www.wikidata.id-id.nina.az
Dilahirkan dengan nama lahir Tengku Said Abubakar Tengkoe Besar Syarif Abubakar bin Tengkoe Besar Syarif Abdurrahman 1872 1886 di tabalkan menjadi Sultan Pelalawan ke VI pada tahun 1872 menggantikan kakandanya Tengkoe Besar Syarif Jaafar dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Abubakar Abdul Jalil Fakhruddin dan memerintah sampai tahun 1886 Penguasa Negeri PelalawanDibawah Kekuasaan JohorMaharaja Dinda II 1725 1750Maharaja Lela Bungsu 1750 1775Maharaja Lela II 1775 1798Kesultanan PelalawanSultan Syarif Abdurrahman 1810 1822Sultan Syarif Hasyim I 1822 1828Sultan Syarif Ismail 1828 1844Sultan Syarif Hamid 1844 1866Sultan Syarif Jaafar 1866 1872Sultan Syarif Abubakar 1872 1886Sultan Syarif Ali 1886 1892Sultan Syarif Hasyim II 1892 1930Regent Tengku Pangeran 1931 1940Sultan Syarif Harun 1940 1946Setelah Kemerdekaan IndonesiaSultan Syarif Kamaruddin 2008 kiniAwal Penabalan suntingSyarif Abubakar dikenal sebagai Sultan yang sabar dalam memerintah pada awal pemerintahannya sempat terjadi sebuah konflik dalam tubuh Istana Walaupun sudah menjadi adat dan amanat secara turun menurun dari Raja terdahulu bahwasanya hak waris Kesultanan Pelalawan secara berurutan akan diwariskan kepada adik beradiknya sampai kepada dia selaku adik bungsu tetapi ketika sampai pada Syarif Abubakar menduduki takhta Pelalawan hal itu ditentang oleh kemenakannya putra putra Syarif Jaafar yakni Tengkoe Pangeran Syarif Sembuk dan Tengkoe Pangeran Syarif Kelana Kedua kemanakannya ini menentang amanat yang sudah menjadi tradisi istana karena mereka merasa lebih berhak menduduki tahkta Pelalawan menggantikan ayahandanya Syarif Jaafar Pertentangan ini semakin hebat ketika sebagian Orang Besar Kerajaan Pelalawan mendukung kedua Pangeran itu Menghadapi tentangan itu Syarif Abubakar selaku paman dari kedua pangeran itu menunjukkan sikap yang amat sabar Karena Dia sendiri sangat tahu bahwa sikap kedua kemenakannya ini pada hakekatnya bukanlah maksud yang sesungguhnya datang dari hati mereka tetapi merupakan hasutan dari beberapa Orang Besar Kerajaan yang mencoba menimbulkan perpecahan dikalangan keluarga istana serta mencari kesempatan untuk mendapatkan jabatan yang menguntungkan dalam istana Sikap Syarif Abubakar yang penuh kesabaran dan tidak membesar besarkan masalah itu menyebabkan kedua kemenakannya itu sadar dan menyatakan pengakuannya kepada Syarif Abubakar Dengan demikian konflik dapat diredakan kembali dan kerukunan di kalangan keluarga istana pulih sebagaimana sediakala Masa Pemerintahan suntingKetika itu Kerajaan Siak Sri Indrapura menanda tangani Traktatnya dengan pihak Belanda tetapi Pelalawan merasa tidak terikat dengan perjanjian itu karena pelalawan berdiri sendiri dan tidak tunduk pada Siak Sri Indrapura Sikap Raja raja Pelalawan yang anti Belanda dibuktikan dengan banyaknya Kerajaan Pelalawan menampung pelarian politik ke wilayahnya khususnya Orang orang yang menentang Belanda dari berbagai negeri lain dan mendapat suaka di Pelalawan Baik dari Siak Sri Indrapura Indragiri Jambi maupun dari Minangkabau Di wilayah Pelalawan sampai sekarang masih terdapat beberapa makam pelarian politik yang menentang Belanda kala itu seperti makam Tengku Ngah di Teluk Mundur makam Tuanku Lintau di kota Pelalawan kampung pinang Sebatang dan lain lainnya Sikap Raja raja Pelalawan yang jelas menentang Belanda itu tak lepas dari pengamatan Belanda hingga dalam tahun 1878 Belanda mendesak Pelalawan untuk mengadakan perjanjian Namun Syarif Abubakar menolak untuk mengadakan perjanjian apapun dengan Belanda sehingga penolakan tersebut menyebabkan timbulnya ketegangan di antara kedua belah pihak Belanda semakin meningkatkan tekanannya dengan mengancam akan memblokir jalur Kuala Sungai Kampar dengan armada perangnya karena pada masa itu sungai kampar merupakan urat nadi utama kehidupan perekonomian Rakyat Pelalawan Setelah dilakukan beberapa perundingan maka pada tanggal 4 februari 1879 Syarif Abubakar memutuskan untuk memilih kepentingan rakyatnya daripada harus berperang melawan Belanda dan perjanjian yang disebut Lange Verklaring itupun ditandatangani sejak itu pula pengaruh Belanda sudah menjangkau ke Istana Pelalawan Akhir Hayat suntingPada tahun 1886 Syarif Abubakar mangkat dengan gelar Marhum Bungsu karena dia merupakan anak bungsu dari Syarif Abdurrahman Sultan pertama Pelalawan Setelah kemangkatannya takhta kerajaan diwariskan pada Putra tertuanya Tengku Sontol Said Ali Didahului Oleh Sultan Pelalawan ke VI 1872 1886 Diteruskan Oleh Tengkoe Besar Syarif Jaafar Tengkoe Besar Sontol Syarif Ali Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Syarif Abubakar dari Pelalawan amp oldid 15165692