Stasiun Bedono (BDN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Bedono, Jambu, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +711 meter ini untuk sementara waktu merupakan stasiun aktif yang letaknya paling selatan di Daerah Operasi IV Semarang dan Kabupaten Semarang sekaligus yang terletak pada ketinggian tertinggi di Daop IV. Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dan jalur 3 yang menyambung dengan pemutar rel, tetapi sudah tak pernah dipakai lagi.
Stasiun Bedono
| ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Tampak samping Stasiun Bedono dengan papan nama stasiun beserta relnya | ||||||
Lokasi | Bedono, Jambu, Semarang, Jawa Tengah Indonesia | |||||
Koordinat | 7°18′33″S 110°21′11″E / 7.309169°S 110.353007°EKoordinat: 7°18′33″S 110°21′11″E / 7.309169°S 110.353007°E | |||||
Ketinggian | +711 m | |||||
Operator | Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang | |||||
Letak dari pangkal | km 74+330 lintas Yogyakarta–Magelang Kota–Ambarawa | |||||
Jumlah peron | Satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama rendah | |||||
Jumlah jalur | 3
| |||||
Informasi lain | ||||||
Kode stasiun |
| |||||
Klasifikasi | III/kecil | |||||
Sejarah | ||||||
Dibuka | 1905 | |||||
Operasi layanan | ||||||
Kereta wisata Ambarawa–Bedono
| ||||||
Lokasi pada peta | ||||||
Sunting kotak info • L • B |
Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api Secang-Kedungjati. Jalur ini merupakan jalur kereta api pegunungan, menggunakan rel gigi, menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.
Pada tahun 1976, jalur kereta api ini resmi ditutup, tetapi untuk mendukung operasi Museum Kereta Api Ambarawa, maka jalur hanya dipertahankan sampai stasiun ini.
Layanan kereta api sunting
Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono yang ditarik lokomotif uap dan hanya dijalankan dalam format sewa mengingat usia lokomotif yang tidak memungkinkan untuk dijalankan reguler. Di stasiun ini, lokomotif uap mengisi air terlebih dahulu sebelum menarik kembali kereta api menuju ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Referensi sunting
- Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935.
- Asdhiana, I Made, ed. (2016-12-19). "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04.
- . Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04.
Pranala luar sunting
(Indonesia) Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru 2015-04-03 di Wayback Machine.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya |
---|---|---|
Jambu ke arah Kedungjati | Kedungjati–Secang | Gemawang ke arah Secang |