www.wikidata.id-id.nina.az
Kerajaan Balanipa adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Sulawesi Barat pada abad ke 16 M Pendiri kerajaan ini adalah I Manyambungi Pendirian Kerajaan Balanipa merupakan kesepakatan dari persekutuan Appeq Banua Kayyang yang meliputi empat negeri yaitu Napo Samasundu Mosso dan Todang todang 1 Kerajaan ini menerapkan sistem demokrasi dalam pewarisan tahta 2 Kelas sosialnya terdiri dari tau maradeka tau pia maraqdia dan batua 3 Kerajaan Balanipa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Gowa 4 Selain itu kerajaan ini juga bekerja sama dengan Kesultanan Bima dalam keagamaan ekonomi dan politik 5 Daftar isi 1 Awal Pendirian 2 Sistem Pemerintahan 3 Sosial Budaya 4 Raja raja 4 1 I Manyambungi Todilaling 4 2 Tomepayung 4 3 Todijallo 4 4 Daetta 4 5 Todigajang 4 6 Todiboseang 5 Hubungan Luar Negeri 6 Referensi 7 Daftar Pustaka 7 1 Buku 7 2 JurnalAwal Pendirian suntingPada abad ke 13 M di wilayah Mandar telah berdiri Kerajaan Passokkorang Kerajaan ini menguasai wilayah Mandar dengan kekuatan militer Pemberontakan mulai terjadi pada pertengahan abad ke 15 M setelah rajanya mulai memerintah secara sewenang wenang Selain itu kerajaan ini juga mulai memperluas wilayah kekuasaannya ke pesisir barat Pulau Sulawesi untuk membuat jalur perdagangan melalui laut Perkampungan perkampungan yang ada di wilayah hilir Sungai Mandar akhirnya membentuk persekutuan yang disebut Appeq Banua Kayyang Persekutuan ini terdiri dari wilayah Napo Samasundu Mosso dan Todang todang Para pemimpinnya disebut dengan Tomakaka 6 Pada akhirnya persekutuan Appeq Banua Kayyang tidak mampu menahan serangan dari Kerajaan Passokkorang Para Tomakaka akhirnya meminta bantuan dari Kerajaan Gowa Akhirnya diutuslah I Manyambungi yang merupakan anggota pasukan elit Kerajaan Gowa Ia berhasil menahan serangan Kerajaan Passokkorang dan mempertahankan wilayah persekutuan Appeq Banua Kayyang 7 Setelah itu persekutuan Appeq Banua Kayyang berubah menjadi Kerajaan Balanipa dengan I Manyambungi sebagai raja pertama Gelar Pappuangan digunakan untuk menggantikan gelar Tomakaka Sedangkan gelar untuk raja adalah Mara dia Masing masing Pappuangan tetap mengatur dan mengurus wilayah kekuasaannya 8 Sistem Pemerintahan suntingKerajaan Balanipa menerapkan pemerintahan dengan sistem presidensial yang disebut Appe Banua Kayyang Sistem ini menetapkan penguasa wilayah yang disebut Pappuangan yang meliputi Pappuanagan Napo Pappuangan Samasundu Pappuangan Mosso dan Pappuangan Todang todang Para Pappuangan mempunyai kedudukan yang sama di Kerajaan Balanipa Mereka menjadi anggota dari dewan adat yang disebut ada kayyang Dewan ini berhak memilih mengangkat dan memberhentikan kekuasaan raja dari Kerajaan Balanipa 9 Kerajaan Balanipa juga tidak memiliki istana kerajaan sebagai pusat pemerintahan Sistem pemerintahan sepenuhnya dilaksanakan di rumah raja yang terpilih Hal demikian dilakukan untuk memudahkan masyarakat untuk menyampaikan kondisi mereka kepada raja Selain itu Kerajaan Balanipa juga menyetarakan antara raja dan masyarakat sehingga tidak ada pemberian upeti dari masyarakat untuk raja Segala urusan pemerintahan sepenuhnya dibiayai oleh raja dengan bantuan sukarela dari para pemilik wilayah dan masyarakat 10 Pewarisan tahta Kerajaan Balanipa menerapkan sistem demokrasi Pemilihan raja tidak didasarkan pada garis keturunan melainkan berdasarkan kemampuan dalam memerintah Selain itu calon raja harus memiliki etika yang baik memiliki prestasi serta mencintai masyarakat dalam kerajaannya Para calon raja dipilih dan diangkat menjadi raja oleh Appe Banua Kayyang Para raja yang terpilih tetap mendapatkan pengawasan ketat dari Appe Banua Kayyang Raja yang melakukan pelanggaran kekuasaan akan diberhentikan dari posisinya baik oleh masyarakat sendiri atau diwakilkan oleh Appe Banua Kayyang 2 Kerajaan Balanipa juga menerapkan pembagian dan pemisahan kekuasaan Pembuatan aturan kerajaan sepenuhnya menjadi hak masyarakat dengan diwakili oleh Appe Banua Kayyang Kedudukan Appe Banua Kayyang adalah sebagai pemangku adat di pusat pemerintahan kerajaan dan pemimpin di wilayah masing masing Raja berperan sebagai pelaksana aturan di pusat pemerintahan sedangkan di wilayah lainnya dilaksanakan oleh para Pappuangan Pengawasan pelaksaana aturan kerajaan ditugaskan kepada Pabbicara Kayyang Tugasnya adalah menasehati raja di bidang hukum memimpin persidangan dan mendampingi raja Pabbicara Kayyang dipilih oleh raja dengan persetujuan Appe Banua Kayyang Pekerajaan Pabbicara Kayyang hanya di pusat pemerintahan sedangkan di wilayah lain pekerjaannya diberikan kepada penegak aturan yang disebut Tomawuweng 11 Sosial Budaya suntingMasyarakat Kerajaan Balanipa memiliki tiga nilai sosial dalam menjalani hidup yaitu angga siri dan lokko Angga merupakan nilai nilai yang menentukan baik dan buruk benar dan salah serta hal yang pantas dan tabu di dalam hubungan kemasyarakatan Pembentukan hukum adat Kerajaan Balanipa didasari oleh angga Proses melaksanakan dan mempertahankan angga disebut sebagai siri Ukuran dari nilai diri atau harga diri seseorang ditentukan dari siri Mereka yang tidak menerapkan nilai dari angga dan siri disebut sebagai lokko Siri dipahami sebagai nilai nilai kemanusiaan yang baik secara pribadi Sebaliknya lokko dipahami sebagai harga diri dalam pandangan harkat dan martabat seseorang dalam marga atau masyarakat umum 12 Sebelum terbentuknya kerajaan Balanipa masyarakat Balanipa tidak mengenal sistem stratifikasi sosial Setiap perselisihan diselesaikan dengan hukum rimba dengan kekuatan sebagai penentu pihak yang menang Pihak yang berselisih harus bertarung di arena pertarungan yang disebut bala tau dengan disaksikan oleh masyarakat umum Hal ini menimbulkan kekacauan sehingga dibentuklah kelompok pengadilan hukum yang disebut tomawuweng Tugasnya adalah untuk menentukan pihak yang bersalah dalam suatu perselisihan Para tomawuweng ini harus memiliki pengetahuan yang baik tentang hukum adat dan angga Setelah permasalahan di masyarakat semakin banyak mereka kemudian menunjuk seorang pemimpin yang disebut Tomakaka Tugasnya adalah menjamin keamanan dan mempersatukan masyarakat dalam keteraturan serta melindungi mereka dari ancaman luar Dalam perkembangannya para Tomakaka menjadi penguasa penguasa kecil yang memerintah dengan bantuan Tomawuweng Dalam kepemimpinan para Tomakaka stratifikasi sosial hanya terdiri dari kelompok orang bebas tau maradeka dan orang orang pilihan tau pia 3 Setelah terbentuknya Kerajaan Balanipa kelas sosial terdiri dari tau maradeka tau pia maraqdia dan batua Kelas maraqdia merupakan kedudukan sosial dari para raja raja Balanipa yang memerintah masyarakat sedangkan tau pia dianggap kelompok yang memiliki kekuasaan langsung atas wilayah dan masyarakat Kelas sosial terendah adalah kelas batua yang terdiri dari para budak yang membantu urusan rumah tangga Kelas ini tetap memiliki hak yang sama dengan kelas sosial lainnya serta medapatkan perlindungan dari kelas tau pia dan maraqdia dari Kerajaan Balanipa 3 Dalam menyelesaikan urusan urusan kemasyarakatan Kerajaan Balanipa menerapkan budaya musyawarah yang disebut sirumung karaya Setiap keputusan harus merupakan keputusan yang disepakati bersama Kesepakatan diperoleh dari proses pertukaran pendapat yang disebut assamaturuang dan hasil keputusannya disebut assamalewuang Kelanjutan dari Sirumung Karaya adalah budaya gotong royong yang disebut sikalulu Kegiatan sikalulu meliputi pengusiran penjajah pembangunan jalan pelaksanaan upacara adat dan keagamaan Selain itu sikalulu juga berupa kegiatan yang bersifat kekeluargaan seperti membantu pemindahan rumah pengambilan dan pembersihan hasil panen mendorong perahu acara syukuran khitanan dan pernikahan 13 Raja raja suntingI Manyambungi Todilaling sunting I Manyambungi Todilaling adalah raja pertama dari Kerajaan Balanipa Ia menjadi pembuat dasar dasar pemerintahan Kerajaan Balanipa Pada masa pemerintahannya ia menyeimbangkan kekuasaan antara raja dan dewan adat sebagai perwakilan masyarakat Selain itu ia membuat kebijakan tentang pewarisan tahta Kerajaan Balanipa yang tidak ditentukan berdasarkan garis keturunan I manyambungi menetapkan bahwa pewaris tahta harus mencintai masyarakatnya dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan kedaulatan kerajaannya serta berbudi luhur 14 Tomepayung sunting Setelah I Manyambungi wafat yang menjadi raja kedua dari Kerajaan Balanipa adalah Tomepayung Ia adalah putra dari I Manyambungi Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Balanipa meluas hingga meliputi Kerajaan Binuang dan kerajaan kerajaan di hulu Sungai Mandar bagian utara Perluasan wilayah kemudian dilanjutkan dengan menaklukkan Kerajaan Passokkorang dan membagi bagi wilayahnya Pappuangan Tenggelang dan Luyo diberikan kekuasaan di wilayah Baro baro Malumba Banato Andau dan Alapang Daerah Mapili Campalagian dan Tapango menjadi daerah otonom Sedangkan wiilayah Mongoi Karoke Sattako Salunase Puttapi Sayoang Salarri dan Pussui disatukan menjadi wilayah Palili Setelah itu Kerajaan Allu Kerajaan Taramanu dan Kerajaan Tu bi memilih menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Balanipa secara damai melalui perjanjian persahabatan dan persaudaraan 15 Tomepayung juga membuat beberapa jabatan pada masa pemerintahannya Pertama ia membuat jabatan mara dia matoa atau wakil raja Jabatan ini diberikan kepada para bangsawan Kerajaan Balanipa dengan peran sebagai penasihat adat Mara dia matoa pertama ialah Todijallo yang merupakan saudara seayah dari Tomepayung 16 Selain itu dibentuk pula jabatan mara dia malolo yang bertugas sebagai panglima perang Kerajaan Balanipa Panglima ini bertugas memimpin pasukan Kerajaan Balanipa yang disebut Joa Pasukan ini terdiri dari pengawal raja pasukan senapan dan pasukan sumpit Masing masing pasukan dipimpin oleh seorang Annangguru 17 Dalam pemerintahan adat Tomepayung mengembangkan anggota dari dewan adat menjadi 10 anggota dan menamainya dengan sappulo sokko ada 18 Setelah itu Tomepayung juga membuat jabatan syahbandar atau sawannar Tugasnya adalah mengatur lalu lintas pelayaran di pelabuhan Kerajaan Balanipa dan meminta cukai dari para pedagang yang melabuhkan kapalnya Cukai diberikan dalam bentuk barter Jabatan ini pertama kali diberikan kepada seorang Pappuangan sekaligus anggota sappulo sokko ada yang bernama Papuangan Koyong Sawannar juga merangkap sebagai bendahara kerajaan 19 Todijallo sunting Todijallo adalah raja ketiga dari Kerajaan Balanipa Ia adalah saudara dari Tomepayung dengan ibu yang berbeda Pada masa pemerintahannya tidak banyak terjadi perubahan politik dan ekonomi Todijallo berperan dalam memperkuat pemerintahan Kerajaan Balanipa dan memperkuat jalinan persahabatan di antara kerajaan kerajaan persekutuan yang ada di Lita Mandar dengan Pitu Ulunna Salu 20 Daetta sunting Daetta adalah raja keempat dari Kerajaan Balanipa Ia adalah saudara dari Todijallo Ia juga dikenal dengan nama Kakanna I Pattang Pada masa pemerintahannya Islam dijadikan sebagai agama resmi kerajaan Daetta kemudian membentuk pemangku adat yang disebut Kali Balanipa yang bertugas mengatur urusan syariat Islam Jabatan ini kemudian diberikan kepada Pangnga Tamerus dan para pejabatnya kemudian digelari mara diana sara Kali Balanipa kemudian dibantu oleh beberapa orang yaitu bidal atau muazin katte atau khatib dan doya atau pembawa kotak amal 21 Todigajang sunting Todigajang adalah raja kelima dari Kerajaan Balanipa Ia menggantikan Daetta yang merupakan saudaranya Masa pemerintahan Todigajang sangat singkat Kerajaan Balanipa tidak mengalami perkembangan pada masa pemerintahannya Todigajang dibunuh oleh suruhan dari perdana menteri sekaligus saudaranya sendiri yang bernama Puatta lnangngarang 22 Todiboseang sunting Todiboseang adalah raja keenam dari Kerajaan Balanipa Masa pemerintahannya diawali dengan pembuatan ikrar dan sumpah untuk memperluas wilayah Kerajaan Balanipa Todiboseang memiliki pasukan pribadi yang trediri dari penebas hutan sebanyak 80 orang pasukan sumpit sebanyak 100 orang pasukan penyerang sebanyak 80 orang Ia juga membangun istana kerajaan yang disebut istana petak tujuh Di sekeliling istana dibangun tiga buah panggung kehormatan tempat menempa besi dan tempat melukis serta mengukir kayu Selain itu Todiboseang membuat perlengkapan melaut dan bertani di setiap perkampungan di wilayah Kerajaan Balanipa Wilayah Kerajaan Balanipa juga diperluas hingga mencapai Sawitto Gamoe dan Maroneng 23 Setelah itu Todiboseang membuat perjanjian dengan konfederasi Ajatappareng di Pajalele Perjanjian ini berisi penentuan batas antara wilayah Kerajaan Balanipa dan Ajatappareng sekaligus mengakhiri perang antara konfederasi Ajatappareng dengan persekutuan Pitu Babana Binanga 24 Todiboseang bersama anggota persekutuan Pitu Babana Binanga kemudian beralih untuk menguasasi wilayah Kaili di Sulawesi Tengah 25 Hubungan Luar Negeri suntingSebelum menjadi raja pertama dari Kerajaan Balanipa I Manyambungi tinggal di Kerajaan Gowa Ia telah membantu memenangkan peperangan yang diadakan oleh Kerajaan Gowa sehingga hubungan kedua kerajaan ini sangat erat Sebagai bentuk ikatan seorang putri dari bangsawan Kerajaan Gowa dinikahkan dengan I Manyambungi Dari pernikahan ini lahirlah raja kedua Kerajaan Balanipa yaitu Tomepayung 4 Pada masa pemerintahan Tomepayung Kerajaan Balanipa juga mulai memperbaiki hubungannya dengan kerajaan kerajaan lain di sekitarnya Akhirnya diadakanlah Perjanjian Luyo yang diadakan di daerah Luyo pada abad ke 18 Perjanjian ini menghasilkan persatuan antara kerajaan kerajaan yang tergabung dalam persekutuan Pitu Babana Binanga dan Pitu Ulunna Salu 26 Kerajaan Balanipa juga membangun kerja sama dengan Kesultanan Bima Awalnya kerja sama ini hanya untuk keperluan pengajaran agama Islam tetapi berkembang menjadi kerja sama politik dan ekonomi 5 Kerajaan Balanipa juga membuat perjanjian dengan Kesultanan Bima setelah Perjanjian Bongaya ditandatangani oleh Kerajaan Gowa Perjanjian ini dilakukan di Kerajaan Balanipa pada tanggal 9 Jumadil Akhir tahun 1078 H Sultan Abdul Kahir Sirajudin menjadi perwakilan langsung dari Kerajaan Bima Perjanjian ini bertujuan untuk menjalin kerja sama dengan kerajaan kerajaan yang menentang Belanda dan tidak menyetujui isi Perjanjian Bongaya 27 Referensi sunting Iqmal 2016 hlm 141 a b Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 50 51 a b c Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 54 a b Kila 2015 hlm 4 a b Nuryani Maskun dan Syaiful 2013 hlm 36 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 47 Iqmal 2016 hlm 143 Iqmal 2016 hlm 147 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 48 49 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 50 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 51 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 53 Rahimallah Saputra dan Utami 2020 hlm 55 Kila 2015 hlm 41 42 Iqmal 2016 hlm 148 Kila 2015 hlm 44 Kila 2015 hlm 45 Kila 2015 hlm 46 Kila 2015 hlm 47 Kila 2015 hlm 52 Kila 2015 hlm 53 Kila 2015 hlm 57 Kila 2015 hlm 57 58 Kila 2015 hlm 58 59 Kila 2015 hlm 59 60 Kila 2015 hlm 48 Nuryani Maskun dan Syaiful 2013 hlm 34 Daftar Pustaka suntingBuku sunting Kila Syahrir 2015 Budaya Politik Kerajaan Balanipa Mandar PDF Makassar Pustaka Refleksi ISBN 978 979 3570 85 3 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jurnal sunting Iqmal Nur 2016 Kerajaan Balanipa pada Abad XVI XVII M Rihlah IV 1 141 154 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Nuryani I Maskun dan Syaiful M 2013 Tinjauan Historis Pengaruh Perkembangan Agama Islam terhadap Kerajaan Bima Sumbawa 1620 1640 M Pesagi 1 3 26 37 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Rahimallah M T A Saputra A N dan Utami A N F 2020 Identitas Demokrasi di Tanah Mandar Penelusuran atas Sistem Pemerintahan dan Sosial di Kerajaan Balanipa Jurnal Arajang 3 1 43 59 doi 10 31605 arajang v3i1 585 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Balanipa amp oldid 22719843