www.wikidata.id-id.nina.az
Sejarah Minahasa meliputi rentang waktu perkembangan kebudayaan daerah Minahasa yang adalah sebuah daerah yang dihuni oleh Suku Minahasa di ujung utara Sulawesi Indonesia Daftar isi 1 Masa Prasejarah 2 Masa klasik 2 1 Prasasti Pinawetengan 2 2 Pembagian and pengembangan suku 2 2 1 Pakasa an Tombulu 2 2 2 Pakasa an Tondano 2 2 3 Pakasa an Tonsea 2 2 4 Pakasa an Tontemboan 2 2 5 Sub suku lainnya 2 3 Perang dengan Bolaang Mongondow 3 Masa kolonial 3 1 Minahasa Raad 3 2 Benda Temuan Arkeology Masa Sejarah 4 Masa kemerdekaan 4 1 Permesta 5 Lihat pula 6 Referensi 7 Pranala luarMasa Prasejarah sunting nbsp Peta migrasi orang Austronesia Temuan berupa sebuah bukit kerang di Desa Passo yang terletak di barat daya Danau Tondano menunjukkan keberadaan manusia di daerah Minahasa sejak kira kira tahun 5000 SM Kumpulan peninggalan kerang kerang tersebut selebar 30 meter dan setinggi satu meter Di sekitar bukit kerang ditemukan sisa sisa bejana tembikar dan alat alat yang terbuat dari batu obsidian 1 Selain itu ada teori bahwa kedatangan orang orang Austronesia ke Minahasa yang awalnya menghuni Taiwan sebelum bermigrasi dan menempati daerah daerah di Filipina utara Filipina selatan Kalimantan dan Sulawesi sebelum berpisah menjadi kelompok kelompok dengan satu menuju barat ke Jawa Sumatra dan Malaysia sementara yang lain bergerak ke timur menuju Oseania ke arah selatan pada akhir milenium ketiga dan kedua SM 2 Menurut mitologi Minahasa orang Minahasa adalah keturunan Toar dan Lumimuut yang pada awalnya bermukim di sekitar pegunungan Wulur Mahatus atau ratusan gunung 3 Diperkirakan lokasi Wulur Mahatus adalah perbukitan di sekitar Gunung Soputan 4 Terdapat berbagai versi dari cerita rakyat tentang Toar dan Lumimuut Pada dasarnya perkawinan mereka yang menghasilkan keturunan orang Minahasa Tokoh sentral lain terkait dengan leluhur orang Minahasa adalah Karema sosok pemimpin tua spiritual wanita atau walian tua wewene yang mengawinkan Toar dan Lumimuut 5 Awalnya keturunan Toar dan Lumimuut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Makatelu Pitu tiga kali tujuh Makaru Siow dua kali sembilan dan Pasiowan Telu sembilan kali tiga Makarua Siow adalah para pengatur ibadah dan adat Makatelu Pitu adalah yang mengatur pemerintahan dan militer dan Pasiowan Telu adalah rakyat biasa 6 Masa klasik suntingPrasasti Pinawetengan sunting nbsp Prasasti Pinawetengan Artikel utama Watu Pinawetengan Dua anak pendeta Belanda yaitu Johannes Albert Traugott Schwarz anak dari Pendeta Johann Gottlieb Schwarz dan Johann Gerard Friedrich Riedel anak Pendeta Johann Friedrich Riedel yang mengumpulkan cerita cerita rakyat di Minahasa mengambil kesimpulan bahwa ada sebuah batu penting yang sudah tertimbun tanah di sebuah bukit bernama Tonderukan di Kecamatan Tompaso Barat saat ini Hal ini berdasarkan cerita dan sebutan yang dikutip oleh Riedel yaitu Watu rerumeran ne empung atau batu tempat para leluhur berunding Watu Pinawetengan atau Batu Pembagi yang memiliki tulisan tulisan gambar atau huruf hieroglif kemudian ditemukan pada tahun 1888 7 Kembali menurut mitologi Minahasa keturunan Toar dan Lumimuut berkembang dengan cepat sehingga terjadi perselisihan di antara mereka Para pemimpin mereka yang bernama Tona as kemudian memutuskan untuk bertemu dan membicarakan hal ini dalam pertemuan di bukit Tonderukan yang adalah salah satu puncak dari Gunung Soputan Dalam pertemuan ini terjadi tiga macam pembagian yang disebut Pahasiwohan pembagian wilayah Pinawetengan un Nuwu pembagian bahasa dan Pinawetengan un Posan pembagian ritual Di tempat berlangsungnya pertemuan ini terdapat sebuah batu peringatan yaitu Watu Pinawetengan 8 9 Pembagian and pengembangan suku sunting Dalam pertemuan di Watu Pinawetengan terjadi pembagian wilayah dari tiga pakasa an Kata pakasa an berarti mereka yang bersatu karena kesamaan leluhur adat dan bahasa 10 Ketiga pakasa an itu bernama Tombulu Tontewoh dan Tongkimbut 11 12 Sekarang Tontewoh lebih dikenal dengan nama Tonsea dan Tongkimbut lebih dikenal dengan nama Tontemboan Ketiga pakasa an ini kemudian bermukim masing masing di Mai esu untuk Pakasa an Tombulu di Ni aranan untuk Pakasa an Tonsea dan Tumaratas untuk Pakasa an Tontemboan 13 Mai esu terletak di dekat Kinilow di Tomohon dan Ni aranan terletak di sekitar Sawangan dan Tanggari di Airmadidi Pakasa an Tombulu sunting Pakasa an Tombulu pernah ditulis Tou mbulu 14 dan Tumbuluk 15 mulanya bermukim di Mai esu kemudian menyebar ke daerah daerah di sekitarnya Kelompok Tombariri pergi ke daerah sekitar Kecamatan Tombariri Kelompok Tonsaronsong pergi ke daerah sekitar Kecamatan Tomohon Selatan Kemudian kelompok Tomu ung pergi ke daerah sekitar pusat Kota Tomohon Sedangkan kelompok Tonkakaskasen pergi ke daerah sekitar Kecamatan Tomohon Utara yang di antaranya termasuk Desa Kakaskasen Dari kelompok Tonkakaskasen ini terbentuk dua kelompok yang lebih kecil yaitu Tonares yang mendiami daerah Wenang yang adalah Kota Manado dan Tonmandolang yang mendiami daerah sekitar Kecamatan Mandolang yang di antaranya termasuk Desa Tateli 16 Di bawah pakasa an terdapat walak walak yang merupakan sekumpulan desa desa atau wanua yang mempunyai hubungan erat 12 Untuk Pakasa an Tombulu terdapat tiga walak yaitu Tonsarongsong Tombariri dan Tomohon Pakasa an Tondano sunting Saat ini suku suku sub etnis Minahasa besar atau utama yang dikenal ada empat yaitu Tombulu Tondano Tonsea dan Tontemboan Namun hanya Tombulu Tonsea dan Tontemboan yang dicatat ikutserta dalam pertemuan di Watu Pinawetengan Ada beberapa pendapat tentang dari mana asal atau datangnya Pakasa an Tondano atau Toulour 17 Ada yang berpendapat bahwa Pakasa an Tondano adalah pecahan dari Pakasa an Tontewoh yang juga asal dari Pakasa an Tonsea 18 Pakasa an Tondano mendiami daerah sekitar Danau Tondano dan terbagi menjadi kelompok Toulour Touremboken dan Toukakas atau Tousendangan 19 Kelompok Toulour dibagi lagi Toulimambot dan Touliang 18 Kelompok Toulimambot bermukim di daerah sekitar Kota Tondano yang dulunya pernah ada kecamatan yang bernama Kecamatan Toulimambot 20 Sedangkan kelompok Touliang bermukim di daerah sekitar Desa Toliang Kemudian kelompok Touremboken mendiami daerah sekitar Kecamatan Remboken dan kelompok Toukakas mendiami daerah sekitar Kecamatan Kakas dan Kecamatan Kakas Barat Ada pendapat lain bahwa Pakasa an Tondano berasal dari kelompok yang juga ikutserta dalam pertemuan di Watu Pinawetengan yang bernama Tousendangan yang terbagi sama seperti pembagian di atas tapi dengan nama nam lain yaitu Kinakas untuk Toukakas Rimembok untuk Touremboken Kauner untuk Touliang dan Temboran untuk Toulimambot 21 Ada juga yang mencatat nama kelompok asal dari Pakasa an Tondano adalah Tousingal yang datang ke daerah Danau Tondano dan diberi tempat bermukim oleh Tombulu dan Tonsea di Lian dan Limambot 22 23 Pakasa an Tonsea sunting Pakasa an Tonsea yang sebelumnya dikenal dengan nama Tontewoh yang mulanya bermukim di Ni aranan kemudian menyebar ke daerah daerah di sekitarnya Kelompok Toukema awalnya pergi ke daerah Kumelembuai atau Airmadidi dan kemudian mereka pindah ke daerah sekitar Kecamatan Kema Kelompok lain yaitu Tounsea pergi ke daerah sekitar Kecamatan Likupang Barat Kecamatan Likupang Selatan dan Kecamatan Likupang Timur Sedangkan Tounkalabat pergi ke daerah sebelah selatan Gunung Klabat Kelompok ini bisa dibagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil yaitu Kalabat Kalewoan yang bermukim di daerah Klabat dan Kalabat Kaleosan yang bermukim di daerah Wenang atau Kota Manado sehingga mereka berbaur dengan orang orang Tombulu 24 Ada pembagian lain yang membagi Pakasa an Tonsea menjadi Kema di pantai timur Kumelembuai Airmadidi dan Likupang di pantai utara 18 Pakasa an Tontemboan sunting Pakasa an Tontemboan yang sebelumnya dikenal dengan nama Tongkimbut dan juga Tounpakewa 14 yang mulanya bermukim di Tumaratas kemudian menyebar ke daerah daerah di sekitarnya Kelompok Tombasian pergi ke daerah sekitar Kecamatan Kawangkoan Barat yang di antaranya termasuk beberapa desa dengan nama Tombasian Kelompok Tombasian juga menghasilkan kelompok lain bernama Toulangowan yang pindah dan menempati daerah sekitar Langowan 25 Selain itu kelompok Tombasian menghasilkan sebuah kelompok yang pergi ke daerah sekitar Amurang 18 Kelompok lain dari Pakasa an Tontemboan bernama Tompaso yang mendiami daerah sekitar Kecamatan Tompaso dekat Watu Pinawetengan Kelompok ini menghasilkan kelompok lain yang pergi ke daerah bernama Kayuuwi di sekitar Kecamatan Kawangkoan Barat 25 Kecamatan ini memiliki beberapa desa dengan nama Kayuuwi Kelompok Tompaso ini juga menghasilkan kelompok yang pergi ke daerah bernama Rumo ong di Teluk Amurang 18 Kelompok lain dari Pakasa an Tontemboan yaitu Toukawangkoan yang mendiami daerah sekitar Kecamatan Kawangkoan Kelompok ini juga menghasilkan kelompok lain bernama Tousonder yang pergi ke daerah sekitar Kecamatan Sonder 25 Sub suku lainnya sunting Terdapat beberapa sub suku lainnya yang mendiami daerah Minahasa yaitu Bantik Pasan Ratahan Ponosokan dan Tonsawang Tonsawang adalah gabungan kelompok Tombatu dan Tonsawang di mana kelompok Tonsawang berasal dari kelompok Tombatu Kelompok Tombatu pernah juga dikenal dengan nama Tonsini 26 dan Toundanouw 27 Nama Tondanouw berbeda dengan Pakasa an Tondano yang bermukim di Danau Tondano karena Tondanouw bermukim di daerah sekitar danau danau Bulilin Kawelaan dan Sosong di Kecamatan Tombatu Kelompok Tombatu kemudian menghasilkan kelompok Tonsawang atau Tounsawah 18 Leluhur kelompok Pasan Ratahan berasal dari daerah sekitar Pontak yang pindah ke daerah Kabupaten Minahasa Tenggara dan berbaur dengan penduduk setempat yang bernama Touwuntu dan menghasilkan kelompok Pasan Ratahan 28 Selain Tonsawang dan Pasan Ratahan di Kabupaten Minahasa Tenggara terdapat juga kelompok Ponosokan yang mendiami daerah paling selatan dari kabupaten ini yaitu di Kecamatan Belang dan Kecamatan Ratatotok Karena berbatasan dengan daerah Mongondow kelompok Ponosokan mempunyai hubungan dekat dengan Suku Mongondow walaupun masih termasuk sebagai sub suku dari Suku Minahasa 27 Di sebelah utara daerah Minahasa terdapat juga kelompok Bantik yang awalnya bermukim di daerah pesisir seperti Pulisan Kema Bentenan dan Tateli Selain itu mereka juga pergi ke daerah pesisir di Malalayang di Manado Bulo dan Kalasey 29 Terdapat juga kelompok Babontehu yang mendiami Pulau Manado Tua dan pulau pulau sekitarnya 30 Perang dengan Bolaang Mongondow sunting Perselisihan dan peperangan dengan Kerajaan Bolaang Mongondow yang terletak di selatan Minahasa terjadi selama masa pemerintahan raja raja Bolaang Mongondow abad ke 17 yaitu Dodi Mokoagow Tadohe dan Loloda Mokoagow 31 Pangkal perselisihan berawal dari perkawinan pada abad ke 15 antara Raja Damopolii dengan Wulan Uwe Randen dari Minahasa dan sebagai harta kawin raja memberikan daerah di sekitar Sungai Ranoyapo 32 Namun sebaliknya keturunan Raja Damopolii mengklaim bahwa daerah Minahasa berada di bawah kekuasaan mereka 30 Ada juga cerita rakyat tentang Pingkan dan Matindas yang disebut menjadi pemicu petengkaran antara Minahasa dan Bolaang Mongondow 33 Pertarungan terakhir terjadi pada tahun 1693 di Tompaso dengan kemenangan pasukan gabungan pakasa an pakasa an Minahasa terhadap pasukan Bolaang Mongondow di bawah pimpinan Raja Loloda Mokoagow 31 34 Di antara para pemimpin Minahasa dalam perang melawan Bolaang Mongondow adalah Pelealu Tekelingan Wangka dari Pakasa an Tombulu Gerungan Kambil Kentur Tarumetor dan Wengkang dari Pakasa an Tondano Lengkong Ramber dan Wuaya dari Pakasa an Tonsea Kumeang Lampas Porong dan Waani dari Pakasa an Tontemboan 35 Setahun kemudian pada tanggal 21 September 1694 Raja Jacobus Manoppo mengadakan perjanjian dengan kepala kepala pakasa an Minahasa yang menentukan perbatasan antara Minahasa dan Bolaang Mongondow di Tanjung Poigar Perjanjian ini disaksikan oleh utusan dari Vereenigde Oostindische Compagnie VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda 36 Pada tahun 1756 perbatasan ini diperjelas dari Poigar pantai utara ke selatan Pontak hingga ke Teluk Buyat pantai selatan 37 Sebelumnya pada tahun 1679 walak walak di Minahasa bergabung untuk menyepakati sebuah perjanjian persahabatan dengan VOC dengan maksud untuk memerangi serangan dari Bolaang Mongondow Perjanjian ini diadakan dengan gubernur VOC yang berkedudukan di Maluku yaitu Robertus Padtbrugge pada tanggal 10 Januari 1679 pada saat Padtbrugge berkunjung ke Minahasa Terdapat 23 kepala walak yang menyetujui perjanjian tersebut Para kepala walak berasal dari Aris Bantik Kakas Kakaskasen Klabat Klabat Atas Langowan Pasan yang juga mewakili Pinosokan dan Ratahan Remboken Rumoong Sarongsong Tombariri Tombasian Tomohon Tompaso Tondano Tonkimbut Atas Tonkimbut Bawah Tonsawang dan Tonsea 38 Masa kolonial suntingPada akhir abad ke 16 Portugis dan Spanyol tiba di Sulawesi Utara Saat bangsa Eropa datang Kesultanan Ternate memiliki pengaruh di Sulawesi Utara yang sering dikunjungi pedagang Bugis dari Sulawesi Selatan Kekayaan sumber daya alam Minahasa menjadikan Manado sebagai pelabuhan strategis bagi pedagang pedagang Eropa yang akan menuju dan pulang dari Maluku Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara kapal Portugis berlabuh di pulau Manado dimasa Kerajaan Manado tahun 1521 Kapal Spanyol berlabuh di pulau Talaud dan Siau terus ke Ternate Portugis membangun benteng di Amurang Spanyol membangun Benteng di Manado sejak itu Minahasa mulai di kuasai Spanyol Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660 1664 Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol Perserikatan negara negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC Perjanjian kerjasama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700 an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa Belanda tahun 1809 1811 di Tondano Bangsa Spanyol telah menjajah Kepulauan Filipina pada waktu itu dan Minahasa dijadikan perkebunan kopi yang didatangkan dari Amerika Selatan karena tanah Minahasa yang subur Manado kemudian lebih dikembangkan oleh Spanyol untuk menjadi pusat perdagangan kopi bagi pedagang pedagang Tiongkok Dengan bantuan suku suku Minahasa yang menjadi sekutu Spanyol merebut benteng Portugis di Amurang pada 1550 an dan kolonis Spanyol kemudian membangun benteng di Manado sehingga akhirnya Spanyol menguasai seluruh Minahasa Pada abad ke 16 salah satu komunitas Indo Eurasia pertama di Nusantara muncul di Manado Raja pertama Manado Muntu Untu 1630 sebenarnya merupakan keturunan setengah Spanyol Spanyol kemudian menyerahkan Minahasa kepada Portugis dengan ganti 350 000 ducat dalam sebuah perjanjian Para penguasa Minahasa mengirim Supit Pa at dan Lontoh untuk bersekutu dengan Belanda untuk mengusir bangsa Portugis dari Minahasa Pada 1655 mereka akhirnya unggul membangun benteng mereka sendiri pada 1658 dan mengusir orang Portugis terakhir beberapa tahun kemudian Pada awal abad ke 17 Belanda telah menumbangkan kesultanan Ternate dan mulai menutup pengaruh Spanyol dan Portugis di Nusantara Pada 1677 Belanda menguasai kepulauan Sangir dan dua tahun kemudian Robert Padtbrugge gubernur Maluku mengunjungi Manado Kedatangannya menghasilkan perjanjian dengan para kepala suku Minahasa yang berujung pada dominasi Belanda selama 300 tahun berikut meskipun pemerintahan langsung oleh Belanda hanya bermula pada 1870 Bangsa Belanda membantu mempersatukan konfederasi Minahasa dan pada 1693 bangsa Minahasa memperoleh kemenangan militer mutlak melawan suku Mongondow di selatan Pengaruh Belanda bertumbuh subur seiring dengan berkembangnya agama Kristen dan budaya Eropa di tanah Minahasa Sekolah sekolah misionaris di Manado pada 1881 merupakan salah satu upaya pertama pendidikan massal di Indonesia memberikan kesempatan bagi lulusannya memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri ketentaraan dan posisi tinggi lainnya dalam pemerintahan Hindia Belanda Hubungan Minahasa dengan Belanda sering kali kurang baik Terjadi perang antara Belanda dan Tondano pada 1807 dan 1809 dan wilayah Minahasa tak berada di bawah pemerintahan langsung Belanda hingga 1870 Namun pada akhirnya Belanda dan Minahasa menjadi sangat dekat hingga Minahasa sering kali disebut sebagai provinsi ke 12 Belanda Bahkan pada 1947 di Manado dibentuk pergerakan politis Twapro singkatan dari Twaalfde Profincie Provinsi Keduabelas yang memohon integrasi Minahasa secara formal ke dalam Kerajaan Belanda 39 Minahasa Raad sunting Lembaga Musyawarah Para Ukung Vergadering der Doopshoofden atau Dewan Wali Pakasaan Raad der Doopshoofden di plesetkan oleh Johannes Wenzel saat menjadi residen pada tanggal 1 September 1825 ia menghapus Dewan Wali Pakasaan lalu mengantinya dengan Minahasaraad purba kemudianMinahasaraad purba diubah berdasarkan undang undang desentralisasi 1905 yang berlaku untuk seluruh Hindia Belanda namun di Minahasa nanti diberlakukan tahun 1919 dengan namaMinahasaraad Domeinverklaring yaitu pemerintahan langsung Belanda atas Minahasa ditolak oleh Minahasa termasuk Manado yang saat itu masih termasuk wilayah Minahasa melalui staadblad Nomor 65 Penolakan pemerintahan langsung Belanda atas Minahasa Manado mendorong pemerintah Belanda mengeluarkan keputusan koningen yang isinya memberikan parlemen DPR kepada Minahasa pada tahun 1919 yang dikenal dengan nama dewan Minahasa yang dalam bahasa Belanda disebut Minahasaraad Benda Temuan Arkeology Masa Sejarah sunting Di antaranya Benteng benteng Portugis di seperti di Amurang Kema Batu Waruga di Sawangan Tomohon Tondano Tompaso kemudian tugu tugu batu di semua desa yang disebut Batu Tumotowa Masa kemerdekaan suntingPermesta sunting Artikel utama Permesta Pada saat negara baru Republik Indonesia menghadapi krisis demi krisis monopoli kopra oleh Jakarta sangat melemahkan ekonomi Minahasa dan daerah daerah di luar Jawa lainnya 40 Seperti di Sumatra mulai timbul ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat di Minahasa karena inefisiensi pembangunan tak merata dan uang yang hanya mengalir ke Jawa 41 Karena situasi ini mulai September 1954 ekspor illegal secara langsung ke luar negeri mulai dilakukan 42 Pemerintah pusat kemudian memerintahkan penutupan pelabuhan Bitung di Minahasa pada tanggal 1 Juni 1956 salah satu pelabuhan penyelundupan kopra 43 Pada bulan Maret 1957 para pemimpin militer Sulawesi Utara dan Selatan mengadakan konfrontasi dengan Jawa dengan tuntutan otonomi daerah yang lebih besar Mereka meminta pembangunan yang lebih aktif pembagian pajak yang lebih adil bantuan menghadapi pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan kabinet pemerintah pusat yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta dengan seimbang 44 Pada mulanya pergerakan Permesta melalui Piagam Permesta Piagam Perjuangan Rakyat Semesta hanyalah merupakan pergerakan reformasi daripada pergerakan separatis 45 Negosiasi antara pemerintah pusat dan para pemimpin militer Sulawesi mencegah kekerasan di Sulawesi Selatan tapi para pemimpin Minahasa tak puas dengan hasil perjanjian dan pergerakan tersebut pecah 46 Para pemimpin Permesta asal Minahasa memindahkan markas ke Minahasa tepatnya di Kinilow pada Juni 1957 Melalui Operasi Merdeka TNI berhasil memukul pasukan Permesta dari dari Sulawesi Tengah Gorontalo Sangihe dan Morotai di Maluku mulai pertengahan tahun 1958 Pesawat pesawat Permesta disuplai oleh AS dan diterbangkan oleh pilot Filipina Taiwan dan Amerika dihancurkan Amerika Serikat kemudian berpindah pihak dan pada Juni 1958 tentara pemerintah pusat mendarat di Minahasa Pemberontakan Permesta berakhir pada pertengahan 1961 Efek dari pemberontakan PRRI di Sumatra dan Sulawesi pada akhirnya meningkatkan apa yang ingin dilawan para pemberontak tersebut Otoritas pemerintahan pusat meningkat sedangkan otonomi daerah melemah nasionalisme radikal menguat dibandingkan moderasi pragmatis kekuatan partai komunis dan Sukarno meningkat sedangkan Hatta melemah dan Sukarno akhirnya menetapkan demokrasi terpimpin pada 1958 Sejak reformasi 1998 pemerintah Indonesia mulai menetapan undang undang yang meningkatkan otonomi daerah ide utama yang diperjuangkan Permesta 47 Lihat pula suntingSuku MinahasaReferensi sunting Simanjuntak 2006 hlm 234 Bellwood 1995 hlm 103 114 Renwarin 2006 hlm 221 Renwarin 2006 hlm 10 Renwarin 2006 hlm 57 Wenas 2007 hlm 12 Wenas 2007 hlm 35 Renwarin 2006 hlm 61 81 Wenas 2007 hlm 8 17 Renwarin 2006 hlm 61 Renwarin 2006 hlm 77 a b Wenas 2007 hlm 8 Wenas 2007 hlm 13 15 a b Graafland 1867 hlm 26 Wuysang 2014 hlm 65 Renwarin 2006 hlm 88 Watuseke 1987 hlm 553 a b c d e f Wenas 2007 hlm 14 Renwarin 2006 hlm 82 BPS Kab Minahasa 2018 hlm 11 Jasper 1916 Kussoy 1960 hlm 12 Renwarin 2006 hlm 81 Renwarin 2006 hlm 86 a b c Renwarin 2006 hlm 85 Kussoy 1960 hlm 13 a b Renwarin 2006 hlm 92 Wenas 2007 hlm 19 Renwarin 2006 hlm 92 93 a b Wigboldus 1987 hlm 66 a b Watuseke 1968 hlm 26 BPNB Sulut 2015 Wowor 2018 Henley 1992 hlm 67 Talumewo 2010 Henley 1992 hlm 64 Henley 1992 hlm 65 Leirissa 1997 hlm 24 The Fate of Federalism North Sulawesi from Persatuan Minahasa to Permesta Harvey 1977 hlm 35 36 Lundstrom Burghoorn 1981 hlm 43 Harvey 1977 hlm 36 Harvey 1977 hlm 37 Harvey 1977 hlm 48 Harvey 1977 hlm 54 Harvey 1977 hlm 111 13 Conterius 2019 Sumber referensi Raja Mokodoludut Sejarah Kerajaan Bolaang Mongondow Badan Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Utara BPNB Sulut 9 Mei 2015 Bellwood Peter 1995 Austronesian Prehistory in Southeast Asia Homeland Expansion and Transformation Prasejarah Austronesia di Asia Tenggara Tanah Air Ekspansi dan Transformasi Dalam Bellwood P Fox J Tryon The Austronesians Historical and Comparative Perspectives Bangsa Austronesia Perspektif Historis dan Komparatif dalam bahasa Inggris Canberra Australian National University Press Parameter first4 tanpa last4 di Editors list bantuan Kecamatan Tondano Barat Dalam Angka 2018 Tondano Badan Pusat Statiska Kabupaten Minahasa BPS Kabupaten Minahasa 2018 Parameter rep yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Conterius Maximus ed 3 Maret 2019 Dua Tuntutan Perjuangan Permesta Sudah Terwujud Saat Ini Tribun news Graafland Nicolaas 1867 Inilah Kitab Batja akan Tanah Minahassa Roterdam Wajt dan Anakh Parameter rep yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Harvey Barbara S 1977 Permesta Half a Rebellion Permesta Setengah Pemberontakan dalam bahasa Inggris Ithaca Cornell Modern Indonesia Project Southeast Asia Program Cornell University Henley David 1992 Nationalism and Regionalism in a Colonial Context Minahasa In The Dutch East Indies Tesis PhD Canberra Australian National University Jasper J E 5 September 2017 Legenda Toar Lumimuut dan Turunannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direkorat Jenderal Kebudayaan Kussoy J 1960 Minahasa Selajang Pandang Tesis Universitas Gajah Mada Leirissa R Z 1997 Minahasa di Awal Perang Kemerdekaan Indonesia Jakarta Sinar Harapan Lundstrom Burghoorn W 1981 Minahasa Civilization A Tradition of Change Peradaban Minahasa Tradisi Perubahan dalam bahasa Inggris Goteborg ACTA Universitatis Gothoburgensis Renwarin Paul Richard 2006 dalam bahasa Inggris Matuari and Tona as The Cultural Dynamics of the Tombulu in Minahasa Tesis PhD Universiteit Leiden Simanjuntak Truman 2006 Archaeology Indonesian Perspective R P Soejono s Festschrift Arkeologi dalam Perspektif Indonesia Mengenang R P Soejono dalam bahasa Inggris Jakarta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Talumewo Bodewyn 26 28 November 2010 Pengenalan Dasar Minahasa dan Sejarah Minahasa Sekolah Mawale Revolusi Kebudayaan Menuju Kemerdekaan Sejati Tomohon Diakses tanggal 2 Agustus 2020 Watuseke F S 1968 Sedjarah Jakarta Pertjetakan Negara Watuseke F S 1987 Tondano and not Toulour Tondano dan bukan Toulour Bijdragen Tot De Taal Land En Volkenkunde dalam bahasa Inggris 143 4 552 554 Diakses tanggal 14 Juli 2020 Wenas Jessy 2007 Sejarah dan Kebudayaan Kebudayaan Minahasa Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara Wigboldus Jouke S 1987 A History of the Minahasa c 1615 1680 Sejarah Minahasa c 1615 1680 Archipel dalam bahasa Inggris 34 Wowor Fredy Sreudeman 2018 Widodo Supriyanto ed Si Cantik Pingkan Manado Balai Bahasa Sulawesi Utara Wuysang Cynthia Erlita Virgin 2014 dalam bahasa Inggris Defining Genius Loci dan Qualifying Cultural Landscape of the Minahasa Ethnic Community in the North Sulawesi Indonesia Tesis PhD Adelaide University of Adelaide Pranala luar suntingArkeologi Membuktikan Bahwa Sulawesi Utara adalah Gerbang Asia Pasifik Sejak Prasejarah Keliling Museum Negeri Sulut dan Museum TNI Manado Gedung Minahasaraad Minahasa Raad di Keresidenan Manado Minahasa Sejarah Perjalanan Malesung hingga Peristiwa Ma wetik Diarsipkan 2018 01 21 di Wayback Machine History of North Sulawesi Benteng Portugis Saksi Sejarah Amurang Taman Purbakala Waruga Sawangan Airmadidi Minahasa Sulawesi Utara Diarsipkan 2016 02 24 di Wayback Machine 10 Batu Zaman Megalitikum yang Paling Fenomenal di Dunia Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sejarah Minahasa amp oldid 23762071