www.wikidata.id-id.nina.az
Elok nagari dek pangulu elok tapian dek nan mudo elok musajik dek tuanku elok rumah dek bundo kanduang Tuanku atau Tuangku adalah gelar untuk pemimpin agama atau seorang ulama terkemuka di Minangkabau yang dianggap telah menguasai ilmu agama Islam Lazimnya gelar ini diikuti nama daerah atau surau tempat ulama tersebut mengajar seperti Tuanku Imam Bonjol Tuanku Lintau Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai Gelar tuanku mengalami masa jayanya di Minangkabau pada abad ke 18 dan 19 Saat itu berpuluh puluh surau dipimpin oleh tuanku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan agama Pasca Perang Padri pemerintah Hindia Belanda mendemistifikasi penggunaan gelar Tuanku dengan memunculkan jabatan Tuanku Lareh atau Angku Lareh yang bertindak untuk menjembatani kepentingan Belanda dengan pribumi Minangkabau Tuanku dapat pula merujuk pada gelar yang diberikan kepada raja sultan dan keturunannya dari pihak laki laki Kerajaan Negeri Sembilan sebagai kelanjutan Kerajaan Melayu saat ini masih menggunakan gelar tuanku untuk gelar raja mereka seperti Tuanku Ja afar Daftar isi 1 Asal usul 2 Penggunaan 3 Hierarki gelar 4 Tuanku Lareh 5 Lihat pula 6 Catatan kaki 6 1 Rujukan 6 2 Daftar pustakaAsal usul suntingKata tuan berasal dari Bahasa Sansekerta tuhan kemungkinan karena pengaruh Islam akhirnya pelafalanya disingkat menjadi tuan Sebutan gelar ini dikenal di Nusantara beberapa raja Melayu menyandang gelar ini sebagai panggilannya Adityawarman disebut sebagai Surawasawan Tuan Suruaso seperti yang terdapat pada Prasasti Batusangkar dan disebut pula Tuhan Janaka bergelar Mantrolot Warmadewa sebagaimana terdapat dalam Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama Di daerah Kamang tuanku dapat bermaksud gabungan dua kata tuan aku yang berarti panggilan kepada kakak laki laki yang dihormati sama dengan panggilan uwan di Padang Panjang atau uwo di Maninjau Kepada mamak yang memangku jabatan penghulu ada yang memanggilnya mak tuan dan adakalanya berubah menjadi angku Penggunaan suntingPenyebutan gelar tuanku untuk pemimpin agama awalnya berkembang di jemaah tarekat pada abad ke 17 Penggunaannya meluas pada masa Perang Padri Tuanku merupakan panggilan penghormatan kepada ulama di Minangkabau karena menyebut nama orang yang dihormati adalah pantangan Budayawan A A Navis menulis pada umumnya setiap nagari hanya didapati seorang ulama sehingga panggilan untuk mereka dipakailah gelar dan nama nagarinya seperti Tuanku Lintau Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai 1 Akan tetapi kalau terdapat lebih dari seorang ulama gelar tuanku ditambah dengan karakteristik personal seperti Tuanku Nan Tuo Tuanku Nan Renceh dan Tuanku Nan Gapuak 2 3 Hierarki gelar suntingDalam hirarkri ulama tradisonal di Minangkabau gelar tuanku berada di atas gelar peto dan labai yakni gelar untuk seseorang yang telah menguasai fikih tarekat dan ilmu hakikat Seorang labai atau peto hanya diberi hak memimpin jemaahnya dan belum berhak memimpin surau sendiri 4 Terdapat gelar lainnya di bawah tuanku Seorang murid yang telah bertahun tahun belajar pada seorang tuanku dan dipercaya untuk memberikan bimbingan kepada murid murid lainnya digelari malin Seorang malin telah memiliki pengetahuan agama yang lebih luas dari murid murid lainnya Murid yang memiliki penguasaan dalam ilmu fikih diberi gelar pakih atau fakih Adapun murid yang telah menghafal Al Quran diberi gelar kari 5 4 Tingkatan di atas gelar tuanku adalah syekh gelar tertinggi seorang ulama di Minangkabau yakni guru besar para ulama Gelar syekh diberikan oleh guru kepada muridnya secara beranting sebagai pengakuan ia telah mempunyai ilmu agama paripurna seperti halnya Pono diberi gelar Syekh Burhanuddin Ulakan oleh gurunya Syekh Abdurrauf as Singkili Tuanku Lareh suntingLihat pula Lareh Setelah kemenangan Belanda dalam Perang Padri Belanda berusaha memanfaatkan tatanan tradisional masyarakat Minangkabau dengan cara mengubah karakter dan bentuk lembaga lembaga tradisional sesuai dengan kebutuhan Belanda Hal ini dilakukan untuk membantu mereka memerintah di Sumatera Barat Kerapatan Adat Nagari dijadikan sebagai lembaga pemerintahan terendah penghulu penghulu di setiap nagari yang dulunya memimpin nagari secara bersama sama kini diharuskan memilih salah satu dari mereka untuk menjadi kepala nagari nagari hoofd Dengan mengangkat seseorang sebagai kepala nagari Belanda memperkenalkan bentuk pemerintahan yang jauh lebih otoriter ke dalam pemerintahan nagari di Minangkabau Selain itu penguasa kolonial Belanda mengubah pola federasi nagari nagari lareh atau laras yang tadinya merupakan aliansi longgar beberapa nagari yang berdasarkan pada prinsip saling menguntungkan menjadi lembaga pemerintahan setingkat kecamatan yang dipimpin seorang kepala laras laras hoofd yang dipilih dari kepala kepala nagari yang ada di kelarasan Dengan demikian terbentuklah sebuah sistem pemerintahan yang hierarkis yang sesuai dengan kenyataan bahwa kekuasaan yang sesungguhnya kini terletak di tingkat tertinggi pemerintahan Sumatera Barat yakni residen tidak lagi di tingkat nagari 6 Dalam konteks ini panggilan tuanku dipergunakan untuk kepala lareh dalam sistem birokrasi pemerintahan Belanda sehingga menjadi Taunku Lareh atau Angku Lareh 7 Lihat pula suntingTeungkuCatatan kaki suntingRujukan sunting A A Navis 1984 hlm 29 Hamka 2017 hlm 184 Azyumardi Azra 2017 hlm 19 a b Sjafnir Aboe Nain 2006 hlm 218 Hamka 2015 Kahin 2005 hlm 10 Jeffrey Hadler 2010 Daftar pustaka sunting Hamka 2015 Terbit pertama kali pada 1950 Ayahku Selangor PTS Publishing House ISBN 978 967 411 726 9 Diakses tanggal 25 November 2020 Sjafnir Aboe Nain 2006 Sirih Pinang Adat Minangkabau Pengetahuan Adat Minangkabau Tematis Padang Sentra Budaya Jeffrey Hadler 2010 Sengketa Tiada Putus Matriarkat Reformisme Agama dan Kolonialisme di Minangkabau Freedom Institute ISBN 978 979 19466 5 0 OCLC 971526815 A A Navis 1984 Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau Jakarta Grafiti Pers Hamka 2017 1974 Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao Jakarta Republika Diakses tanggal 25 November 2020 Azyumardi Azra 2017 Surau Pendidikan Islam Tradisi Dalam Transisi dan Modernisasi Jakarta Prenada Media ISBN 978 602 422 618 3 Diakses tanggal 25 November 2020 Audrey R Kahin 2005 Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926 1998 Jakarta Yayasan Obor Indonesia ISBN 979 461 519 6 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tuanku amp oldid 24373385