Festival Film Indonesia 2017

Festival Film Indonesia 2017 adalah Festival Film Indonesia yang ke-37. Pada tahun ini, penyelenggaraan FFI 2017 mengambil tema "Keragaman". Malam puncak penganugerahan FFI akan diselenggarakan pada 11 November 2017 di Manado, Sulawesi Utara. Pada tahun ini, terdapat satu kategori baru yang akan dianugerahkan untuk pertama kali, yaitu Penata Rias Terbaik. Acara penganugerahan FFI 2017 disiarkan secara langsung oleh GTV, iNews, dan TVRI.

Festival Film Indonesia 2017
Lokasi	Grand Kawanua International Convention Hall, Manado, Sulawesi Utara
Negara	Indonesia
Pembawa acara	Denny Chandra Kezia Warouw
Ikhtisar
Penghargaan terbanyak	Pengabdi Setan (7)
Nominasi terbanyak	Kartini (14)
Film Cerita Panjang Terbaik	Night Bus
Sutradara Terbaik	Edwin (Posesif)
Pemeran Utama Pria Terbaik	Teuku Rifnu Wikana (Night Bus)
Pemeran Utama Perempuan Terbaik	Putri Marino (Posesif)
Penghargaan seumur hidup	Budiyati Abiyoga
Siaran televisi/radio
Saluran	Global TV iNews TVRI
Waktu tayang	175 menit
← 2016 Festival Film Indonesia 2018 →

Kartini mendapatkan nominasi terbanyak tahun ini, dengan 14 nominasi, disusul Pengabdi Setan dengan 13 nominasi. Pada malam penghargaan, Pengabdi Setan berhasil meraih 7 penghargaan, terbanyak untuk tahun ini, disusul oleh Night Bus dengan 6 kemenangan, termasuk Film Terbaik.

Pemilihan tuan rumah

Kota Manado, tuan rumah FFI 2017

Dalam acara pembukaan gelaran Festival Film Indonesia 2017 pada 21 Agustus 2017, panitia penyelenggara FFI mengumumkan Kota Manado, Sulawesi Utara sebagai tuan rumah FFI 2017 yang puncak penganugerahannya dilaksanakan pada 11 November. Dipilihnya Manado sebagai lokasi penyelenggaraan kali, menurut Ketua Penyelenggara FFI 2017 Leni Lolang, merupakan bagian dari upaya FFI 2017 untuk mengakomodir permintaan daerah. Keputusan ini pun sempat menuai kekecewaan dari sejumlah insan perfilman. Leni pun mengatakan bahwa menggelar FFI di daerah tidak mudah. Dengan 22 kategori nominasi, seluruh nominator harus diboyong ke tempat penyelenggaraan.

Panitia lokal pun sudah menyiapkan segala kebutuhan pelaksanaan acara ini seperti lokasi kegiatan, panggung, akomodasi hingga arus lalu lintas saat pelaksanaan. Pemerintah Kota Manado pun menyediakan 500 selendang kain Manado sebagai suvenir bagi undangan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bahkan menyiapkan tur gratis ke sejumlah objek wisata seperti Danau Tondano dan Bukit Kasih. Kendati dianggap sulit, ini bukan kali pertama FFI diadakan di luar Jakarta. Sebelumnya, FFI 2013 digelar di Semarang, kemudian 2014 di Palembang, dan 2015 di Tangerang, Banten. Selain itu, Kota Manado juga telah menjadi tuan rumah Apresiasi Film Indonesia pada Oktober 2016 lalu.

Pemenang dan nominasi

Nominasi FFI 2017 diumumkan pada 5 Oktober 2017, bertempat di Raffles Hotel, Jakarta. Kartini dan Pengabdi Setan menjadi dua film dengan perolehan nominasi terbanyak, masing-masing mendapatkan 14 dan 13 nominasi.

Pada 11 November 2017, hanya ada tiga film yang berhasil membawa pulang lebih dari satu piala. Pengabdi Setan berjaya dengan tujuh piala, namun semuanya ada pada kategori teknis. Night Bus berhasil menyabet enam piala; termasuk untuk Film, Aktor, dan Skenario Adaptasi Terbaik. Posesif mendapatkan tiga piala, termasuk Aktris Terbaik untuk Putri Marino. Putri berhasil menjadi aktris pertama dalam 43 tahun terakhir yang memenangkan penghargaan Aktris Terbaik untuk film debutnya, setelah Christine Hakim pada tahun 1974 untuk film Cinta Pertama. Kartini hanya berhasil membawa pulang satu piala dari 14 nominasi; kekalahan 13 nominasi ini adalah jumlah kekalahan terbesar dalam sejarah Festival Film Indonesia, memecahkan rekor Ruma Maida pada tahun 2009 yang kalah di 11 dari 12 nominasinya.

Pemenang terdaftar pertama, disorot dalam huruf tebal, dan ditunjukkan dengan belati ganda (‡).

Film Terbaik Night Bus – Darius Sinathrya dan Teuku Rifnu Wikana‡ Cek Toko Sebelah – Chand Parwez Servia dan Fiaz Servia Kartini – Robert Ronny Pengabdi Setan – Gope T Samtani Posesif – Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia	Sutradara Terbaik Edwin – Posesif‡ Emil Heradi – Night Bus Ernest Prakasa – Cek Toko Sebelah Hanung Bramantyo – Kartini Joko Anwar – Pengabdi Setan Ody C. Harahap – Sweet 20
Pemeran Utama Pria Terbaik Teuku Rifnu Wikana – Night Bus sebagai Bagudung / Hartop Sinaga‡ Adipati Dolken – Posesif sebagai Yudhis Ibrahim Deddy Sutomo – Kartini sebagai RM Sosroningrat Ernest Prakasa – Cek Toko Sebelah sebagai Erwin	Pemeran Utama Wanita Terbaik Putri Marino – Posesif sebagai Lala Anindhita‡ Adinia Wirasti – Critical Eleven sebagai Anya Dian Sastrowardoyo – Kartini sebagai R.A. Kartini Sheryl Sheinafia – Galih dan Ratna sebagai Ratna Tatjana Saphira – Sweet 20 sebagai Fathmawati / Mieke
Pemeran Pendukung Pria Terbaik Yayu Unru – Posesif sebagai Ayah Lala‡ Alex Abbad – Night Bus sebagai Mahdi Dion Wiyoko – Cek Toko Sebelah sebagai Yohan Slamet Rahardjo – Sweet 20 sebagai Hamzah Tio Pakusadewo - Night Bus sebagai Hakim	Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Christine Hakim – Kartini sebagai Ngasirah‡ Adinia Wirasti – Cek Toko Sebelah sebagai Ayu Cut Mini – Posesif sebagai Diana Djenar Maesa Ayu – Kartini sebagai Moeryam Marissa Anita – Galih dan Ratna sebagai Tantri Niniek L. Karim – Sweet 20 sebagai Fathmawati Widyawati Sophiaan – Sweet 20 sebagai Rahayu
Skenario Asli Terbaik Cek Toko Sebelah – Ernest Prakasa‡ Posesif – Gina S. Noer Stip dan Pensil – Joko Anwar, Ernest Prakasa, dan Bene Dion Rajagukguk Bid'ah Cinta – Zaim Rofiqi, Nurman Hakim, dan Ben Sohib Hangout – Raditya Dika	Skenario Adaptasi Terbaik Night Bus – Rahabi Mandra dan Teuku Rifnu Wikana berdasarkan cerita pendek "Selamat" karya Teuku Rifnu Wikana‡ Kartini – Bagus Bramanti dan Hanung Bramantyo berdasarkan kisah hidup R.A. Kartini Galih dan Ratna – Fathan Todjon dan Lucky Kuswandi berdasarkan novel Gita Cinta dari SMA karya Eddy D. Iskandar Pengabdi Setan – Joko Anwar berdasarkan film Pengabdi Setan (1980) Sweet 20 – Upi Avianto berdasarkan film adaptasi Korea Selatan, Miss Granny (2014)
Film Dokumenter Panjang Terbaik Bulu Mata – Tonny Trimarsanto‡ Balada Bala Sinema – Yudha Kurniawan Banda: The Dark Forgotten Trail – Jay Subiakto Ibu (An Extraordinary Mother) – Patar Simatupang Negeri Dongeng – Anggi Frisca Tarling is Darling – Ismail Fahmi Lubis	Film Dokumenter Pendek Terbaik The Unseen Words – Wahyu Utami Wati‡ Anak Koin – Chrisila Wentiasri Dluwang: The Past from the Trash – Agni Tirta Living in Rob – Fuad Hilmi Hirnanda Sepanjang Jalan Satu Arah – Bani Nasution Solastalgia – Kurnia Yudha F Songbird: Burung Berkicau – Wisnu Surya Pratama
Film Pendek Terbaik Ruah – Makbul Mubarak‡ Amak – Ella Angel Babaran – Meilani Dina Pangestika Buang – Eugene Panji Jendela – Randi Pratama Kleang Kabur Kanginan – Riyanto Tan Ageraha Lintah Darat – Putri Zakiyatun Nimah Nyathil – Anggita Dwi Mardiana Pentas Terakhir – Triyanto 'Genthong' Hapsoro Salam dari Kepiting Selatan – Zhafran Solichin	Film Animasi Pendek Terbaik Lukisan Nafas – Fajar Ramayel‡ Darmuji 66: Bhinneka di Persimpangan – Ahmad Hafidz Azro'i Kaie and the Phantasus' Giants – Ahmad Hafidz Azro'i Make A Wish – Salsabilla Aulia Rahma Mudik – Calvin Chandra, Ardhira Anugrah Putra, Alfonsus Andre, dan Aditya Prabaswara
Penata Musik Terbaik Pengabdi Setan – Aghi Narottama, Tony Merle, dan Bemby Gusti‡ Galih dan Ratna – Ivan Gojaya Filosofi Kopi 2: Ben & Jody – Macanderson Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon – Thoersi Argeswara Mooncake Story – Tya Subiakto	Lagu Tema Terbaik "Kelam Malam" dari Pengabdi Setan – The Spouse‡ "Sekali Lagi" dari Critical Eleven – Isyana Sarasvati "Dalam Kenangan" dari Surga Yang Tak Dirindukan 2 – Melly Goeslaw "Senyuman & Harapan" dari Cek Toko Sebelah – Mada The Overtunes
Penata Suara Terbaik Pengabdi Setan – Khikmawan Santosa dan Anhar Moha‡ Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon – Dwi Budi Priyanto dan Khikmawan Santosa Kartini – Khikmawan Santosa dan Sutrisno Cek Toko Sebelah – Khikmawan Santosa, Mohamad Ikhsan Sungkar, dan Madunazka Critical Eleven – Khikmawan Santosa, Mohamad Ikhsan Sungkar, dan Suhadi Night Bus – Wahyu Tri Purnomo dan Jantra Suryaman	Pemeran Anak Terbaik Muhammad Adhyat – Pengabdi Setan sebagai Ian‡ Aisha Nurra Datau – Iqro: Petualangan Meraih Bintang sebagai Aqila Bima Azriel – Surat Kecil untuk Tuhan sebagai Anton Muhammad Iqbal – Stip dan Pensil sebagai Ucok Muhammad Razi – Surau dan Silek sebagai Adil Neysa Chandra Melisenda – Kartini sebagai Kartini kecil
Pengarah Artistik Terbaik Pengabdi Setan – Allan Sebastian‡ Kartini – Allan Sebastian Filosofi Kopi 2: Ben & Jody – Benny Lauda Sweet 20 – Vida Sylvia	Pengarah Sinematografi Terbaik Pengabdi Setan – Ical Tanjung‡ Galih dan Ratna – Amalia TS Night Bus – Anggi Frisca Posesif – Batara Goempar Kartini – Faozan Rizal
Penata Rias Terbaik Night Bus – Cherry Wirawan‡ Gerbang Neraka – Cherry Wirawan dan Dian Anggraini Posesif – Cika Rianda Pengabdi Setan – Darwyn Tse Kartini – Darto Unge	Penata Busana Terbaik Night Bus – Gemailla Gea Geriantiana‡ Filosofi Kopi 2: Ben & Jody – Anggia Kharisma Sweet 20 – Dara Asvia Pengabdi Setan – Isabelle Patrice Kartini – Retno Ratih Damayanti
Penyunting Gambar Terbaik Night Bus – Kelvin Nugroho dan Sentot Sahid‡ Sweet 20 – Aline Jusria Pengabdi Setan – Arifin Cu'unk Cek Toko Sebelah – Cesa David Luckmansyah Critical Eleven – Ryan Purwoko Kartini – Wawan I. Wibowo Posesif – W. Ichwandiardono	Penata Efek Visual Terbaik Pengabdi Setan – Heri Kuntoro dan Abby Eldipie (Finalize Studios)‡ Night Bus – Amrin Nugraha Rafathar – Epix Studio, Postima, dan MAG Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon – Dana Riza dan Faranas Irmal (Fixit Works) The Doll 2 – Dana Riza dan Faranas Irmal (Fixit Works) Gerbang Neraka – OrangeRoom CS

Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup

• Budiyati Abiyoga

Film multi-nominasi dan multi-penghargaan

Nominasi Film Menang 14 Kartini 1 13 Pengabdi Setan 7 11 Night Bus 6 10 Posesif 3 9 Cek Toko Sebelah 1 Sweet 20 5 Galih dan Ratna 4 Critical Eleven 3 Filosofi Kopi 2: Ben & Jody Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon 2 Gerbang Neraka Stip dan Pensil

Kontroversi

Film besutan sutradara Edwin, Posesif berhasil menggondol 10 nominasi, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik beserta keempat penghargaan akting, namun pengumuman nominasi ini diwarnai kontroversi. Pasalnya, Posesif dianggap tidak sah oleh beberapa kalangan mengikuti ajang FFI tahun itu karena belum dirilis di bioskop sampai hari pengumuman nominasi tanggal 5 Oktober 2017. Sutradara Riri Riza selaku Ketua Bidang Penjurian menjelaskan bahwa meski Posesif belum dirilis secara komersial, sebenarnya pada bulan September Posesif sudah ditayangkan dalam beberapa bioskop kecil di Jakarta dan Bandung, dan bersama perubahan aturan lain, membuat film itu lolos seleksi FFI 2017. Sebelumnya film Siti yang memenangkan Film Terbaik di FFI 2015 juga belum dirilis secara komersial sebelum pembacaan nominasi tapi sudah dirilis di beberapa bioskop terpilih, meloloskan Siti untuk FFI tahun itu.

In Memoriam

Berikut adalah tokoh-tokoh yang masuk dalam segmen In Memoriam. Segmen ini mengenang para tokoh industri perfilman Indonesia yang meninggal dunia pada tahun 2016–2017.

Mereka yang berpulang rentang Desember 2016–Oktober 2017:

• Bambang Gentolet – pelawak, aktor
• Cahyono – pelawak, aktor
• Eko DJ – pelawak, aktor
• Julia Perez – aktris, penyanyi
• Leo Kristi – penyanyi, musikus, komponis film, aktor
• Maman Firmansjah – penulis naskah film, sutradara
• Oon Project Pop – penyanyi, aktor
• Tatiek Tito – aktris
• Yana Zein – aktris

Referensi

1. Mazda Radita (22 September 2017). . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-25. Diakses tanggal 24 Oktober 2017. 
2. Soebijoto, Hertanto (22 Agustus 2017). "Festival Film Indonesia 2017 Digelar di Manado, Ini Alasannya". Tribunnews.com. Warta Kota. dari versi asli tanggal 2017-10-25. Diakses tanggal 24 Oktober 2017. 
3. Julita Pratiwi (1 Oktober 2017). "Penata Rias: Nominasi Baru FFI". Diakses tanggal 24 Oktober 2017. ^{[pranala nonaktif permanen]}
4. Samosir, Hanna Azarya (22 Agustus 2017). "Dengan Sistem Baru, FFI 2017 Akan Digelar di Manado". CNN Indonesia. dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 23 Agustus 2017. 
5. Noor, Ryo (9 November 2017). Siti Nurjanah, ed. "Ternyata ini Alasan Mengapa Malam Anugerah FFI 2017 Digelar di Kota Manado". Tribunnews.com. dari versi asli tanggal 2019-03-29. Diakses tanggal 10 November 2017. 
6. Ponge, Aldi (10 November 2017). "Artis Kecewa FFI 2017 di Manado Hingga Piano Seharga Rp 2 Miliar". Tribunnews.com. dari versi asli tanggal 2019-03-29. Diakses tanggal 10 November 2017. 
7. "Manado Tuan Rumah Malam Puncak FFI 2017, OLLY DONDOKAMBEY: Sulut Dukung Penuh Industri Film Nasional". Berita Manado. 6 Oktober 2017. dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 7 Oktober 2017. 
8. Polakitan, Karel A (4 November 2017). Supratiwi, Fitri, ed. "Panitia matangkan penyelenggaraan FFI 2017 di Manado". ANTARA News. dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 5 November 2017. 
9. Juniman, Puput Tripeni (6 Oktober 2017). "Daftar Lengkap Nominasi Piala Citra FFI 2017". CNN Indonesia. CNN Indonesia. dari versi asli tanggal 2023-06-14. Diakses tanggal 24 Oktober 2017.  Lebih dari satu parameter |author= dan |last= yang digunakan (bantuan)
10. Juniman, Puput Tripeni (5 Oktober 2017). "'Pengabdi Setan' Bersaing dengan 'Kartini' Rebut Piala Citra". CNN Indonesia. CNN Indonesia. dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 24 Oktober 2017.  Lebih dari satu parameter |author= dan |last= yang digunakan (bantuan)
11. Afrisia, Rizky Sekar (12 November 2017). "Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2017". CNN Indonesia. CNN Indonesia. dari versi asli tanggal 2023-04-04. Diakses tanggal 12 November 2017.  Lebih dari satu parameter |author= dan |last= yang digunakan (bantuan)
12. Soejoethi, Istihanah. Noviandi, Ferry; Sary, Hotnida Novita, ed. "Juri FFI 2017 Bicara soal Kontroversi Film Posesif". Liputan6.com. dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 24 Oktober 2017.