www.wikidata.id-id.nina.az
Sultanah Safiatuddin bergelar Paduka Sri Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah Johan Berdaulat Zillu llahi fi l Alam binti al Marhum Sri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Syah Anak tertua dari Sultan Iskandar Muda dan dilahirkan pada tahun 1612 1 dengan nama Putri Sri Alam Safiatud din Tajul Alam memiliki arti kemurnian iman mahkota dunia Ia memerintah antara tahun 1641 1675 Diceritakan bahwa ia gemar mengarang sajak dan cerita serta membantu berdirinya perpustakaan di negerinya 2 Menurut sejarawan Sher Banu A L Khan kajian dan literatur Islam berkembang pesat pada masa Sultanah Safiatuddin sehingga dapat dianggap sebagai zaman keemasan Islam dan Melayu di Aceh yang tak tertandingi hingga kini 3 Selain itu menurut Bustan us Salatin ekonomi dan perdagangan Aceh menggeliat pada masa Safiatuddin 4 Safiatuddin meninggal pada tanggal 23 Oktober 1675 1 SultanahSultanah SafiatuddinPotret Sultanah SafiatuddinSultanah AcehMasa jabatan 1641 1675Penguasa monarkiKesultanan AcehPendahuluSultan Iskandar TsaniPenggantiNaqiatuddin dari AcehInformasi pribadiLahirPutri Sri Alam1612Meninggal1675KebangsaanKesultanan AcehSuami istriSultan Iskandar TsaniOrang tuaSultan Iskandar MudaProfesiSultanahSunting kotak info L B Daftar isi 1 Riwayat 1 1 Sebelum menjadi sultanah 1 2 Masa pemerintahan 1 2 1 Ekonomi 1 2 2 Hubungan luar negeri 1 2 3 Penasihat negara 1 2 4 Sastra dan budaya 2 Lihat pula 3 Catatan kaki 4 Daftar pustaka 5 Lihat pula 6 Pranala luarRiwayat suntingSebelum menjadi sultanah sunting Sebelum ia menjadi sultana Aceh dipimpin oleh suaminya yaitu Sultan Iskandar Tsani 1637 1641 Setelah Iskandar Tsani wafat amatlah sulit untuk mencari pengganti laki laki yang masih berhubungan keluarga dekat Terjadi kericuhan dalam mencari penggantinya Kaum Ulama dan Wujudiah tidak menyetujui jika perempuan menjadi raja dengan alasan alasan tertentu Kemudian seorang Ulama Besar Nurudin Ar Raniri menengahi kericuhan itu dengan menolak argumen argumen kaum Ulama sehingga Sultana Safiatuddin diangkat menjadi sultana 2 Masa pemerintahan sunting Sultanah Safiatuddin memerintah selama 35 tahun dan membentuk barisan perempuan pengawal istana yang turut berperang dalam Perang Malaka tahun 1639 Ia juga meneruskan tradisi pemberian tanah kepada pahlawan pahlawan perang sebagai hadiah dari kerajaan Ekonomi sunting Menurut Bustanus Salatin ekonomi dan perdagangan Aceh pada masa Sultanah Safiatuddin mengalami perkembangan pesat Sumber tersebut menjelaskan bahwa pelabuhan Aceh selalu sibuk dengan datangnya berbagai kapal pedagang asing Selain itu Bustan menyebutkan bahwa pada masa Safiatuddin harga makanan murah dan Kerajaan Aceh menikmati kesejahteraan Bustan juga menjelaskan bahwa emas dalam jumlah yang besar telah ditemukan pada masa Safiatuddin sehingga meningkatkan pendapatan negara 5 Perdagangan gajah di Aceh juga menggeliat pada masa Sultanah Safiatuddin Antara tahun 1628 hingga 1635 terdapat sekitar 62 gajah yang diekspor dari Aceh ke Benggala dan Masulipatnam Pada tahun 1641 jumlah gajah yang diekspor dari Aceh ke Masulipatnam Benggala Orissa dan Koromandel tercatat sebanyak 32 ekor Pada tahun 1644 Shah Shuja putra Maharaja Mughal Shah Jahan mengirim utusan ke Aceh untuk membeli 125 ekor gajah Walaupun jumlah gajah yang dijual ke India setiap tahunnya berubah ubah antara 2 hingga 32 ekor pada periode 1641 hingga 1662 pada tahun 1663 jumlahnya mencapai 43 ekor Safiatuddin sendiri sangat melindungi komoditas gajah Aceh dan berhasil melindungi perdagangan gajah Aceh dari permintaan konsesi VOC 6 Hubungan luar negeri sunting Sejarah pemerintahan Sultana Safiatuddin dapat dibaca dari catatan para musafir Portugis Prancis Inggris dan Belanda Ia menjalankan pemerintahan dengan bijak cakap dan cerdas Pada pemerintahannya hukum adat dan sastra berkembang baik 2 Ia memerintah pada masa masa yang paling sulit karena Malaka diperebutkan antara VOC dengan Portugis Ia dihormati oleh rakyatnya dan disegani Belanda Portugis Inggris India dan Arab 1 Penasihat negara sunting Pada masa pemerintahannya yang terdapat dua orang ulama penasehat negara mufti yaitu Nuruddin ar Raniri dan Abdurrauf Singkil yang bergelar Teungku Syiah Kuala Atas permintaan Ratu Nuruddin menulis buku berjudul Hidayatul Imam yang ditujukan bagi kepentingan rakyat umum dan atas permintaan Ratu pula Abdurrauf Singkil menulis buku berjudul Mir at al Thullab fi Tasyil Mawa iz al Badi rifat al Ahkam al Syar iyyah li Malik al Wahhab untuk menjadi pedoman bagi para qadhi dalam menjalankan tugasnya Hal tersebut menunjukkan bahwa ratu Safiatuddin bukan saja mengutamakan kesejahteraan negerinya tetapi juga berusaha menjalankan pemerintahannya sesuai dengan hukum Islam 7 Sastra dan budaya sunting Kajian dan literatur Islam mengalami perkembangan pesat pada masa Sultanah Safiatuddin Terdapat berbagai karya sastra penting yang ditulis pada masa kekuasaannya Syekh al Islam Aceh Nuruddin ar Raniri menulis setidaknya tujuh buku mengenai agama sejarah literatur dan hukum seperti Shiratul Mustaqim Jalan Lurus Syaiful Qutub Obat untuk Hati dan Bustanul Salathin fi Dzikrilawwalin wal Akhirin Kebun Sultan mengenai Biografi Tokoh Masa Lalu dan Depan Safiatuddin juga menugaskan Abdul Rauf al Singkel untuk menulis sebuah buku mengenai fikih yang kini dikenal dengan sebutan Mir at al Tullab Buku yang diselesaikan pada tahun 1663 ini merupakan buku pertama mengenai hukum agama yang ditulis dalam bahasa Melayu Dengan perkembangan berbagai karya ini sejarawan Sher Banu A L Khan berkomentar bahwa masa Sultanah Safiatuddin dapat dianggap sebagai zaman keemasan Islam dan Melayu di Aceh yang tak tertandingi hingga kini 3 Lihat pula suntingPutra DewaCatatan kaki sunting a b c Perempuan perempuan Aceh Tempo Dulu yang Perkasa Kabari 19 Maret 2008 a b c Kronik Perempuan perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 07 17 Diakses tanggal 2007 05 31 a b Khan 2017 hlm 191 Khan 2017 hlm 233 Khan 2017 hlm 233 234 Khan 2017 hlm 229 Posisi Perempuan Dalam Politik Melayu Aceh Diarsipkan 2008 12 17 di Wayback Machine A Hasjmi 59 Tahun Atjeh Merdeka h 110 Daftar pustaka suntingKhan Sher Banu A L 2017 Sovereign Women in a Muslim Kingdom The Sultanahs of Aceh 1641 1699 Singapore NUS Press Lihat pula suntingAhmad Syamsuddin al BanjariPranala luar sunting Indonesia M Adli Abdullah Ada Apa Ratu Safiatuddin pranala nonaktif permanen Serambi Indonesia 28 Agustus 2004 Indonesia Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah pranala nonaktif permanen Modus Aceh 2 April 2009 Didahului oleh Sultan Iskandar Tsani Sultan Aceh1641 1675 Diteruskan oleh Sultana Naqiatuddin Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Safiatuddin dari Aceh amp oldid 23867959