Bahasa Bakongan

Artikel ini bukan mengenai Bahasa Bagongan.

Bahasa Bakongan atau basë Bakongan, dikenal juga sebagai bahasa Aceh dialek Selatan adalah sebuah dialek bahasa Aceh yang dituturkan di Kabupaten Aceh Selatan tepatnya di daerah Bakongan Raya (Kecamatan Bakongan dan Bakongan Timur), Meukek, Pasie Raja, Kluet Utara, Kota Bahagia, Trumon, Trumon Tengah, dan Trumon Timur. Bahasa ini merupakan dialek bahasa Aceh yang mengalami percampuran bahasa dengan bahasa Kluet dan Aneuk Jamee.

Bahasa Bakongan
Basë Bakongan
Dituturkan di	Indonesia
Wilayah	Kabupaten Aceh Selatan
Etnis	Aceh
Penutur	tidak diketahui
Rumpun bahasa Austronesia Melayu-Polinesia Indonesia Barat Borneo Utara Raya Chamik Aceh Bakongan
Sistem penulisan	Latin Jawi
Kode bahasa
ISO 639-3	–
Portal Bahasa L • B • PW Bantuan penggunaan templat ini

Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek.
Apa tujuan penilaian artikel? Siapa yang dapat menilai artikel?
01.06, Kamis, 28 September, 2023 (UTC) • hapus singgahan

Kekhasan

Bahasa Bakongan memilik ciri unik, yang paling menonjol adalah logat dari bahasa Bakongan yang hampir sama persis dengan logat bahasa Aneuk Jamee. Logat ini sangat berayun dibandingkan dialek bahasa Aceh lainnya. Bahasa Bakongan juga memakai kata "doh" untuk penekanan makna, pemakaian kata bantu "doh" contohnya sebagai berikut:

1. "pat doh kapeuduëk?"
2. "pakon doh?"
3. "sijuk that doh uroë nyoë"

Selain memakai kata "doh", Bahasa Bakongan di daerah Kota Fajar, Bakongan, Bakongan Timur, dan Trumon juga memakai kata "bah" untuk mengekpresikan keterkejutan, namun nadanya tak terdengar keras seperti pada penyebutan dalam bahasa Batak. Bahasa Bakongan mengucapkan nadanya lembut dan beralun, misalnya:

1. "bah, peu kapeugah nyan?"
2. "bah, hana kuteupu lon"

Selain menggunakan "bah", dialek selatan juga menggunakan "alah mak ôi" untuk mengekpresikan keterkejutan, misalnya:

1. "alah mak ôi, ka trôh kajak keuno"
2. "alah mak ôi, hana ék kuleungo, bèk kapeugah lé"

Dialek Selatan juga menggunakan kata "bak" untuk menggantikan kata "beu" dalam beberapa kalimat, misalnya:

1. "bak gèt-gèt bak rot"
2. "bak meutuah ka troh keuno"

Namun, kata "beu" juga tetap digunakan, misalnya:

1. "beu meutuah aneuk mak"

Selain itu, Bakongan juga menyerap kosakata bahasa Aneuk Jamee dan digunakan dalam kalimat percakapan, misalnya:

1. "sundèk" artinya "cemberut"; contohnya, "sundèk that muka go?"
2. mantik" artinya "genit"; contohnya, "mantik that sigam nyan"
3. "dèk" artinya "karena"; contohnya, "dèk tanyo mandum meusyèdara"

Lihat juga

• Bahasa Aceh
• Bahasa Kluet
• Bahasa Aneuk Jamee

Referensi

1. "Bahasa Bakongan". p2k.stekom.ac.id. 2022. Diakses tanggal 1 April 2022. 
2. Raja Yusuf Alfian (27 November 2020). "Suku dan Bahasa yang Ada di Aceh Selatan". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022. 
3. Munawar Fitrah (2013). "Bahasa Aceh Dialek Selatan". bahasaaceh.com. Diakses tanggal 31 Maret 2022. 
4. Nuzwaty (2014). "Keterkaitan Metafora dengan Lingkungan Alam pada Komunitas Bahasa Aceh di Desa Trumon Aceh Selatan: Kajian Ekolinguistik". repositori.usu.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Maret 2022.