www.wikidata.id-id.nina.az
Dalam bidang farmakologi ketersediaan hayati atau bioavailabilitas BA adalah pecahan dari dosis obat diberikan yang dapat mencapai peredaran sistemis salah satu profil penting dari farmakokinetika obat Berdasarkan definisi ketika obat diberikan secara intravena ketersediaan hayatinya adalah 100 1 Namun ketika obat diberikan melalui rute pemberian lain misalnya peroral pada umumnya ketersediaan hayatinyaTH akan menurun karena obat tersebut tidak diserap sepenuhnya dan metabolisme lintas pertama atau dapat bervariasi antara satu pasien dengan pasien lainnya Ketersediaan hayati sangat penting dalam farmakokinetika salah satu pentingnya hal tersebut adalah ketersediaan hayati harus diperhitungkan dalam perhitungan dosis untuk pemberian obat selain rute intravena Untuk suplemen makanan jamu dan nutrisi lain yang pada umumnya rute pemberiannya hampir semuanya melalui peroral ketersediaan hayati hanya didefinisikan sebagai jumlah atau pecahan dari dosis yang diserap bukan yang masuk dalam peredaran sistemis 2 Pendefinisian dari ketersediaan hayati sedikit berbeda antara obat obatan dan suplemen makanan karena perbedaan metode pemberiannya dan peraturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Bioaksesibilitas adalah suatu konsep yang berhubungan dengan ketersediaan hayati dalam konteks biodegradasi dan pencemaran lingkungan Suatu molekul sering berupa zat pencemar organik persisten dikatakan bioaksesibel ketika molekul tersebut dapat menembus membran sel dari lingkungan luar jika organisme mempunyai akses ke molekul tersebut 3 Daftar isi 1 Definisi 1 1 Dalam farmakologi 1 2 Dalam ilmu gizi 2 Ketersediaan hayati mutlak 3 Ketersediaan hayati relatif dan kesetaraan hayati 4 Faktor faktor yang memengaruhi ketersediaan hayati 5 Ketersediaan hayati pada obat dan suplemen makanan 6 Ilmu gizi ketersediaan hayati terandalkan dan universal 7 Lihat juga 8 Catatan 9 Rujukan 9 1 Sumber 10 Pranala luarDefinisi SuntingDalam farmakologi Sunting Dalam farmakologi ketersediaan hayati menunjukkan suatu pengukuran laju dan bahan aktif atau bagian aktif yang diserap dari suatu produk obat dan tersedia pada tempat aksi 4 Ketersediaan hayati dinotasikan dengan huruf f atau jika dalam bentuk persen dengan F Dalam ilmu gizi Sunting Konsep ketersediaan hayati dalam ilmu gizi tidak mempunyai standar yang berkaitan dengan industri farmasi Definisi ketersediaan hayati dari ilmu farmakologi tidak berlaku untuk zat nutrisi karena penyerapan dari zat ini dipengaruhi oleh keadaan tubuh dan nutrisi yang ada di dalam tubuh pasien 5 sehingga terdapat perbedaan nilai yang lebih besar antara satu individu dengan individu lainnya variasi antarindividu Oleh karena itu ketersediaan hayati untuk suplemen makanan dapat didefinisikan sebagai bagian dari zat yang diberikan yang mampu diserap dan dapat digunakan atau disimpan 6 Dalam kedua bidang ini ketersediaan hayati diukur dengan menghitung kawasan di bawah kurva area under curve AUC dari grafik konsentrasi obat terhadap waktu Ketersediaan hayati mutlak Sunting nbsp Ketersediaan hayati mutlak atau bioavailabilitas absolut adalah perbandingan AUC antara pemberian intravena iv dan per oral po Ketersediaan hayati mutlak merupakan perbandingan dari ketersediaan hayati dari zat aktif obat di peredaran sistemis pada pemberian obat bukan intravena seperti pemberian per oral rektal transdermal subkutan atau sublingual terhadap ketersediaan hayati obat yang sama pada pemberian intravena atau pecahan obat yang diserap pada pemberian bukan intravena dibandingkan dengan obat yang diserap pada pemberian intravena Untuk melakukan perbandingan harus menggunakan dosis normal Oleh karena itu jumlah obat yang diserap dikoreksi terlebih dahulu dengan membagi nilai tersebut dengan dosis yang diberikan Dalam farmakologi untuk dapat menentukan ketersediaan hayati mutlak obat kajian farmakokinetika harus dilakukan untuk memperoleh plot grafik konsenstrasi obat dalam plasma vs waktu dari obat setelah pemberian melalui intravena iv dan ekstravaskular bukan intravena contoh per oral Untuk menghitung ketersediaan hayati mutlak dapat menggunakan persamaan di bawah ini F a b s 100 A U C p o D i v A U C i v D p o displaystyle F abs 100 cdot frac AUC po cdot D iv AUC iv cdot D po nbsp Oleh karena itu obat yang diberikan secara intravena akan memiliki ketersediaan hayati mutlak sebesar 100 f 1 sedangkan obat obatan yang diberikan melalui rute lain biasanya memiliki ketersediaan hayati mutlak kurang dari satu Jika kita ingin membandingkan dua dosis yang berbeda dengan zat aktif yang sama dan membandingkan ketersediaan hayati kedua obat tersebut maka perbandingan itu disebut ketersediaan hayati perbandingan bioavailabilitas komparatif Meskipun mengetahui ketersediaan hayati mutlak dari suatu obat sangat berguna kenyataan penelitian ini tidak sering dilakukan Alasannya adalah untuk menilai ketersediaan hayati memerlukan data dari pemberian intravena yang merupakan rute pemberian dengan seluruh obat dapat menuju peredaran sistemis Kajian seperti ini memerlukan banyak biaya dan juga memerlukan uji ketoksikan praklinis untuk menjamin keamanan obat serta terdapat potensi masalah yang disebabkan keterbatasan kelarutan sehingga obat tersebut akan sulit untuk diserap Tidak ada peraturan yang mengatur minimal ketersediaan hayati mutlak yang diperlukan agar obat tersebut dapat dipasarkan namun badan pengawas terkadang meminta data ketersediaan hayati mutlak dari rute pemberian ekstravaskular jika ketersediaan hayatinya rendah atau bervariasi dan jika terdapat kaitan yang dapat dibuktikan antara farmakodinamika dan farmakokinetika pada dosis terapi Dalam kejadian tersebut untuk melakukan kajian ketersediaan hayati mutlak memerlukan data dari obat yang diberikan secara intravena 7 Pemberian secara intravena terhadap obat yang tengah dikembangkan dapat memberikan informasi mengenai parameter farmakokinetika dasar seperti volume persebaran V dan klirens CL 7 Ketersediaan hayati relatif dan kesetaraan hayati SuntingDalam farmakologi ketersediaan hayati relatif mengukur ketersediaan hayati sebagai AUC dari suatu formulasi A obat tertentu yang dibandingkan dengan perumusan formulasi yang lain B pada obat yang sama biasanya dengan standar yang telah ditetapkan atau melalui rute pemberian yang berbeda Ketersediaan hayati relatif dapat dihitung dengan persamaan berikut displaystyle Ketersediaan hayati relatif merupakan salah satu langkah yang digunakan untuk menilai kesetaraan hayati bioekivalensi BE antara dua produk obat Untuk mendapat persetujuan dari FDA produsen obat generik harus menunjukkan apabila 90 dari selang kepercayaan untuk nisbah dari respons rerata biasanya dalam bentuk AUC dan konsentrasi maksimum Cmax terhadap produk penemunya OB harus berada dalam rentang 80 125 AUC menggambarkan sejauh mana ketersediaan hayati dapat dicapai Cmax menggambarkan laju ketersediaan hayati sedangkan Tmax menggambarkan waktu yang diperlukan bagi obat untuk mencapai Cmax Ketika mekanisme bagaimana formulasi dapat mempengaruhi ketersediaan hayati dan kesetaraan hayati bioekivalensi telah banyak dipelajari di obat obatan faktor formulasi dalam memengaruhi ketersediaan hayati dan kesetaraan hayati pada suplemen nutrisi masih belum banyak diketahui diketahui 8 Pada akhirnya di ilmu gizi ketersediaan hayati atau bioekivalensi relatif paling umum dipakai untuk mengukur ketersediaan hayati membandingkan ketersediaan hayati suplemen makanan dengan formulasi satu dengan formulasi lainnya Faktor faktor yang memengaruhi ketersediaan hayati SuntingKetersediaan hayati mutlak obat ketika diberikan dengan rute pemberian ekstravaskular biasanya bernilai kurang dari satu F lt 100 Berbagai faktor faktor fisiologi mengurangi ketersediaan obat sebelum memasuki peredaran sistemis Waktu meminum obat apakah sebelum atau sesudah makan juga akan memengaruhi penyerapan obat Obat lain yang diminum secara bersamaan dengan obat tersebut juga dapat mempengaruhi penyerapan dan metabolisme lintas pertama Kemotilan motilitas usus memengaruhi pelarutan disolusi obat dan dapat memengaruhi laju degradasi kimia obat oleh mikroflora pada usus Adanya penyakit memengaruhi metabolisme di hati atau kerja saluran pencernaan Faktor faktor lain mungkin termasuk tetapi tidak terbatas pada Sifat fisik obat hidrofobisitas pKa kelarutan Formulasi obat tablet lepas segera eksipien yang digunakan metode pembuatan tablet lepas termodifikasi lepas tunda lepas diperpanjang lepas lambat dll Obat tersebut diberikan saat makan atau dalam keadaan puasa Laju pengosongan lambung Perbedaan ritme sirkadian Interaksi dengan obat atau makanan lain Interaksi dengan obat obatan lain contoh antasid alkohol nikotin Interaksi dengan makanan lain contoh jus jeruk jeruk bali jus kranberi sayur brasika Pengangkut transporter Substrat dari pengangkut efluks contoh P glikoprotein Fungsi saluran pencernaan Merangsang atau menghambat enzim oleh obat atau makanan lain Merangsang enzim meningkatkan laju metabolisme sehingga obat tidak akan bertahan lama di tubuh contoh Fenitoin merangsang CYP1A2 CYP2C9 CYP2C19 dan CYP3A4 Enzim penghambat inhibitor enzym menurunkan laju metabolisme sehingga obat bertahan lebih lama di tubuh contoh jus jeruk menghambat CYP3A kadar nifedipin lebih tinggi dari normalnya Perbedaan metabolisme Usia secara umum obat obatan dimetabolisme lebih lambat di janin neonatus dan lansia Perbedaan fenotipe peredaran enterohepatik pola makan jenis kelamin Penyakit yang dialami contoh fungsi hepatik dan renal burukFaktor faktor ini dapat bervariasi dari pasien ke pasien lainnya variasi antarindividu dan tentu pasien yang sama dari waktu ke waktu variasi intraindividu Dalam uji klinis variasi antarindividu merupakan faktor penting yang digunakan untuk menilai perbedaan ketersediaan hayati dari pasien kepada pasien agar memastikan dosis yang tepat Ketersediaan hayati pada obat dan suplemen makanan SuntingDibandingkan dengan obat obatan ada perbedaan yang signifikan terhadap penentuan ketersediaan hayati pada suplemen makanan Perbedaan tersebut antara lain suplemen nutrisi memberikan manfaat yang sangat bervariasi antarindividu pengukuran penyerapan gizi kurang ketepatan suplemen nutrisi dikonsumsi sebagai pencegahan terhadap penyakit dan menjaga kesehatan suplemen nutrisi tidak menunjukkan ciri ciri kurva dosis respons dan selang pemberian dari suplemen nutrisi Oleh karena itu tidak terlalu ketat seperti pada obat 6 Di samping itu kurangnya metodologi dan peraturan yang tetap mengenai konsumsi suplemen makanan membuat penggunaan perhitungan ketersediaan hayati pada suplemen jarang jika dibandingkan dengan obat obatan Dalam uji klinis suplemen makanan ketersediaan hayati berfokus pada statistik dari rerata perbedaan AUC antara kelompok perlakuan walau seringnya gagal untuk membandingkan standar penyimpangan deviasi atau variasi antarindividu dari perbedaan AUC Kegagalan tersebut meninggalkan pertanyaan tentang apakah individu di dalam kelompok mendapatkan manfaat yang dijelaskan oleh perbandingan perbedaan rerata Lebih lanjut bahkan jika masalah ini dibahas masalah ini akan sulit untuk menjelaskan makna dari variasi antarsubjek kepada konsumen atau dokter Ilmu gizi ketersediaan hayati terandalkan dan universal SuntingSalah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah untuk menentukan ketersediaan hayati terandalkan bioavailabilitas reliabel sebagai hasil ketersediaan hayati penyerapan dengan kriteria yang ditentukan yang mencakup 84 dari subjek percobaan dan ketersediaan hayati universal yang mencakup 98 dari subjek percobaan Hal ini akan membuat ketersediaan hayati lebih mudah dijelaskan kepada dokter dan konsumen 9 Lihat juga SuntingADME Tox Sistem Klasifikasi Biofarmasetik Caco 2Catatan Sunting TH Salah satu pengecualian dengan obat yang memiliki F gt 100 adalah teofilin Jika diberikan dalam bentuk larutan oral Fdapat mencapai 111 karena obat diserap sepenuhnya dan metabolisme lintas pertama di paru paru setelah pemberian intravena dilewati 10 OB Rujukan produk obat yang didaftarkan contoh obat penemu atau inovator dan juga produk obat generik yang telah disetujui bedasarkan Abbreviated New Drug Applicationyang ada di Orange Book FDA Rujukan Sunting Griffin J P The Textbook of Pharmaceutical Medicine 6th Ed Heaney Robert P 2001 Factors Influencing the Measurement of Bioavailability Taking Calcium as a Model The Journal of Nutrition 131 4 1344S 8S PMID 11285351 Semple Kirk T Doick Kieron J Jones Kevin C Burauel Peter Craven Andrew Harms Hauke 2004 Peer Reviewed Defining Bioavailability and Bioaccessibility of Contaminated Soil and Sediment is Complicated Environmental Science amp Technology 38 12 228A 31A doi 10 1021 es040548w Shargel L Yu A B 1999 Heaney Robert P 2001 Factors Influencing the Measurement of Bioavailability Taking Calcium as a Model The Journal of Nutrition 131 4 Suppl 1344S 8S PMID 11285351 a b Srinivasan V Srini 2001 Bioavailability of Nutrients A Practical Approach to In Vitro Demonstration of the Availability of Nutrients in Multivitamin Mineral Combination Products The Journal of Nutrition 131 4 Suppl 1349S 50S PMID 11285352 a b Lappin Graham Stevens Lloyd 2008 Biomedical accelerator mass spectrometry Recent applications in metabolism and pharmacokinetics Expert Opinion on Drug Metabolism amp Toxicology 4 8 1021 33 doi 10 1517 17425255 4 8 1021 PMID 18680438 Hoag Stephen W Hussain Ajaz S 2001 The Impact of Formulation on Bioavailability Summary of Workshop Discussion The Journal of Nutrition 131 4 Suppl 1389S 91S PMID 11285360 Kagan Daniel Madhavi Doddabele Bank Ginny Lachlan Kenneth 2010 Universal and Reliable Bioavailability Claims Criteria That May Increase Physician Confidence in Nutritional Supplements PDF Natural Medicine Journal 2 1 1 5 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 03 13 Diakses tanggal 2016 07 09 Schuppan D Molz KH Staib AH Rietbrock N 1981 Sumber Sunting Malcolm Rowland Thomas N Tozer 2010 Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics Concepts and Applications edisi ke 4 Philadelphia PA Lippincott Williams amp Wilkins ISBN 978 0 7817 5009 7 Peter G Welling Francis L S Tse Shrikant V Dighe 1991 Pharmaceutical Bioequivalence Drugs and the Pharmaceutical Sciences 48 New York NY Marcel Dekker ISBN 978 0 8247 8484 3 Dieter Hauschke Volker Steinijans Iris Pigeot 2007 Metrics to characterize concentration time profiles in single and multiple dose bioequivalence studies Bioequivalence Studies in Drug Development Methods and Applications Statistics in Practice Chichester UK John Wiley and Sons hlm 17 36 ISBN 978 0 470 09475 4 Diakses tanggal 21 April 2011 Shein Chung Chow Jen pei Liu 15 October 2008 Design and Analysis of Bioavailability and Bioequivalence Studies Biostatistics Series 27 edisi ke 3 Boca Raton FL CRC Press ISBN 978 1 58488 668 6 Pranala luar SuntingRute Pemberian Obat Diarsipkan 2013 11 27 di Wayback Machine Ketersediaan hayati obat Diarsipkan 2011 11 27 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bioavailabilitas amp oldid 23811663