www.wikidata.id-id.nina.az
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara terbesar yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis 1 Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace membagi Indonesia menjadi dua area zona zoogeografi Asia yang dipengaruhi oleh fauna Asia dan zona zoogeografi Australasia dipengaruhi oleh fauna Australia 2 Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya pantai bukit pasir muara hutan bakau dan terumbu karang Harimau sumatra subspesies harimau terkecil yang hanya ada di IndonesiaOrang utan sumatra Pongo abelii di Taman Nasional Gunung Leuser Aceh Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan 3 Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar yang menyebabkan berkurangnya area hutan sedangkan masalah lain termasuk tingginya urbanisasi polusi udara manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan Daftar isi 1 Asal fauna Indonesia 1 1 Hughasiusilum 2 Paparan Sunda 2 1 Mamalia 2 2 Burung 2 3 Reptil dan Amfibia 2 4 Ikan 3 Wallacea 3 1 Mamalia 3 2 Burung 3 3 Reptil dan Amfibia 3 4 Ikan 3 5 Invertebrata 4 Konservasi 5 Lihat pula 6 Referensi 7 Pranala luarAsal fauna Indonesia sunting nbsp Garis Wallace membagi fauna Indonesia ke dua kategoriAsal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia 4 Pada zaman purba pulau Irian New Guinea tergabung dengan benua australia Hughasiusilum sunting Nama dari benua Australia 12 000 000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan Gondwana Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu dan daerah New Guinea yang dikenal sebagai Sahul bergerak menuju khatulistiwa Akibatnya hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem Aktivitas ini terus berlanjut sampai dua daerah ini benar benar terpisah Di lain pihak pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 miliar tahun yang lalu Sekitar 200 juta tahun yang lalu superbenua Laurasia benar benar terpisah membentuk Laurentia sekarang Amerika dan Eurasia Pada saat itu sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia Akibatnya hewan hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia dan dalam ekosistem yang berbeda terbentuklah spesies spesies baru Pada abad ke 19 Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia Wallacea 5 Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu di antara Kalimantan Borneo dan Sulawesi Celebes dan di antara Bali dan Lombok 6 Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek sekitar 35 kilometer distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini Sebagai contoh sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek 6 Paparan Sunda sunting nbsp Gajah sumatra subspesies Gajah AsiaHewan hewan di daerah paparan Sunda yang meliputi Sumatra Jawa Kalimantan dan pulau pulau kecil yang mengelilinginya memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia Selama zaman es setelah Laurasia terpecah daratan benua Asia terhubung dengan kepulauan Indonesia Selain itu kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan hewan hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda Spesies spesies besar seperti harimau badak orangutan gajah dan macan tutul ada di daerah ini walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancam punah Selat Makassar laut antara Kalimantan dan Sulawesi serta selat Lombok antara Bali dan Lombok yang menjadi pemisah dari Garis Wallace menandakan akhir dari daerah paparan Sunda Mamalia sunting Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 515 Dari jumlah itu 173 di antaranya merupakan spesies endemik daerah ini 7 Sebagian besar dari spesies spesies ini terancam keberadaannya dan hampir punah Dua spesies orangutan Pongo pygmaeus orangutan Kalimantan dan Pongo abelii orangutan Sumatra termasuk dalam daftar merah IUCN Mamalia terkenal lain seperti bekantan Nasalis larvatus badak Sumatra Dicerorhinus sumatrensis dan Badak Jawa Rhinoceros sondaicus juga sangat terancam jumlah populasinya Burung sunting Menurut Konservasi International sebanyak 771 spesies unggas terdapat di paparan Sunda Sebanyak 146 spesies merupakan endemik daerah ini Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies endemik termasuk Jalak Bali Leucopsar rothschildi dan Cerek Jawa Charadrius javanicus Berdasarkan data dari Burung Indonesia Diarsipkan 2006 12 06 di Wayback Machine jumlah jenis burung di Indonesia sebanyak 1598 jenis Dengan ini membawa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang memiliki jumlah jenis burung terbanyak se Asia Sejak tahun 2007 Burung Indonesia secara berkala memantau status keterancaman dari burung burung terancam punah yang berada di Indonesia berdasarkan data dari BirdLife International Diarsipkan 2013 09 25 di Wayback Machine Tahun 2007 2009 terjadi penurunan status keterancaman burung secara berturut turut mulai dari 119 jenis 2007 118 jenis 2008 dan 117 jenis 2009 Reptil dan Amfibia sunting Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di paparan Sunda Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah endemik Tiga famili reptil juga merupakan endemik di wilayah ini Anomochilidae Xenophidiidae and Lanthanotidae Famili Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor Lanthanotus borneensis kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui Sekitar 242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini Sebanyak 172 spesies termasuk Caecilian dan enam genus adalah endemik Ikan sunting Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam sepuluh tahun terakhir Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di dalam sungai danau dan rawa rawa di paparan Sunda Kalimantan mempunyai sekitar 430 spesies dan sekitar 164 di antaranya diduga endemik Sumatra memiliki 270 spesies sebanyak 42 di antaranya endemik 8 Ikan arwana emas Scleropages formosus yang cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini Wallacea suntingWallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat dan daerah Australasian ke arah timur Daerah ini meliputi sekitar 338 494 km area daratan terbagi ke dalam banyak pulau kecil Pulau Sulawesi Kepulauan Maluku dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini Karena faktor geografinya daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan spesies fauna yang unik Mamalia sunting Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia Sebanyak 126 di antaranya merupakan endemik daerah ini Sebanyak 124 spesies kelelawar bisa ditemukan di daerah ini Sulawesi sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki jumlah mamalia yang paling banyak Sejumlah 136 spesies 82 spesies dan seperempat genus di antaranya adalah endemik Spesies yang luar biasa seperti anoa Bubalus depressicornis dan babi rusa Babyrousa babyrussa hidup di pulau ini Sedikitnya tujuh spesies kera Macaca spp dan lima spesies tarsius Tarsius spp juga merupakan hewan khas daerah ini Burung sunting Lebih dari 700 jenis burung bisa ditemui di Wallacea dan lebih dari setengahnya adalah endemik kawasan ini Di antara 258 genus yang ada ada 11 nya adalah endemik kawasan Wallacea Sejumlah 16 genus hanya dapat dijumpai di subkawasan Sulawesi Subkawasan Sulawesi terdiri dari pulau utama Sulawesi dan pulau pulau kecil di sekitarnya termasuk Kepulauan Talaud dan Sangihe di utara Pulau Madu di Laut Flores di sebelah selatan termasuk juga Kep Togian Kep Banggai Kep Tukangbesi dan Kep Sula yang menjembatani kekayaan keragaman burung antara subkawasan Sulawesi dan Maluku Banyaknya jumlah jenis endemik di subkawasan ini tidak hanya berasal dari pulau utama Sulawesi tetapi juga tersebar di banyak pulau pulau kecil di sekitarnya seperti Serindit sangihe Loriculus catamene 9 Seriwang sangihe Eutrichomyias rowleyi 10 Gagak banggai Corvus unicolor 11 Punggok Togian Ninox burhani Gosong sula Megapodius bernsteinii Kepudang sungu sula Coracina sula dan Raja perling sula Basilornis galeatus Sedangkan jenis jenis endemik pulau Sulawesi meliputi Anis sulawesi Cataponera turdoides Sikatan matinan Cyornis sanfordi Julang sulawesi Aceros cassidix dan Kangkareng sulawesi Penelopides exarhatus Banyak jenis yang hanya terdapat di subkawasan ini adalah jenis jenis terancam punah secara global Reptil dan Amfibia sunting Dengan 222 spesies 99 di antaranya endemik Wallacea memiliki jenis reptil yang sangat beragam Di antaranya adalah 118 spesies kadal yang 60 di antaranya adalah endemik 98 spesies ular 37 spesies di antaranya adalah endemik lima spesies kura kura dua spesiesnya merupakan endemik dan satu spesies buaya buaya Indo Pasifik Crocodylus porosus Tiga genus endemik ular yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini Calamorhabdium Rabdion dan Cyclotyphlops Salah satu reptil yang mungkin paling terkenal di Wallacea adalah komodo Varanus komodoensis yang diketahui keberadaannya hanya di Pulau Komodo Padar Rinca dan tepi barat Flores Sebanyak 58 spesies amfibia khas dapat ditemukan di Wallacea Sebanyak 32 spesies di antaranya adalah endemik Ini menggambarkan kombinasi elemen katak daerah Indo Melayu dan Australasia yang mempesona Ikan sunting Ada sekitar 310 spesies ikan tercatat dari sungai sungai dan danau danau Wallacea Sebanyak 75 spesies di antaranya adalah endemik Walaupun masih sedikit yang dapat diketahui mengenai ikan ikan dari Kepulauan Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil 6 spesies diketahui sebagai endemik Di pulau Sulawesi ada 69 spesies yang diketahui 53 di antaranya adalah endemik Danau Malili di Sulawesi Selatan dengan kedalamannya yang kompleks dan arusnya yang deras memiliki paling sedikit 15 jenis ikan telmatherinid endemik dua di antaranya mewakili genus endemik tiga endemik Oryzia dua endemik halfbeaks dan tujuh endemik gobie Invertebrata sunting Sekitar 50 moluska endemik tiga spesies kepiting endemik dan sejumlah spesies udang endemik juga diketahui berasal dari Wallacea Konservasi suntingWalaupun 45 daerah Indonesia masih belum berpenghuni dan ditutupi hutan tropis pertumbuhan populasi Indonesia yang tinggi dengan industrialisasinya secara perlahan memengaruhi keberadaan fauna di Indonesia Ditambah lagi perdagangan hewan ilegal semakin menambah parah kondisi fauna Indonesia termasuk di antaranya badak orangutan harimau dan beberapa spesies amfibia 5 Hingga 95 hewan yang dijual di pasar diambil langsung dari hutan dan bukannya melalui konservasi dan lebih dari 20 hewan ini meninggal dalam perjalanan 12 Pada tahun 2003 World Conservation Union mencatat 147 spesies mamalia 114 burung 91 ikan dan 2 invertebrata termasuk dalam hewan hewan yang terancam punah 12 Lihat pula suntingFlora Indonesia Daftar Jenis Burung Endemik Sulawesi Daftar fauna identitas provinsi di IndonesiaReferensi sunting Indonesia s Natural Wealth The Right of a Nation and Her People Islam Online 2003 05 22 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 10 17 Severin Tim 1997 The Spice Island Voyage In Search of Wallace Great Britain Abacus Travel ISBN 0 349 11040 9 Jason R Miller 1997 01 30 Deforestation in Indonesia and the Orangutan Population TED Case Studies Indonesia Flora and Fauna Encyclopedia of the Nations Encyclopedia of the Nations Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 01 05 a b Indonesia Conservation International Conservation International 2006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 09 28 a b Zubi Teresa 2006 08 25 The Wallacea Line Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 05 25 Whitten Tony 2004 www biodiversityscience org publications hotspots Sundaland html Sundaland Periksa nilai url bantuan Diakses tanggal 2007 05 26 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Kottelat M 1996 Freshwater biodiversity in Asia with special reference to fish The World Bank Technical Paper No 343 Washington D C The World Bank Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Loriculus catamene pranala nonaktif permanen dari Burung org diakses 18 Mei 2010 Eutrichomyias rowleyi pranala nonaktif permanen dari Burung org diakses 18 Mei 2010 Corvus unicolor pranala nonaktif permanen dari Burung org diakses 18 Mei 2010 a b Facts about Indonesian animals ProFauna Indonesia April 2006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 11 02 Pranala luar suntingSeacology Indonesia Projects Seacology Assem J van den J Bonne Webster 1964 New Guinea Culicidae A synopsis of vectors pests and common species Zoologische Bijdragen Vol 6 P 1 136 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Bruijning C F A 1947 An account of the Blattidae Orthoptera from Celebes the Moluccas and new Guinea Zoologische Mededelingen Vol 27 P 205 252 PDF Diarsipkan 2020 04 07 di Wayback Machine Chrysanthus Fr 1971 Further notes on the spiders of New Guinea I Argyopidae Zoologische Verhandelingen Vol 113 P 1 113 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Chrysanthus Fr 1975 Further notes on the Spiders of new Guinea II Araneae Tetragnathidae Theridiidae Zoologische Verhandelingen Vol 140 P 1 50 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Diakonoff A 1983 Tortricidae From Atjeh Northern Sumatra Lepidoptera Zoologische Verhandelingen Vol 204 p 1 129 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Humes A G 1990 Synopsis of lichomolgid copepods Poecilostomatoida associated with soft corals Alcyonacea in the tropical Indo Pacific Zoologische Verhandelingen Vol 266 p 1 201 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Massin C 1999 Reef dwelling Holothuroidea Echinodermata of the Spermonde Archipelago South West Sulawesi Indonesia Zoologische Verhandelingen Vol 329 p 1 144 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Renema W 2003 Larger foraminifera on reefs around Bali Indonesia Zoologische Verhandelingen Vol 345 p 337 366 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Renema W B W Hoeksema J E van Hinte 2001 Larger benthic foraminifera and their distribution patterns on the Spermonde shelf South Sulawesi Zoologische Verhandelingen Vol 334 p 115 149 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Ris F 1927 Odonaten von Sumatra gesammelt von Edward Jacobson Zoologische Mededelingen Vol 10 p 1 49 PDF Diarsipkan 2020 04 07 di Wayback Machine Tol J van 1987 The Odonata of Sulawesi and Adjacent Islands Parts 1 and 2 Zoologische Mededelingen Vol 61 p 155 176 PDF Diarsipkan 2020 04 07 di Wayback Machine Troelstra S R H M Jonkers S de Rijk 1996 Larger Foraminifera from the Spermonde Archipelago Sulawesi Indonesia Scripta Geologica Vol 113 p 93 120 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Vervoort W 1995 Bibliography of Leptolida non Siphonophoran Hydrozoa Cnidaria Works published after 1910 Zoologische Verhandelingen Vol 301 P 1 432 PDF Diarsipkan 2016 03 03 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Fauna Indonesia amp oldid 24081585