www.wikidata.id-id.nina.az
Sakka bahasa Sanskerta शक र Sakra bahasa Pali सक क Sakka merupakan seorang dewa yang menguasai dan memimpin Tavatiṃsa Bhummi yang merupakan alam dari 33 dewa dalam kosmologi agama Buddha dia juga sering disebut sebagai Sakka raja para dewa bahasa Pali Sakka devanaṁ inda Dalam pelbagai literatur agama Buddha dewa Sakka sering digambarkan sebagai seorang dewa yang selalu mencari keterangan mengenai moralitas kepada Sang Buddha Lukisan dari salah satu Kuil di Laos yang menggambarkan Sang Buddha sedang melakukan Pertarakan dengan dewa Sakka di sisinya Daftar isi 1 Julukan 2 Tujuh sumpah 3 Syair Termahsyur 4 Lihat pula 5 ReferensiJulukan SuntingKarakter dan mitologi mengenai dewa Sakka dijelaskan dalam Kanon Pali yakni pada bagian Sakka Saṁyutta dalam Saṁyutta Nikaya Dalam Tipitaka dewa Sakka juga diceritakan memiliki peran yang penting dalam pelbagai cerita Jataka Salah satu bagian Saṁyutta Nikaya mengisahkan bahwa dewa Sakka dahulunya merupakan seorang manusia dan merupakan seorang brahmana muda yang memiliki banyak nama dan julukan karena perbuatan dan kebajikannya SN 11 12 1 2 Savatthiyaṃ jetavane Tatra kho bhagava bhikkhu etadavoca sakko bhikkhave devanamindo pubbe manussabhuto samano magho nama maṇavo ahosi tasma maghavati vuccati Di Savatthi di Hutan Jeta Di sana Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu Para bhikkhu pada masa lampau ketika Sakka raja para dewa adalah seorang manusia ia adalah seorang brahmana muda bernama Magha oleh karena itu ia dipanggil Maghava Sakko bhikkhave devanamindo pubbe manussabhuto samano pure danaṃ adasi tasma purindadoti vuccati Para bhikkhu pada masa lampau ketika Sakka raja para dewa adalah seorang manusia ia memberikan pemberian di kota demi kota oleh karena itu ia disebut Purindada si Pemberi kepada Penduduk Kota Sakko bhikkhave devanamindo pubbe manussabhuto samano sakkaccaṃ danaṃ adasi tasma sakkoti vuccati Para bhikkhu pada masa lampau ketika Sakka raja para dewa adalah seorang manusia ia memberikan dengan penuh pertimbangan oleh karena itu ia disebut Sakka Sakko bhikkhave devanamindo pubbe manussabhuto samano avasathaṃ adasi tasma vasavoti vuccati Para bhikkhu pada masa lampau ketika Sakka raja para dewa adalah seorang manusia ia memberikan rumah peristirahatan oleh karena itu ia disebut Vasava Sakko bhikkhave devanamindo sahassampi atthanaṃ muhuttena cinteti tasma sahassakkhoti vuccati Para bhikkhu Sakka raja para dewa memikirkan seribu persoalan dalam sesaat oleh karena itu ia disebut Sahassakkha Bermata seribu Sakkassa bhikkhave devanamindassa suja nama asurakanna pajapati tasma sujampatiti vuccati Para bhikkhu istri Sakka adalah gadis Asura bernama Suja oleh karena itu ia disebut Sujampati suami Suja Sakko bhikkhave devanamindo devanaṃ tavatiṃsanaṃ issariyadhipaccaṃ rajjaṃ kareti tasma devanamindoti vuccati Para bhikkhu Sakka raja para dewa menjalankan kekuasaan dan pemerintahan tertinggi atas para dewa Tavatiṃsa oleh karena itu ia disebut raja para dewa Sakkassa bhikkhave devanamindassa pubbe manussabhutassa satta vatapadani samattani samadinnani ahesuṃ yesaṃ samadinnatta sakko sakkattaṃ ajjhaga Para bhikkhu pada masa lampau ketika Sakka raja para dewa adalah seorang manusia ia mengambil dan menjalankan tujuh sumpah yang dengan memenuhinya ia memperoleh status sebagai Sakka Tujuh sumpah SuntingPada Samyutta Nikaya diceritakan bahwa Dewa Sakka memperoleh statusnya sebagai raja para dewa Tavatiṃsa Bhummi akibat dari perbuatan dan kebajikannya untuk memenuhi ketujuh sumpahnya sendiri SN 11 11 3 4 Yavajivaṃ matapettibharo assaṃ Seumur hidupku aku akan menyokong orangtuaku yavajivaṃ kule jeṭṭhapacayi assaṃ Seumur hidupku aku akan menghormati kakak kakakku yavajivaṃ saṇhavaco assaṃ Seumur hidupku aku akan berbicara dengan lembut yavajivaṃ apisuṇavaco assaṃ Seumur hidupku aku tidak akan berbicara yang bersifat memecah belah yavajivaṃ vigatamalamaccherena cetasa agaraṃ ajjhavaseyyaṃ muttacago payatapaṇi vossaggarato yacayogo danasaṃvibhagarato Seumur hidupku aku akan berdiam di rumah dengan pikiran yang tanpa kekikiran bersikap dermawan tangan terbuka gembira dalam pelepasan bermurah hati gembira dalam memberi dan berbagi yavajivaṃ saccavaco assaṃ Seumur hidupku aku akan membicarakan kebenaran yavajivaṃ akkodhano assaṃ sacepi me kodho uppajjeyya khippameva naṃ paṭivineyya nti Seumur hidupku semoga aku terbebas dari kemarahan dan jika kemarahan muncul dalam diriku semoga aku dapat melenyapkannya dengan segera 2 Syair Termahsyur SuntingDalam Mahaparinibbana Sutta dewa Sakka mengatakan suatu syair yang mahsyur dalam ayat berikut yang kemudian selalu dibacakan dalam setiap ritual upacara pemakaman agama Buddha dan juga menjadi media perenungan mengenai ketidakkekalan makhluk 5 Teks bahasa PaliParinibbute bhagavati saha parinibbana sakko devanamindo imaṁ gathaṁ abhasi Anicca vata saṅkhara uppadavayadhammino Uppajjitva nirujjhanti tesaṁ vupasamo sukho ti 6 Teks bahasa Indonesia Ketika Sang Bhagava parinibbana pada saat parinibbana itu dewa Sakka raja para dewa mengucapkan syair ini Segala yang berbentuk tidak kekal adanya bersifat timbul dan tenggelam setelah timbul akan hancur dan lenyap bahagia timbul setelah gelisah lenyap 7 Lihat pula SuntingTipitaka Kanon Pali Dewa Thagyamin Phra Phrom Dewa IndraReferensi Sunting Sattavatapada 2 Nama nama Sakka Diakses tanggal 19 Maret 2020 a b Sagathavaggo PDF Diakses tanggal 18 Maret 2020 Tujuh Sumpah Dewa Sakka Diakses tanggal 18 Maret 2020 Sattavatapada 1 Sumpah Dewa Sakka Diakses tanggal 20 Maret 2020 Fakta Ketidakkekalan Makhluk Diakses tanggal 26 Februari 2020 Mahaparinibbana Sutta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 10 17 Diakses tanggal 29 Februari 2020 Terjemahan Indonesia Mahaparinibbana Sutta Diakses tanggal 29 Februari 2020 nbsp Artikel bertopik Agama Buddha ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sakka Agama Buddha amp oldid 22524484