www.wikidata.id-id.nina.az
Tawan karang taban karang adalah hak istimewa yang dimiliki raja raja Bali pada masa lalu dimana raja akan menyita kapal kapal yang terdampar di wilayah mereka lengkap beserta seluruh muatannya Daftar isi 1 Masa Bali Kuno 2 Penghapusan Tawan Karang I 3 Insiden dan Serbuan Belanda 4 Penghapusan Tawan Karang II 5 Insiden dan Serbuan Lanjutan 6 RujukanMasa Bali Kuno suntingIstilah Tawan Karang sudah dikenal sejak masa Bali Kuno dengan ditemukannya dua prasasti berikut Prasasti Bebetin AI 818 Saka atau 896 M 1 anada tua banyaga turun ditu paniken di hyangapi parunggahna ana mati ya tua banyaga parduan drbyana ana cakcak lancangna kajadyan papagerangen kuta Terjemahan jika ada pedagang berlabuh di sana dihaturkan di Hyang Api persembahannya Jika pedagang itu meninggal miliknya dan lain lain harus dibagi dua Jika perahunya rusak pecah agar dijadikan pagar benteng Prasasti Sembiran 923 M terbuat dari tembaga 1 me yanad taban karang ditu perahu lancing jukung talaka anak banwa katatahwan di ya kajadyan wrddhi kinwa na ma katahu aku pynnekangna baktina di bhatara punta hyang Terjemahan dan bila ada peristiwa peristiwa tawan karang taban karang di perahu lancang jukung talaka serta diketahui oleh penduduk desa supaya dijadikan wrddhi semacam persembahan setelah diberitahukan kepadaku supaya dihaturkan kepada Bhatara Punta Hyang Penghapusan Tawan Karang I suntingWalaupun Tawan Karang dianggap sebagai hal yang wajar oleh raja raja Bali Belanda menganggap hal ini mengancam kepentingannya Oleh karena itu dibuatlah penjanjian penghapusan Tawan Karang dengan beberapa kerajaan di Bali pada waktu itu 2 Kerajaan Badung 28 November 1842 Kerajaan Karangasem 1 Mei 1843 Kerajaan Klungkung 24 Mei 1843 Kerajaan Tabanan 22 Juni 1843 Ada sumber yang menyebutkan bahwa pada tahun 1843 Kerajaan Buleleng juga ikut menandatangani perjanjian penghapusan Tawan Karang 3 Insiden dan Serbuan Belanda suntingWalaupun penjanjian sudah dibuat dan ditandatangani pada kenyataannya perjanjian ini tidak dilaksanakan dengan sungguh sungguh oleh raja raja di Bali Pada tahun 1844 terjadi lagi perampasan terhadap kapal kapal Belanda yang karam di Pantai Perancak dan Sangsit 3 Pada tahun 1845 Raja Buleleng menolak pengesahan perjanjian penghapusan Tawan Karang 3 Hal ini membuat Belanda menggunakan isu Tawan Karang untuk menyerang Bali pada Perang Bali I 1846 Perang Bali II 1848 dan Perang Bali III 1849 Penghapusan Tawan Karang II suntingSetelah penyerbuan Belanda penandatanganan perjanjian penghapusan Tawan Karang dilanjutkan dengan kerajaan kerajaan sebagai berikut 2 Kerajaan Bangli 25 Juni 1849 Kerajaan Jembrana 30 Juni 1849 Kerajaan Gianyar 13 Juli 1849Dalam bulan yang sama 13 15 Juli 1849 ditandatanganilah perjanjian perdamaian di Kuta untuk menghentikan pertempuran antara raja raja Bali dengan Belanda Pada perdamaian ini raja raja Bali menegaskan lagi untuk menghentikan dan menghapuskan adat Tawan Karang Insiden dan Serbuan Lanjutan suntingPada tanggal 27 Mei 1904 sebuah kapal bernama Sri Kumala kandas di Pantai Sanur bagian Selatan Kerajaan Badung Beberapa minggu setelah itu pemilik kapal menuduh bahwa barang berharga yang ada di dalam kapar tersebut dirampas oleh penduduk sekitar Sanur Insiden ini dipakai sebagai alasan Belanda untuk menyerbu Kerajaan Badung Terjadilah peristiwa Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 Rujukan sunting a b Tawan Karang suatu aturan transportasi laut di Bali pada masa lalu Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 01 28 Diakses tanggal 2013 11 04 a b Petrus Haryo Sabtono Praktik Adat Tawan Karang Sebagai Dalih Ekspedisi Militer Belanda Melakukan Ekspansi ke Kerajaan Badung 1904 1906 a b c Sejarah nasional Indonesia Nusantara pada abad ke 18 dan ke 19 pranala nonaktif permanen Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tawan Karang amp oldid 22128683