www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu waktu Cari sumber Didong berita surat kabar buku cendekiawan JSTORAda usul agar Seni Didong digabungkan ke artikel ini Diskusikan Didong adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan unsur tari vokal dan sastra Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII Salah seorang seniman yang peduli pada kesenian ini adalah Abdul Kadir To et Kesenian didong lebih digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah Arita Didong Group Daftar isi 1 Makna 2 Fungsi 3 Perkembangan 4 Syair didong 4 1 Ama Ayah 5 Ceh 6 Pemain dan peralatan 7 Pementasan 8 Bacaan lanjutan 9 Pranala luarMakna SuntingAda yang berpendapat bahwa kata didong mendekati pengertian kata denang atau donang yang artinya nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati atau bersama sama dengan bunyi bunyian Dan ada pula yang berpendapat bahwa Didong berasal dari kata din dan dong Din berarti Agama dan dong berarti Dakwah Fungsi SuntingPada awalnya didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair Para ceh didong seniman didong tidak semata mata menyampaikan tutur kepada penonton yang dibalut dengan nilai nilai estetika melainkan di dalamnya bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan para Nabi dan tokoh yang sesuai dengan Islam Dalam didong ada nilai nilai religius nilai nilai keindahan nilai nilai kebersamaan dan lain sebagainya Jadi dalam ber didong para ceh tidak hanya dituntut untuk mampu mengenal cerita cerita religius tetapi juga bersyair memiliki suara yang merdu serta berperilaku baik Pendek kata seorang ceh adalah seorang seniman sejati yang memiliki kelebihan di segala aspek yang berkaitan dengan fungsinya untuk menyebarkan ajaran Islam Didong waktu itu selalu dipentaskan pada hari hari besar Agama Islam Perkembangan Sunting nbsp Penari Didong pada masa Hindia Belanda Dalam perkembangannya didong tidak hanya ditampilkan pada hari hari besar agama Islam melainkan juga dalam upacara upacara adat seperti perkawinan khitanan mendirikan rumah panen raya penyambutan tamu dan sebagainya Para pe didong dalam mementaskannya biasanya memilih tema yang sesuai dengan upacara yang diselenggarakan Pada upacara perkawinan misalnya akan disampaikan teka teki yang berkisar pada aturan adat perkawinan Dengan demikian seorang pe didong harus menguasai secara mendalam tentang seluk beluk adat perkawinan Dengan cara demikian pengetahuan masyarakat tentang adat dapat terus terpelihara Nilai nilai yang hampir punah akan dicari kembali oleh para ceh untuk keperluan kesenian didong Penampilan didong mengalami perubahan setelah Jepang masuk ke Indonesia Sikap pemerintah Jepang yang keras telah memporak porandakan bentuk kesenian ini Pada masa itu didong digunakan sebagai sarana hiburan bagi tentara Jepang yang menduduki tanah Gayo Hal ini memberikan inspirasi bagi masyarakat Gayo untuk mengembangkan didong yang syairnya tidak hanya terpaku kepada hal hal religius dan adat istiadat tetapi juga permasalahan sosial yang bernada protes terhadap kekuasaan penjajah Jepang Pada masa setelah proklamasi seni pertunjukan didong dijadikan sebagai sarana bagi pemerintah dalam menjembatani informasi hingga ke desa desa khususnya dalam menjelaskan tentang Pancasila UUD 1945 dan semangat bela negara Selain itu didong juga digunakan untuk mengembangkan semangat kegotong royongan khususnya untuk mencari dana guna membangun gedung sekolah madrasah masjid bahkan juga pembangunan jembatan Namun pada periode 1950 an ketika terjadi pergolakan DI TII kesenian didong terhenti karena dilarang oleh DI TII Akibat dilarangnya didong maka muncul suatu kesenian baru yang disebut saer yang bentuknya hampir mirip dengan didong Perbedaan didong denga saer hanya dalam bentuk unsur gerak dan tari Tepukan tangan yang merupakan unsur penting dalam didong tidak dibenarkan dalam saer Dewasa ini didong muncul kembali dengan lirik lirik yang hampir sama ketika zaman Jepang yaitu berupa protes anti kekerasan Bedanya dewasa ini protesnya ditujukan kepada pemerintah yang selama sekian tahun menerapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer sehingga menyengsarakan rakyat Protes anti kekerasan sebenarnya bukan hanya terjadi pada kesenian didong melainkan juga pada bentuk bentuk kesenian lain yang ada di Aceh Syair didong SuntingInilah salah satu Contoh syair didong oleh Ceh kucak Gayo Kabri Wali Ama Ayah Sunting Ama Ine Ini Pongotni gayo ine Kute takengen besilo nge musarik Ulahni politik jema si jago jago Bier pe i dusun bier pe isi lengkik Laingni kekek nume makin gure ine Gere Ne aman Rakyat nge usik Mukim orom Gecik ke meh mukelo Reje orom imem si musasat sidik Bewene panik lagu cekakni benno ine Beluhni Nyawa gere neh tekek Ara bercengkek ara si berdere ine Dup Meta mara gere ara si macik Sempat ilen kedek pemimpin ni jewe ine Dop ara pe jeda mantong ilen mangik umpama ni senik nge mujadi bute Ara pe reta gere neh terdedek Nge roloh mutik kupi pantan sile ine Ama Bayak bajungku ine Enge emeh merke jema si lisik dele nge mu teldek kuren tembege ine Taring murense umah jamur unik Kering nge repek ko supu serule ine Yatim pe dele simen anak merek Mongot orom kedek enge meh musede Iwan atewe nge lagu si sewek Gere ke macik ko musara Gayo ine Ama aaaa Ini pongotni gayo ine Ike kite engon sentan kite telek Si tukang angik kara pihak ketige ine Akal iyayon kati rusak rasik Sampe bersenik jema sara ine ine Kalang iatas terbang puke kelik Kurek orom itik i tuyuh nge cico ine Gere meteh lewen sahen si dedek Bier pe ama ecek renye i pekaro ine Munyenoh ken ulu ulahni si cerdik Parok i pantik nyenohi ken Reje ama ooo Rakyat si ogoh sabe kona pecek Gere meteh ujung ralik si munangung risiko ine Sentan kite timang orom kite balik Pongot orom kedik nge meh musede ikeruhni berawang le jema munekik Enge osop sampik emut si munire ine Ama aaaaaaa Bayakku ine eee Wooo ine ee ee eeeeItetahmi cara boh ulaken ku ralik Enti neh mupesek ko kerawang Gayo Kati teduh mara kati rede sonek Tekaren si kotek tengkamen si mulie ine Ike masih ara ilen sifet si serek Lebah orom unik tetap we berdewe ine Amaten agama edet pe iolek Oya baru mersik kao urang gayo ine Agih ni agih mongot bersebuku Sampon ko lauh mujaril ari mataCeh SuntingPara ceh yang turut berjasa mengembangkan dan melestarikan didong di tanah Gayo diantaranya adalah Ceh Tjuh Ucak Basir Lakkiki Abd Rauf Ecek Bahim Sali Gobal Daman Idris Sidang Temas Sebi Utih Srasah Beik Tabrani Genincis S Kilang Ibrahim Kadir Mahlil Bantacut Dasa Ceh Ucak Suwt Talep Aman Cut Abu Kasim Syeh Midin M Din Abu Bakar Gayo Ishak Ali Ceh Sahaq Aris Teruna Jaya Tirmino Jaya Mahlil Lewa Dan Ceh kucak Kabri Wali Yang Begitu Dikenal Dikalangan Masyarakat Gayo Pemain dan peralatan SuntingSatu kelompok kesenian didong biasanya terdiri dari para ceh dan anggota lainnya yang disebut dengan penunung Jumlahnya dapat mencapai 30 orang yang terdiri atas 4 5 orang ceh dan sisanya adalah penunung Ceh adalah orang yang dituntut memiliki bakat yang komplet dan mempunyai kreativitas yang tinggi Ia harus mampu menciptakan puisi puisi dan mampu menyanyi Penguasaan terhadap lagu lagu juga diperlukan karena satu lagu belum tentu cocok dengan karya sastra yang berbeda Anggota kelompok didong ini umumnya adalah laki laki dewasa Namun dewasa ini ada juga yang anggotanya perempuan perempuan dewasa Selain itu ada juga kelompok remaja Malahan ada juga kelompok didong remaja yang campur laki laki dan perempuan Dalam kelompok campuran ini biasanya perempuan hanya terbatas sebagai seorang Ceh Peralatan yang dipergunakan pada mulanya bantal tepukan bantal dan tangan tepukan tangan dari para pemainnya Namun dalam perkembangan selanjutnya ada juga yang menggunakan seruling harmonika dan alat musik lainnya yang disisipi dengan gerak pengiring yang relatif sederhana yaitu menggerakkan badan ke depan atau ke samping Pementasan SuntingPementasan didong ditandai dengan penampilan dua kelompok Didong Jalu pada suatu arena pertandingan Biasanya dipentaskan di tempat terbuka yang kadang kadang dilengkapi dengan tenda Semalam suntuk kelompok yang bertanding akan saling mendendangkan teka teki dan menjawabnya secara bergiliran Dalam hal ini para senimannya akan saling membalas serangan berupa lirik yang dilontarkan olah lawannya Lirik lirik yang disampaikan biasanya bertema tentang pendidikan keluarga berencana pesan pemerintah pada zaman Orba keindahan alam maupun kritik kritik mengenai kelemahan kepincangan yang terjadi dalam masyarakat Benar atau tidaknya jawaban akan dinilai oleh tim juri yang ada yang biasanya terdiri dari anggota masyarakat yang memahami ddidong ini secara mendalamBacaan lanjutan SuntingPuisi Didong Gayo Balai Pustaka 2006 Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan 1988 Aneka Ragam Hkasanah Budaya Nusantara I Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan 1996 Aneka Ragam Hkasanah Budaya Nusantara VII Jakarta Departemen Pendidikan dan KebudayaanPranala luar Sunting Indonesia Mendekatkan Roh Didong Gayo pranala nonaktif permanen Indonesia Didong Jalu Semalam Suntuk pranala nonaktif permanen Kolaborasi Didong dan Saman Penampilan Didong Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Didong amp oldid 22675156