Keracunan sianida adalah keracunan yang terjadi apabila seseorang terpapar sianida. Gejala-gejala awal meliputi sakit kepala, pusing, detak jantung yang cepat, sesak napas, dan muntah. Gejala-gejala yang kemudian muncul adalah kejang, detak jantung yang lambat, tekanan darah rendah, kehilangan kesadaran dan gagal jantung. Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu beberapa menit. Apabila seseorang berhasil selamat dari keracunan sianida, mereka masih dapat mengalami masalah neurologis jangka panjang.
Keracunan sianida | |
---|---|
Ion sianida | |
Informasi umum | |
Nama lain | Toksisitas sianida, keracunan asam hidrosianik |
Spesialisasi | Toksikologi |
Penyebab | Senyawa sianida |
Faktor risiko | Kebakaran rumah, penggosokan logam, beberapa jens insektisida, memakan biji apel |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Awal: pusing, detak jantung cepat, sesak napas, muntah Akhir: kejang, detak jantung lambat, tekanan darah rendah, kehilangan kesadaran, gagal jantung |
Awal muncul | Beberapa menit |
Diagnosis | Berdasarkan gejala, laktat darah yang tinggi |
Perawatan | Dekontaminasi, perawatan suportif (100% oksigen), hidroksokobalamin |
Senyawa yang menganding sianida adalah gas hidrogen sianida serta sejumlah garam sianida. Keracunan umumnya terjadi setelah menghisap asap kebakaran rumah. Faktor-faktor risiko lain meliputi penggosokan logam, beberapa jenis insektisida, obat nitroprusida, dan biji beberapa buah seperti apel, almond dan aprikot. Sianida dalam bentuk cair dapat diserap oleh kulit. Ion sianida dapat menghambat respirasi seluler, sehingga jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen.
Diagnosis keracunan sianida sulit dilakukan. Kadar sianida dalam darah dapat diukur, tetapi membutuhkan waktu. Kadar 0,5–1 mg/L adalah kadar ringan, 1–2 mg/L adalah kadar sedang dan 2–3 mg/L adalah kadar tinggi, dan kadar yang melebihi 3 mg/L umumnya dapat menyebabkan kematian.
Apabila seseorang terpapar sianida, orang tersebut harus dijauhkan dari sumber racun tersebut dan kemudian didekontaminasi. Penanganan meliputi perawatan suportif dan pemberian 100% oksigen. Hidroksokobalamin (vitamin B12a) dapat digunakan untuk melawan reaksi peracunan. Sodium tiosulfat dapat pula diberikan kepada pasien.
Dalam sejarah, sianida telah digunakan untuk melakukan bunuh diri massal dan juga dipakai oleh rezim Nazi untuk melakukan genosida.
Lihat pula sunting
Catatan kaki sunting
- Waters, Brenda L. (2010). Handbook of Autopsy Practice (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-4). Springer Science & Business Media. hlm. 427. ISBN 9781597451277.
- ^ Dorland's Illustrated Medical Dictionary (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-32). Elsevier Health Sciences. 2011. hlm. 1481. ISBN 1455709859.
- ^ Anseeuw, K; Delvau, N; Burillo-Putze, G; De Iaco, F; Geldner, G; Holmström, P; Lambert, Y; Sabbe, M (February 2013). "Cyanide poisoning by fire smoke inhalation: a European expert consensus". European journal of emergency medicine : official journal of the European Society for Emergency Medicine. 20 (1): 2–9. doi:10.1097/mej.0b013e328357170b. PMID 22828651.
- ^ Hamel, J (February 2011). "A review of acute cyanide poisoning with a treatment update". Critical care nurse. 31 (1): 72–81; quiz 82. doi:10.4037/ccn2011799. PMID 21285466.
- ^ Thompson, JP; Marrs, TC (December 2012). "Hydroxocobalamin in cyanide poisoning". Clinical toxicology (Philadelphia, Pa.). 50 (10): 875–85. doi:10.3109/15563650.2012.742197. PMID 23163594.
- Hevesi, Dennis (26 March 1993). "Imported Bitter Apricot Pits Recalled as Cyanide Hazard". The New York Times. Diakses tanggal 2 June 2017.
- "Sodium Nitroprusside". The American Society of Health-System Pharmacists. Diakses tanggal 8 December 2016.
- . CHEMM. 14 January 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-14. Diakses tanggal 26 October 2016.