www.wikidata.id-id.nina.az
Perubahan Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah perubahan amendemen ketiga terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan ketiga disahkan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat ke 7 pada tanggal 9 November 2001 yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 yang berlangsung pada tanggal 1 9 November 2001 Dalam perubahan ketiga ini MPR mengubah dan atau menambahkan beberapa pasal dan bab yaitu Pasal 1 Ayat 2 dan 3 Pasal 3 Ayat 1 3 a dan 4 a Pasal 6 Ayat 1 dan 2 Pasal 6A Ayat 1 2 3 dan 5 Pasal 7A Pasal 7B Ayat 1 2 3 4 5 6 dan 7 Pasal 7C Pasal 8 Ayat 1 dan 2 Pasal 11 Ayat 2 dan 3 Pasal 17 Ayat 4 Bab VIIA Pasal 22C Ayat 1 2 3 dan 4 Pasal 22D Ayat 1 2 3 dan 4 Bab VIIB Pasal 22E Ayat 1 2 3 4 5 dan 6 Pasal 23 Ayat 1 2 dan 3 Pasal 23A Pasal 23C Bab VIIIA Pasal 23E Ayat 1 2 dan 3 Pasal 23F Ayat 1 dan 2 Pasal 23G Ayat 1 dan 2 Pasal 24 Ayat 1 dan 2 Pasal 24A Ayat 1 2 3 4 dan 5 Pasal 24B Ayat 1 2 3 dan 4 serta Pasal 24C Ayat 1 2 3 4 5 dan 6 Daftar isi 1 Ikhtisar 2 Pasal 1 3 Pasal 3 4 Pasal 6 4 1 Pasal 6A 4 2 Pasal 7A 4 3 Pasal 7B 4 4 Pasal 7C 5 Pasal 8 6 Pasal 11 7 Pasal 17 8 BAB VIIA Dewan Perwakilan Daerah 8 1 Pasal 22C 8 2 Pasal 22D 9 BAB VIIB Pemilihan Umum 9 1 Pasal 22E 10 Pasal 23 10 1 Pasal 23A 10 2 Pasal 23C 11 BAB VIIIA Badan Pemeriksa Keuangan 11 1 Pasal 23E 11 2 Pasal 23F 11 3 Pasal 23G 12 Pasal 24 12 1 Pasal 24A 12 2 Pasal 24B 12 3 Pasal 24C 13 Catatan 14 Pranala luarIkhtisar SuntingBeberapa perubahan tersebut berdasarkan pasal pasal yaitu Pada Pasal 1 frasa dalam Ayat 2 yang berbunyi dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat diganti menjadi dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar sementara Ayat 3 ditambahkan dan menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum Pasal 3 dirombak secara besar besaran dan jumlah ayat bertambah dari satu menjadi 4 ayat yaitu Ayat 1 3 a dan 4 a Pada Ayat 1 wewenang MPR untuk menetapkan GBHN dihapuskan Ayat 3 dan 4 ditambahkan dan secara berurutan menyebutkan wewenang MPR untuk melantik dan memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatan menurut UUD Pasal 6 dirombak total Ayat 1 yang menyatakan Presiden ialah orang Indonesia asli diubah dan dijabarkan menjadi Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri tidak pernah mengkhianati negara serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden Ayat 2 dihapuskan dan diatur terpisah dalam pasal baru Pasal 6A kemudian ayat tersebut diberi klausa baru yang mengatur ketentuan lain syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pasal 6A ditambahkan dan mencakup empat ayat terdiri dari Ayat 1 2 3 dan 5 Isi pasal menyebutkan garis garis besar tata cara pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Pasal 7A ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat Isi pasal menyebutkan tentang pemberhentian atau pemakzulan Presiden dan atau Wakil Presiden Pasal 7B ditambahkan dan mencakup tujuh ayat terdiri dari Ayat 1 2 3 4 5 6 dan 7 Isi pasal menyebutkan garis besar tata cara pemberhentian atau pemakzulan Presiden dan atau Wakil Presiden Pasal 7C ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat Isi pasal berbunyi Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat Pada Pasal 8 jumlah ayat bertambah dari satu menjadi 2 ayat Tata bahasa dan kata kata pada Ayat 1 ditata ulang sementara Ayat 2 ditambahkan dan menyebutkan tata cara bila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden ketika Presiden masih ada Pada Pasal 11 dua ayat baru ditambahkan sehingga jumlah ayat bertambah dari satu menjadi 3 ayat Ayat 2 menyebutkan perjanjian internasional macam apa yang dibuat oleh Presiden yang membutuhkan persetujuan DPR sedangkan Ayat 3 mengatur ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional Pada Pasal 17 Ayat 4 ditambahkan dan menyebutkan ketentuan lain mengenai pembentukan pengubahan dan pembubaran kementerian negara Dua pasal mengenai DPD yang keduanya terdiri dari 4 ayat yaitu Pasal 22C dan Pasal 22D ditambahkan ke dalam UUD Pasal pasal tersebut secara berurutan menyebutkan anggota susunan dan sidang dari lembaga legislatif baru DPD serta wewenang tugas dan ketentuan pemberhentian anggota DPD Pasal 22E ditambahkan dan mencakup enam ayat yaitu Ayat 1 2 3 4 5 dan 6 Isi pasal menyebutkan ketentuan ketentuan mengenai pelaksanaan pemilu di Indonesia Pasal 23 dirombak secara besar besaran Ayat 1 dimekarkan menjadi 3 ayat yaitu Ayat 1 2 dan 3 serta mengatur tentang anggaran pendapatan dan belanja negara APBN Sebelum itu Ayat 2 diatur terpisah pasal baru Pasal 23A Ayat 3 dimunculkan dalam pasal terpisah Pasal 23B pada perubahan keempat UUD 1945 Ayat 4 diatur terpisah dalam Pasal 23C serta Ayat 5 diatur dan dikembangkan terpisah dalam tiga pasal Pasal 23E Pasal 23F dan Pasal 23G Pasal 23A ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat Isi pasal menyebutkan pajak dan pungutan lain Pasal 23C ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat Isi pasal menyebutkan ketentuan lain dalam hal hal keuangan negara Tiga pasal mengenai BPK ditambahkan ke dalam UUD yaitu Pasal 23E hingga Pasal 23G Pasal 23E terdiri dari 3 ayat sedangkan kedua pasal lainnya terdiri dari 2 ayat Pasal pasal tersebut secara berurutan menyebutkan tugas susunan dan kedudukan BPK Pasal 24 dirombak secara besar besaran Ayat 1 yang menyebutkan susunan kekuasaan kehakiman dipindahkan dan diubah susunan katanya menurut perubahan besar besaran tersebut ke Ayat 2 lalu Ayat 1 yang kosong diberikan klausa baru yang menyebutkan pengertian kekuasaan kehakiman Sebelum itu Ayat 2 yang lama dihapuskan Tiga pasal mengenai lembaga kehakiman ditambahkan ke dalam UUD yaitu Pasal 24A hingga Pasal 24C Pasal 24A terdiri dari 5 ayat dan mengatur tentang MA Pasal 24B terdiri dari 4 ayat dan mengatur tentang KY serta Pasal 24C terdiri dari 6 ayat dan mengatur tentang MK Sedangkan perubahan berdasarkan bab adalah sebagai berikut Bab VIIA ditambahkan dan bernama Dewan Perwakilan Daerah Bab VIIB ditambahkan dan bernama Pemilihan Umum Bab VIIIA ditambahkan dan bernama Badan Pemeriksa Keuangan Pasal 1 Sunting 1 Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik 2 Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat diubah menjadi 2 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar 3 Negara Indonesia adalah negara hukum Pasal 3 Sunting Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang Undang Dasar dan garis garis besar daripada haluan Negara diubah menjadi 1 Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang Undang Dasar 3 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan atau Wakil Presiden 4 Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang Undang Dasar Pasal 6 Sunting 1 Presiden ialah orang Indonesia asli 2 Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang terbanyak diubah menjadi 1 Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri tidak pernah mengkhianati negara serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2 Syarat syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang undang Pasal 6A Sunting 1 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat 2 Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum 3 Pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden 5 Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam undang undang Pasal 7A Sunting Presiden dan atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara korupsi penyuapan tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden Pasal 7B Sunting 1 Usul pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa mengadili dan memutuskan pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara korupsi penyuapan tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela dan atau pendapat bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden 2 Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat 3 Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang kurangnya 2 3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2 3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat 4 Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa mengadili dan memutuskan dengan seadil adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi 5 Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara korupsi penyuapan tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela dan atau terbukti bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk merumuskan usul pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat 6 Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut 7 Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang kurangnya 3 4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang kurangnya 2 3 dari jumlah anggota yang hadir setelah Presiden dan atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Pasal 7C Sunting Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 8 Sunting Jika Presiden mangkat berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya diubah menjadi 1 Jika Presiden mangkat berhenti diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai masa jabatannya 2 Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden selambat lambatnya dalam waktu enam puluh hari Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden Pasal 11 Sunting Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain diubah menjadi 2 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat 3 Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang undang Pasal 17 Sunting 1 Presiden dibantu oleh menteri menteri negara 2 Menteri menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden 3 Menteri menteri itu memimpin departemen pemerintahan diubah menjadi 4 Pembentukan pengubahan dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang undang BAB VIIA Dewan Perwakilan Daerah SuntingPasal 22C Sunting 1 Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum 2 Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah 3 Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun 4 Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang undang Pasal 22D Sunting 1 Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang undang yang berkaitan dengan otonomi daerah hubungan pusat dan daerah pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah 2 Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang undang yang berkaitan dengan otonomi daerah hubungan pusat dan daerah pembentukan pemekaran dan penggabungan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat dan daerah serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan Rancangan undang undang yang berkaitan dengan pajak pendidikan dan agama 3 Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang undang mengenai otonomi daerah pembentukan pemekaran dan penggabungan daerah hubungan pusat dan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara pajak pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti 4 Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya yang syarat syarat dan tata caranya diatur dalam undang undang BAB VIIB Pemilihan Umum SuntingPasal 22E Sunting 1 Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung umum bebas rahasia jujur dan adil setiap lima tahun sekali 2 Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 3 Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik 4 Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan 5 Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri 6 Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang undang Pasal 23 Sunting 1 Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap tiap tahun dengan undang undang Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu 2 Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang undang 3 Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang undang 4 Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang undang 5 Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undang undang Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat diubah menjadi 1 Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat 2 Rancangan undang undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 3 Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu Pasal 23A Sunting Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang undang Pasal 23C Sunting Hal hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang undang BAB VIIIA Badan Pemeriksa Keuangan SuntingPasal 23E Sunting 1 Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri 2 Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangnnya 3 Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan atau badan sesuai dengan undang undang Pasal 23F Sunting 1 Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden 2 Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota Pasal 23G Sunting 1 Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang undang Pasal 24 Sunting 1 Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain lain badan kehakiman menurut undang undang 2 Susunan dan kekuasaan badan kehakiman itu diatur dengan undang undang diubah menjadi 1 Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan 2 Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum lingkungan peradilan agama lingkungan peradilan militer lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi Pasal 24A Sunting 1 Mahkamah Agung berwenang menjadi pada tingkat kasasi menguji peraturan perundang undangan di bawah undang undang terhadap undang undang dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang undang 2 Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela adil professional dan berpengalaman di bidang hukum 3 Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden 4 Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung 5 Susunan kedudukan keanggotaan dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan peradilan dibawahnya diatur dengan undang undang Pasal 24B Sunting 1 Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim 2 Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela 3 Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat 4 Susunan kedudukan dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang undang Pasal 24C Sunting 1 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang undang terhadap Undang Undang Dasar memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang Undang Dasar memutuskan pembubaran partai politik dan memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum 2 Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden menurut Undang Undang Dasar 3 Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden yang diajukan masing masing tiga orang oleh Mahkamah Agung tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan tiga orang oleh Presiden 4 Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim konstitusi 5 Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela adil negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan serta tidak merangkap sebagai pejabat negara 6 Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang undang Catatan Sunting a b c d Ini merupakan kesalahan penomoran yang diperbaiki pada perubahan keempat Pranala luar Sunting nbsp Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini Perubahan Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dokumen Asli Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dokumen Satu Naskah Perubahan Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Perubahan Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 amp oldid 22774239