www.wikidata.id-id.nina.az
Raden Mas Noto Soeroto atau Noto Suroto 5 Juni 1888 25 November 1951 pangeran Jawa dari Pakualaman adalah seorang penyair penulis Sastra dan jurnalis di Hindia Belanda sekarang Indonesia Ia juga dikenal sebagai penyair Jawa pertama yang karya karyanya secara signifikan berkontribusi pada sistem sastra Belanda dengan mengeksplorasi tema tema sastra baru dan berfokus pada protagonis pribumi pada saat yang sama menarik perhatian pada budaya pribumi dan penderitaan pribumi Informasi PribadiRaden Mas Noto Soeroto sketsa C van Huut Kardos 1932 Lahir 1888 06 05 5 Juni 1888Pakualaman Yogyakarta Hindia Belanda Meninggal25 November 1951 1951 11 25 umur 63 Surakarta Jawa Tengah IndonesiaKebangsaanJawaAlmamaterRijksuniversiteit LeidenPekerjaanPenyair dan Penulis Sastra Jurnalis Aktivis BudayaOrganisasiPerhimpunan IndonesiaDikenal atasPenyair Jawa pertama yang karya karyanya dikenal dalam ranah kesusasteraan Belanda Daftar isi 1 Biografi 2 Karya 3 Puisi 4 Trivia 5 Referensi 5 1 Bibliografi 6 Pranala luarBiografi suntingNoto Soeroto adalah putera Pangeran Ario Notodirodjo 1858 1917 putera Paku Alam V Noto Soeroto sendiri selalu memelihara hubungan baik dengan sahabat masa kecilnya Soerjo Soeparto yang pada tahun 1916 diangkat sebagai KGPAA Mangkunegara VII penguasa Kadipaten Mangkunegaran Surakarta Noto Soeroto merupakan penganjur politik asosiasi di mana orang Belanda dan Indonesia harus menggabungkan sifat sifat terbaiknya rasionalisme Barat di jantung Timur mencapai keberhasilan tertinggi dalam nilai nilai material dan spiritual nyata terkait dengan Tagore Ia dikirim ayahnya ke Belanda untuk belajar Hukum di Leiden pada tahun 1910 Ia juga salah satu pendiri Perhimpunan Hindia dan menjadi pimpinannya antara tahun 1911 1914 Bersama Louis Petit pada tahun 1920 ia mendirikan perusahaan penerbitan Hadi Poestaka Ia aktif di dunia budaya Den Haag dan bersahabat dekat dengan Ben van Eysselsteijn Selama tinggal di Belanda banyak publikasi yang ia terbitkan termasuk kontribusi dalam tinjauan sastra penting seperti avant garde Het Getij De Gemeenschap Links Richten dan Forum Puisi puisinya diterbitkan dalam banyak volume dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa Mereka memiliki gelar gelar eksotis seperti Melati knoppen Melati kuncup De geur van moeders haarwrong bau bau simpul rambut ibu atau Lotos morgendauw Loto atau embun pagi Dia menulis brosur terkenal tentang Kartini putri Jawa dan pahlawan nasional Indonesia yang surat surat populernya diterbitkan pada tahun 1912 dan juga berkontribusi pada sastra Hindia Belanda 1 Ia bukanlah seorang nasionalis Indonesia yang radikal tetapi seorang pendukung apa yang disebut politik asosiasi yang mengupayakan kerja sama antara Belanda dan penduduk asli Hindia Belanda Dalam majalah sastranya sendiri Oedaya bahasa Inggris Sunrise yang didirikan pada tahun 1923 ia mengklaim tidak berada di bawah pengaruh partai politik mana pun atau kepentingan pribadi apa pun Para editor majalahnya katanya semata mata dipandu oleh sikap konstruktif terhadap hubungan antara Belanda dan Indonesia Ketenangan bertahap dan kealamian yang dilambangkan dengan matahari terbit menjadi pedoman majalah ini untuk berkontribusi pada matahari terbitnya Indonesia 1 Pada tahun 1918 Noto Soeroto menikah dengan Jo Meijer seorang wanita Belanda Dari pernikahan tersebut lahirlah Rawindo 1918 Dewatya 1922 dan Harindro Dirodjo 1928 Jo Rawi dan Dewi kelak aktif dalam melawan pendudukan Nazi di Belanda Perhimpunan Hindia berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia dan makin menunjukkan rasa nasionalisme yang kian menguat Dengan harian Oedaya Noto Soeroto lebih banyak bersikap konservatif dan pada tahun 1924 keluar dari perhimpunan itu Pada tahun 1930 ia menjadi ketua Perserikatan Indonesia Belanda NIV dan tak sampai setahun menjabatnya Di awal tahun 1932 ia kembali ke Hindia Belanda tanpa keluarganya Ia bekerja di asuransi dan juga sebagai sekretaris pribadi Mangkunagara VII sahabat masa kecilnya Soerjo Soeparto yang telah naik tahta di Soerakarta Dalam pendudukan Jepang di Indonesia Noto Soeroto dianggap bekerja sama dengan angkatan kolonial Belanda sehingga disiksa Jepang Setelah mangkatnya Mangkunagara VII ia mencoba karier kewartawanan di De Locomotief Noto Soeroto meninggal dalam keadaan miskin Karya suntingMelatiknoppen 1915 De geur van moeders haarwrong 1916 Fluisteringen van den avondwind 1917 Bloeme ketenen 1918 Lotos en morgendauw 1920 Kleurschakeeringen 1925 Nieuwe fluisteringen van den avondwind 1925 Wayang liederen 1931 Goden mensen dieren 1956 Karya karya Noto Soeroto diterjemahkan dalam bahasa Jawa Indonesia Prancis Inggris dan Jerman dan dibuat nadanya oleh sejumlah komponis seperti Bernhard van den Sigtenhorst Meijer Puisi suntingBuku puisinya Wayang Songs diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Jerman Di sini dia juga berhasil menggambarkan apa yang dia rasakan sebagai takdirnya Inilah kehidupan duniawiku penuh dengan masalah dan perjuangan dan banyak musuhku menertawakanku Asah mereka mengenai sasaran lebih cepat dari panah berbulu kata kata mereka lebih tajam dari keris Pertarunganku belum berakhir Tuhan biarkan aku menjadi wayang di tangan Mu Kemudian setelah seratus tahun atau seribu tahun tangan Mu akan menggerakkanku lagi Kemudian ketika waktuku akan terbit lagi dalam keabadian Mu Engkau akan mengangkatku dan lagi aku akan berbicara dan bertarung Dan kemudian musuhku akan dibungkam dan iblis itu akan jatuh Tuhan biarkan aku menjadi Wayang di tangan Mu 2 Trivia suntingPada saat penamaan dan pendirian maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia tahun 1949 KLM Interinsulair Bedrijf Presiden Soekarno mengutip puisi Soeroto Ik ben Garuda vogel Wishnoe die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden Aku Garuda burung Wisnu yang membentangkan sayapku tinggi tinggi di atas pulau pulaumu Roman Schimmenspel 1958 karya Johan Fabricius didasarkan pada kehidupan Noto Soeroto Referensi suntingBibliografi sunting Nieuwenhuys Rob Mirror of the Indies A History of Dutch Colonial Literature translated from Dutch by E M Beekman Publisher Periplus 1999 1 Pranala luar suntingKenschets in Van Bork amp Verkruijsse De Nederlandse en Vlaamse auteurs Diarsipkan 2007 09 11 di Wayback Machine a b dalam bahasa Belanda Nieuwenhuys Rob Oost Indische spiegel Wat Nederlandse schrijvers en dichters over Indonesie hebben geschreven vanaf de eerste jaren der compagnie tot op heden Publisher Querido Amsterdam 1978 P 366 369 Online DBNL Website dalam bahasa Belanda Original Dutch text Dit mijn aardse leven is vol van moeite en strijd en mijn vijanden die vele zijn lachen om mij Hun hoon schiet sneller naar het doel dan gevederde pijlen hun woorden vlijmen scherper dan krissen Mijn strijd is nog niet uitgestreden Heer laat mij een wajang zijn in Uw handen Dan zal over honderd jaar of duizend jaar Uw hand mij weer doen bewegen Dan zult Gij mij eens wanneer mijn tijd in Uw eeuwigheid gekomen zal zijn opnieuw opnemen en ik zal opnieuw spreken en strijden En eenmaal zullen mijn vijanden zwijgen en zal de demon nederliggen Heer laat mij een wajang zijn in Uw handen in Nieuwenhuys Rob Oost Indische spiegel Wat Nederlandse schrijvers en dichters over Indonesie hebben geschreven vanaf de eerste jaren der compagnie tot op heden Publisher Querido Amsterdam 1978 P 366 369 Online DBNL Website Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Noto Soeroto amp oldid 23669355