www.wikidata.id-id.nina.az
Putra Mahkota Sohyeon Sohyŏn 1 소현세자 昭顯世子 5 Februari 1612 21 Mei 1645 adalah putra pertama dari Raja Injo dari Dinasti Joseon Putra Mahkota SohyeonHangul소현세자Hanja昭顯世子Alih AksaraSohyeon SejaMcCune ReischauerSohyŏn SejaNama lahirHangul이왕Hanja李왕Alih AksaraI WangMcCune ReischauerYi WangSohyeon menjadi tahanan di istana Manchu di Shenyang oleh ketentuan yang dibuat berdasarkan perjanjian perdamaian yang dilakukan setelah perang pada tahun 1636 Ia kemudian pindah ke Beijing pada tahun 1644 dan berkomunikasi dengan Johann Adam Schall von Bell Namun dia meninggal tidak lama setelah ia kembali ke Korea pada tahun 1645 2 Biografi SuntingSohyeon dipilih sebagai putra mahkota dari Dinasti Joseon pada tahun 1625 ketika ayahnya Raja Injo naik takhta melalui pemberontakan pada tahun 1623 Pada 1627 ia menikah dengan putri dari Gang Seok gi generasi ke 17 dari keturunan Jendral Gang Gam Chan Selama Invasi Kedua Manchu ke Korea pada tahun 1636 Sohyeon melarikan diri ke Benteng Gunung Namhan bersama dengan ayahnya Raja Injo Tapi ketika Pulau Ganghwa telah diambil oleh Manchu Raja Injo menyerah kepada Hong Taiji Sohyeon secara sukarela menyerahkan diri untuk menjadi sandera bersama dengan istrinya dan beberapa pejabat Korea lainnya di Shenyang ibu kota Dinasti Qing Sewaktu menjadi sandera Pangeran Sohyeon tanpa lelah bekerja sebagai mediator antara Joseon Korea dan Qing Tiongkok Dia melakukan banyak usaha dalam memastikan bahwa Qing tidak akan terlibat dalam permusuhan terhadap Korea Dia melindungi rakyatnya seperti Kim Sang heon yang dituduh oleh Manchu menjadi agen anti Qing Pangeran Sohyeon juga belajar bahasa Mongol dan membantu dalam penaklukan perbatasan Barat Pada tahun 1644 Pangeran Sohyeon tinggal 70 hari di Beijing dengan Dorgon yang telah berangkat untuk menaklukkan sisa sisa dari Dinasti Ming Di sana Pangeran Sohyeon bertemu misionaris Jesuit seperti Johann Adam Schall von Bell asal Jerman dan melalui mereka ia diperkenalkan dengan Katolik Roma dan budaya Barat Raja Injo dan administrator terdekatnya mengutuk perilaku Sohyeon sebagai pro Qing dan meskipun Pangeran Sohyun kembali ke Korea pada tahun 1645 ayahnya Raja Injo menganiaya dia karena mencoba untuk memodernisasi Korea dengan membawa ajaran Katolik dan ilmu pengetahuan Barat Pangeran Sohyeon meninggal secara mendadak tidak lama setelah ia kembali ke Korea dia ditemukan tewas di kamar Raja secara misterius karena pendarahan parah dari kepala Legenda mengatakan bahwa Injo membunuh anaknya sendiri dengan lempengan tinta yang dibawah oleh Putra Mahkota dibawa dari Tiongkok Namun beberapa sejarawan menyarankan ia diracuni karena oleh fakta bahwa ia memiliki bintik bintik hitam di seluruh tubuhnya setelah kematiannya dan bahwa tubuhnya membusuk dengan cepat Banyak termasuk istrinya berusaha untuk mengungkap apa yang terjadi pada Putra Mahkota tetapi Injo memerintahkan penguburan langsung dan mengurangi kemegahan praktik pemakaman Putra Mahkota Makam pangeran Sohyeon ini terletak di provinsi Goyang Gyeonggi Raja Injo tidak pernah mengunjungi makam anaknya Raja Injo menunjuk Pangeran Agung Bongrim sebagai Putra Mahkota yang baru yang kemudian menjadi raja Hyojong daripada anak tertua Pangeran Sohyon Pangeran Gyeongseon Segera setelah itu Injo memerintahkan pengasingan ketiga anak laki laki Pangeran Sohyun ke Pulau Jeju dari ketiga anak laki laki tersebut hanya putra bungsu Pangeran Gyeongan kembali ke daratan utama dengan selamat dan eksekusi terhadap istri Sohyeon Putri Mahkota Minhoe karena pengkhianatan Referensi Sunting Yu Chai Shin 2012 The New History Of Korean Civilization iUniverse hlm 178 ISBN 978 1 4620 5559 3 Annals of the Joseon Dynasty King Injo 23rd year Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Putra Mahkota Sohyeon amp oldid 23704615