi Contoh Musaddad mengabari bahwa Yahya menyampaikan sebagaimana diberitakan oleh Syu bah dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah ﷺ bahwa dia bersabda Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri hadis riwayat Bukhari Sanad sunting Sanad ialah rantai penutur rawi periwayat hadis Rawi adalah masing masing orang yang menyampaikan hadis tersebut dalam contoh di atas Bukhari Musaddad Yahya Syu bah Qatadah dan Anas Awal sanad ialah orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya kitab hadis orang ini disebut mudawwin atau mukharrij Sanad merupakan rangkaian seluruh penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadis bersangkutan adalah Al Bukhari gt Musaddad gt Yahya gt Syu bah gt Qatadah gt Anas gt Nabi Muhammad ﷺ Sebuah hadis dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur rawi yang bervariasi dalam lapisan sanadnya lapisan dalam sanad disebut dengan thabaqah Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thabaqah sanad akan menentukan derajat hadis tersebut hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadis Jadi yang perlu dicermati dalam memahami hadis terkait dengan sanadnya ialah Keutuhan sanadnya Jumlahnya Perawi akhirnya Sebenarnya penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis hadis nabawi Rawi Rawi adalah orang orang yang menyampaikan suatu hadis Sifat sifat rawi yang ideal adalah Bukan pendusta atau tidak dituduh sebagai pendusta Tidak banyak salahnya Teliti Tidak fasik Tidak dikenal sebagai orang yang ragu ragu peragu Kuat ingatannya hafalannya Tidak sering bertentangan dengan rawi rawi yang kuat Sekurangnya dikenal oleh dua orang ahli hadis pada jamannya Sifat sifat para rawi ini telah dicatat dari zaman ke zaman oleh ahli ahli hadis yang semasa dan disalin dan dipelajari oleh ahli ahli hadis pada masa masa yang berikutnya hingga ke masa sekarang Rawi yang tidak ada catatannya dinamakan maj hul dan hadis yang diriwayatkannya tidak boleh diterima Dalam buku terjemahan bahasa indonesia sering dijumpai singkatan HR yang merupakan kepanjangan dari Hadis Riwayat Sehingga HR Bukhari bermakna hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari Matan sunting Matan ialah redaksi dari hadis dari contoh sebelumnya maka matan hadis bersangkutan ialah Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri Terkait dengan matan atau redaksi maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadis ialah Ujung sanad sebagai sumber redaksi apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan Matan hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang lebih kuat sanadnya apakah ada yang melemahkan atau menguatkan dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran apakah ada yang bertolak belakang Klasifikasi hadis suntingHadis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni bermulanya ujung sanad keutuhan rantai sanad jumlah penutur rawi serta tingkat keaslian hadis dapat diterima atau tidaknya hadis bersangkutan Berdasarkan ujung sanad sunting Berdasarkan klasifikasi ini hadis dibagi menjadi 3 golongan yakni Marfu terangkat mauquf terhenti dan maqthu terputus Hadis Marfu adalah hadis yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad ﷺ contoh hadis di atas Hadis Mauquf adalah hadis yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu Contoh Al Bukhari dalam kitab Al Fara id hukum waris menyampaikan bahwa Abu Bakar Ibnu Abbas dan Ibnu Al Zubair mengatakan Kakek adalah diperlakukan seperti ayah Pernyataan dalam contoh itu tidak jelas apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat adalah seperti Kami diperintahkan Kami dilarang untuk Kami terbiasa jika sedang bersama Rasulullah maka derajat hadis tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu Hadis Maqthu adalah hadis yang sanadnya berujung pada para tabi in penerus atau sebawahnya Contoh hadis ini adalah Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan Pengetahuan ini hadis adalah agama maka berhati hatilah kamu dari mana kamu mengambil agamamu Keaslian hadis yang terbagi atas golongan ini sangat bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun penuturnya Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah ﷺ dari ucapan para sahabat maupun tabi in di mana hal ini sangat membantu dalam area perkembangan dalam fikih Suhaib Hasan Science of Hadis Berdasarkan keutuhan rantai lapisan sanad sunting Berdasarkan klasifikasi ini hadis terbagi menjadi beberapa golongan yakni Musnad Mursal Munqathi Mu allaq Mu dlal dan Mudallas Keutuhan rantai sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur di atasnya Ilustrasi sanad Pencatat hadis gt Penutur 5 gt Penutur 4 gt Penutur 3 tabi ut tabi in gt Penutur 2 tabi in gt Penutur 1 para shahabi gt Rasulullah Hadis Musnad Sebuah hadis tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki hadis tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu Urut urutan penutur memungkinkan terjadinya penyampaian hadis berdasarkan waktu dan kondisi yakni rawi rawi itu memang diyakini telah saling bertemu dan menyampaikan hadis Hadis ini juga dinamakan muttashilus sanad atau maushul Hadis Mursal bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi in menisbatkan langsung kepada Rasulullah ﷺ contoh seorang tabi in penutur 2 mengatakan Rasulullah berkata tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya Hadis Munqathi bila sanad putus pada salah satu penutur atau pada dua penutur yang tidak berturutan selain shahabi Hadis Mu dlal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut turut Hadis Mu allaq bila sanad terputus pada penutur 5 hingga penutur 1 alias tidak ada sanadnya Contoh Seorang pencatat hadis mengatakan telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah Hadis Mudallas bila salah satu rawi mengatakan si A berkata atau Hadis ini dari si A tanpa ada kejelasan kepada saya yakni tidak tegas menunjukkan bahwa hadis itu disampaikan kepadanya secara langsung Bisa jadi antara rawi tersebut dengan si A ada rawi lain yang tidak terkenal yang tidak disebutkan dalam sanad Hadis ini disebut juga hadis yang disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah olah tidak ada cacatnya padahal sebenarnya ada atau hadis yang ditutup tutupi kelemahan sanadnya Berdasarkan jumlah penutur sunting Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadis tersebut Berdasarkan klasifikasi ini hadis dibagi atas hadis mutawatir dan hadis ahad Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu Jadi hadis mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan generasi thaqabah berimbang Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadis mutawatir sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad Hadis mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy lafaz redaksional sama pada tiap riwayat dan ma nawy pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada tiap riwayat Hadis Ahad hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir Hadis ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain Gharib bila hanya terdapat satu jalur sanad pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur meski pada lapisan lain mungkin terdapat banyak penutur Aziz bila terdapat dua jalur sanad dua penutur pada salah satu lapisan pada lapisan lain lebih banyak Masyhur bila terdapat lebih dari dua jalur sanad tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan dan pada lapisan lain lebih banyak namun tidak mencapai derajat mutawatir Dinamai juga hadis mustafidl Berdasarkan tingkat keaslian hadis sunting Kategorisasi tingkat keaslian hadis adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadis tersebut Tingkatan hadis pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih hasan dla if dan maudhu Hadis Sahih yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadis Hadis shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut Sanadnya bersambung lihat Hadis Musnad di atas Diriwayatkan oleh para penutur rawi yang adil memiliki sifat istiqomah berakhlak baik tidak fasik terjaga muruah kehormatan nya dan kuat ingatannya Pada saat menerima hadis masing masing rawi telah cukup umur baligh dan beragama Islam Matannya tidak mengandung kejanggalan bertentangan syadz serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan hadis illat Hadis Hasan bila hadis yang tersebut sanadnya bersambung tetapi ada sedikit kelemahan pada rawi rawi nya misalnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya Namun matannya tidak syadz atau cacat Hadis Dhaif lemah ialah hadis yang sanadnya tidak bersambung dapat berupa hadis mauquf maqthu mursal mu allaq mudallas munqathi atau mu dlal atau diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya atau mengandung kejanggalan atau cacat Hadis Maudhu bila hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta Jenis jenis lain sunting Adapun beberapa jenis hadis lainnya yang tidak disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain Hadis Matruk yang berarti hadis yang ditinggalkan yaitu hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang rawi saja dan rawi itu dituduh berdusta Hadis Mungkar yaitu hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang rawi yang lemah yang bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang tepercaya jujur Hadis Mu allal artinya hadis yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadis yang di dalamnya terdapat cacat yang tersembunyi illat Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu allal ialah hadis yang tampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya Hadis ini biasa juga disebut hadis Ma lul yang dicacati dan disebut hadis Mu tal hadis sakit atau cacat Hadis Mudlthorib artinya hadis yang kacau yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi melalui beberapa sanad dengan matan isi kacau atau tidak sama atau bahkan kontradiksi dengan yang dikompromikan Hadis Maqlub yakni hadis yang terbalik yaitu hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik dalam hal matan isi atau sanad silsilah Hadis Gholia yaitu hadis yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah Hadis Mudraj yaitu hadis yang mengalami penambahan isi oleh rawi misalnya penjelasan penjelasan yang bukan berasal dari Nabi ﷺ Hadis Syadz hadis yang jarang yaitu hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang tepercaya namun bertentangan dengan hadis lain yang diriwayatkan dari rawi rawi yang lain Hadis syadz bisa jadi berderajat shahih akan tetapi berlawanan isi dengan hadis shahih yang lebih kuat sanadnya Hadis yang lebih kuat sanadnya ini dinamakan Hadis Mahfuzh Sejarah Perkembangan Hadis suntingSejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang telah dilalui oleh hadis dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan penghayatan dan pengamalan umat dari generasi ke generasi Dengan memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak masa timbulnya lahirnya di zaman Nabi ﷺ meneliti dan membina hadis serta segala hal yang memengaruhi hadis tersebut Para ulama Muhaditsin membagi sejarah hadis dalam beberapa periode Adapun para ulama penulis sejarah hadis berbeda beda dalam membagi periode sejarah hadis Ada yang membagi dalam tiga periode lima periode dan tujuh periode 5 M Hasbi Asy Shidieqy membagi perkembangan hadis menjadi tujuh periode sejak periode Nabi ﷺ hingga sekarang yaitu sebagai berikut Periode Pertama Perkembangan Hadis pada Masa Rasulullah ﷺ sunting Periode ini disebut Ashr Al IWahyi wa At Taqwin masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat Islam Pada periode inilah hadis Iahir berupa sabda aqteal af al dan taqrir Nabi yang berfungsi menerangkan Al Quran untuk menegakkan syariat Islam dan membentuk masyarakat Islam Para sahabat menerima hadis secara langsung dan tidak langsung Penerimaan secara langsung misalnya saat Nabi ﷺ memberi ceramah pengajian khotbah atau penjelasan terhadap pertanyaan para sahabat Adapun penerimaan secara tidak langsung adalah mendengar dari sahabat yang lain atau dari utusan utusan baik dari utusan yang dikirim oleh Nabi ke daerah daerah atau utusan daerah yang datang kepada Nabi Pada masa Nabi ﷺ kepandaian baca tulis di kalangan para sahabat sudah bermunculan hanya saja terbatas sekali Karena kecakapan baca tulis di kalangan sahabat masih kurang Nabi menekankan untuk menghapal memahami memelihara mematerikan dan memantapkan hadis dalam amalan sehari hari serta mentabligkannya kepada orang lain 5 Tidak ditulisnya hadis secara resmi pada masa Nabi bukan berarti tidak ada sahabat yang menulis hadis Dalam sejaah pcnulisan hadis terdapat nama nama sahabat yang menulis hadis di antaranya Abdullah Ibn Amr Ibn Ash shahifah nya disebut AshShadiqah Ali Ibn Abi Thalib penulis hadis tentang hukum diyat hukum keluarga dan lain lain Anas Ibn Malik Di samping itu ketika Nabi ﷺ menyelenggarakan dakwah dan pembinaan umat beliau sering mengirimkan surat surat seruan pemberitahuan antara lain kepada para pejabat di daerah dan surat tentang seruan dakwah Islamiyah kepada para raja dan kabilah baik di timur utara dan barat Surat surat tersebut merupakan koleksi hadis juga Hal ini sekaligus membuktikan bahwa pada masa Nabi ﷺ telah dilakukan penulisan hadis di kalangan sahabat Periode Kedua Perkembangan Hadis pada Masa Khulafa ArRasyidin 11 H 40 H sunting Periode ini disebut Ashr At Tatsabbut wa Al lqlal min AlRizvaya i masa membatasi dan menyedikitkan riwayat Nabi ﷺ wafat pada tahun 1 1 H Kepada umatnya beliau meninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi pedoman hidup yaitu Al Quran dan hadis As Sunnah yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma periwayatan hadis tersebar secara terbatas Penulisan hadis pun masih terbatas dan belum dilakukan secara resmi Bahkan pada masa itu Umar melarang para sahabat untuk memperbanyak meriwayatkan hadis dan sebaliknya Umar menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatiannya untuk menyebarluaskan Al Quran 5 Dalam praktiknya ada dua sahabat yang meriwayatkan hadis yakni Dengan lafazh asli yakni menurut lafazh yang mereka terima dari Nabi ﷺ yang mereka hapal benar lafazh dari Nabi Dengan maknanya saja yakni mereka meriwayatkan maknanya karena tidak hapal lafazh asli dari Nabi ﷺ Pada masa ini Khalifah Umar mempunyai gagasan untuk membukukan hadis namun maksud tersebut diurungkan setelah beliau melakukan shalat istikharah 5 Periode Ketiga Perkembangan pada Masa Sahabat Kecil dan Tabi in sunting Periode ini disebut Ashr Intisyar al Riwayah ila Al Amshar masa berkembang dan meluasnya periwayatan hadis Pada masa ini daerah Islam sudah meluas yakni ke negeri Syatn Irak Mesir Samarkand bahkan pada tahun 93 H meluas sampai ke Spanyol Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerahdaerah tersebut terutama dalam rangka tugas memangku jabatan pemerintahan dan penyebaran ilmu hadis Para sahabat kecil dan tabiin yang ingin mengetahui hadis hadis Nabi ﷺ diharuskan berangkat ke seluruh pelosok wilayah Daulah Islamiyah untuk menanyakan hadis kepada sahabat sahabat besar yang sudah tersebar di wilayah tersebut Dengan demikian pada masa ini di samping tersebarnya periwayatan hadis ke pelosokpelosok daerah Jazirah Arab perlawatan untuk mencari hadis pun menjadi ramai 5 Karena meningkatnya periwayatan hadis muncullah bendaharawan dan lembaga lembaga Centrum Perkembangan hadis di berbagai daerah di seluruh negeri Di antara bendaharawan hadis yang banyak menerima menghapal dan mengembangkan atau meriwayatkan hadis adalah Abu Hurairah menurut Ibn Al Jauzi beliau meriwayatkan 5 374hadis sedangkan menurut Al Kirmany beliau meriwayatkan 5 364 hadis Abdullah Ibn Umar meriwayatkan 2 630 hadis Aisyah istri Rasul ﷺ meriwayatkan 2 276 hadis Abdullah Ibn Abbas meriwayatkan 1 660 hadis Jabir Ibn Abdullah meriwayatkan 1 540 hadis Abu Sa id Al Khudri meriwayatkan 1 170 hadis 5 Adapun lembaga lembaga hadis yang menjadi pusat bagi usaha penggalian pendidikan dan pengembangan hadis terdapat di 5 Madinah dengan tokoh tokohnya Abu Bakar Umar Ali Abu Hurairah Aisyah Ibn Umar Sa id Al Khudri Zaid Ibn Tsabit dari kalangan sahabat Urwah Sa id Az Zuhri Abdullah Ibn Umar Al Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar Nafi Abu Bakar Ibn Abd Ar Rahman Ibn Hisyam dan Abu Zinad dari kalangan tabiin Mekah dengan tokoh tokohnya Ali Abdullah Ibn Mas ud Sa ad Ibn Abi Waqas Sa id Ibn Zaid Khabbah Ibn Al Arat Salman Al Farisi Abu Juhaifah sahabat Masruq Ubaididah Al Aswad Syuraih Ibrahim Sa id Ibn Jubair Amir Ibn Syurahil Asy Sya bi tabiin Bashrah dengan tokoh tokohnya Anas Ibn Malik Utbah Imran Ibn Husain Abu Barzah Ma qil Ibn Yasar Abu Bakrah Abd Ar Rahman Ibn Sumirah Abdullah Ibn Syikhkhir Jariyah Ibn Qudamah sahabat Abu al Aliyah Rafi Ibn Mihram Al Riyahi Al Hasan Al Bishri Muhammad Ibn Sirin Abu Sya tsa Jabir Ibn Zaid Qatadah Mutharraf Ibn Abdullah Ibn Syikhkhir Abu Bardah Raja Ibn Abi Musa tabiin Syam dengan tokoh tokohnya Mu adz Ibn Jabbal Ubaidah Ibn Tsamit Abu Darda sahabat Abu Idris al Khaulani Qasibah Ibn Dzuaib Makhul Raja Ibn Haiwah tabiin Mesir dengan tokoh tokohnya Abdullah Ibn Amr Uqbah Ibn Amir Kharijah Ibn Hudzaifah Abdullah Ibn Harits Abu Basyrah Abu Saad al Khair Martsad al Yaziri Yazid Ibn Abi Habib tabi in 5 Pada periode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab Hal ini terjadi setelah wafatnya Ali radhiyallahu anhu Pada masa ini umat Islam mulai terpecah pecah menjadi beberapa golongan Pertama golongan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian dinamakan golongan Syi ah Kedua golongan khawarij yang menentang Ali dan golongan Mu awiyah dan ketiga golongan jumhur golongan pemerintah pada masa itu Terpecahnya umat Islam tersebut memacu orang orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendatangkan keterangan keterangan yang berasal dari Rasulullah ﷺ untuk mendukung golongan mereka Oleh sebab itulah mereka membuat hadis palsu dan menyebarkannya kepada masyarakat 5 Periode Keempat Perkembangan Hadis pada Abad II dan III Hijriah sunting Periode ini disebut Ashr Al Kitabah tva Al Tadwin masa penulisan dan pembukuan Maksudnya penulisan dan pembukuan secara resmi yakni yang diselenggarakan oleh atau atas inisiatif pemerintah Adapun kalau secara perseorangan sebelum abad Il H hadis sudah banyak ditulis baik pada masa tabiin sahabat kecil sahabat besar bahkan masa Nabi ﷺ Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad ke 2 H yakni pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Azis tahun 101 H Sebagai khalifah Umar Ibn Aziz sadar bahwa para perawi yang menghimpun hadis dalam hapalannya semakin banyak yang meninggal Beliau khawatir apabila tidak membukukan dan mengumpulkan dalam buku buku hadis dari para perawinya ada kemungkinan hadis hadis tersebut akan lenyap dari permukaan burni bersamaan dengan kepergian para penghapalnya ke alam barzakh 5 Untuk mewujudkan maksud tersebut pada tahun 100 H Khalifah meminta kepada Gubernur Madinah Abu Bakr Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazmin 120 H yang menjadi guru Ma mar Al Laits AlAuza i Malik Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Dzi bin untuk membukukan hadis Rasul yang terdapat pada penghapal wanita yang terkenal yaitu Amrah binti Abdir Rahman Ibn Sa ad Ibn Zurarah Ibn Ades seorang ahli fiqh murid Aisyah r a 20 H 642 M 98 H 716 M atau 106 H 724 M dan hadis hadis yang ada pada Al Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakr Ash Shiddieq 107 H 725 M seorang pemuka tabiin dan salah seorang fuqaha Madinah yang tujuh 5 Di samping itu Umar mengirimkan surat surat kepada gubernur yang ada di bawah kekuasaannya untuk membukukan hadis yang ada pada ulama yang tinggal di wilayah mereka masing masing Di antara ulama besar yang membukukan hadis atas kemauan Khalifah adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Muslim ibn Ubaidillah Ibn Syihab AzZuhri seorang tabiin yang ahli dalam urusan fiqh dan hadis 16 Beliau adalah guru Malik Al Auza i Ma mar Al Laits Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Dzi bin Mereka inilah ulama yang mula mula membukukan hadis atas anjuran Khalifah 5 Kitab hadis yang ditulis oleh Ibnu Hazm yang merupakan kitab hadis pertama yang ditulis atas perintah kepala negara tidak sampai kepada kita dan kitab itu tidak membukukan seluruh hadis yang ada di Madinah Pembukuan seluruh hadis yang ada di Madinah dilakukan oleh Imam Muhammad Ibn Muslim Ibn Syihab Az Zuhri yang memang terkenal sebagai seorang ulama besar dari ulama ulama hadis pada masanya Setelah itu para ulama besar berlomba lomba membukukan hadis atas anjuran Abu Abbas As Saffah dan anak anaknya dari khalifah khalifah Abbasiyah Akan tetapi tak dapat diketahui lagi siapakah ulama yang mula mula membukukan hadis sesudah AzZuhri karena ulama ulama yang datang sesudah Az Zuhri seluruhnya hidup pada satu zaman 5 Sekalipun demikian yang dapat ditegaskan sejarah sebagai pengumpul hadis adalah 5 Pengumpul pertama di kota Mekah Ibnu Juraij 80 150 H Pengumpul pertama di kota Madinah Ibnu Ishaq w 150 H Pengumpul pertama di kota Bashrah Al Rabi Ibn Shabih w 160 H Pengumpul pertama di Kuffah Sufyan Ats Tsaury w 161 H Pengumpul pertama di Syam Al Auza i w 95 H Pengumpul pertama di Wasith Husyain Al Wasithy 104 188 H Pengumpul pertama di Yaman Ma mar al Azdy 9 153 H Pengumpul pertama di Rei Jarir Adh Dhabby 110 188 H Pengumpul pertama di Khurasan Ibn Mubarak 11 181 H Pengumpul pertama di Mesir Al Laits Ibn Sa ad w 175 H Semua ulama yang membukukan hadis ini terdiri dari ahli ahli pada abad kedua Hijriah Kitab Az Zuhri dan Ibnu Juraij itu tidak diketahui rimbanya sekarang Adapun kitab yang paling tua yang ada di tangan umat Islam dewasa ini adalah Al Muwaththa susunan Imam Malik Kitab ini disusun atas permintaan Khalifah Al Mansur ketika ia menunaikan ibadah haji pada tahun 144 H 141 H Kemudian Ibnu Ishaq menyusun kitab Al Maghazi wa As Siyar Hadis hadis mengenai sirah Rasul ﷺ Kitab Al Maghazi ini adalah dasar pokok bagi kitab kitab sirah Nabi Para ulama abad kedua membukukan hadis tanpa menyaringnya yakni mereka tidak hanya membukukan hadis hadis saja tetapi fatwafatwa sahabat pun dimasukkan ke dalam bukunya Oleh karena itu dalam kitab kitab itu terdapat hadis hadis marfu hadis hadis mauquf dan hadis hadis pnaqthu Kitab hadis seperti itu dan mudah kita dapatkan qdalah Al Muwaththa susunan Imam Malik 5 Kitab kitab hadis yang telah dibukukan dan dikumpulkan dalam abad kedua ini jumlahnya cukup banyak Akan tetapi yang masyhur di kalangan ahli hadis adalah Al Muwaththa susunan Imam Malik 95 H 179 H Al Maghazi wal Siyar susunan Muhammad ibn Ishaq 150 H Al Jami susunan Abdul Razzaq As San any 211 H Al Mushannaf susunan Sy bah Ibn Hajjaj 160 H Al Mushannaf susunan Sufyan ibn Uyainah 198 H Al Mushannaf susunan Al Laits Ibn Sa ad 175 H Al Mushannaf susunan Al Auza i 150 H Al Mushannaf susunan Al Humaidy 219 H Al Maghazin Nabawiyah susunan Muhammad Ibn Waqid AlAslamy Al Musnad susunan Abu Hanifah 150 H Al Musnad susunan Zaid Ibn Ali Al Musnad susunan Al Imam Asy Syaffi 204 H MukhtalifAl Hadis susunan Al Imam Asy Syafi i Keadaan seperti ini menyebabkan sebagian ulama mempelajari keadaan rawi rawi hadis dan dalam masa ini telah banyak rawi rawi yang lemah Pada periode ini muncul tokoh tokoh Jarh wa Ta dil di antaranya adalah Syu bah Ibn Al Hajjaj 160 H Ma mar Hisyam Ad Dastaway 154 H Al Auza i 156 H Sufyan Ats Tsauri 161 H dan masih banyak tokoh lainnya Tokoh tokoh yang masyhur pada abad kedua hijriah adalah Malik Yahya ibn Sa id Al Qaththan Waki Ibn AI Jarrah Sufyan AtsTsauri Ibnu Uyainah Syu bah Ibnu Hajjaj Abdul Ar Rahman ibn Mahdi Al Auza i Al Laits Abu Hanifah dan Asy Syafi i 5 Hadis Qudsi suntingHadis qudsi ialah hadis yang berisi perkataan Rasulullah ﷺ mengenai firman Allah yang diwahyukan secara langsung Makna hadis ini berasal dari Allah akan tetapi berbeda dengan Alquran kata katanya adalah kata kata Rasulullah Hadis qudsi ini sebagian kemudian disampaikan kepada sahabat sahabat Rasul yang tertentu Karenanya tingkat kesahihan hadis qudsi ini serupa dengan hadis yang lain lain dan diukur dengan cara yang serupa pula di atas 6 Bentuk Periwayatan suntingAda dua bentuk periwayatan hadis qudsi Periwayatan yang pertama Nabi Muhammad SAW bersabda Seperti yang diriwayatkannya dari Allah Azza wa Jalla Contohnya Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih nya dari Abu Dzar Radliyallahu Anhu dari Nabi seperti yang diriwayatkan dari Allah bahwasanya Allah berfirman 7 Wahai hamba Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim pada diri Ku dan Aku haramkan pula untuk kalian maka janganlah saling menganiaya d iantara kalian 7 Kemudian periwayatan yang kedua Nabi Muhammad SAW bersabda Allah berfirman Contohnya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda 7 Allah Ta ala berfirman Aku selalu dalam persangkaan hamba Ku terhadap Ku dan Aku bersamanya bila dia mengingat Ku Maka jika dia mengingat Ku niscaya Aku akan mengingatnya 7 Perbedaan antara Hadis Qudsi dengan Al Qur an dan Hadis Nabawi sunting Ada tiga hal yang membedakan antara Al Qur an dengan Hadis Qudsi yaitu 7 Al Qur an itu lafazh dan maknanya dari Allah sedangkan hadis Qudsi maknanya dari Allah dan lafazhnya dari Nabi Muhammad SAW 7 Membaca Al Qur an termasuk ibadah dan mendapat pahala sedangkan membaca Hadis Qudsi bukan termasuk ibadah dan tidak mendapat pahala 7 Disyaratkan mutawatir dalam periwayatan Al Qur an sedangkan dalam Hadis Qudsi tidak disyaratkan mutawatir 7 Sementara itu perbedaan antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi ialah Hadis Nabawi disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan secara lisan oleh beliau Sedangkan Hadis Qudsi disandarkan kepada Allah SWT kemudian Nabi Muhammad SAW menyampaikan dan meriwayatkannya dari Allah oleh karena itu dikaitkan dengan sebutan qudsi 8 Secara kuantitas Hadis Qudsi jumlahnya lebih sedikit Buku buku yang membahas tentang Hadis Qudsi antara lain Al Ittifahat As Sunniyyah Bil Ahadits Al Qudsiyyah karya Abdur Rauf Al Munawi 1031 H Buku tersebut berisi 272 Hadis Qudsi 7 Penulisan hadis suntingAhli ahli hadis yang mengumpulkan mendaftar menyeleksi dan menuliskan hadis hadis dalam suatu kitab hadis dikenal sebagai mudawwin atau mukharrij Berkas ArabicSahihBukhari jpgSampul kitab hadis Sahih Bukhari Kitab hadis Sunni sunting Shahih Bukhari disusun oleh Bukhari 194 256 H Shahih Muslim disusun oleh Muslim 204 262 H Sunan Abu Dawud disusun oleh Abu Dawud 202 275 H Sunan at Tirmidzi disusun oleh At Tirmidzi 209 279 H Sunan an Nasa i disusun oleh an Nasa i 215 303 H Sunan Ibnu Majah disusun oleh Ibnu Majah 209 273 Musnad Ahmad disusun oleh Imam Ahmad bin Hambal 164 241 H Muwatta Malik disusun oleh Imam Malik 93 179 H Sunan Darimi disusun oleh Ad Darimi 181 255 H Kitab hadis Syi ah sunting Syi ah hanya memercayai hadis yang diriwayatkan oleh keturunan Muhammad ﷺ melalui Fatimah az Zahra atau oleh pemeluk Islam awal yang memihak Ali bin Abi Thalib Syi ah tidak menggunakan hadis yang berasal dari atau diriwayatkan oleh orang orang yang diklaim memusuhi Ali seperti Aisyah yang melawan Ali pada Perang Jamal Beberapa sekte Syi ah sebagian besar menggunakan Ushul al Kafi Al Istibshar Al Tahdzib Man La Yahduruhu al Faqih Kebanyakan hadis hadis tersebut meriwayatkan perkataan Ja far ash Shadiq dengan pentahrifan sanad Kitab kitab hadis Syiah tidak beredar secara umum di Indonesia Beberapa istilah dalam ilmu hadis sunting Berdasarkan siapa yang meriwayatkan terdapat beberapa istilah yang dijumpai pada ilmu hadis antara lain Muttafaq Alaih disepakati atasnya yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama dikenal dengan hadis Bukhari dan Muslim As Sab ah berarti tujuh perawi yaitu Imam Ahmad Imam Bukhari Imam Muslim Imam Abu Daud Imam Turmudzi Imam Nasa i dan Imam Ibnu Majah As Sittah maksudnya enam perawi yakni mereka yang tersebut di atas selain Ahmad bin Hambal Imam Ibnu Majah Al Khamsah maksudnya lima perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Imam Bukhari dan Imam Muslim Al Arba ah maksudnya empat perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad Imam Bukhari dan Imam Muslim Ats Tsalatsah maksudnya tiga perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad Imam Bukhari Imam Muslim dan Ibnu Majah Pembentukan dan Sejarahnya suntingArtikel utama Sejarah hadis Hadis sebagai kitab berisi berita tentang sabda perbuatan dan sikap Nabi Muhammad sebagai Rasul Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat bergaul dengan Nabi Berita itu selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain yang tidak mengetahui berita itu atau disampaikan kepada murid muridnya dan diteruskan kepada murid murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku hadis Itulah pembentukan hadis Masa pembentukan hadis sunting Masa pembentukan hadis tiada lain masa kerasulan Nabi Muhammad itu sendiri ialah lebih kurang 23 tahun Pada masa ini hadis belum ditulis dan hanya berada dalam benak atau hafalan para sahabat saja perode ini disebut al wahyu wa at takwin Pada saat ini Nabi Muhammad sempat melarang penulisan hadis agar tidak tercampur dengan periwayatan Al Qur an tetapi setelah beberapa waktu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassallam membolehkan penulisan hadis dari beberapa orang sahabat yang mulia seperti Abdullah bin Mas ud Abu Bakar Umar Abu Hurairah Zaid bin Tsabit dllnya Periode ini dimulai sejak Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul hingga wafatnya 610M 632 M Masa Penggalian sunting Masa ini adalah masa pada sahabat besar dan tabi in dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 H atau 632 M Pada masa ini hadis belum ditulis ataupun dibukukan kecuali yang dilakukan oleh beberapa sahabat seperti Abu Hurairah Abu Bakar Umar bin Khattab Abdullah bin Mas ud dllnya Seiring dengan perkembangan dakwah mulailah bermunculan persoalan baru umat Islam yang mendorong para sahabat saling bertukar hadis dan menggali dari sumber sumber utamanya Masa penghimpunan sunting Masa ini ditandai dengan sikap para sahabat dan tabi in yang mulai menolak menerima hadis baru seiring terjadinya tragedi perebutan kedudukan kekhalifahan yang bergeser ke bidang syari at dan aqidah dengan munculnya hadis palsu Para sahabat dan tabi in ini sangat mengenal betul pihak pihak yang melibatkan diri dan yang terlibat dalam permusuhan tersebut sehingga jika ada hadis baru yang belum pernah dimiliki sebelumnya diteliti secermat cermatnya siapa siapa yang menjadi sumber dan pembawa hadis itu Maka pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz sekaligus sebagai salah seorang tabi in memerintahkan penghimpunan hadis Masa ini terjadi pada abad 2 H dan hadis yang terhimpun belum dipisahkan mana yang merupakan hadis marfu dan mana yang mauquf dan mana yang maqthu Masa pendiwanan dan penyusunan sunting Abad 3 H merupakan masa pendiwanan pembukuan dan penyusunan hadis Guna menghindari salah pengertian bagi umat Islam dalam memahami hadis sebagai prilaku Nabi Muhammad maka para ulama mulai mengelompokkan hadis dan memisahkan kumpulan hadis yang termasuk marfu yang berisi perilaku Nabi Muhammad mana yang mauquf berisi prilaku sahabat dan mana yang maqthu berisi prilaku tabi in Usaha pembukuan hadis pada masa ini selain telah dikelompokkan sebagaimana dimaksud di atas juga dilakukan penelitian Sanad dan Rawi rawi pembawa beritanya sebagai wujud tash hih koreksi verifikasi atas hadis yang ada maupun yang dihafal Selanjutnya pada abad 4 H usaha pembukuan hadis terus dilanjutkan hingga dinyatakannya bahwa pada masa ini telah selesai melakukan pembinaan maghligai hadis Sedangkan abad 5 hijriyah dan seterusnya adalah masa memperbaiki susunan kitab hadis seperti menghimpun yang terserakan atau menghimpun untuk memudahkan mempelajarinya dengan sumber utamanya kitab kitab hadis abad ke 4 Hijriyah Kitab kitab hadis suntingBerdasarkan masa penghimpunan hadis Abad ke 2 Hijriyah sunting Beberapa kitab yang terkenal Al Muwaththa oleh Malik bin Anas Al Musnad oleh Ahmad bin Hambal tahun 150 204 H 767 820 M Mukhtaliful Hadis oleh As Syafi i Al Jami oleh Abdurrazzaq Ash Shan ani Mushannaf Syu bah oleh Syu bah bin Hajjaj tahun 82 160 H 701 776 M Mushannaf Sufyan oleh Sufyan bin Uyainah tahun 107 190 H 725 814 M Mushannaf Al Laist oleh Al Laist bin Sa ad tahun 94 175 713 792 M As Sunan oleh Al Auza i tahun 88 157 707 773 M As Sunan oleh Al Humaidi wafat tahun 219 H 834 M Dari kesembilan kitab tersebut yang sangat mendapat perhatian para lama hanya tiga yaitu Al Muwaththa Al Musnad dan Mukhtaliful Hadis Sedangkan selebihnya kurang mendapat perhatian akhirnya hilang ditelan zaman Abad ke 3 H sunting Musnadul Kabir oleh Ahmad bin Hambal dan 3 macam lainnya yaitu Kitab Shahih Kitab Sunan dan Kitab Musnad yang selengkapnya Al Jami ush Shahih Bukhari oleh Bukhari 194 256 H 810 870 M Al Jami ush Shahih Muslim oleh Muslim 204 261 H 820 875 M As Sunan Ibnu Majah oleh Ibnu Majah 207 273 H 824 887 M As Sunan Abu Dawud oleh Abu Dawud 202 275 H 817 889 M As Sunan At Tirmidzi oleh At Tirmidzi 209 279 H 825 892 M As Sunan Nasai oleh An Nasai 225 303 H 839 915 M As Sunan Darimi oleh Darimi 181 255 H 797 869 M Abad ke 4 H sunting Al Mu jamul Kabir oleh Ath Thabarani 260 340 H 873 952 M Al Mu jamul Ausath oleh Ath Thabarani 260 340 H 873 952 M Al Mu jamush Shaghir oleh Ath Thabarani 260 340 H 873 952 M Al Mustadrak oleh Al Hakim 321 405 H 933 1014 M Ash Shahih oleh Ibnu Khuzaimah 233 311 H 838 924 M At Taqasim wal Anwa oleh Abu Awwanah wafat 316 H 928 M As Shahih oleh Abu Hatim bin Hibban wafat 354 H 965 M Al Muntaqa oleh Ibnu Sakan wafat 353 H 964 M As Sunan oleh Ad Daruquthni 306 385 H 919 995 M Al Mushannaf oleh Ath Thahawi 239 321 H 853 933 M Al Musnad oleh Ibnu Nashar Ar Razi wafat 301 H 913 M Abad ke 5 H dan selanjutnya sunting Hasil penghimpunan Bersumber dari Kutubus sittah saja Jami ul Ushul oleh Ibnu Atsir Al Jazari 556 630 H 1160 1233 M Tashiful Wushul oleh Al Fairuz Abadi H 1084 M Bersumber dari kutubus sittah dan kitab lainnya yaitu Jami ul Masanid oleh Ibnu Katsir 706 774 H 1302 1373 M Bersumber dari selain kutubus sittah yaitu Jami ush Shaghir oleh As Sayuthi 849 911 H 1445 1505 M Hasil pembidangan mengelompokkan ke dalam bidang bidang Kitab Al Hadis Hukum diantaranya Sunan oleh Ad Daruquthni 306 385 H 919 995 M As Sunannul Kubra oleh Al Baihaqi 384 458 H 994 1066 M Al Imam oleh Ibnul Daqiqil Id 625 702 H 1228 1302 M Muntaqal Akhbar oleh Majduddin Al Harrani 652 H 1254 M Bulughul Maram oleh Ibnu Hajar Al Asqalani 773 852 H 1371 1448 M Umdatul Ahkam oleh Abdul Ghani Al Maqdisi 541 600 H 1146 1203 M Al Muharrar oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi 675 744 H 1276 1343 M Kitab Al Hadis Akhlaq At Targhib wat Tarhib oleh Al Mundziri 581 656 H 1185 1258 M Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi 631 676 H 1233 1277 M Syarh semacam tafsir untuk hadis Untuk Shahih Bukhari terdapat Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Asqalani 773 852 H 1371 1448 M Untuk Shahih Muslim terdapat Minhajul Muhadditsin oleh Imam An Nawawi 631 676 H 1233 1277 M Untuk Shahih Muslim terdapat Al Mu allim oleh Al Maziri wafat 536 H 1142 M Untuk Muntaqal Akhbar terdapat Nailul Authar oleh Asy Syaukani wafat 1250 H 1834 M Untuk Bulughul Maram terdapat Subulussalam oleh Ash Shan ani wafat 1099 H 1687 M Mukhtashar ringkasan Untuk Shahih Bukhari diantaranya Tajridush Shahih oleh Al Husain bin Mubarrak 546 631 H 1152 1233 M Untuk Shahih Muslim diantaranya Mukhtashar oleh Al Mundziri 581 656 H 1185 1258 M Lain lain Kitab Al Kalimuth Thayyib oleh Ibnu Taimiyah 661 728 H 1263 1328 M berisi hadis hadis tentang doa Kitab Al Mustadrak oleh Al Hakim 321 405 H 933 1014 M berisi hadis yang dipandang shahih menurut syarat Bukhari atau Muslim dan menurut dirinya sendiri Lihat juga suntingAl Qur an dan As Sunnah MuhadisBacaan lanjutan suntingPengetahuan Dasar tentang Pokok pokok Ajaran Islam A B oleh Mh Amin Jaiz Metodologi Kritik Matan Hadis oleh Dr Salahudin ibn Ahmad al Adlabi terjamahan ISBN 979 578 047 6 Berg H 2000 The development of exegesis in early Islam the authenticity of Muslim literature from the formative period Routledge ISBN 0 7007 1224 0 Lucas S 2004 Constructive Critics Hadith Literature and the Articulation of Sunni Islam Brill Academic Publishers ISBN 90 04 13319 4 Robinson C F 2003 Islamic Historiography Cambridge University Press ISBN 0 521 62936 5 Robson J Hadith Dalam P J Bearman Th Bianquis C E Bosworth E van Donzel and W P Heinrichs Encyclopaedia of Islam Online Brill Academic Publishers ISSN 1573 3912 Pemeliharaan CS1 Banyak nama editors list link Swarup Ram Understanding Islam through Hadis Diarsipkan 2011 01 24 di Wayback Machine Exposition Press Smithtown New York USA n d Jonathan A C Brown Criticism of the Proto Hadith Canon Al daraqutni s Adjustment of the Sahihayn Journal of Islamic Studies 15 1 2004 1 37 Recep Senturk Narrative Social Structure Anatomy of the Hadith Transmission Network 610 1505 Stanford Stanford UP 2006 Jonathan Brown The Canonization of al Bukhari and Muslim The Formation and Function of the Sunni Ḥadith Leiden Brill 2007 Islamic History and Civilization Studies and Texts 69 1000 Qudsi Hadiths An Encyclopedia of Divine Sayings New York Arabic Virtual Translation Center 2012 ISBN 978 1 4700 2994 4 Hallaq Wael B 1999 The Authenticity of Prophetic Ḥadith A Pseudo Problem Studia Islamica 89 75 90 doi 10 2307 1596086 ISSN 0585 5292 JSTOR 1596086 Brown J 2007 The Canonization of al Bukhari and Muslim The Formation and Function of the Sunni Hadith Canon Leiden Brill 2007 Juynboll G H A 2007 Encyclopedia of Canonical Hadith Leiden Brill 2007 Lucas S 2002 The Arts of Hadith Compilation and Criticism University of Chicago OCLC 62284281 Musa A Y Hadith as Scripture Discussions on The Authority Of Prophetic Traditions in Islam New York Palgrave 2008 ISBN 0 230 60535 4 Fred M Donner Narratives of Islamic Origins 1998 Warner Bill The Political Traditions of Mohammed The Hadith for the Unbelievers CSPI 2006 ISBN 0 9785528 7 3 Al Qaththan Syaikh Manna Pengantar Studi Ilmu Hadits Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Jakarta Pustaka Al Kautsar 2013 ISBN 9795923188Pranala luar sunting nbsp Lihat entri hadis di kamus bebas Wiktionary nbsp Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Hadis nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Hadith Indonesia Sunnah 9 Kitab Imam Hadis dalam bahasa Indonesia Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Indonesia Kumpulan hadis shahih dha if lemah amp maudhu palsu Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Indonesia Hadis hadis Diarsipkan 2012 04 12 di Wayback Machine Indonesia Musthohalul hadis Istilah istilah hadis Milis Assunnah Diarsipkan 2023 08 12 di Wayback Machine Indonesia Hadis Ahad Ust Ahmad Syarwat Lc Diarsipkan 2007 09 29 di Wayback Machine Indonesia Belajar Hadis di Media Muslim INFO Diarsipkan 2007 03 05 di Wayback Machine Indonesia Buku Tema Hadis di Al Ilmu Com Diarsipkan 2007 10 10 di Wayback Machine Inggris The Classification of Hadeeth by Shaikh Suhaib Hassan Diarsipkan 2007 03 13 di Wayback Machine Inggris Introduction to the Science of Hadith Classification by Shaikh Dr Suhaib Hassan Diarsipkan 2007 03 13 di Wayback Machine Inggris A collection of the ahadith in Sahih Bukhari Diarsipkan 2009 01 08 di Wayback Machine Inggris A collection of the ahadith in Sahih Muslim Diarsipkan 2009 01 08 di Wayback Machine Referensi sunting Anwar Syamsul HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DAN PENGEMBANGAN KEILMUAN PDF Diakses tanggal 2024 02 03 Hadith Encyclopedia of Islam Lisan al Arab by Ibn Manthour vol 2 pg 350 Dar al Hadith edition al Kuliyat by Abu al Baqa al Kafawi pg 370 Al Resalah Publishers This last phrase is quoted by al Qasimi in Qawaid al Tahdith pg 61 Dar al Nafais a b c d e f g h i j k l m n o p Agus Solahudin Suyadi M Agus 2008 Ulumul Hadis Bandung Pustaka Setia ISBN 978 979 730 938 1 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Al Qaththan 2013 hlm 25 Adapun Qudsi menurut bahasa dinisbatkan kepada Qudus yang artinya suci yaitu sebuah penisbatan yang menunjukkan adanya pengangungan dan pemuliaan atau penyandaran kepada dzat Allah yang Mahasuci a b c d e f g h i Al Qaththan 2013 hlm 26 Al Qaththan 2013 hlm 26 Ada yang berpendapat bahwa dinamakan hadis qudsi karena penisbatannya kepada Allah yang Mahasuci sementara hadis nabawi disebut demikian karena dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Hadis amp oldid 25259304 Sanad