Durga Umayi adalah novel karya Y.B. Mangunwijaya. Novel Durga Umayi merupakan novel terakhir karya Mangunwijaya. Novel ini terbit pada tahun 1991 dalam bahasa Indonesia. Durga Umayi dalam bahasa Inggris terbit pada tahun 2004. Novel ini berlatar belakang sejarah, maka masuk dalam kategori novel sejarah. Sejarah yang menjadi latar belakang novel ini adalah sejarah Indonesia pada masa penjajahan Jepang, dinamika awal kemerdekaan Indonesia, tragedi 1965 dan keadaan Indonesia pada masa Orde Baru. Judul novel ini mengambil salah satu tokoh dalam cerita wayang, yaitu Durga Umayi atau Dewi Uma yang adalah istri dari Batara Guru.
Pengarang | Y.B. Mangunwijaya |
---|---|
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Genre | Fiksi |
Penerbit | Pustaka Utama Grafiti |
Tanggal terbit | 1 Januari 1991 |
Halaman | 188 |
ISBN | ISBN 9789794441169 |
Tokoh dan penokohan sunting
Tokoh utama Durga Umayi adalah Punyo Iin Sulinda Pertiwi Nusa Musbida. Tokoh ini mempunyai panggilan mesra Iin, Linda, Tiwi, Nus, Nussy, atau Bi. Iin mempunyai saudara bernama Brojol. Walaupun saudara kembar Iin dan Brojol mempunyai karakter yang sangat berbeda. Iin mempunyai jiwa pemberontak yang membuat dia mengumpulkan harta dan ketenaran, bahkan melalui cara yang curang dan licik. Sementara Brojol cukup puas dengan menjadi petani desa. Iin dan Brojol adalah anak hasil perkawinan seorang kopral Heiho, tentara pribumi selama pendudukan Jepang, dengan sorang perempuan yang membuat makanan ringan dari ketela. Di balik pemunculan dua tokoh kembar yang bertolak belakang ini, Mangunwijaya hendak membuat analogi dengan negara dan rakyat.
Permainan bahasa sunting
Ciri khas dari penulisan Mangunwijaya dalam Durga Umayi adalah permainan bahasa. Pemainan bahasa dapat memberikan efek lucu atau juga sindiran. Contoh yang paling kuat adalah nama tokoh utama dalam novel ini, Iin Sulinda Pertiwi Nusa Musbida. Iin Sulinda dapat dibaca menjadi Insulinde. Insulinde merupakan kata dalam bahasa Belanda yang menjadi istilah untuk menyebut kepulauan Indonesia. Kemudian pertiwi adalah sebutan untuk ibu bumi dalam bahasa Indonesia. Nusa adalah istilah bahasa Indonesia untuk menyebut pulau. Kata ini menjadi bagian dari kata nusantara yang berarti kepulauan. Kata nusantara sendiri tidak lain adalah istilah yang dipakai untuk menyebut Indonesia. Terakhir, kata Musbida adalah pembelokan dari singkatan Muspida. Muspida adalah singkatan dari Musyawarah Pimpinan Daerah. Muspida adalah lembaga pada masa Orde baru yang terdiri dari para pemimpin daerah yang bertugas mengawasi implementasi kebijakan pemerintah Orde Baru. Maka dari permainan bahasa dalam nama tokoh utama Durga Umayi, dapat dilihat ada maksud di balik permainan bahasa yang dilakukan Mangunwijaya dalam novel ini.
Rujukan sunting
- ^ Y.B. Mangunwijaya (1991). Durga Umayi. Jakarta: Grafiti. ISBN 979-444-116-3.
- "Durga Umayi". University of Washington Press. Diakses tanggal 13 Mei 2013.
- ^ Yoseph Yapi Taum. "Wacana Multikulturalisme dalam Novel Durga Umayi". Academia.edu. Diakses tanggal 13 Mei 2013.
- Hardjowirogo (1982). Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 41.
- ^ Pamela Allen (2004). Membaca, dan Membaca Lagi. Magelang: Indonesiatera. ISBN 979-9375-60-6.