www.wikidata.id-id.nina.az
Rumah Bubungan Tinggi yang sederhana milik keluarga petani nelayan beratap rumbia dan berdinding pelupuh gedhek left dan model Atap Bubungan Tinggi pada Rumah Bubungan Tinggi right Atap Bubungan Tinggi tanpa anjung cacak burung di Madagaskar Early Besakana with thatched roof left and reconstructed Mahitsy with shingled roof right Gagalungan pada rumah Bubungan Tinggi yang jumlahnya bisa mencapai tujuh pasangBangunan baru Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang berada di kawasan Cempaka Kota Banjarbaru left dan Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi right Atap Bubungan Tinggi adalah bumbungan atap rumah Banjar yang merupakan atap pelana dengan sudut 45 yang relatif curam dengan posisi melintang Atap pelana dengan posisi melintang ini juga sering disebut atap model Rumah Kampung atau Rumah Lipat Kajang Rumah Kajang Pedati Atap Bubungan Tinggi menutupi ruang induk yang disebut Palidangan atau Panampik Panangah Kontruksi Atap Bubungan Tinggi tersebut ditopang oleh 8 buah tiang utama yang disebut Tihang Pitugur Tiang utama ini menyangga konstruksi kuda kuda atap utama disebut Sangga Ribut Ruang Palidangan ini secara kosmologis merupakan pusat rumah atau titik tengah rumah yang secara filosofi merupakan ruang yang paling penting privat Susunan ke 8 buah Tihang Pitugur atau Saka Guru yang membentuk konstruksi utama bangunan inilah yang menyangga kuda kuda atap utama Ke 8 buah tiang inilah yang didirikan terlebih dahulu setelah itu barulah tiang tiang lainnya Rumah adat Banjar yang menggunakan atap Bubungan Tinggi dinamakan Rumah Bubungan Tinggi yaitu jenis rumah bernilai paling tinggi di antara jenis jenis rumah Banjar karena merupakan jenis rumah yang dipergunakan sebagai kediaman Sultan dalam suatu kompleks keraton Atap Bubungan Tinggi terletak di antara atap Pisang Sasikat yang menutupi kedua buah Anjung Di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut atap Sindang Langit sedangkan di belakang atap Bubungan Tinggi disebut atap Hambin Awan Tetapi untuk rumah Gajah Baliku atap di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut atap Gajah atap perisai Meskipun masyarakat Banjar sekarang adalah masyarakat yang secara khusus hidup didalam unsur keagamaan Islam namun masih banyak sekali adat dan budaya Banjar yang masih mempertahankan adat budaya nenek moyang Dayak Kaharingan Jika kita lihat maka di dalam kehidupan sehari hari masyarakat Banjar pun masih kental akan Kaharingan meski terkadang hal itu tidak disadari Wajar saja karna Kaharingan adalah kepercayaan awal suku Dayak di Kalimantan Bahkan ketika mereka sudah memeluk agama Islam pun masyarakat Banjar masih tidak bisa lepas total dari adat Kaharingan meskipun sebagian besar telah disunting agar sesuai dengan Islam Rumah Banjar terdiri dari berbagai jenis dan bentuk pemisahan jenis dan bentuk rumah Banjar sesuai dengan filsafat dan religi yang bersumber pada kepercayaan nenek moyang yaitu Kaharingan yang mana dalam kepercayaan suku Dayak alam semesta yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu alam atas dan alam bawah Rumah Bubungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makrokosmos yang besar Penghuni seakan akan tinggal di bagian dunia tengah yang diapit oleh dunia atas dan dunia bawah Di mana mereka hidup dalam keluarga besar sedang kesatuan dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan Mahatala dan Jata Rumah Bubungan Tinggi melambangkan berpadunya Dunia Atas dan Dunia Bawah di dalam Dwitunggal Semesta Pada peradaban agraris rumah dianggap keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara ghaib oleh para dewata seperti pada rumah Balai suku Dayak Meratus yang berfungsi sebagai rumah ritual Pada masa Kerajaan Negara Dipa sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita yang disembah dan ditempatkan dalam istana Pemujaan arwah nenek moyang yang berwujud pemujaan Maharaja Suryanata dan Puteri Junjung Buih merupakan simbol persatuan alam atas dan alam bawah Kosmogoni Kaharingan Hindu Suryanata sebagai manifestasi dewa Matahari Surya dari unsur kepercayaan Kaharingan Hindu matahari yang menjadi orientasi karena terbit dari ufuk timur orient selalu dinantikan kehadirannya sebagai sumber kehidupan sedangkan Puteri Junjung Buih berupa lambang air sekaligus lambang kesuburan tanah Pangeran Suryanata sebagai perlambang Dunia Atas sedang Puteri Junjung Buih sebagai perlambang Dunia Bawah Pada arsitektur Rumah Bubungan Tinggi pengaruh unsur unsur tersebut masih dapat ditemukan Bentuk ukiran naga yang tersamar didestilir bananagaan melambangkan alam bawah sedangkan ukiran burung enggang gading melambangkan alam atas Pohon Hayat Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan citra dasar dari sebuah pohon hayat yang merupakan lambang kosmis Pohon Hayat merupakan pencerminan dimensi dimensi dari satu kesatuan semesta Ukiran tumbuh tumbuhan yang subur pada Tawing Halat Seketeng merupakan perwujudan filosofi pohon kehidupan Batang Garing di dalam kepercayaan Dayak Kaharingan Payung Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan sebuah citra dasar sebuah payung yang menunjukkan suatu orientasi kekuasaan ke atas Payung juga menjadi perlambang kebangsawanan yang biasa menggunakan payung kuning sebagai perangkat kerajaan Payung kuning sebagai tanda tanda kemartabatan kemewahan kerajaan Banjar diberikan kepada para pejabat kerajaan di suatu daerah Simetris Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi yang simetris terlihat pada bentuk sayap bangunan atau anjung yang terdiri atas Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang sekilas sangat mirip dengan rumah adat Dayak Maanyan Hal ini berkaitan dengan filosofi simetris seimbang dalam pemerintahan Kerajaan Banjar yang membagi kementerian menjadi Mantri Panganan Kelompok Menteri Kanan dan Mantri Pangiwa Kelompok Menteri Kiri masing masing terdiri atas 4 menteri Mantri Panganan bergelar Patih dan Mantri Pangiwa bergelar Sang tiap tiang menteri memiliki pasukan masing masing Konsep simetris ini tercermin pada rumah bubungan tinggi Rumah yang menggunakan atap Bubungan Tinggi Rumah Bubungan Tinggi Rumah Gajah BalikuBubungan Cacak Burung SuntingSementara itu dalam perkembangannya juga dikenal adanya jenis rumah Cacak Burung dimana pada dasarnya atap sebuah rumah dalam posisi memanjang ke belakang membujur kemudian diberi suatu atap berbentuk trapesium atau menyerupai atap limas dalam posisi melintang sehingga berbentuk tanda Cacak Burung Dalam hal ini posisi atap limas yang melintang bahalang lebih tinggi daripada posisi atap yang membujur ke belakang Rumah Cacak Burung menggunakan suatu bentuk atap limas yang memanjang dalam posisi melintang bahalang yang sekaligus menutupi ruang Palidangan dan kedua buah Anjung Bubungan Cacak Burung ini merupakan suatu perkembangan bentuk dari Bubungan Tinggi yang disederhanakan jadi posisinya sama dengan Bubungan Tinggi Posisi Nok Atap pamuung wuwungan Bubungan Cacak Burung yang menutup ruang Palidangan dan kedua anjung ini lebih tinggi dari dari Nok Atap atap pelana yang menutupi ruang Paluaran Ambin Sayup Rujukan SuntingImam Santoso gambar konstruksi Type Rumah Banjar Bubungan Tinggi Baruh Kambang Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalsel 11 Februari 1984 Budiarti gambar konstruksi Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Habirau Negara Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Kalimantan Selatan Kanwil Depdikbud Kalsel 03 09 1994 Tim Depdikbud Rumah Adat Banjar dan Ragam Hiasnya Proyek Rehabilitasi dan Perlusan Museum Kalsel Depdikbud 1977 1978 Tim Museum Lambung Mangkurat Rumah Tradisonal Banjar Rumah Bubungan Tinggi P3 Kalsel Depdikbud 1980 1981 Seman Symasiar Drs H Rumah Adat Banjar Arsitektur Tradisional Kalimantan Selatan Direktorat Perumahan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Pusat Informasi Teknik Pembangunan Proyek Pembinaan Umum Pembangunan Perumahan Kalsel 1983 Tim Depdikbud Album Seni Budaya Kalimantan Selatan Proyek Media Kebudayaan Depdikbud 1983 1984 Tim Depdikbud Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Selatan Proyek Inventarisasi dan Dolumentasi Kebudayaan Daerah Depdikbud Jakarta 1986 Sjarifuddin Drs Pengantar Pameran Khusus Rumah Tradisional Bubungan Tinggi dan Kelengkapannya Depdikbud Dirjen Kebudayaan Direktorat Permuseuman Museum Negeri Provinsi Kalsel Lambung Mangkurat 1992 1993 Tim KKL Angkatan 90 Arsitektur Undip Laporan Kuliah Kerja Lapangan Banjar Kalimantan Selatan 23 28 September 1993 Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro 1993 Azan Seminar Tata Ruang dan Karaktaristik Rumah Tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro Juni 1994 Hakim Tedy Avianto Seminar Pengaruh Arsitektur Tradisional Bubungan Tinggi pada Bangunan Kantor Pemerintah di Banjarmasin Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro Februari 1997 Pranala luar Suntinghttp cakidur wordpress com 2013 10 22 keraton kedua kerajaan kotawaringin istana lawang agung bukit indra kencana Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bubungan Tinggi amp oldid 24120589