www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini bukan mengenai Baringbing atau Saragih Garingging Ketiganya merupakan marga yang berbeda Sigalingging Surat Batak ᯘ ᯎᯞ ᯎ adalah salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Sait Nihuta Pangururan Samosir SigalinggingTugu Ompu Raja SigalinggingAksara Batakᯘ ᯎᯞ ᯎ Surat Batak Toba Nama margaSigalinggingSilsilahJarak generasi dengan Siraja Batak1Si Raja Batak2Raja Isumbaon3Tuan Sorimangaraja4Tuan Sorbadijulu Raja Nai Ambaton 5Raja Sitempang6Raja Sitanggang Ompu Raja Pangururan 7SigalinggingNama lengkap tokohRaja Pangulu Oloan SigalinggingNama istriMartualan boru Naibaho SitangkaraenRona Tio boru MalauNama anak1 Guru Mangarissan Sigorak 2 Raja Tinatea Tambolang 3 Namora Pangujian Parhaliang Garingging KekerabatanInduk margaRaja SitempangPersatuan margaParna bersama seluruh marga keturunan Tuan Sorbadijulu Kerabat margaSitanggangManihurukSidaurukAsalSukuBatakEtnisBatak TobaDaerah asalSait Nihuta Pangururan SamosirPaguyubanLokasi tuguSait Nihuta 2 37 8 36 N 98 41 44 77 E 2 6189889 N 98 6957694 E 2 6189889 98 6957694 Daftar isi 1 Asal usul 2 Tarombo marga Sigalingging 3 Tarombo Si Raja Batak Raja Sigalingging 4 Raja Pangururan Raja Natanggang 5 Sejarah Marga Sigalingging 6 Ompu Bada Mpu Bada 7 Huta Sigalingging 8 Mars Raja Sigalingging 9 Tokoh 10 ReferensiAsal usul SuntingSigalingging termasuk dalam marga marga Pomparan ni Raja Naiambaton atau Parna leluhur bona pasogit Raja Sigalingging berasal dari Sait Nihuta Pangururan Samosir 1 Raja Nai Ambaton memiliki 2 orang anak yakni Raja Sitempang dan Raja Nabolon Raja Sitempang Raja Natanggang memiliki 1 orang anak Raja Sitanggang Raja Sitanggang inilah sering disebut sebagai Raja Pangururan dan penguasa tanah golat di Pangururan adalah keturunan dari Raja Sitempang Raja Sitanggang memiliki 3 orang anak dan anak bungsu bernama Raja Sigalingging gelar Raja Pangulu Oloan Raja Sigalingging memiliki 3 tiga orang anak dan seorang putri Istri dari Raja Sigalingging adalah Naibaho Sitakkaraen Sitangkaraen putri dari Raja Sigalingging kawin dengan putra dari Naibaho Siahaan Berikut nama anak Raja Sigalingging Guru Mangarissan Sigorak Raja Tinatea Tambolang Namora Pangujian Parhaliang Garingging Salah satu Cucu Raja Sigalingging adalah Mpu Bada anak dari Guru Mangarissan yang merantau ke tanah Sindeas Dairi Pakpak dan melahirkan beberapa marga antara lain Tendang Banurea Manik Beringin Gajah BerasaDan keturunan PARHALIANG yang merantau ke tanah Simalungun anaknya memakai marga GaringgingKeturunan lain dari Raja Sigalingging adalah Datu Bangun Sigalingging di daerah Sirisi risi Dolok Sanggul sebahagian pindah ke arah pakkat Seluruh keturunan marga Sigalingging ini terkumpul dalam wadah organisasi atau punguan marga dengan nama PPRS Parsadaan Pomparan Raja Sigalingging Tarombo marga Sigalingging SuntingArtikel utama Tarombo Batak nbsp Tarombo Si Raja Batak Raja Sigalingging SuntingArtikel utama Tarombo Batak nbsp Tarombo Si Raja Batak Raja SigalinggingRaja Pangururan Raja Natanggang SuntingRaja Sitempang adalah anak Raja Nai Ambaton 2 Atau dengan kata lain mereka adalah Keturunan Si Raja Batak dari garis keturunan Isumbaon yang sering disebut garis Mataniari berbeda dengan garis keturunan Guru Tatea Bulan yang disebut garis Bulan Garis keturunan Mataniari diwarisi oleh Si Raja Batak sebuah Kitab bernama Tumbaga Holing yang berisikan Hukum Ketatanegaraan Bercocok Tanam Bertukang hingga Seni Mencipta Sementara golongan Bulan diwarisi Pustaha Laklak yang berisi Ilmu Pengobatan Ilmu Perbintangan dan Spiritual Warisan ini tentu menjadi suatu kekayaan termasuk bagi Raja Naiambaton dan anaknya Raja Sitempang turut mewarisi hal ini Raja Sitempang dalam pengasingannya juga terampil dalam seni mencipta ia bahkan membangun pondokan sopo yang indah untuk istrinya Ketika kembali dari pengasingannya Raja Sitempang membuka sebuah huta kampung di huta itu ia melanjutkan kepiawaiannya dalam seni mencipta Tidak hanya itu ia juga membantu dan mengajarkan masyarakat di huta itu dalam hal seni bertukang dan membangun rumah Keterampilannya mengolah batang pohon menjadi urur kayu kasau beroti kayu yang dipakai untuk membangun rumah dan penyangga bangunan akhirnya tersohor sampai ke daerah lain sehingga banyak orang yang datang untuk mencari nya Jaman dahulu belum semudah seperti sekarang dalam mengolah kayu karena peralatannya masih belum canggih menebang pohon dan membentuknya menjadi kayu kasau urur hanya menggunakan kapak dari batu ataupun dari tembaga yang kasar Karena itu butuh keterampilan dalam membuatnya Semakin banyaklah orang datang ke huta yang dibuka oleh Raja Sitempang untuk mencari urur dan sebagian lagi belajar membuat urur Karena itulah huta itu akhirnya diberi nama Pang urur an tempat orang mendapatkan urur untuk membuat bangunan Bius Sitolu Hae HorboBius Pangururan disebut Bius Sitolu Tali yang kemudian berubah nama menjadi Bius Sitolu Hae Horbo Disebut Tolu Hae karena yang memiliki harajaon adalah tiga Marga yaitu Sitanggang Simbolon dan Naibaho Apabila ada acara maka masing masing marga ini dapat sakhae dari kerbau yang disembelih Konon katanya hae keempat ditanam dibatu mamak Kemudian dalam perkembangannya hae keempat diberikan kepada pargonsi Aek ParsuanganDi salah satu sisi di Gunung Pusuk Buhit ada 3 tiga mata air yang disebut Aek Parsuangan Pemilik dan nama mata air itu berturut turut dari atas kebawah adalah Naibaho Sitanggang dan Simbolon Sejarah Marga Sigalingging SuntingPutra Sulung Raja Sigalingging yaitu Guru Mangarissan mengerjakan dan mengusahakan semua hauma hauma sawah bahasa Batak Toba yang berada di sekitar Huta Sigalingging huta kampung pada zaman dahulu huta dikelilingi oleh benteng besar yang bertujuan untuk menghindari serangan musuh dari kampung lain ataupun binatang buas Guru Mangarissan adalah petani ulung dan pekerja keras sementara itu adiknya Raja Tinatea adalah nelayan atau par Tao di tepian Danau Toba Ikan hasil tangkapannya dijual ke Onan Pangururan Pada zaman dahulu sistem perdagangan hanya mengenal sistem barter di mana sesama petani maupun nelayan saling menukarkan hasil usahanya masing masing sesuai dengan kesepakatan yang dibuat Pada suatu ketika Raja Sigalingging mengalami jatuh sakit Guru Mangarissan memberitahu adiknya Raja Tinatea agar bersama sama memberikan Sipanganon makanan khusus yang ditujukan kepada orang yang sangat dihormati kepada ayah mereka Raja Sigalingging Guru Mangarissan sebagai putra sulung sangat menghormati orang tuanya Oleh karena itu beras yang akan ditanak untuk dihidangkan kepada Raja Sigalingging harus dipilih tidak boleh ada beras yang patah atau pecah Demikian hormatnya Guru Mangarissan kepada ayah mereka nasi yang dihasilkan merupakan Indahan Na Bottar Nasi putih yang berasal dari beras utuh Raja Tinatea juga membawa Indahan Nasi hasil dari keringatnya Mardoton mencari ikan dan nasi yang dibawanya tidak saksak bottar putih bersih tetapi beras campuran yaitu beras merah dan beras biasa Secara spontan Guru Mangarissan membentak adiknya dan berkata inilah saatnya adat yang penting untuk memberi orang tua kita marsipanganon tetapi kau hidangkan indahan na mar bolang bolang nasi yang bercampur campur sungguh engkau anak yang tidak berbakti Sembari berkata demikian Guru Mangarissan menendang nasi Raja Tinatea Raja Tinatea tidak dapat berbuat apa apa Dia berkata kepada abangnya dia ma dohonon ku dahahang ai ido pancarian dohot pansamontanku dengke na dapot doton sian tao ido hu boan tu onan pasar jala di tukkar mai dohot boras na binoan ni angka panuhor i Ai so adong hauma hu ula jadi beha bahenonku dahahang na laho patupahon indahan songon na pinatupa mi ai hasil ni hauma na niula mi do dipatupa ho na laho pangananon ni natua tua ta I do na tarbahen ahu tu jolo ni damang ba ima hupasahat na laho panganon ni damang beha ma bahenon ndang tarpatupa au songon na pinarade ni dahahang Apa yang aku bisa perbuat bang itu adalah hasil pekerjaanku ikan hasil tangkapan ku yang aku tukarkan di pasar mana ada sawah yang aku kerjakan jadi aku tidak bisa berikan seperti apa yang abang berikan kepada orang tua kita Ikan hasil tangkapan jala dari Danau Toba di bawa ke pasar Di pasar ikan ditukarkan dengan beras Misalnya 1 liter ikan mujahir ditukar dengan 1 liter beras Orang yang datang untuk barter membawa beras ada beras merah dan ada beras putih Raja Tinatea tidak mungkin memilih beras mana yang akan ditukarkan dengan ikan hasil tangkapannya jalanya Sehingga beras yang diperoleh bercampur baur Marbolang antara beras merah dan beras putih itu yang menyebabkan nasi yang berasal dari beras merah dan beras putih menjadi Marbolang Melihat hal tersebut dengan menatap kedua anaknya Raja Sigalingging berkata Anakku Mangarissan tidak perlu engkau mempermasalahkan makanan yang dibawa Adikmu sebab itulah yang mampu ia berikan Masyarakat di kampung dan sekitarnya mengetahui kejadian tersebut terkabar bahwa Guru Mangarissan manggorakkon menyepelekan makanan yang dibawa Adiknya karena marbolang berbelang belang pada saat memberikan makanan kepada Raja Sigalingging dengan cara menendang makanan yang dihidangkan oleh adiknya Masyarakat sekitar merasa bahwa tindakan Guru Mangarissan tidak pantas mereka mencibir dan mencuekin Guru Mangarissan dengan berkata hanya karena bercampur makanan yang dibawa adiknya kemudian dia menendang makanan tersebut Akibat dari perbuatannya masyarakat di sekitar Huta Sigalingging kurang hormat kepada Guru Mangarissan sebaliknya Raja Tinatea banyak mendapat nasihat agar sabar menghadapi tingkah laku Abangnya Karena Guru Mangarissan merasa dijauhi dicuekin dan dimusuhi oleh masyarakat sekitar dia merasa tertekan dan semakin lama merasa asing di tengah tengah masyarakat Huta Sigalingging Sait Ni Huta dan Pangururan Dengan segala kepahitan dan kegalauan Guru Mangarissan meninggalkan tanah kelahirannya Guru Mangarissan pergi merantau jauh agar tidak mendengar cemoohan tentang dirinya dan dia tidak ingin bertemu dengan orang sekampungnya Kisah ini berlangsung alamiah maka dikemudian hari Raja Tinatea diberi gelar Si Tambolang karena nasi yang ia hidangkan kepada orang tuanya berbelang belang dan kepada Guru Mangarissan diberi gelar Sigorak karena memperhatikan makanan yang dihidangkan oleh adiknya Sejarah Namora Pangujian Anak Raja Sigalingging nomor 3 yaitu Namora Pangujian dengan gelar Parhaliang menurut hikayatnya lahir di Rianiate sebelah selatan kota Pangururan Raja Sigalingging berkelana ke Rianiate pada saat itu putri raja penguasa Rianiate dalam keadaan sakit parah Sudah banyak Datu dukun yang berupaya untuk menyembuhkan sang Putri namun tidak kunjung sembuh Akhirnya seseorang menyampaikan pesan dan berita kepada Raja Rianiate bahwa ada seorang dukun dari Sait Ni Huta Pangururan yang saat ini berada di desa Rianiate Sang Raja memesan Raja Sigalingging untuk mengobati putrinya Dengan rendah hati Raja Sigalingging mengeluarkan ilmu Pandampolon Pijat Refleksi dan memijat Putri Raja dengan ramuan yang ia buat Seluruh tubuh putri raja harus dibalur dengan obat Raja Sigalingging karena harus dibalur langsung ke tubuh putri raja maka putri raja tidak boleh mengenakan pakaian Setelah beberapa minggu putri raja sehat seperti sediakala banyak Pariban anak Paman yang meminang putri raja tetapi tidak satupun berkenan dihati putri raja Akhirnya sang Raja memanggil putrinya dan menanyakan mengapa putri tidak menerima lamaran dan pinangan paribannya Putri raja menyahut Bagaimana aku mau menerima lamaran dari Pariban ku seluruh tubuhku telah dipijat oleh Raja Sigalingging ketika aku sakit jadi aku tidak sanggup menerima lamaran Pariban ku ataupun laki laki lain Keadaan ini berlangsung lama namun sang putri tidak kunjung mau menerima lamaran pria lain Akhirnya Raja Rianiate memanggil Raja Sigalingging dan memohon agar mau mempersunting putrinya Raja Sigalingging menjawab Mohon maaf yang sebesar besarnya Raja saya telah berkeluarga dan saat ini telah mempunyai dua orang putra jadi tidak mungkin aku memperistri putri raja Namun putrinya berkeras tidak mau dipersunting oleh pria lain Akhirnya Raja Sigalingging diminta untuk mengawini putri raja Rianiate Raja Sigalingging mau dengan persyaratan Parpadanan janji yang mengikat bahwa hal ini tidak boleh diceritakan oleh siapapun kepada keluarga Raja Sigalingging di Sait Ni Huta Pangururan Tapi kelak kalau ada keturunan dari putri Raja Rianiate harus mencari keluarga Raja Sigalingging di Sait Ni Huta Pangururan itupun kalau Raja Sigalingging telah wafat Itu adalah janji pesan yang ia katakan agar ia mau mempersunting putri raja Rianiate Maka pada pesta Peletakan Batu Pertama Tugu Raja Sigalingging di Huta Sigalingging Sait Ni Huta Pangururan pada saat akan membunyikan Gondang Sabungan turunan Namora Pangujian parhaliang memaparkan kisah Raja Sigalingging di Rianiate dan mereka menyatakan bahwa mereka adalah anak ketiga dari Raja Sigalingging sesuai dengan pesan Raja Sigalingging zaman dahulu yang menyatakan bahwa mereka harus mencari kedua abangnya di Pangururan Hal ini diekspresikan pada tugu Raja Sigalingging tangga na tolu tiga tangga yang menopang pilar tugu Raja Sigalingging ada sebanyak tiga yang menggambarkan jumlah anak Raja Sigalingging ada 3 orang yaitu Sigorak Tambolang ParhaliangOmpu Bada Mpu Bada SuntingOmpu Bada atau Mpu Bada adalah cucu dari Raja Sigalingging dari anak pertama Guru Mangarissan Sigorak Dalam sejarahnya Mpu Bada membuka huta ke arah Sindeas Manduamas hingga Dairi Pakpak Keturunan Ompu Bada terdapat di Klasen Kabupaten Dairi di Manduamas Kab Tapanuli Tengah dan di Boang Kabupaten Aceh SelatanMarga marga keturunan Mpu Bada Marga Tendang yang tersebar di Boang Aceh Rea menjadi Banurea di Salak Kabupaten Dairi Manik dari Pakpak yaitu Manik Kecupak dan Manik Pegindar di Dairi Bringin di Simerpara Kab Dairi Gajah di Manduamas Kab Tapanuli Tengah Parmonangan Tap Utara dan Pakkat Kab Dairi Berasa di Parmonangan Parlilitan dan Sileang Kab Tapanuli UtaraSelain marga diatas masih ada lagi Boangmanalu dan Bancin yang masih anak Banurea keturunan Mpu Bada Keturunan lain adalah Saraan daerah Keppas Kombih daerang Boang dan Brampu daerah Keppas ketiga marga ini masih cucu dari Op Banurea Namun belakangan ini telah terjadi kontroversi dimana mayoritas keturunan Mpu Bada telah mendeklarasikan bahwa mereka bukanlah bagian dari marga Parna dan bukan juga bagian dari marga Sigalingging Tarombo Mpu Bada dari sumber buku zaman Hindia Belanda 3 nbsp Huta Sigalingging SuntingKeturunan Raja Sigalingging terkenal perantau ulung pemberani dan penolong serta pemilik ilmu sehingga banyak menguasai lahan hutan dan mendapat tanah dari upaya menolong orang sehingga memiliki banyak tanah ulayat huta Huta Sigalingging tersebar seluas yang dijelajahi di beberapa Kabupaten Sumatra Utara berikut daftarnya nbsp Desa Sigalingging SidikalangLumban Sigalingging di Desa Sait Nihuta Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Bona Pasogit Sigalingging Makam Op Raja Sigalingging Tempat Tugu Huta Sigalingging di Desa Tanjungbunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Huta Sigalingging Tarabunga di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Lumban Sigalingging di Sirait Uruk Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Desa Sigalingging Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Lumban Sigalingging di Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Huta Sigalingging Sigumbang Siborongborong Tapanuli Utara nbsp Sekretariat Lembaga Adat Sulang Silima Marga Sigalingging Rading Berru di Siburabura Sidikalang Huta Sigalingging di Kecamatan Parmonangan Kabupaten Taput Huta Sigalingging Lumban Bangun Sirisi risi Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbahas Huta Sigalingging di Siambaton Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbahas Huta Sigalingging Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbahas Huta Sigalingging di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapteng Desa Garingging Kecamatan Merek Kabupaten Karo Huta Sigalingging Combi Boang Kabupaten Aceh SingkilPerlu disadari beragam Huta bona nipinasa pasti beragam adat Mars Raja Sigalingging SuntingPencipta Titus Sigalingging op Juan lirik Na marbona do songon aek marmula do songon udan Sigalingging bonapasogit jonokhon ni Pangururan Sian i do haborhatan ni pomparan ni Raja Sigalingging i Tu angka luat si hadaoan humaliang dasa naualu i tu angka luat di parserahan Hutai ma parningotan Disi do tugu ni ompu si ingoton ni pinomparna Di nadao nang na jonok Tolu do anak ni Ompui Ima si Gorak si angkkangan na i Sitambolang anak paidua si Parhaliang ma siampudan i tubu ni Boru Naibaho dohot Malau Sai sitorop ma di dangkana si toropma di rantingna sai toropma nang di hahana Toropma nang di anggina Sai horas ma pomparanna i dipasupasu Tuhanta Debata Marsihohot hita martangiang mangido sian parholong roha i Ima Tuhanta parasiroha i Sai horas namarhaha anggi horas manang diboruna rap tu dolok rap tu toruan tu hamajuon Sai ta tiop holong dame i diparsaoran nang di punguan i Dos ni roha dohot hasadaon di haha anggi dohot di boru i Ima ta tiop ta ingot sai tongtongTokoh SuntingBeberapa tokoh yang bermarga Sigalingging di antaranya adalah Corri Sigalingging Eben Ezer Sigalingging Humala Sigalingging Lidya Sigalingging Marulak Sigalingging Richard Sigalingging Uba Ingan SigalinggingReferensi Sunting Buku Tarombo Raja Sigalingging 2002 Buku Tarombo Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton Oleh Bachtiar Sitanggang SH dan Brigjen Polisi Purn Drs Antonius Sitanggang SH MH Jakarta 16 Agustus 2020 Eerste Maatregelen in pas geannexeerd gebied L Van Vuuren 1910 nbsp Artikel bertopik Batak ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sigalingging amp oldid 24058675