Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Kitab ini sebenarnya berwujud sebuah surat yang ditulis oleh rasul Paulus untuk jemaat di kota Galatia (sekarang di wilayah negara Turki). Nama Kitab ini berasal dari nama tempat yang menjadi tujuannya. Orang-orang Galatia adalah orang-orang yang berasal dari suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil.
Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu—bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Tujuan Sunting
Surat Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu. Dengan kata lain, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus memulai suratnya ini dengan berkata bahwa ia adalah rasul Yesus Kristus. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa dia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi rasul dan bukan dari manusia. Dia juga mengatakan bahwa tugasnya ditujukan terutama untuk orang yang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu, Paulus mengajarkan kepada jemaat Galatia bahwa hubungan manusia dengan Tuhan diperbaharui atau menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Kristus (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir kitab ini (5-6), Paulus menjelaskan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen itu disebabkan karena iman percayanya kepada Kristus. Iman percaya tersebut akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan karakter Kristus, yaitu kasih.
Waktu penulisan Sunting
Surat ini diyakini ditulis pada pertengahan kedua (antara bulan Juli - Desember) tahun 56 M. Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53, atau tahun 53-56.
Isi Sunting
Garis-garis besar surat Paulus kepada jemaat Galatia:
- Pendahuluan 1:1-10
- Hak Paulus sebagai rasul 1:11–2:21
- Injil tentang rahmat Tuhan 3:1--4:31
- Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10
- Penutup 6:11-18
Ayat-ayat terkenal Sunting
- Galatia 3:28: Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
- Galatia 5:22–23: Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Latar Belakang Sunting
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu. Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat. Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu. Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus. Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus.
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan jalan menaati Hukum Taurat. Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam hal ini. Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya.
Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleh rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus ketika Yesus hidup. Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri. Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut oleh Paulus. Dari isi surat Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6). Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.
Muatan teologis Sunting
Paulus berpendapat bahwa tuntutan agar orang-orang bukan Yahudi yang telah bertobat tunduk terhadap Taurat telah merusak pesannya bahwa manusia dibenarkan hanya karena imannya di dalam Kristus, bukan karena melakukan Taurat.
Paulus menolak paham yang menekankan Hukum Taurat. Para penentang Paulus menekankan agar orang-orang non-Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesisas harus terlebih dahulu menjadi orang Yahudi dan menaati hukum-hukum yang dipaparkan dalam Kitab Suci. Sedangkan Paulus mempertahankan bahwa cerita Kitab Kejadian mengenai Abraham menunjukkan bahwa yang dituntut dari keturunan Abraham terutama adalah iman (3:8). Bagi orang-orang non-Yahudi yang bertobat, iman itulah yang mempersatukan mereka dalam Kristus (3:26).
Dalam Pandangan Paulus, manusia tidak dihakimi berdasarkan perbuatannya, tetapi oleh apa yang telah mereka terima dari Kristus.
Lihat pula Sunting
Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia | ||
Didahului oleh: Surat 2 Korintus | Perjanjian Baru Alkitab | Diteruskan oleh: Surat Efesus |
Referensi Sunting
- ^ J. J. W. Gunning.1975.Tafsiran Alkitab: Surat Galatia.Jakarta.Gunung Mulia.17-64.
- John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
- A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
- W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
- E.P. Sanders, Paulus. Eine Einführung, Reclam, Stuttgart: Reclam, 1995.
- Berdasarkan Pengantar Alkitab oleh Lembaga Alkitab Indonesia, 2002.
- ^ W. R. F Brown.2002.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.112-113.
Pranala luar Sunting
- Bible Gateway 35 languages/50 versions at GospelCom.net
- Unbound Bible 100+ languages/versions at Biola University
- Online Bible at GospelHall.org
- Translation of Galatians by Gerald O. Hoenecke, et al. 2008-04-07 di Wayback Machine.
- Easton's Bible Dictionary, 1897: Epistle to the Galatians, commencing "The genuineness of this epistle is not called in question. Its Pauline origin is universally acknowledged."
- G. A. van den Bergh van Eysinga, "The Spuriousness of so-called Pauline epistles exemplified by the Epistle to the Galatians," 1912: a review of the critical analysis that identified Galatians among the "four Epistles" considered by some critical readers to be post-Pauline.
- Galatians, Paul, The Torah-Law & Legalism 2006-06-13 di Wayback Machine.
- John Chrysostom's Commentary on Galatians
- An alternative commentary on Galatians
- A Secular Site on Galatians 2009-01-12 di Wayback Machine.