www.wikidata.id-id.nina.az
MItigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko bencana Program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana 1 Mitigasi bencana merupakan bentuk pengurangan kerugian yang lebih besar akibat bencana yang sulit dideteksi kemunculannya secara tepat Selain itu mitigasi bencana juga dilakukan untuk menghindari maupun mencegah keberadaan bencana Program mitigasi bencana dapat diterapkan pada ilmu alam maupun ilmu sosial 2 Mitigasi bencana tidak dapat menghilangkan dampak buruk dari bencana secara keseluruhan tetapi dapat menguranginya Pengurangan bencana memanfaatkan strategi dan tindakan dalam bidang rekayasa dan konstruksi tahan bahaya Selain itu mitigasi bencana dilakukan dengan membuat kebijakan lingkungan dan kebijaan sosial serta membentuk kesadaran publik akan dampak buruk bencana 3 Mitigasi bencana diawali dengan kajian risiko untuk mengetahui tingkat bahaya kerentanan dan kapasitas suatu wilayah dalam menerima bencana Kajian risiko memperhatikan kondisi fisik dan kondisi wilayah 4 Daftar isi 1 Konsep dasar 1 1 Analisis risiko 1 2 Mitigasi 2 Pelaksanaan 3 Jenis jenis 3 1 Mitigasi bencana banjir 3 1 1 Identifikasi kerawanan banjir 3 1 2 Teknik pengendalian banjir 3 1 3 Teknik peringatan dini bencana banjir 3 2 Mitigasi bencana tanah longsor 3 2 1 Identifikasi kerawanan tanah longsor 3 2 2 Teknik pengendalian tanah longsor 3 2 3 Peirngatan dini tanah longsor 3 3 Mitigasi bencana tsunami 3 3 1 Mitigasi bencana tsunami struktural 3 3 2 Mitigasi bencana tsunami nonstruktural 3 4 Mitigasi bencana erosi pantai 3 4 1 Mitigasi bencana erosi pantai struktural 3 4 2 Mitigasi bencana erosi pantai nonstruktural 3 5 Mitigasi bencana kekeringan 4 Disiplin ilmiah terkait 4 1 Geodesi 5 Pemanfaatan 5 1 Perencanaan dan penyelenggaraan kepariwisataan 6 Referensi 7 Daftar pustakaKonsep dasar SuntingAnalisis risiko Sunting Analisis risiko merupakan kegiatan untuk memperkirakan banyaknya risiko bahaya yang dapat ditimbulkan oleh individu populasi properti atau lingkungan Bahasan utama dalam analisis risiko meliputi ruang lingkup bahaya identifikasi bahaya evaluasi kerentanan risiko identifikasi konsekuensi dan jumlah risiko yang timbul Penaksiran risiko sangat ditentukan oleh faktor bahaya dan kerentanan Bahaya memungkinkan terjadinya kerugian secara kebendaan dan kejiwaan sedangkan kerentanan merupakan tingkatan dari bahaya yang timbul Risiko dianalisis sebagai produk dari kemungkinan terjadinya bahaya dan tingkat pengulangan bahaya 5 Prinsip prinsip yang diterapkan dalam analisis risiko bencana yaitu 6 Mengutamakan penggunaan data dan hasil perekaman kejadian yang diperoleh secara resmi dari lembaga yang berwenang Menyatukan analisis kemungkinan kejadian ancaman dari para ahli dengan disertai kearifan lokal masyarakat Proses analisis meliputi perhitungan potensi jumlah jiwa kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan yang terkena bencana Menggunakan hasil kajian risiko sebagai bahan untuk membuat kebijakan umum dalam rangka pengurangan risiko bencana Mitigasi Sunting Mitigasi merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko dari sesuatu Strategi yang digunakan untuk mengurangai risiko ada empat yaitu menghindari risiko mengurangi risiko pengalihan risiko dan penyimpanan risiko Risiko dapat dihindari dengan mengubah bahaya yang dapat timbul menjadi sesuatu yang berguna Pengalihan risiko dilakukan dengan mengatasi kerentanan terhadap kerusakan dan gangguan Pengalihan risiko dilakukan dengan memastikan pengubahan bahaya yang berpengaruh secara keuangan terhadap individu dan masyarakat Sedangkan penyimpanan risiko merupakan usaha untuk menyiapkan keuangan untuk mengganti kerugian akibat adanya bahaya yang akan terjadi 7 Mitigasi dapat dibedakan menjadi mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural Miitgasi struktural adalah upaya untuk menghindari kerugian akibat bahaya yang timbul dengan cara melakukan pembangunan secara fisik Pembangunan berkaitan dengan teknik konstruksi infrastuktur yang memiliki daya tahan dalam memberikan perlindungan terhadap bahaya Adapun mitigasi nonstruktural merupakan upaya untuk menghindari kerugian akibat bahaya yang yang timbul dengan cara pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan dilakukan dengan pembuatan kebijakan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya serta mengembangkan pengetahuan akan bahaya Selain itu pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan menggunakan metode partisipasi masyarakat dalam pencegahan kerusakan gangguan dan bahaya 7 Pelaksanaan SuntingMitigasi bencana dapat dilakukan sebelum dan sesudah bencana terjadi Bentuk mitigasi sebelum terjadinya bencana yaitu pencegahan sedangkan setelah bencana berupa penanggulangan Pengurangan risiko bencana melalui mitigasi bencana dilakukan secara terencana terkoordinasi terpadu dan membentuk sistem yang menyeluruh 8 Jenis jenis SuntingMitigasi bencana banjir Sunting Identifikasi kerawanan banjir Sunting Identifikasi kerawanan banjir merupakan kegiatan identifikasi daerah yang rawan terkena banjir Selain iut identifikasi kerawanan banjir juga dilakukan di daerah pemasok air banjir atau daerah yang memiliki potensi air banjir Tujuan identifikasi kerawanan banjir ialah memudahkan cara identifikasi sumber bencana secara sistematis Dari identifikasi kerawanan banjir kemudian diperoleh teknik pengendalian yang efektif dan efisien Kemudahan identifikasi banjir diperoleh melalui penggunaan formula banjir Dalam formula banjir faktor faktor penyebab banjir dibedakan menjadi faktor alami dan faktor manajemen Faktor alami sangat sulit dikelola sedangkan faktor manajemen sangata mudah dikelola Setiap faktor diberikan bobot dengan nilai yang berbeda dan dikategorikan sesuai tingkat perannya dalam proses banjir 9 Identifikasi tingkat kerawanan daerah yang terkena banji didasarkan pada karakter wilayahnya Karakter yang umumnya diidentifikasi yaitu bentuk lahan lereng kiri kanan sungai lika liku sungai pebendungan alami dan bangunan pengendali banjir Beberapa bentuk lahan dari sistem lahan merupakan daerah yang rentan terkena banjir Dataran aluvial lembah aluvial kelokan sungai dan rawa rawa merupakan daerah rendah atau cekungan dengan lereng lt 2 sehingga mudah terkena banjir Data bentuk lahan dapat diperoleh pada peta sistem lahan dari RePPProT Regional Physical Planning Program for Transmigration Ciri ciri daerah yang rentan kebanjiran adalah adanya bangunan tanggul di sisi kiri dan kanan sungai Bangunan ini digunakan sebagai bentuk manajemen pengurangan banjir Penghambatan kecepatan aliran sungai dapat terjadi pada sungai yang berkelok kelok atau bentuk seperti tapal kuda Kedua daerah ini merupakan daerah yang rentan terkena banjir Tingkat kelokan sungai diukur dengan nilai sinusitas Nilai diperoleh melalui perbandingan panjang sungai sesuai kelokan dengan panjang sungai secara horizontal yang berupa garis lurus dalam satuan peta 9 Pertemuan aliran arus air dapat terjadi pada daerah pertemuan dua sungai Pertemuan ini memperlambat atau menahan aliran air sehingga elevasi air pada daerah pertemuan tersebut bertambah Pertambahan air yang melebihi tanggul palung sungainya menyebabkan air menggenangi daerah sekitar Penahanan air lebih sering terjadi akibat pertemuan sungai kecil dengan sungai yang lebih besar Kondisi yang mendukung penahanan air adalah aliran air sungai besar masuk ke dalam sungai yang lebih kecil Sedikitnya daya tampung palung sungai kecil mengakibatkan air meluap dan terjadi banjir di sekitarnya Proses banjir juga terjadi pada daerah muara sungai Penyebab banjir di muara sungai diakibatkan oleh adanya aliran balik yang disebabkan oleh adanya penahanan aliran air sungai dari air laut pasang Adanya aliran air yang terhambat menjadikan daerah hulu titik tersebut rawan kebanjiran 10 Identifikasi jumlah pasokan air banjir diidentifikasi dari jumlah curah hujan Curah hujan menjadi masukan sistem daerah aliran sungai dan karakteristik daerah tangkapan air Banjir yang terjadi akibat tingkat curah hujan diukur melalui jumlah hujan harian maksimum yang terjadi secara merata pada daerah tangkapan air tersebut Sedangkan karakteristik daerah tangkapan air dibedakan berdasarkan faktor alami yang sulit dikelola dan faktor manajemen yang mudah dikelola Faktor alami yang mempengaruhi air banjir dari daerah tangkapan air yaitu bentuk daerah aliran sungai gradien sungai kerapatan drainase dan lereng rata rata pada daerah aliran sungai Faktor manajemen berupa penggunaan atau penutupan lahan yang dipengaruhi oleh kondisi hutan Curah hujan yang sangat deras dan tersebar merata ke seluruh daerah tangkapan air menyebabkanterjadinya banjir besar Banjir ini kemudian berubah menjadi limpasan permukaan yang terkumpul secara cepat pada suatu titik keluaran 11 Teknik pengendalian banjir Sunting Teknik pengendalian banjir dilakukan secara menyeluruh pada daerah yang rawan terkena banjir dan daerah pemasok air banjir Pengendalian daerah kebanjiran secara teknis dilakukan dengan meningkatkan dimensi palung sungai sehingga aliran air tidak keluar dari palung sungai Pengendalian ini dapat dilakukan dengan membuat tanggul sungai yang memadai serta membuat waduk atau tandon air untuk mengurangi banjir puncak Pemenuhan kapasitas tampung palung sungai dilakukan dengan menambah saluran pembuangan air dengan saluran banjir kanal Selain itu larangan penggunaan lahan untuk bangunan diperketat di bantaran dan badan sungai Larangan pembuangan sampah ke sungai atau saluran drainase juga diberlakukan 12 Teknik pengendalian banjir di daerah tangkapan air menggunakan prinsip penurunan koefisien limpasan Pengendalian banjir memanfaatkan teknik konservasi tanah dan air Diadakan peningkatan resapan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan pendalian limpasan air permukaan pada pola aliran yang aman Teknik yang digunakan dapat berbentu teknik sipil teknik vegetasi teknik kimia maupun perpaduan ketiganya Pemilihan teknik disesuaikan dengan jenis penggunaan lahan dan karakteristik tapak setempat 12 Teknik peringatan dini bencana banjir Sunting Peringatan dini bencana banjir dilakukan mulai dari hulu hingga ke hilir secara berurutan Tujuan peringatan dini bencana banjir adalah untuk mempersiapkan penanggulangan banjir sehingga kerugian dapat dikurangi Peringatan dini pada daerah hulu dilakukan dengan menempatkan pengukur hujan di hulu serta menyiapkan akses komunikasi ke wilayah di hilirnya Masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi jika curah hujan sudah mencapai 100 mm dalam sehari dan masih deras Informasi ini harus dikirimkan ke daerah rawan kebanjiran di hilirnya Selain itu peringatan dini juga dapat diberikan dengan mengidentifikasi jenis material yg terbawa arus banjir Peringatan dini diberikan ketika banyak material nontanah yang terbawa oleh aliran air Material nontanah ini berupa ranting dan batang pohon Jumlah material nontanah merupakan ukuran bagi kekuatan air yang mengangkutnya Semakin banyak material non tanah yang terbawa oleh aliran air maka semakin besar peluang terjadi banjir Peringatan dini juga dapat diberikan jika awan terlihat sangat tebal dan hujan terjadi secara terus menerus 13 Peringatan dini di daerah hilir lebih diduukung dengan perkembangan teknologi setempat Pemberian peringatan dini menggunakan sistem telemetri Pengamatan jarak jauh disesuaikan dengan pola sungai dari daerah hulu sampai hilir Peralatan telemetri memanfaatkan citra satelit yang terhubung dengan stasiun monitoring banjir Setiap kejadian yang terjadi di lokasi bencana akan disampaikan oleh stasiun pengendali sebagai informasi bagi bagian hilir yang rawan kebanjiran Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan telepon atau radio komunikasi Pengiriman informasi juga dapat melalui layanan pesan singkat 14 Mitigasi bencana tanah longsor Sunting Identifikasi kerawanan tanah longsor Sunting Tanah longsor merupakan pemindahan massa tanah secara tiba tiba dalam volume yang besar Tanah longsor dapat terjadi jika terdapat lereng yang cukup curam bidang peluncur yang kedap air di bawah permukaan tanah dan tanah jenuh air Identifikasi kerentanan bencana tanah longsor dilakukan dengan formula kerentanan tanah longsor Faktor alami penyusun formulanya yaitu jumlah hujan harian selama 3 hari berturut turut keadaan lereng lahan geologi keberadaan patahan bumi dan kedalaman tanah sampai lapisan kedap Sedangkan faktor manajemen meliputi penggunaan lahan infrastruktur dan kepadatan pemukiman 15 Teknik pengendalian tanah longsor Sunting Pengendalian tanah longsor dilakukan dengan mengurangi jumlah air yang masuk ke dalam tanah Air tanah dapat menjenuhi ruang antara lapisan kedap air dan lapisan tanah dan menyebabkan longsor Tindakan mitigasi tanah longsor juga mencegah penurunan permukaan tanah akibat erosi permukaan 16 Peirngatan dini tanah longsor Sunting Teknik peringatan dini dalam mitigasi tanah longsor disesuaikan dengan jenis potensi tanah longsor Potensi ini diamati melalui retakan retakan tanah pada lahan pertanian hutan kebun pemukiman serta jalan yang cenderung semakin besar Pengamatan juga dilakukan pada penggelembungan jalan aspal Peringatan dini dipersiapkan dengan pemasangan penakar hujan di sekitar daerah rawan tanah longsor Apabila selama 2 hari curah hujan rata rata melebihi 200 mm dan masih berlanjut maka peringatan dini harus disampaikan kepada masyarakat Peringatan dini juga harus diberikan ketika ada rembesan air pada kaki lereng tebing jalan tebing halaman rumah yang sebelumnya tidak pernah terjadi Selain itu peringatan dini dilakukan jika aliran rembesan lebih besar dari sebelumnya Peringatan dini juga diberikan ketika ada pohon yang posisinya condong ke arah bawah bukit dan adanya perubahan muka air sumur serta adanya perubahan penutupan lahan dari hutan ke non hutan pada lahan berlereng curam dan kedalaman lapisan tanah sedang Pemotongan tebing untuk jalan dan atau perumahan pada lahan berlereng curam dan lapisan tanah dalam juga menjadi saah satu alasan diadakannya peringatan dini tanah longsor 17 Mitigasi bencana tsunami Sunting Mitigasi bencana tsunami struktural Sunting Mitigasi bencana tsunami struktural merupakan upaya menangani masalah bencana tsunami dengan meredam atau mengurangi energi gelombang tsunami yang menjalar ke kawasan pantai Penjalaran tsunami dapat diketahui karena arah peyebaran yang tegak lurus Selain itu penjalaran tsunami juga daoat diketahui melalui keterangan umum tentang teluk teluk dan pelabuhan pelabuhan 18 Mitigasi bencana tsunami struktural dapat dianalisa melalui karakteristik gelombang tsunami inventarisasi dan identifikasi kerusakan struktur bangunan Pelaksanaan mitigasi bencana tsunami struktural dilakukan secara alami maupun buatan Penanganan secara alami dilakukan dengan menanaman hutan pantai atau mangrove di sepanjang kawasan pantai dan perlindungan terumbu karang Penanganan secara buatan dilakukan dengan membangun pemecah gelombang dan tanggul laut Pemecah gelombang dibangun sejajar dengan garis pantai Selain itu mitigasi bencana tsunami struktural dilakukan dengan memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan memanfaatkan teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata ruang akrab bencana Penguatan bangunan dilakukan dengan memperkuat bahan bangunan permukiman sesuai teknik bangunan tahan tsunami Penguatan bangunan juga dilakukan dengan mengurangi kepadatan penduduk pada daerah rentan tsunami Pada daerah padat penduduk disediakan lahan untuk ruang publik yang dapat digunakan untuk evakuasi dan mobilitas masyarakat Pengurangan dilakukan dengan memindahkan sebagian pemukiman ke lokasi lain dan menata ulang pemukiman sesuai dengan konsep kawasan pemukiman yang akrab bencana 19 Mitigasi bencana tsunami nonstruktural Sunting Mitigasi bencana tsunami nonstruktural dimulai dengan pembuatan peraturan perundang undangan yang mengatur tentang bencana alam Selanjutnya ditentukan kebijakan tentang tata guna lahan tata ruang dan zonasi kawasan pantai yang aman dari bencana Selain itu dibentuk kebijakan tentang standarisasi bentuk bangunan pemukiman dan infrastruktur sarana dan prasarana Mitigasi bencana tsunami nonstruktural juga dilakukan dengan membuat mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala lokal dan pembuatan peta potensi bencana tsunami dan peta tingkat ketahanan tsunami 20 Peta tingkat ketahanan tsunami dirancang dengan memperhatikan ketahanan bangunan permukiman terhadap bencana tsunami serta mobilitas dan akses masyarakat pada saat terjadi bencana Selain itu diperlukan ruang fasilitas umum untuk keperluan evakuasi Peta tingkat ketahanan tsunami juga harus memperhatikan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada hasil laut dan budidaya kawasan pantai Sebelum pembuatan peta ketahanan tsunami harus dibentuk kebijakan tentang eksplorasi dan kegiatan perekonomian masyarakat kawasan pantai Selain itu diadakan pelatihan dan simulasi mitigasi bencana tsunami serta penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana tsunami Setelah itu dilakukan pengembangan sistem peringatan dini adanya bahaya tsunami 21 Mitigasi bencana erosi pantai Sunting Mitigasi bencana erosi pantai struktural Sunting Mitigasi bencana erosi pantai secara struktural bertujuan untuk menjaga keseimbangan proses perpindahan sedimen di sepanjang garis pantai Perpindahan ini diseimbangkan dengan menahan energi gelombang yang mencapai garis pantai memperkuat struktur geologi garis pantai maupun menambah suplai sedimen Secara alami mitigasi bencana erosi pantai dilakukan dengan penanaman mangrove dan penguatan gumuk pasir dengan vegetasi Sedangkan secara buatan mitigasi bencana erosi pantai dilakukan pembangunan dinding penahan gelombang dan pembangunan groin Mitigasi bencana erosi pantai direncanakan secara cermat untuk mencegah perubahan pola dan karakteristik gelombang yang dalam jangka panjang dapat mengakibatkan terjadinya erosi di tempat lain 22 Mitigasi bencana erosi pantai nonstruktural Sunting Upaya mitigasi bencana erosi nonstruktural diawali dengan pembuatan peraturan perundang undangan yang mengatur tentang bencana alam Setelah itu diadakan pembuatan standarisasi dan metoda perlindungan pantai Selanjutnya dilakukan penyusunan sempadan garis pantai serta pengembangan sistem peringatan dini bencana erosi pantai 23 Sistem peringatan dini bencana erosi menggambarkan terjadinya erosi pantai yang terjadi akibat gesekan antara gelombang dengan daratan di sepanjang garis pantai Informasi penting dalam sistem peringatan dini tersebut adalah lokasi terjadinya erosi serta tingkat erosinya Informasi lain yang cukup penting yaitu faktor utama penyebab erosi kondisi topografi dan geologi serta aktivitas manusia yang meningkatkan terjadinya erosi pantai 24 Mitigasi bencana kekeringan Sunting Mitigasi bencana kekeringan dimulai dengan membuat kebijakan yang berarah kepada penyelamatan hutan Dalam sektor hutan pembakaran harus dihentikan terutama dalam pembukaan lahan Selain itu pembukaan lahan hutan untuk permukiman dan pertanian juga dibatasi Lahan terbuka yang tidak digunakan harus diberi kebijakan reboisasi secara berkesinambungan Pembakaran tidak boleh dilakukan di lahan rawa dan gambut Daerah aliran sungai harus memiliki kawasan hutan minimal 40 dari keseluruhan luas kawasan Selain itu sumber daya air harus dipertahankan dengan menghentikan sistem pertanian yang berlangsung terus menerus 25 Disiplin ilmiah terkait SuntingGeodesi Sunting Geodesi merupakan cabang ilmu alam yang mempelajari tentang peranan bumi dalam penyajian data serta informasi spasial terkait dalam mitigasi bencana 2 Geodesi mempelajari bentuk dan ukuran bumi dengan menggunakan pengukuran pengukuran pada permukaan bumi dari pesawat udara dan satelit Selain itu geodesi juga mempelajari planet planet dan satelitnya serta perubahan perubahannya Posisi dan kecepatan perpindahan objek pada permukaan bumi orbit dan planet planet ditentukan dalam suatu sistem referensi tertentu Geodesi dimanfaatkan untuk berbagai teori ilmiah dan rekayasa yang menggunakan matematika fisika astronomi dan ilmu komputer 26 Pemanfaatan SuntingPerencanaan dan penyelenggaraan kepariwisataan Sunting Penataan ruang diperlukan pada kawasan wisata yang terletak di kawasan yang rawan bencana alam Kawasan wisata harus dilengkapi dengan jalur jalur evakuasi Dalam keadaan normal jalur evakuasi dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik dengan berbagai fungsi yang dapat diakses secara terbuka Perlengkapan lain yang harus disiapkan yaitu pos penjagaan yang mengawasi dan memberikan informasi keamanan secara komunikatif 27 Referensi Sunting Hermon 2012 hlm 23 a b Sumantri dkk 2019 hlm 23 International Labour Organization 2020 Manajemen Konflik dan Bencana Mengeksplorasi Kerja Sama antara Organisasi Pengusaha dan Pekerja PDF 978 92 2 032198 0 International Labour Organization hlm 19 ISBN 978 92 2 032198 0 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Sandhyavitri dkk 2015 Mitigasi Bencana Banjir dan Kebakaran PDF Pekanbaru UR Press hlm 11 ISBN 978 979 792 656 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kumalawati dan Angriani 2018 hlm 6 Amri dkk 2016 Risiko Bencana Indonesia PDF Jakarta Timur Badan Nasional Penanggulangan Bencana hlm 34 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Kumalawati dan Angriani 2018 hlm 7 Darmawan dkk Buku Panduan Perkuliahan Mitigasi Bencana Di Magelang PDF Pontianak CV Pustaka One Indonesia ISBN 978 623 201 591 3 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 5 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 5 6 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 6 a b Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 19 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 23 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 23 24 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 14 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 21 Paimin Sukresno dan Pramono 2009 hlm 24 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 27 28 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 28 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 29 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 29 30 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 19 20 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 20 Direktorat Jenderal Pesisir 2005 hlm 20 21 Hermon 2012 hlm 236 Sumantri dkk 2019 hlm 23 24 Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung Mengelola Risiko Bencana di Negara Maritim Indonesia Buku 1 PDF Bandung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung hlm 116 ISBN 979 1344 77 9 OCLC 880122366 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Daftar pustaka SuntingDirektorat Jenderal Pesisir dan Pulau pulau Kecil 2005 Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil PDF edisi ke 2 Jakarta Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan ISBN 979 3556 18 8 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hermon Dedi 2012 Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Banjir Lonsor Ekologi Degradasi Lahan Puting Beliung Kekeringan PDF Padang UNP Press ISBN 978 602 8819 52 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kumalawati R dan Angraini P 2018 Mitigasi Bencana Studi Kasus Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah PDF Yogyakarta Penerbit Ombak Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Paimin Sukresno dan Pramono I B 2009 Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor PDF Balikpapan Tropenbos International Indonesia Programme ISBN 978 979 3145 46 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Sumantri dkk 2019 Sistem Informasi Geografis Geographic Information System Kerentanan Bencana PDF Jakarta CV Makmur Cahaya Ilmu ISBN 978 602 53845 8 5 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2022 03 03 Diakses tanggal 2020 12 11 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Mitigasi bencana amp oldid 21798453