www.wikidata.id-id.nina.az
Kaili beralih ke halaman ini Untuk bahasa yang digunakan suku ini lihat Bahasa Kaili Untuk pemain sepak bola Jepang lihat Kaili Shimbo Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu waktu Cari sumber Suku Kaili berita surat kabar buku cendekiawan JSTORSuku Kaili adalah suku bangsa di Indonesia yang mendiami sebagian besar dari Provinsi Sulawesi Tengah khususnya wilayah Kabupaten Donggala Kabupaten Sigi dan Kota Palu di seluruh daerah di lembah antara Gunung Gawalise Gunung Nokilalaki Kulawi dan Gunung Raranggonau Mereka juga menghuni wilayah pantai timur Sulawesi Tengah meliputi Kabupaten Parigi Moutong Kabupaten Tojo Una Una dan Kabupaten Poso Masyarakat suku Kaili mendiami kampung desa di Teluk Tomini yaitu Tinombo Moutong Parigi Sausu Ampana Tojo dan Una Una sedang di Kabupaten Poso mereka mendiami daerah Mapane Uekuli dan pesisir Pantai Poso butuh rujukan Suku KailiFoto Orang Kaili k 1913 koleksi Tropenmuseum Daerah dengan populasi signifikanSulawesi Tengah 566 256 BahasaKaili dan Indonesia AgamaIslam Kristen Protestan AnimismeKelompok etnik terkaitSuku Bare e Pamona Suku MoriUntuk menyatakan orang Kaili disebut dalam bahasa Kaili dengan menggunakan awalan To yaitu To Kaili Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata Kaili salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan hutan di kawasan daerah ini terutama di tepi Sungai Palu dan Teluk Palu Pada zaman dulu tepi pantai Teluk Palu letaknya menjorok l k 34 km dari letak pantai sekarang yaitu di Kampung Bangga Sebagai buktinya di daerah Bobo sampai ke Bangga banyak ditemukan karang dan rerumputan pantai laut Bahkan di sana ada sebuah sumur yang airnya pasang pada saat air di laut sedang pasang demikian juga akan surut pada saat air laut surut Menurut cerita tutura dahulu kala di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu Bangga Suku Kalili atau etnik Kaili merupakan salah satu etnik dengan yang memiliki rumpun etnik sendiri Untuk penyebutannya suku Kaili disebut etnik Kaili sementara rumpun suku Kaili lebih dari 30 rumpun suku seperti rumpun Kaili Rai rumpun Kaili Ledo rumpun Kaili Ija rumpun Kaili Moma rumpun Kaili Da a rumpun Kaili Unde rumpun Kaili Inde rumpun Kaili Tara rumpun Kaili Bare e rumpun Kaili Doi rumpun Kaili Torai dll Daftar isi 1 Bahasa 2 Kehidupan 3 Budaya 4 Pemerintahan 5 Lihat jugaBahasa SuntingSuku Kaili mengenal lebih dari dua puluh bahasa yang masih hidup dan dipergunakan dalam percakapan sehari hari Uniknya di antara kampung yang hanya berjarak 2 km kita bisa menemukan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya Namun suku Kaili memiliki lingua franca yang dikenal sebagai bahasa Ledo Kata Ledo ini berarti tidak Bahasa Ledo ini dapat digunakan berkomunikasi dengan bahasa bahasa Kaili lainnya Bahasa Ledo yang asli belum dipengaruhi bahasa para pendatang masih ditemukan di sekitar Raranggonau dan Tompu Sementara bahasa Ledo yang dipakai di daerah kota Palu Biromaru dan sekitarnya sudah terasimilasi dan terkontaminasi dengan beberapa bahasa para pendatang terutama bahasa Mandar dan bahasa Melayu Bahasa bahasa yang masih dipergunakan dalam percakapan sehari hari yaitu bahasa Tara Tondo vatu tela Talise Tanamodindi Lasoani Poboya Kavatuna Sou love dan Parigi bahasa Rai Mamboro Taipa Tawaeli Labuan Toaya Sampai Tompe bahasa Kaili Doi Pantoloan dan Kayumalue bahasa Unde Ganti Banawa Loli Dalaka Limboro Tovale dan Kabonga bahasa Ado Sibalaya Sibovi Pandere bahasa Edo Pakuli Tuva bahasa Ija Bora Vatunonju bahasa Da a Porame Balane Uwemanje Rondingo Pobolobia Kayumpia Wayu Dombu Jono oge bahasa Moma Kulavi dan bahasa Bare e Tojo Unauna dan Poso Semua kata dasar bahasa tersebut berarti tidak Kehidupan SuntingMata pencaharian utama masyarakat suku Kaili adalah bercocok tanam di sawah di ladang dan menanam kelapa Di samping itu masyarakat suku Kaili yang tinggal di dataran tinggi mereka juga mengambil hasil bumi di hutan seperti rotan damar dan kemiri dan beternak Sedang masyarakat suku Kaili yang dipesisir pantai di samping bertani dan berkebun mereka juga hidup sebagai nelayan dan berdagang antarpulau seperti ke Kalimantan Makanan asli suku Kaili pada umumnya adalah nasi karena sebagian besar tanah dataran di lembah Palu Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung campuran beras dan jagung giling Alat pertanian suku Kaili di antaranya pajeko bajak salaga sisir pomanggi cangkul pandoli linggis Taono parang alat penangkap ikan di antaranya panambe meka rompo jala dan tagau Budaya Sunting nbsp Baju adat suku Kaili TadoSebagaimana suku suku lainnya di wilayah persada Nusantara Suku Kaili juga mempunyai adat istiadat sebagai bagian kekayaan budaya di dalam kehidupan sosial memiliki Hukum Adat sebagai aturan dan norma yang harus dipatuhi serta mempunyai aturan sanksi dalam hukum adat Penyelenggaraan upacara adat biasanya dilaksanakan pada saat pesta perkawinan no Rano no Raego kesenian berpantun muda i pada upacara kematian no Vaino menuturkan kebaikan orang yang meninggal pada upacara panen no Vunja penyerahan sesaji kepada Dewa Kesuburan dan upacara penyembuhan penyakit no Balia memasukkan ruh untuk mengobati orang yang sakit pada masa sebelum masuknya agama Islam dan Kristen upacara upacara adat seperti ini masih dilakukan dengan mantra mantra yang mengandung animisme Setelah masuknya agama Islam dan Kristen pesta perkawinan dan kematian sudah disesuaikan antara upacara adat setempat dengan upacara menurut agama penganutnya Demikian juga upacara yang mengikuti ajaran Islam seperti Khitan Posuna Khatam Popatama dan gunting rambut bayi usia 40 hari Niore ritoya penyelenggaraannya berdasarkan ajaran agama Islam Beberapa instrumen musik yang dikenal dalam kesenian suku Kaili antara lain Kakula disebut juga gulintang sejenis gamelan pentatonis Lalove serunai nggeso nggeso rebab berdawai dua gimba gendang gamba gamba gamelan datar kecil goo gong suli suling Salah satu kerajinan masyarakat suku Kaili adalah menenun sarung Ini merupakan kegiatan para wanita di daerah Wani Tavaili Palu Tipo dan Donggala Sarung tenun ini dalam bahasa Kaili disebut Buya Sabe tetapi oleh masyarakat umum sekarang dikenal dengan Sarung Donggala Jenis Buya Sabe ini pun mempunyai nama nama tersendiri berdasarkan motif tenunannya seperti Bomba Subi atau Kumbaja Demikian juga sebutan warna sarung Donggala didasarkan pada warna alam seperti warna Sesempalola kembang terong ungu Lei Kangaro merah betet merah jingga Lei pompanga merah ludah sirih Di daerah Kulawi masih ditemukan adanya pembuatan bahan pakaian yang diproses dari kulit kayu yang disebut Katevu Pakaian dari kulit Kayu Katevu ini sebagian besar dipakai oleh para wanita dalam bentuk rok dan baju adat Sebelum masuknya agama ke Tanah Kaili masyarakat suku Kaili masih menganut animisme pemujaan kepada roh nenek moyang dan dewa sang Pencipta Tomanuru dewa Kesuburan Buke Buriro dan dewa Penyembuhan Tampilangi Agama Islam masuk ke Tanah Kaili setelah datangnya seorang Ulama Islam keturunan Datuk Raja yang berasal dari Minangkabau bernama Syekh Abdullah Raqie Ia beserta pengikutnya datang ke Tanah Kaili setelah bertahun tahun bermukim belajar agama di Mekkah Di Tanah Kaili Syekh Abdullah Raqie dikenal dengan nama Dato Karama Datuk Karama Datuk Keramat karena masyarakat sering melihat kemampuan dia yang berada di luar kemampuan manusia pada umumnya Makam Dato Karama sekarang merupakan salah satu cagar budaya yang di bawah pengawasan Pemerinta Daerah Hubungan kekerabatan masyarakat suku Kaili sangat tampak kerjasamanya pada kegiatan kegiatan pesta adat kematian perkawinan dan kegiatan bertani yang disebut SINTUVU kebersamaan gotong royong Pemerintahan SuntingPemerintahan pada masa dahulu sudah dikenal adanya struktur organisasi pemerintahan di dalam suatu Kerajaan KAGAUA dikenal adanya MAGAU Raja MADIKA MALOLO Raja Muda Di dalam penyelenggaraan pemerintahan Magau dibantu oleh LIBU NU MARADIKA Dewan Pemerintahan Kerajaan yang terdiri dari MADIKA MATUA Ketua Dewan Kerajaan Perdana Menteri bersama PUNGGAWA Pengawas Pelaksana Adat Urusan Dalam Negeri GALARA Hakim Adat PABICARA Juru Bicara TADULAKO Urusan Keamanan Panglima Perang dan SABANDARA Bendahara dan Urusan Pelabuhan Di samping dewan Libu nu Maradika juga ada LIBU NTO DEYA Dewan Permusyawaratan Rakyat yang merupakan perwakilan Rakyat berbentuk PITUNGGOTA NGATA Dewan yg Mewakili Tujuh Penjuru Wilayah atau PATANGGOTA NGATA Dewan yg Mewakili Empat Penjuru Wilayah Bentuk Kota Pitunggota atau Kota Patanggota berdasarkan luasnya wilayah kerajaan yang memiliki banyaknya perwakilan Soki kampung dari beberapa penjuru Ketua Kota Pitunggota atau Kota Patanggota disebut BALIGAU Strata sosial masyarakat Kaili dahulu mengenal adanya beberapa tingkatan yaitu MADIKA MARADIKA golongan keturunan raja atau bangsawan TOTUA NUNGATA golongan keturunan tokoh tokoh masyarakat TO DEA golongan masyarakat biasa dan BATUA golongan hamba budak Pada zaman sebelum penjajahan Belanda daerah Tanah Kaili mempunyai beberapa raja yang masing masing menguasai daerah kekuasaanya seperti Banawa Palu Tavaili Parigi Sigi dan Kulavi Raja raja tersebut mempunyai pertalian kekeluargaan serta tali perkawinan antara satu dengan lainnya dengan maksud untuk mencegah pertempuran antara satu dengan lainnya serta mempererat kekerabatan Pada saat Belanda masuk ke daerah Tanah Kaili Belanda mencoba mengadu domba antara raja yang satu dengan raja lainnya agar mempermudah Belanda menguasai seluruh daerah kerajaan di Tanah kaili Tetapi sebagian besar daripada raja raja tersebut melakukan perlawanan terhadap tentara Belanda mereka bertempur dan tidak bersedia dijajah Belanda Dengan kelicikan Belanda setelah mendapat bala bantuan dari Jawa akhirnya beberapa raja berhasil ditaklukkan bahkan ada di antaranya yang ditangkap dan ditawan oleh Belanda kemudian dibuang ke Pulau Jawa Beberapa alat senjata perang yang digunakan oleh suku Kaili di antaranya Guma sejenis parang Pasatimpo sejenis keris Toko tombak Kanjai tombak trisula Kaliavo perisai Lihat juga SuntingKoje Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Kaili amp oldid 24272587