www.wikidata.id-id.nina.az
Orang Ocu dalam dialek Kampar disebut Ughang Ocu atau Orang Kampar dalah suku yang terdapat di Kabupaten Kampar Provinsi Riau Mereka biasa menyebut kelompoknya dengan sebutan Orang Ocu dalam bahasa Kampar disebut Ughang Ocu 1 Penduduknya bertutur dalam Bahasa Kampar lebih dikenal dengan Bahasa Ocu yang merupakan salah satu dialek dalam Bahasa Minangkabau yang mirip dengan dialek di Luhak Limopuluah 2 Secara etnis sejarah adat dan budaya mereka sangat dekat dengan Minangkabau 3 khususnya dengan masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota Sebagaimana halnya Minangkabau masyarakat Kampar menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal 4 dengan budayanya yang sangat kuat diwarnai oleh ajaran Islam yakni Adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah Adat bersendikan hukum hukum bersendikan Al Qur an yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam Orang Kampar dikenal sebagai suku pedagang dan perantau Mereka bisa ditemukan di sebagian besar daerah Riau seperti Siak Bengkalis Ujung Batu Pelalawan dan Selat Panjang Selain itu orang Kampar juga banyak bermukim di Malaysia seperti Kuantan Pahang Sabak Bernam dan Teluk Intan Bahkan menjadi nama daerah dan sungai di Malaysia yang konon karena banyak warga Kampar yang dulu berdagang di sepanjang sungai tersebut Daftar isi 1 Etimologi 2 Adat dan Budaya 2 1 Matrilineal 2 2 Bahasa 2 3 Kesenian 2 4 Rumah Adat 3 Kontroversi 4 Lihat pula 5 ReferensiEtimologi suntingOcu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut orang Kampar berasal dari kata Ongsu berarti bungsu atau anak yang terakhir Dalam bahasa setempat tiap urutan anak memiliki sebutannya sendiri Anak pertama oleh saudara saudaranya dipanggil dengan sebutan Uwo berasal dari kata Tuo artinya tua yang paling tua Anak kedua dipanggil oleh adik adiknya dengan kata Ongah yang berasal dari kata Tongah artinya anak yang paling tengah Sedangkan anak yang ketiga dipanggil oleh adik adiknya dengan nama Udo yang berasal dari kata Mudo artinya yang paling muda Anak yang keempat baik laki laki maupun perempuan juga dipanggil dengan Ocu Anak kelima dan seterusnya juga berhak untuk disapa dengan Ocu Selain dalam struktur kekeluargaan kata Ocu ini digunakan sebagai sapaan bagi anak anak yang lebih muda kepada teman kerabat dan sanak keluarga Seperti anak muda kepada laki laki yang lebih tua daripada dirinya Adat dan Budaya suntingMatrilineal sunting Masyarakat Kampar sama halnya dengan masyarakat Minang menggunakan sistem Matrilineal sebagai salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitasnya Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan Garis keturunan dirujuk kepada ibu sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumondo ipar dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga Dalam masyarakat Kampar dikenal sistem persukuan atau suku Suku sama halnya dengan marga dalam sistem Patrilineal terdiri dari orang orang yang jika diurut dari garis keturunan ibunya memiliki nenek moyang yang sama Persukuan yang ada dalam masyarakat Kampar beberapa di antaranya Domo Malayu Piliong Piliang Mandailiong Putopang Caniago Kampai dan Bendang Bahasa sunting Bahasa yang digunakan orang Kampar yaitu Bahasa Ocu atau Bahasa Kampar Bahasa Ocu merupakan salah satu dialek dalam Bahasa Minang 5 yang memiliki banyak persamaan dengan dialek Limapuluh Kota Payakumbuh Bahasa ini berlainan aksen dengan dialek Bahasa Minang yang dipakai oleh masyarakat Luhak Agam Luhak Tanah Datar maupun kawasan pesisir Minangkabau lainnya Bahasa Ocu juga memiliki kemiripan dengan dialek Kuantan dan Rokan yang bersebelahan wilayah dengan Kampar 6 Kesenian sunting Alat musik yang biasa dimainkan orang Kampar yaitu Caklempong dan Oguong Salah satu lagu daerah orang Kampar yang terkenal berjudul Kutang Barendo Lagu ini berisi tentang nasihat dari seorang ibu kepada anak yang sedang ditimangnya Lagu ini juga populer bagi orang Minang dengan lirik yang telah disesuaikan dialeknya Rumah Adat sunting nbsp Rumah Lontiok di Kompleks MTQ Pekanbaru Rumah Pelancangan atau rumah Lontiok adalah rumah adat orang Kampar Lontiok atau Lontik dalam Bahasa Indonesia berarti Lentik Hal ini dikarenakan bentuk atap yang melengkung lentik Rumah Lontiok merupakan rumah panggung dan berfungsi sebagai rumah adat dan tempat tinggal Dibangun dalam satu prosesi panjang yang melibatkan masyarakat luas Bentuk rumah Lontiok dikatakan berasal dari bentuk perahu hal ini tercermin dari sebutan pada bagian bagian rumah tersebut seperti bawah tengah ujung pangkal serta turun naik Dinding depan dan belakang dibuat miring keluar dan kaki dinding serta tutup didinding dibuat melengkung sehingga bentuknya menyerupai sebuah perahu yang diletakkan di atas tiang tiang Konstruksi panggung pada rumah Lontiok dipilih untuk menghindari bahaya binatang buas dan banjir Kolong rumah biasanya digunakan untuk kandang ternak wadah penyimpanan perahu tempat bertukang atau tempat bermain anak anak dan gudang kayu untuk persiapan bulan puasa Pemakaian tangga pada rumah Lontiok memiliki kententuan adat Jumlah anak tangga ganjil dan menyediakan tempayan air didekatnya untuk mencuci kaki di pangkal tangga Ketentuan adat juga menyatakan bahwa penghuni perempuan cukup berpakaian sedada tanpa baju kemban di dalam rumah atau tidur tidur dirumah tanpa adanya penyekat pelindung ruang Kalau rumah dibangun rendah atau melekat di atas tanah maka keadaan di dalam rumah akan kelihatan dari luar rumah Dinding luar rumah Lontik seluruhnya miring keluar berbeda dengan dinding dalam yang tegak lurus Balok tumpuan dinding luar depan melengkung keatas dan kalau disambung dengan ukiran sudut sudut dinding kelihatan seperti bentuk perahu Balok tutup atas dinding juga melengkung meskipun tidak semelengjung balok tumpuan Lengkungannya mengikuti lengkung sisi bawah bidang atap Kedua ujung perabung diberi hiasan yang disebut Sulo Bayung Sedangkan Sayok Lalangan merupakan ornamen pada keempat sudut cucuran atap Bentuk hiasan beragam ada yang menyerupai bulan sabit tanduk kerbau taji dan sebagainyaKontroversi suntingHingga kini masih terdapat kontroversi mengenai pengelompokkan orang Kampar sebagai suku bangsa tersendiri atau termasuk dalam suku bangsa Minangkabau dan Melayu Riau Lihat pula suntingOrang Minang Bahasa KamparReferensi sunting Salinan arsip Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 07 03 Diakses tanggal 2018 07 03 Said C 1986 Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Purna I M Sumarsono Astuti R Sunjata I W P 1997 Sistem pemerintahan tradisional di Riau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Coral Reefs Information and Training Center 2002 Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan Coral Reefs Information and Training Center Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau Pada Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia 2017 1 Diarsipkan 2018 08 12 di Wayback Machine Witrianto dan Arfinal 2011 Bahasa Ocu Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI Pemikiran pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa Sastra Seni dan Pembelajarannya Bandung 30 November 2011 1 18 2 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Orang Ocu amp oldid 24809577