www.wikidata.id-id.nina.az
Balai adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat Indonesia Pusat pemerintahannya berada di Batang Tarang Kecamatan Balai berbatasan dengan Kecamatan Tayan Hilir Meliau dan Tayan Hulu di Kabupaten Sanggau Selain itu Kecamatan Balai juga berbatasan dengan Kecamatan Jelimpo di Kabupaten Landak dan Kecamatan Sungai Ambawang di Kabupaten Kubu Raya BalaiKecamatanNegara IndonesiaProvinsiKalimantan BaratKabupatenSanggauPemerintahan CamatPoheng Gew S Pd M A Populasi Total32 129 2 019 jiwaKode Kemendagri61 03 12Kode BPS6105160Luas395 60 km Desa kelurahan12 51 Daftar isi 1 Daftar Nama Desa dan Dusun 2 Pemerintahan 3 Hasil Hutan 4 Suku Bangsa 4 1 Dayak Mali 4 2 Tari Perang suku Dayak Mali 5 Jumlah Penduduk dan Agama 6 Budaya 6 1 Ngayau 6 2 Ganjor o 6 3 Noton gh 6 4 Belien gh Balian 6 5 Berancak 6 6 Tuak 7 Hukum Dan Hukum Adat 8 Wisata Alam 9 Referensi 9 1 Templat Bangunan BersejarahDaftar Nama Desa dan Dusun suntingNomor Nama Desa Nama Dusun1 Hilir Sembatu Hulu Melaban dan Hilir2 Cowet Manang Cowet Segae dan Mungguk Mayang3 Kebadu Kebadu Peluntan Sei Kelik Calong Keranjik dan Nangge4 Padi Kaye Padi Kaye Genting Mak Dadong dan Temiang Keranjik5 Empirang Ujung Empirang Ujung dan Keladan6 Temiang Mali Temiang Mali Tanjung dan Mangkit7 Mak Kawing Mak Kawing Tamang Tamang Sebual Segalang Mungguk Lumut dan Pulak8 Semoncol Semoncol Perupuk Serinjuk dan Telabang Mangkit9 Senyabang Benua Keneles Hulu Paber Senyabang Bael Keresep dan Tenggalong10 Bulu Bala Embingir Mungguk Tampui Sanyang Pasang Surut Biyu Mugak Ceriak dan Tadan11 Temiang Taba Temiang Taba Urit Manuk Syam dan Terajah12 Tae Tae Padang Mak Ijing dan SemangkarPemerintahan suntingCamat Balai sejak 1950 Sekarang No Nama Camat Masa Jabatan1 j Moh Sipit 1950 19572 AB Mansyur 1957 19613 AB Moh Ali 1961 19644 Yohanes Lamid Niga 1964 19665 IG Andeh 1966 19706 K Tambunan BA 1970 19787 Pandi Sadli BA 1978 19838 Machdi M BA 1983 19859 Abdurazak BA 1985 198810 Drs Benediktus Ayub 1988 199211 Drs Abul Karim 1993 199812 Drs A Adrianto G 1998 200013 Sumadi Haryoko S Sos 2000 200414 Agatho Adan S Sos 2004 200815 Drs Paulus Usrin 2008 200916 Suwes S Sos MM 2009 201017 Drs Fransiscus Marinus MM 2010 201518 Drs Lovianus Anus 2015 202019 Poheng Gew S Pd M A 2020 202320 Ayus S Pd 2023 SekarangHasil Hutan suntingKaret sawit durian dan lain lain Suku Bangsa suntingDayak Mali Suku Dayak Mali adalah sebutan untuk salah satu suku dayak yang bermukim di kecamatan Balai Batang Tarang dan sebagian kecil di kecamatan Tayan Hilir kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat Masyarakat suku Dayak Mali tersebar di 14 kampung di wilayah kecamatan Balai Batang Tarang dan juga di 7 kampung yang berada di wilayah kecamatan Tayan Hilir Populasi suku Dayak Mali diperkirakan sebesar 6 963 orang Perkampungan di wilayah kecamatan Balai Batang Tarang terdiri dari kampung Temiang Mali Mak Kawing Tamang Segalang Pelipit Semunsur Sei Borok Mungguk Mayang Titi Benia Sebual Kelinsei Mungguk Lumut Sepantun dan Tibung Sementara itu di kecamatan Tayan Hilir terdiri dari kampung Stengko Kelempu Sei Jaman Meranti dan Jelimo Dayak Mali sunting Di luar kabupaten Sanggau orang Dayak Mali juga terdapat di Binua Angan kabupaten Landak di Ambawang kabupaten Pontianak dan juga di hilir sungai Kualatn kecamatan Balai Berkuak kabupaten Ketapang yang hidup pada wilayah hunian Setontong Membawang dan Setontong Kelabit Asal usul suku Dayak Mali merupakan migrasi dan kehadiran suku Dayak Mali ada di Batang Tarang kabupaten Sanggau Penyebaran suku ini diperkirakan terjadi pada tahun 1920 Dari Batang Tarang mereka menggunakan perahu melalui sungai sungai melakukan perjalanan hingga menyebar ke tempat tempat hunian mereka sekarang ini Awalnya migrasi suku Dayak Mali ini untuk mencari tempat dan lahan baru guna membuka lahan pemukiman untuk berladang Diperkirakan ini terjadi atas dorongan sebuah misionaris di kabupaten Sanggau Pada awal kehadiran mereka di tempat mereka sekarang ini disambut secara adat oleh masyarakat suku Dayak Kualatn yang terlebih dahulu bermukim di wilayah ini Suku Dayak Kualatn menyepakati bahwa mereka diperbolehkan mendapat tanah dan membuka lahan untuk perladangan Tetapi suku Dayak Mali harus mengikuti adat istiadat hukum adat suku Dayak Kualatn Walau begitu suku Dayak Mali tetap dapat memelihara budaya asli mereka hanya saja hukum adat yang berlaku di tengah masyarakat mereka harus mengikuti hukum adat Dayak Kualatn Bahasa Mali berbeda dengan bahasa Dayak Kualatn yang mayoritas di wilayah ini sehingga kebanyakan masyarakat suku Dayak Mali fasih menuturkan bahasa Dayak Kualatn Oleh karena itu dalam berkomunikasi dengan suku Dayak Kualatn kebanyakan masyarakat suku Dayak Mali akan menggunakan bahasa Dayak Kualatn Bahasa Dayak Mali merupakan bahasa yang khas di antara beberapa hunian kelompok suku dayak di sungai Kualatn Kualatn Hilir Tari Perang suku Dayak Mali sunting Secara kelompok suku suku Dayak Mali dikelompokkan ke dalam rumpun Dayak Klemantan atau Dayak Darat Suku Dayak Mali terbagi dalam beberapa sub suku Dayak Mali bahasa utama Induk meliputi kecamatan Balai Sanggau sampai perbatasan Kecamatan Tayan Hilir Sanggau sebagian daerah Simpang Hulu Ketapang Dialek Bahasa Mali Beruak Keneles Tae Dayak Mali Peruan meliputi daerah Sosok kecamatan Tayan Hulu Sanggau Sebagian ada di kabupaten Landak Dialek Bahasa Peruan Dayak Mali Taba sebagian sepanjang daerah di kecamatan Balai Sanggau sampai ke Tayan Hulu Dialek Bahasa Taba Keneles Dayak Mali Keneles sebagian kecamatan Balai Sanggau sebagian kecamatan Tayan Hilir Sanggau sebagian kecamatan Meliau Sanggau sebagian kecamatan Toba Sanggau Teraju Dialek Bahasa KenelesSuku Dayak Mali sebagian besar menganut Kristen Katolik dan sebagian lain Kristen Protestan Dari penuturan beberapa orang Dayak Mali bahwa segelintir orang Dayak Mali masih mempraktikkan agama asli suku dayak yang animisme dan dinamisme Namun secara umum mengaku dirinya beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan Beberapa orang Dayak Mali juga ada yang memeluk Islam tetapi dikarenakan terjadi pernikahan dengan suku Melayu Sehingga orang Dayak Mali yang telah memeluk Islam biasanya tidak mau mengaku sebagai orang dayak lagi tetapi telah menjadi melayu Beberapa tradisi dalam suku Dayak Mali adalah Ngayau tradisi memenggal kepala musuh tradisi ini sudah ditinggalkan oleh masyarakat suku Dayak Mali karena tidak sesuai dengan ajaran agama manapun dan terlalu sadis Ganjor ro Gawai adalah pesta adat selepas panen atau pesta bersyukur setelah panen padi Noton gh adalah upacara untuk memberi makan kepada kepala nenek moyang upacara ini masih terpelihara dengan baik dikampung kampung tertentu yang memiliki menyimpan kepala manusia zaman dulu Belien gh Balian adalah orang yang bekerja pada upacara adat dayak yang bertugas untuk berurusan dengan Dunia Atas dan Dunia Bawah dari para roh manusia yang telah meninggal Balian juga dapat bertugas memanggil Jubata sebagai Juru Damai dalam suatu peristiwa yang menjadi topik pada suatu upacara adat tugas ini seperti yang dilakukan oleh tukang tawar dalam upacara adat tersebut Ngangkong Bepamang Bebayer Mulang Niat Berancak adalah upacara untuk membersihkan kampung dari segala macam perbuatan jahat berancak biasanya dilaksanakan selama 7 hari Masyarakat suku Dayak Mali hidup dalam bidang pertanian Mereka telah menjalankan tradisi berladang yang merupakan suatu tradisi yang sudah lama ada sejak masa nenek moyang mereka Pada zaman dahulu nenek moyang suku Dayak Mali adalah nomaden yang melaksanakan perladangan berpindah Waktu membuka ladang baru harus mengadakan perjanjian dengan alam semesta terutama kepada Sisil penunggu tanah dan ladang Dahulu mereka percaya bahwa manusia harus memberi makan dan membuat perjanjian agar Sisil tersebut mau pindah ke tempat yang lain Jumlah Penduduk dan Agama suntingBerdasarkan data Profil Perkembangan Penduduk Kabupaten Sanggau Tahun 2020 yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Maret 2021 jumlah penduduk Kecamatan Balai Kabupaten Sanggau 29 454 jiwa Adapun data keberagaman pemeluk agama di kecamatan ini dari 29 454 jijwa penduduk yakni pemeluk Agama Kristen Protestan sebanyak 7 036 jiwa atau 23 89 Kristen Katolik 18 806 jiwa 63 85 kemudian Islam 3 254 jiwa 11 05 kemudian kepercayaan sebanyak 85 jiwa 0 29 Budha 254 jiwa 0 86 Konghucu 8 jiwa 0 03 dan Hindu 11 0 04 1 Budaya suntingNgayau sunting Ngayau 2 memotong kepala manusia merupakan budaya kanibal nenek moyang yang pernah ada dalam suku Dayak Sekalipun budaya itu telah punah dan seharusnya sudah tidak ada lagi pada masa sekarang namun hal itu masih dapat kita saksikan pada era Orde Baru misalnya peristiwa Sanggau ledo Kalbar tahun 1997 dan peristiwa Sampit Kalteng tahun 2001 Ngayau merupakan budaya untuk mencari kepala manusia Ketika kepala itu didapati maka keberanian keperkasaan kekuatan dan kehormatan akan diperoleh dengan seketika itu juga Setiap orang Dayak yang mampu memperoleh kepala panglima suku atau orang yang terkuat dalam suku maka kekuatannya akan dapat diperoleh Orang Dayak tersebut akan dikagumi sebagai panglima Kepala panglima suku yang dipotong tadi akan dimakan dan tengkoraknya akan diawetkan Kapala tersebut sampai sekarang masih digunakan untuk tarian Noto gh Yaitu menghormati menghadirkan kepala manusia itu di depan umum pada saat selesai panen Masih ada daerah daerah tertentu yang sampai sekarang masih melaksanakan budaya Noto gh tersebut Ganjor o sunting Ganjor ro adalah pesta adat selepas panen atau pesta bersyukur setelah panen padi suku dayak mali dari kampung ke kampung akan menyelengarakan pesta ini untuk ucapan syukur pada apet kuya ngh serta agar panenan pada tahun yang akan datang semakin berlimpah upacara syukur ini dilaksanakan setahun sekali dan pesta syukurnya 3 atau 7 hari lamanya ganjor ro mengisyaratkan bahwa setiap orang harus berpesta sampai puas suku dayak mali berpesta dengan makan makan dan minum tuak sejenis minuman tradisional sampai mabuk atau sering ada acara lomba besompok bertanding minum minuman tuak siapa yang tahan maka dialah pemenangnya Noton gh sunting Upacara notonkg atau Noton gh adalah upacara untuk memberi makan kepada kepala nenek moyang upacara ini masih terpelihara dengan baik dikampung kampung tertentu yang memiliki menyimpan kepala manusia zaman dulu Upacara ini hanya berlangsung setahun sekali atau bila ada kejadian yang kurang baik dikampung Belien gh Balian sunting Balian adalah orang yang bekerja pada upacara adat Dayak yang bertugas untuk berurusan dengan Dunia Atas dan Dunia Bawah dari para roh manusia yang telah meninggal Balian juga dapat bertugas memanggil jubata sebagai juru damai dalam suatu peristiwa yang menjadi topik pada suatu upacara adat tugas ini seperti yang dilakukan oleh tukang tawar dalam upacara adat tersebut Berancak sunting berancak adalah upacara untuk membersihkan kampung dari segala macam perbuatan jahat berancak biasanya dilaksanakan selama 7 hari adapun pantang yang harus dijalankan oleh orang dayak mali pada saat itu adalah dilarang makan udang terasi ikan seluang sejenis ikan air tawar dikalimantan pakis dan rebung pucuk mambu dilarang bernyanyi bunyikan musik atau kendaraan dilarang berpergian malam hari dilarang menumbuk padi pada petang hari setiap orang yang melangar peraturan tersebut harus membayar denda dan pantang saat itu dianggap batal dan harus diulangi lagi semua biayanya dibayar oleh orang yang melangar pantang tersebut Tuak sunting Tuak merupakan minuman khas Dayak Setiap ada acara adat pasti pula ada arak atau tuak Budaya membuat tuak merupakan budaya yang turun temurun Orang Dayak sangat pandai membuat tuak dari ketan Hasil dari fermentasi tersebut akan berubah menjadi minuman yang berasal dari tetesan minuman yang cukup membuat mabuk tersebut Dalam tradisi Dayak yang disebut besompok bertarung untuk minum arak merupakan tradisi yang masih terpelihara sampai saat ini Bukan sebagai kebangaan tetapi untuk mempererat persaudaraan dan keakraban karena tradisi dari zaman nenek moyang Rasa minuman ini agak terasa manis tetapi bilater lalu banyak minum tuak ini maka sangat sulit untuk cepat pulih Hukum Dan Hukum Adat suntingHukum pemerintah dan hukum adat Dayak Wisata Alam suntingBukit Tiong Kandang nbsp Bukit Tiong Kandang merupakan salah satu objek wisata alam yang terdapat di Kecamatan Balai Objek wisata alam ini terletak di Dusun Mangkit dan Dusun Mak Ijing dengan jarak kira kira 83 kilometer dari kota Sanggau Menurut legenda bukit Tiong Kandang berasal dari seekor burung tiong yang berada dalam kandang sangkar dan tersangkut di atas tunggul kayu Burung tiong ini mengumpulkan sampah sampah dari berbagai jenis sampah yang berada disekitarnya Lama kelamaan tumpukan sampah tersebut menjadi tinggi dan membesar hingga membentuk sebuah bukit Akhirnya bukit tersebut di beri nama bukit Tiong Kandang Referensi sunting Data Berdasarkan Agama Kabupaten Sanggau www dikominfo sanggai go id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 10 18 Diakses tanggal 14 Oktober 2020 http id wikipedia org wiki Ngayau 12 12 2010 Templat Bangunan Bersejarah sunting Tahun 2021 Kecamatan Balai dipercaya oleh Pemerintah Kabupaten Sanggau menjadi tuan rumah penyelenggara MTQ tingkat Kabupaten Sanggau maka oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau melalui Dinas Perumahan Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan dibangun Tribun yang digunakan untuk pembukaan dan penutupan kegiatan MTQ tersebut Tribun tersebut selanjutnya diberi nama Gelora Tiong Kandang disingkat GTK selanjutnya GTK yang dilengkapi dengan lapangan terbuka ini akan digunakan sebagai Fasilitas Umum Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Balai Sanggau amp oldid 23348821