www.wikidata.id-id.nina.az
Laksamana TNI Purn Raden Eddy Martadinata 29 Maret 1921 6 Oktober 1966 atau yang lebih dikenal dengan nama R E Martadinata adalah tokoh ALRI dan pahlawan nasional Indonesia Ia meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter di Riung Gunung 1 dan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta Laksamana TNI Purn Raden Eddy MartadinataKepala Staf TNI Angkatan Laut ke 4Masa jabatan 20 Juli 1959 25 Februari 1966PresidenSoekarnoPendahuluR SoebijaktoPenggantiMoeljadiInformasi pribadiLahir 1921 03 29 29 Maret 1921Bandung Jawa Barat Hindia BelandaMeninggal6 Oktober 1966 1966 10 06 umur 45 Riung Gunung Cisarua IndonesiaKebangsaanIndonesiaSuami istriSoetiarsih SoeraputraAnak7ProfesiTentaraTanda tanganKarier militerPihak IndonesiaDinas cabangTNI Angkatan LautMasa dinas1945 1966PangkatLaksamana TNIPertempuran perangRevolusi Nasional IndonesiaKerusuhan Makassar Daftar isi 1 Pendidikan awal 2 Perjuangan 3 Penugasan 4 Kepala Staf Operasi V 5 Mendirikan SAL dan Kepala Pendidikan Latihan 6 Wakil Kepala Staf AL Daerah Aceh 7 Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya dan Komandan KRI Hang Tuah 8 Tugas belajar 9 Menteri Panglima Angkatan Laut 10 Sikap Martadinata mengenai G30S PKI 11 Kepangkatan 12 Pengabdian terakhir 13 Kehidupan pribadi 14 Penghargaan 14 1 Pahlawan Nasional 14 2 Tanda jasa 15 ReferensiPendidikan awal SuntingSekolah Dasar HIS di Lahat lulus pada tahun 1934 Sekolah Menengah Pertama MULO B di Bandung lulus pada tahun 1938 Sekolah Menengah Atas AMS di Jakarta lulus pada tahun 1941 Sekolah Pelayaran Zeevaart Technische School tidak sempat menyelesaikan karena pendudukan Jepang Sekolah Pelayaran Semarang SPS SPM sekarang menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang hingga pada masa awal pendudukan Jepang Melanjutkan lagi Sekolah Pelayaran Tinggi Semarang sekarang bernama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang yang diselenggarakan Jepang sampai ia diangkat sebagai nakhoda kapal latih Dai 28 Sakura Maru Bergabung dengan Angkatan Laut Republik Indonesia tahun 1945Perjuangan SuntingIa menghimpun pemuda bekas siswa Pelayaran Tinggi dan mereka berhasil merebut beberapa buah kapal milik Jepang di Pasar Ikan Jakarta Selanjutnya mereka menguasai beberapa kantor di Tanjung Priok dan Jalan Budi Utomo Jakarta Setelah pemerintah membentuk BKR pemuda pemuda pelaut bekas pelajar dan guru Sekolah Pelayaran Tinggi serta pelaut pelaut Jawa Unko Kaisya yang dikoordinasi oleh M Pardi Adam Martadinata Surjadi Untoro dan lain lain membentuk BKR Laoet Poesat yang dalam perjalanannya berubah menjadi TKR Laoet diubah lagi menjadi TRI Laoet dan bulan Februari berganti lagi menjadi ALRI Penugasan Sunting nbsp R E MartadinataBerbagai penugasan yang pernah diemban selama berkarier di Angkatan Laut hingga akhir hayatnya adalah sebagai berikut Wakil Komandan BKR Laut Jawa Barat Agustus 1945 Ajudan Kepala Staf Umum TKR Laut Desember 1945 Kepala Staf Operasi V MBA Bagian Perencanaan Maret 1946 Komandan Pendidikan Latihan Opsir Kalibakung Tegal Jawa tengah Maret 1947 Wakil Komandan ALRI di Aceh Desember 1948 Komandan Kapal RI Hang Tuah Desember 1949 Kepala Staf KDMS diperbantukan di Staf AL Jakarta Pj Kepala SO Agustus 1950 Mengikuti pelayaran ke Belanda dengan Kapal Tjerk Hiddes Desember 1950 Komandan Kapal RI Gajah Mada Maret 1951 Perwira SO IV Staf ALRI Oktober 1952 Kepala Biro Planning Staf ALRI Kepala Pengawas Pembuatan Kapal di Italia dan Komandan KALITA Kesatuan Angkatan Laut Italia Januari 1959 Perwira Spl pada KASAL April 1959 Menteri Panglima Angkatan Laut Juli 1959 Panglima Operasi III KOTOE September 1963 Duta Besar Luar Biasa amp Berkuasa Penuh RI untuk Republik Pakistan Februari 1966Kepala Staf Operasi V SuntingKetika menjabat sebagai Kepala Staf Operasi V Bagian Perencana Martadinata mencurahkan perhatian dalam penyelesaian keruwetan ALRI Salah satunya adalah soal kedudukan dan pembagian tugas antara MBU ALRI di Yogyakarta dengan Markas Tertinggi MT ALRI yang berkedudukan di Lawang yang dibentuk berdasarkan spontanitas pemuda pemuda pelaut di Jawa Timur ia menginginkan agar perwira perwira senior di Yogyakarta dan di Lawang dapat menyatukan diri dalam wadah Markas ALRI yang tunggal Januari 1947 dibentuk Dewan Angkatan Laut DAL yang diserahi tugas menyelesaikan masalah tersebut Mendirikan SAL dan Kepala Pendidikan Latihan SuntingPenugasan berikutnya adalah mendirikan Sekolah Angkatan Laut SAL di Kalibakung Tegal dan dilanjutkan dengan penugasan sebagai Kepala Pendidikan dan Latihan di Sarangan Magetan tahun 1948 yang kemudian dikenal dengan nama Special Operation SO Martadinata diberi tugas oleh KSAL Subijakto untuk menyelenggarakan sekaligus memimpin SO karena menurut KSAL Subijakto SO merupakan lembaga pendidikan lanjutan untuk para perwira laut Pendidikan tersebut diselenggarakan khusus untuk mempersiapkan para perwira laut yang akan bertugas memimpin armada kapal kapal cepat Kapal tersebut dirancang bisa menembus blokade Belanda agar pasukan Republik tetap memperoleh senjata dan amunisi untuk meneruskan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Pendidikan SO mengambil tempat di Telaga Sarangan lereng Gunung Lawu Jawa Timur nbsp RE Martadinata bersama Suryadi Suryadarma Wakil Kepala Staf AL Daerah Aceh SuntingKetika berlangsung Agresi Militer Belanda II Ia ditunjuk sebagai Wakil Kepala Staf AL Daerah Aceh ALDA yang bertugas untuk mengendalikan kegiatan staf yang mencakup dua bidang yakni melaksanakan pendidikan dan mengkoordinasi kegiatan Armada Penyelundup senjata dari luar negri untuk membantu perjuangan Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya dan Komandan KRI Hang Tuah SuntingBulan Oktober 1949 ia kembali ke Jawa dan diangkat menjadi Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya tahun 1950 Saat itu sudah tercapai gencatan senjata antara RI dan Belanda Sesuai kesepakatan Belanda menyerahkan peralatan perangnya kepada Angkatan Perang RI salah satu diantaranya Kapal Perang HrMS Morotai yang kemudian diubah namanya menjadi RI Hang Tuah dan R E Martadinata diangkat menjadi Komandannya RI Hang Tuah merupakan Kapal Perang terbesar saat itu digunakan untuk operasi operasi militer menumpas pemberontakan gerombolan Andi Azis di Ujung Pandang dan RMS di Maluku Tugas belajar SuntingMartadinata kemudian berkesempatan mengikuti pendidikan United States Navy Post Graduate School di AS pada tahun 1953 Selesai mengikuti pendidikan di AS ia mendapat tugas khusus selama tiga tahun sepanjang tahun 1957 1959 di Italia untuk mengawasi pembuatan 2 kapal korvet kelas Almirante Clemente yang dipesan RI yaitu RI Soerapati dan RI Imam Bondjol Pada kurun waktu tersebut Martadinata juga sekaligus bertugas mengawasi pembuatan kapal pesanan ALRI di Yugoslavia Sekembalinya dari Italia ia diangkat menjadi Hakim Perwira pada pengadilan Tentara di Medan Jakarta dan Surabaya nbsp Menteri Panglima Angkatan Laut SuntingPada tahun 1959 terjadi pergolakan di dalam tubuh ALRI yaitu adanya ketidakpuasan terhadap kepemimpinan KSAL yang pada saat itu dipimpin oleh Laksamana Madya R Soebijakto beberapa perwira yang dimotori oleh Mayor Laut Yos Soedarso dan Mayor KKO Ali Sadikin kemudian disebut sebagai Gerakan 1959 menghadap Presiden Soekarno untuk menyampaikan permohonan penggantian KSAL dengan damai dan tanpa kekerasan Pada awalnya Presiden Soekarno tidak menyetujui permohonan tersebut namun setelah melihat bahwa gerakan tersebut mendapat dukungan hampir sebagian besar staf ALRI maka Presiden Soekarno memanggil Laksamana Madya R Soebijakto untuk mendiskusikan Gerakan 1959 Dalam pembicaraan tersebut Presiden menyampaikan rencana penggantian KSAL dan ketika Presiden menanyakan siapakah calon yang cocok untuk menjadi KSAL maka Laksamana Madya R Soebijakto mengusulkan Kolonel Laut R E Martadinata sebagai penggantinya karena dianggap netral Pada saat itu Martadinata masih memimpin satuan ALRI mengawasi pembuatan kapal pesanan ALRI di Italia Setelah menjabat maka dengan sekuat tenaga ia berhasil mendamaikan kembali golongan golongan yang saling berlawanan sehingga ALRI tetap utuh dan bersatu Ketika menjabat KSAL yang kemudian diubah namanya diubah menjadi Menteri Panglima Angkatan Laut Angkatan Laut Republik Indonesia memiliki kekuatan yang disegani di kawasan Asia Pasifik seiring dengan meningkatnya konfrontasi dengan Belanda berkaitan dengan perebutan Irian Barat Dengan dicanangkannya Trikora maka ALRI membeli peralatan tempur dari Rusia dengan jumlah yang cukup banyak antara lain 1 kapal penjelajah kelas Sverdlov 8 perusak kelas Skoryy 8 frigat kelas Riga 12 kapal selam kelas Whiskey dan kapal kapal pendukung lainnya yang berjumlah hampir lebih dari 100 buah kapal Selain itu dibeli pula pesawat pembom torpedo Ilyushin Il 28 seri Il 28T dan Il 28U serta helikopter Mil Mi 4 Pada tahun 1965 terjadi kembali pergolakan di dalam tubuh ALRI yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan Perwira Progresif Revolusioner GPPR Gerakan ini mengikuti pola Gerakan 1959 yaitu menghadap Presiden Sukarno untuk menyampaikan laporan terjadinya kemerosotan kinerja Angkatan Laut karena dikelola oleh para perwira yang tidak profesional serta ketidakpuasan dengan kepemimpinan R E Martadinata sebagai Menteri Panglima Angkatan Laut Karena gerakan ini dianggap sebagai pelanggaran militer dan sesuai saran dari Letnan Jenderal Ahmad Yani yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat maka hampir kurang lebih 150 perwira yang terlibat dalam gerakan tersebut di mana termasuk diantaranya J E Habibie mantan Dubes RI di Belanda dan Pongky Soepardjo mantan Dubes RI di Finlandia dikeluarkan dari dinas Angkatan Laut Sikap Martadinata mengenai G30S PKI SuntingKetika terjadi pemberontakan G30S PKI tahun 1965 dalam kapasitas sebagai Menteri Panglima Angkatan Laut R E Martadinata segera memberikan reaksi mengutuk gerakan tersebut dan menyatakan ALRI bekerjasama dengan AD untuk menumpas G30S PKI Tindakannya tersebut ternyata tidak disenangi oleh Presiden Soekarno sehingga jabatannya sebagai Menteri Panglima Angkatan Laut dicopot dan digantikan oleh Laksamana Muda Muljadi Martadinata kemudian diangkat menjadi duta besar berkuasa penuh RI untuk Pakistan Kepangkatan SuntingKapten Act Mayor 1950 Mayor Laut 1953 Letnan Kolonel Laut 1957 Kolonel Laut 1959 Komodor Laut 1959 Laksamana Muda Laut 1960 Laksamana Madya Laut 1964 Laksamana 1966Pengabdian terakhir SuntingDalam rangka menyambut hari ulang tahun ABRI ke 21 R E Martadinata kembali ke Indonesia mendampingi 3 tamu dari Pakistan yaitu Kolonel Laut Maswar bersama istri serta Nyonya Rouf istri dari Deputi I Kepala Staff Angkatan Laut Pakistan Pada tanggal 6 Oktober 1966 mereka mengadakan perjalanan menaiki helikopter Alouette II milik ALRI dengan dikemudikan pilot Letnan Laut Charles Willy Kairupan yang ternyata dalam perjalanan menabrak bukit di Riung Gunung Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh penumpang dan pilot termasuk Laksamana Laut R E Martadinata Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional karena pengabdiannya untuk negeri ini Kehidupan pribadi SuntingR E Martadinata menikah dengan Soetiarsih Soeraputra dikarunia 5 putri 2 putra yaitu Soehaeny Martadinata Siti Khadijah Martadinata Judiati Martadinata Irzansyah Martadinata Siti Mariam Martadinata Vittorio Kuntadi Martadinata Roswita Riyanti MartadinataPenghargaan SuntingPahlawan Nasional Sunting Atas jasa dan perjuangannya R E Martadinata dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 220 Tahun 1966 pada tanggal 9 April 1966 2 Tanda jasa Sunting nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Baris ke 1 Bintang Republik Indonesia Pratama 10 Januari 1963 3 Baris ke 2 Bintang Mahaputera Pratama 15 Februari 1961 2 Bintang Sakti Bintang DharmaBaris ke 3 Bintang Gerilya Bintang Jalasena Utama Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik IndonesiaBaris ke 4 Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan IBaris ke 5 Satyalancana G O M I Satyalancana G O M II Satyalancana Satya DharmaBaris ke 6 Satyalancana Wira Dharma Order of Military Merits with Golden Swords Second rank Yugoslavia Grand Officer of the Order of Merit of the Italian Republic ItaliaBaris ke 7 Commander of the Legion of Merit Amerika Serikat Commander of the Phillipine Legion of Honor Filipina Knight Grand Cross of the Most Exalted Order of the White Elephant ThailandReferensi Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Eddy Martadinata Laksamana RE MArtadinata Buku Seri Sejarah Mengenal Pahlawan Indonesia diakses 1 Februari 2009 a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s d 2003 PDF Diakses tanggal 3 September 2021 Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 sekarang PDF Diakses tanggal 4 September 2021 Jabatan militerDidahului oleh R Soebijakto Kepala Staf TNI Angkatan Laut20 Juli 1959 25 Februari 1966 Diteruskan oleh MoeljadiJabatan diplomatikDidahului oleh Suadi Duta Besar Indonesia untuk Pakistan1966 Diteruskan oleh Sjamsul Bachri Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title R E Martadinata amp oldid 24262004