www.wikidata.id-id.nina.az
Porhalaan Surat Batak ᯇᯒ ᯂᯞᯀᯉ atau Parhalaan Surat Batak ᯇᯒ ᯂᯞᯀᯉ merupakan salah satu naskah kuno pada masyarakat Batak Toba a yang berisi tentang almanak atau kalender untuk mengetahui waktu nama bulan baik buruk dan nama hari baik buruk Pengetahuan atas waktu tersebut nantinya menjadi referensi buat mereka untuk melakukan kegiatan kegiatan tertentu Contoh ketika hendak melangsungkan pesta pernikahan Lewat Parhalaan akan diketahui kapan bulan baik itu dan pada hari baik apa pesta tersebut seharusnya dilangsungkan Tidak hanya kegiatan saja Orang Batak Toba pada masa lampau juga memanfaatkan Parhalaan dalam rangka memaknai kejadian kejadian alam dan masalah masalah yang terjadi pada manusia dalam waktu waktu tertentu 1 Pustaha Parhalaan kalender Batak berbahan kulit kayu untuk mengetahui hari baik buruk dan bulan baik buruk Koleksi Tropenmuseum gambar diambil sebelum tahun 1892 Daftar isi 1 Filosofi 2 Media amp Jenis 3 Isi 3 1 Nama Bulan 3 2 Mata Angin 3 3 Jam dan waktu 3 4 Nama Hari 4 Penerapan 4 1 Kelahiran dan Pasca Lahir 4 2 Pernikahan 4 3 Upacara Kematian 4 4 Kegiatan Pertanian 4 5 Parmalim 5 Catatan 5 1 Catatan kaki 5 2 Referensi 6 Daftar pustaka 6 1 Buku 6 2 Esai amp Jurnal 7 Bacaan LanjutanFilosofi suntingParhalaan terdiri dari dua belas bulan yang masing masing berjumlah tiga puluh hari Penggunaan kalender Batak tidak dalam rangka penanggalan melainkan dipakai untuk meramalkan hari hari ke depan panjujuron ari Inilah sebabnya Orang Batak kuno tidak pernah mengetahui angka tahun karena memang mereka tidak pernah menghitungnya tidak seperti kalender Masehi Kalender Hijriyah atau Kalender Cina yang kita kenal dan kita gunakan saat ini 2 Pada intinya Porhalaan merupakan manifestasi kesadaran orang Batak terhadap fenomena fenomena alam perbintangan gerak matahari perjalanan bulan yang berputar mengelilingi bumi 3 Masyarakat Batak tempo dulu pada umumnya dan orang Toba khususnya meyakini bahwa ada hari dan bulan yang baik yang bersifat menguntungkan Sebaliknya ada juga yang buruk dan dianggap merugikan atau bahkan bisa mencelakakan mereka Pengetahuan hari dan bulan yang baik atau buruk dijadikan pedoman untuk menyelenggarakan upacara upacara adat keagamaan dan kegiatan kegiatan lain yang dianggap penting dalam kehidupan sehari hari 4 Parhalaan kata dasarnya adalah hala Arti hala menunjuk kepada seekor binatang seperti kalajengking yang mampu mematikan manusia lewat bisanya yang beracun Bisa pada kalajengking terdapat pada mulut dan ekornya untuk itu haruslah dihindari 5 Nantinya dalam pembacaan Parhalaan hari yang harus dihindari adalah pada notasi kepala punggung dan ekor kalajengking Sedangkan untuk hari baik adalah pada bagian perut kalajengking 6 Orang biasa tidak akan bisa membaca notasi natasi tersebut Yang bisa membaca dan menafsirkannya hanyalah Datu Setiap Datu berbeda beda dalam menafsirkan Parhalaan mengingat yang membuatnya juga adalah si Datu itu sendiri 7 Datu tidak bisa menafsirkan hari baik buruk dan bulan baik buruk dengan hanya menggunaan Parhalaan saja Datu juga harus memahami juga penggilingan dan pane na bolon Ketiganya Parhalaan Pane Na Bolon Panggilingan saling berkaitan Hari atau bulan baik menurut Parhalaan belum tentu baik menurut Panggilingan Bisa juga buruk menurut Parhalaan dan Panggilingan ternyata baik menurut Pane Na Bolon Maka biasanya Datu akan menggunakan ketiga pustaha tersebut sebagai pedoman dalam menafsirkan hari baik buruk yang nantinya akan digunakan untuk memilih hari yang tepat dalam melakukan suatu upacara atau kegiatan Panggilingan sendiri merupakan keterangan tentang arti dari hari hari baik dan yang kurang baik Sedangkan Pane Na Bolon merupakan penjelasan tentang posisi waktu dan tempat yang baik di mana bagusnya upacara diadakan sesuai arah mata angin Jadi pemahaman singkatnya adalah Parhalaan adalah tentang hari atau bulan baik buruk Panggilingan adalah penjelasan tentang arti dari hari atau bulan baik buruk tadi sedangkan Pane Na Bolon berbicara tentang tempat yang baik buruk Media amp Jenis suntingKertas sudah masuk ke Tanah Batak pada akhir abad ke 19 8 Namun jauh sebelum mengenal kertas b Datu datu Batak menulis Parhalaan di atas media bambu tulang binatang dan kulit kayu lower alpha 3 lower alpha 3 lower alpha 3 lower alpha 3 lower alpha 3 lower alpha 3 lower alpha 3 M c Maka terdapat tiga jenis media Parhalaan Bulu Parhalaan Holi Parhalaan dan Pustaha Parhalaan Yang pertama adalah Parlahan yang ditulis di atas media bambu Bambu yang dipilih harus yang bisa untuk diukir Parhalaan model ini sering juga disebut Bulu Suraton Lalu ada Holi Parhalaan yang terbuat dari tulang bagian paha atau bagian kaki binatang babi sapi atau kerbau Sengaja dipilih tulang paha atau kaki mengingat bagian tersebut keras dan tidak mudah pecah atau retak ketika diukir Media Parhalaan yang terakhir terbuat dari kulit kayu Kulit kayu ini harus panjang dan lebarnya kurang lebih 30 40 cm Kulit kayu biasanya dari pohon alim atau hau alim aquilaria malaccensis 9 Ini agar Pustaha Parhalaan dapat dengan mudah dilipat dan bentuknya menyerupai buku Untuk alat tulisnya para Datu menggunakan sejenis lidi yang terbuat dari daun enau Orang Batak menyebutnya sebagai Tarugi Sedangkan untuk tintanya dipakailah campuran antara getah dan kayu kayu yang sebelumnya telah dibakar terlebih dahulu Untuk getah diperoleh dari berbagai macam tumbuh tumbuhan Tinta Batak ini disebut juga dengan Baja 10 Sumber lain mengatakan bahwa Baja sesungguhnya adalah endapan asap pada pembakaran kayu pohon damar Selain sebagai tinta Baja juga digunakan dalam ritual untuk menghitamkan gigi anak kecil yang sudah beranjak dewasa 11 Komunitas masyarakat Batak Toba mengenal empat jenis Pustaha Parhalaan jika dilihat dari biusnya d Keempat Pustaha Parlahan yang dimaksud adalah Pustaha Sibaganding di bius Balige Pustaha Parbuhitan di bius Uluan Pustaha Situahoda di bius Pangururan dan Pustaha Sitiga bulan di sebagian besar bius di Tanah Batak Pustaha Sitiga bulan merupakan Parhalaan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Batak Hal ini karena bentuknya sederhana dan lebih mudah dimengerti 12 Isi suntingBerikut ini adalah nama nama bulan hari jam waktu dan nama mata angin dalam Parhalaan atau Kalender Batak 13 Nama Bulan sunting Bulan dalam Parhalaan secara sederhana dinamakan dengan urutan angka dalam bahasa Batak Misal untuk bulan pertama berarti dalam bahasa Bataknya adalah bulan si pahasada atau ditulis si paha sada bulan kedua disebut bulan paha si pahadua atau ditulis si paha dua dan begitu seterusnya sampai bulan ke sepuluh Kecuali bulan sampai sepuluh untuk bulan sebelas dan dua belas masing masing disebut bulan li dan bulan hurung 14 Bulan dalam kalender Batak vs Masehi Bulan Batak No Indonesianya Bulan Masehi No Bulan Masehi Si Paha Sada 1 Bulan Satu April 4 Si Paha Dua 2 Bulan Dua Mei 5 Si Paha Tolu 3 Bulan Tiga Juni 6 Si Paha Opat 4 Bulan Empat Juli 7 Si Paha Lima 5 Bulan Lima Agustus 8 Si Paha Onom 6 Bulan Enam September 9 Si Paha Pitu 7 Bulan Tujuh Oktober 10 Si Paha Walu 8 Bulan Delapan November 11 Si Paha Sia 9 Bulan Sembilan Desember 12 Si Paha Sampulu 10 Bulan Sepuluh Januari 1 Si Paha Sampulu Sada atau Li 11 Bulan Sebelas Februari 2 Si Paha Sampulu Dua atau Hurung 12 Bulan Dua Belas Maret 3 Mata Angin sunting Sejak dahulu Masyarakat Batak sudah memiliki pengetahuan tentang arah mata angin ada delapan penjuru mata angin yang terbagi dalam empat induk dan empat anak mata angin Empat induk terdiri dari Purba Timur Dangsina Selatan Utara dan Pastima Barat Sedangkan empat anak mata angin adalah Anggoni Tenggara Nariti Barat Daya Manabila Barat Laut dan Irisanna Timur Laut Pengetahuan tentang delapan arah mata angin tersebut dipakai ketika hendak melakukan perjalanan atau mau mengadakan suatu upacara Parhalaan dalam hal ini tidak bisa ditafsirkan tanpa memahami letak posisi pane na bolon atau hala godang terlebih dahulu Menurut kepercayaan masyarakat Batak kuno pane na bolon merupakan sinar menyerupai kilat yang digambarkan sebagai naga lumajang atau ular besar yang panjang Diperkirakan panjangnya seperempat dari lingkaran bumi dan mengitari delapan penjuru mata angin tadi mulai dari arah barat menuju ke selatan lalu ke timur ke utara induk rnata angin lalu kemudian balik lagi ke barat Pengitaran berlaku selama setahun Setiap 3 bulan pane na bolon berhenti lebih lama di setiap induk mata angin Orang Batak pantang melakukan kegiatan apa pun pada posisi menghadap ke kepala dan membelakangi pane na bolon Posisi pane na bolon sendiri diketahui lewat nama nama bulan seperti telah diuraikan di atas Jam dan waktu sunting Istilah istilah pembagian waktu dalam Parhalaan Binsar Mata Ni Ari Matahari Terbit Tarbakta Satu Jam Setelah Matahari Terbit Tarbakta Raja Satu Jam Sebelum Matahari Terbit Moraos Satu Jam Sebelum Siang Tingkos Siang Hari Guling Dua Jam Setelah Siang Hari Guling Dao Empat Jam Setelah Siang Hari Potang Lima Jam Setelah Siang Hari Lusut Mata Ni Ari Matahari Terbenam Atia Mardahan Senja Atia Mangan Waktu Makan Malam Sampe Modom Waktu Tidur Tonga Bomging Tengah Malam Menjalang Andostrang Subuh An dos Siang Pagi Satu hari dalam Parhalaan adalah 24 jam Pagi dimulai pada pukul 06 00 saat matahari terbit dan malam dimulai pada pukul 18 00 saat matahari terbenam Sedangkan perhitungan satu malam mulai pukul 18 00 sore sampai pukul 06 00 esok hari Hal ini berbeda dengan pergantian hari dalam kalender Masehi dimana hari baru dimulai setelah pukul 24 00 Berikut Istilah istilah dalam 24 jam 1 Binsar Mata ni Ari Pukul 01 00 pagi2 Pangului Pukul 07 00 pagi3 Tarbakta Pukul 08 00 pagi4 Tarbaktaraja Pukul 09 00 pagi5 Sagang Pukul 10 00 pagi6 Humarahos Pukul 11 00 siang7 Hos Pukul 12 00 siang8 Guling Pukul 13 00 siang9 Guling Dao Pukul 14 00 siang10 Tolu Gala Pukul 01 00 sore11 Dua Gala Pukul 16 00 sore12 Sagala Pukul 17 00 sore13 Mate Mate ni Ari Pukul 18 00 sore magrib matahari terbenam14 Samon Pukul 19 00 malam15 Hatiha Mangan Pukul 20 00 malam waktu makan16 Tungkap Hudon Pukul 21 00 malam17 Sampe Modom Pukul 22 00 malam18 Sampe Modom na Bagas 23 00 malam19 Tonga Borngin Pukul 24 00 tengah malam20 Haroro ni Panangko Pukul 01 00 malam21 Tahuak Manuk I Pukul 02 00 malam kokok ayam ke I22 Tahuak Manuk II Pukul 03 00 subuh kokok ayam ke II23 Buha Buha Ijuk Pukul 04 00 subuh24 Torang Ari Pukul 05 00 pagi Nama Hari sunting Jumlah hari dalam setiap bulan adalah 30 sesuai peredaran bulan Terbitnya bulan diawali pada hari pertarna Artia dan berakhir pada hari ke 30 disetiap bulannya Minggu Hari ke Nama Hari Pertama 1 Artia 2 Suma 3 Anggara 4 Muda 5 Boraspati 6 Sikkora 7 Samisara Kedua 8 Artia ni Aek 9 Suma ni Mangadop 10 Anggara Sampulu 11 Mudani Mangadop Halial 12 Boraspati Tinangkup 13 Sikkora Purnama 14 Samisara Purnama Ketiga 15 Tula Bulan Purnama 16 Suma ni Holom 17 Anggara ni Holom 18 Muda ni Holom 19 Boraspati ni Holom 20 Sikkora Maraturun 21 Samisa Mora Turun Keempat 22 Attian ni Anggara 23 Sumani Mate 24 Anggara ni Begu 25 Muda ni Mate 26 Boraspati ni Gok 27 Sikkora Duduk 28 Samisara Bulan Mate 29 Hurung 30 Li Jurnlah hari dalam setahun pada Parhalaan adalah sebanyak 355 hari lebih banyak sepuluh hari pada kalender Masehi 365 hari Untuk itu Parhalaan mengenal bulan Lamadu yang diperkirakan hadir dalam tiga tahun sekali yakni antara hari ke 29 akhir tahun dengan hari pertama awal bulan pada tahun keempat Maka jika dihitung hitung jumlah hari selama tiga tahun dalam tahun Masehi akan sama banyaknya dengan jurnlah hari dalam Parhalaan jika ditambah bulan Lamadu Penerapan suntingParhalaan sering digunakan untuk menentukan hari baik atau buruk sebagai pedoman pelaksanaan berbagai tradisi adat Batak Beberapa diantaranya adalah kelahiran pernikahan kematian membuka huta kampung memasuki rumah baru pertanian dan masih banyak lagi Peran Datu sangat penting mengingat hanya merekalah yang memiliki pengetahuan tentang Perhalaan Oleh karena itu masyarakat Batak begitu sangat menghormati Datu Parhalaan Masyarakat Batak menyebut Datu yang mengerti Parhalaan sebagai Datu Parhalaan Keilmuan Datu dalam Perhalaan sifatnya diwariskan secara turun temurun Jika si Datu memiliki murid atau pengikut maka merekalah yang diwarisi ilmu Parhalaan milik gurunya itu 15 Kelahiran dan Pasca Lahir sunting Di bawah ini beberapa contoh apa yang dilakukan Datu bagi anak yang baru lahir dengan berpedoman pada Kalender Batak Kelahiran Jika misalnya si bayi hari lahirnya ternyata pada hari yang kurang baik biasanya si Datu Parhalaan akan menangkal hari yang kurang baik itu Pemberian Nama Jika orang tua telah menyiapkan nama si bayi Datu Parhalaan akan menentukan apakah nama tersebut bagus atau tidak Datu Parhalaan juga akan menentukan makanan apa yang baik untuk disuguhkan pada acara pemberian nama itu Penyembuhan Jika si bayi terlahir sakit sakitan maka Datu akan melakukan upaya upaya terkait dengan pengobatan mulai dari penyebab apa nama penyakitnya resep atau obat apa yang cocok buat si bayi termasuk hal hal apa saja yang harus dilakukan orang tua si bayi demi kesembuhannya Peramalan Dengan berpedoman Parhalaan sang Datu bisa meramalkan nasib si bayi ke depan meramalkan berapa lama sehatnya si bayi atau bagaimana rezekinya Sebenarnya masih banyak lagi bentuk ramalan ramalan si Datu Intinya jika ramalannya buruk maka Datu akan melakukan upaya atau memberikan petunjuk agar terjadi hal hal yang baik ke depan Pernikahan sunting Proses pernikahan orang Batak terdiri dari beberapa tahapan prosesi mulai dari Martandang Meminang Tukar cincin Marhata Sinamot membicarakan uang mahar kedua belah pihak keluarga Martonggo Raja Pesta kawin mangadati Manugkir Tanggu dan yang terakhir Panlak Une Hari pelaksanaan tiap prosesi ditentukan oleh Datu Parhalaan Upacara Kematian sunting Orang Batak terdahulu meyakini bahwa Datu Parhalaan mampu melihat atau mengartikan hari apa seseorang meninggal Lewat kalender Batak Datu juga bisa menentukan apakah kematian itu perlu dipestakan atau tidak makanan apa saja yang boleh disajikan jika pesta diadakan Kegiatan Pertanian sunting Selain digunakan atau menjadi pedoman dalam proses daur hidup lahir meninggal Parhalaan juga dijadikan petunjuk bagi Masyarakat Batak dalam kegiatan pertanian musim tanam panen dan lain sebagainya Dalam Parhalaan terdapat keterangan tentang musim Biasanya sejak bulan Sipaha Sada April sampai dengan Sipaha Lima Agustus masyarakat tidak melakukan kegiatan di sawah Selama lima bulan itu musim tidak memungkinkan Contoh pada bulan Sipaha Sada April diperkirakan terjadi musim panas dan angin bertiup kencang selama sebelas hari Kegiatan di sawah baru dimulai pada akhir bulan Sipaha Lima Agustus atau pada awal bulan Sipaha Onom September Dalam periode tersebut mereka mulai mengolah tanah dengan mencangkul Lalu pada bulan Sipaha Pitu Oktober mereka mulai membajak sawahnya Hal ini kerena pada bulan tersebut akan turun hujan deras Para petani lalu mulai menanam benih padi pada bulan Sipaha Walu November Sebulan kemudian Oktober biasanya pekerjaan mengolah sawah sampai menanam padi telah rampung Pada bulan ini mereka merumput dan memberi pupuk untuk padi Pada bulan ini juga diadakanlah upacara mamele atau memberi sesajen kepada roh roh nenek moyang dengan perantaraan Datu Hal ini dilakukan agar hasil yang mereka tanam memuaskan hasilnya berlimpah Selanjutnya pada bulan Li biasanya turun hujan lebat bunyi halilintar dan kilat sambung menyambung yang terkadang bisa merubuhkan tanaman padi di sawah Pada bulan Hurung Maret seluruh kegiatan selesai dikerjakan Sambil menunggu panen mereka biasanya menganyam tikar wadah tempat padi dan memperbaiki peralatan pertanian yang rusak Mereka juga mengadakan upacara agar tanaman tidak rusak Musim panen sendiri dimulai pada bulan Juni Sipaha Tolu Setelah panen mereka mengadakan upacara panen gotilon dengan memberikan sesajen sebagai wujud ucapan terima kasih atas hasil pertanian mereka Parmalim sunting Saat sekarang Parhalaan sudah jarang digunakan 16 Kelompok Batak yang sampai sekarang masih menggunakan Kalender Parhalaan adalah Parmalim Parmalim merupakan penganut aliran kepercayaan yang ajarannya berdasarkan pada leluhur nenek moyang orang Batak 17 Penggunaan Parhalaan oleh Parmalim salah satunya adalah ketika melakukan ritual keagamaan yang disebut sebagai Sipaha Lima Ritual ini dilangsungkan setahun sekali pada bulan lima menurut kalender batak atau bulan Agustus jika dalam kalender Masehi Upacara ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur umat atas rezeki rahmat dan karunia yang telah diberikan Debata Mulajadi na Bolon selama setahun 18 Dalam ritual itu Parmalim berdoa menari menyerahkan sesembahan dan tidak lupa turut mendengarkan petuah dari pimpinan mereka disebut juga Ihutan Upacara Sipaha Lima berlangsung selama tiga hari dan tentu saja menggunakan bahasa Batak 19 Catatan suntingCatatan kaki sunting Joustra membagi suku bangsa Batak atas enam subsuku Dia mendasarkan pembagiannya atas pemakaian bahasa Batak yang mempunyai perbedaan dialek diantara masing masing subsuku sebagai berikut Batak Karo di bagian utara Danau Toba Batak Pakpak atau Dairi di bagian barat Tapanuli Batak Timur atau Simalungun di timur Danau Toba Batak Toba di tanah Batak pusat dan di utara Padang Lawas Batak Angkola di Angola Sipirok Padang Lawas Tengah dan Sibolga bagian Selatan Simanjuntak 2006 hlm 18 Surat Sisimangaraja XII ditulis dengan pena di atas kertas dan tidak digores pada permukaan bambu Kozok 2009 hlm 166 Diantara 500 naskah Batak yang ada di berbagai koleksi di Jerman naskah kulit kayu dan bambu yang paling banyak yakni masing masing sebesar 43 sedangkan naskah tulang 12 dan naskah kertas hanya 2 Kozok 2009 hlm 29 Bius merupakan paguyuban yang terdiri dari beberapa Horja Bius adalah paguyuban dengan kekuasaan dan pemerintahan meliputi wilayah tertentu sebagai penguasa irigasi keagamaan tertib hukum dan pengayoman hukum pertanahan hak ulayat Ganda 2012 Referensi sunting Pelawi dkk 1992 hlm 88 Parhalaan dapat diartikan sebagai kalender atau penanggalan untuk mengetahui waktu termasuk nama nama hari dan nama nama bulan yang dianggap oleh masyarakat Batak Toba mengandung arti baik maupun arti buruk Kozok 2009 hlm 52 Kalender tersebut tidak pernah dipakai untuk penanggalan melainkan untuk tujuan meramal hari yang disebut panjujuron ari Gultom 2014 hlm 202 Porhalaan atau penanggalan ini adalah manifestasi kesadaran orang Batak terhadap fenomena alam perbintangan gerak matahari perjalanan bulan yang mengelilingi bumi Pelawi dkk 1992 hlm 88 89 Menurut kepercayaan pada masyarakat Batak Toba khusus nya apabila akan memulai sesuatu kegiatan dalam kehidupan sehari hari harus melihat parhalaan lebih dahulu Pelawi dkk 1992 hlm 88 Parhalaan berasal dari kata hala ditambah awalan par dan akhiran an Bulu Parhalaan naskahperpusnasindonesiaheritageonline Diakses tanggal 20 April 2019 pranala nonaktif permanen Pelawi dkk 1992 hlm 90 Menurut kepercayaan masyarakat Batak umumnya dan Batak Toba khususnya bahwa hanya datu yang mampu membuat membaca dan mengetahui arti dari lambang Jarnbang itu Aksara Batak Aksara Nusantara yang Terancam Punah 1001indonesia 6 April 2016 Diakses tanggal 20 April 2019 DB Ditin 17 Desember 2015 Pustaha Lak lak kemdikbud Diakses tanggal 20 April 2019 Pelawi dkk 1992 hlm 89 93 Sebelum masyarakat Batak mengenal kertas alat yang mereka gunakan untuk menuliskan sesuatu adalah bambu tulang binatang dan kulit kayu Fadlan 2013 hlm 5 Baja adalah endapan asap pada pembakaran kayu pohon damar Pelawi dkk 1992 hlm 93 Baja adalah endapan asap pada pembakaran kayu pohon damar Pelawi 2009 hlm 96 103 Untuk mengetahui letak posisi pane na bolon pada saat tertentu masyarakat Batak juga memiliki pengetahuan tentang nama nama bulan yang berjumlah 12 bulan dalam 1 tahun Kozok 2009 hlm 52 Bulan dihitung dengan mengurutkannya sebagai bulan pertama bulan sipaha sada kedua sipaha dua dan seterusnya hingga bulam ke sepuluh Pelawi dkk 1992 hlm 108 118 Parhalaan atau kalender Batak ini digunakan untuk menentukan hari baik dalam melaksanakan upacara Banyak upacara yang dilakukan dalam hidup manusia seperti upacara kelahiran upacara perkawinan dan upacara kematian Gultom 2014 hlm 202 Meski di masa sekarang porhalaan jarang dipergunakan Kozok 1999 hlm 55 Kelompok Batak yang sampai sekarang masih menggunakan Parhalaan adalah Parmalim Nasution Miftah 11 Desember 2018 Sipaha Lima Ritual Bersyukur Para Penganut Ugamo Malim kemdikbud Diakses tanggal 20 April 2019 Agung Bismo 20 Januari 2016 Sebuah Tradisi Bernama Sipaha Lima beritaagar Diakses tanggal 20 April 2019 pranala nonaktif permanen Daftar pustaka suntingBuku sunting Simanjuntak Bungaran Antonius 2006 Struktur sosial dan sistem politik Batak Toba hingga 1945 Suatu Pendekatan Sejarah Antropologi Budaya Politik Jakarta Yayasan Obor Indonesia hlm 18 ISBN 979 461 584 6 Pelawi Kencana S Sitanggang Hilderia Tobing Nelly 1992 1993 Parhalaan Dalam Masyarakat Batak Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara Periksa nilai tanggal di year bantuan Kozok Uli 2009 Surat Batak Sejarah Perkembangan Tulisan Batak Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII edisi ke 1 Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 979 91 0153 2 Kozok Uli 1999 Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 979 9023 33 5 Esai amp Jurnal sunting Fadlan Muhammad Nida 2013 Mengenai Pustaha Buku Lipat dari Batak Diakses tanggal 21 April 2019 Gultom Andri Fransiskus 2014 Refleksi Konseptual Dalihan Na Tolu Dan Porhalaan Pada Etnis Batak Toba Dalam Perspektif Kosmologi Filsafat Islam Historisitas dan Aktualisasi Peran dan Kontribusi Filsafat Islam bagi Bangsa Prosiding 1 1 194 207 ISBN 978 602 70288 5 2 Bacaan Lanjutan suntingGanda 2 Desember 2012 Huta Horja Bius Sistem Demokrasi Masyarakat Batak gobatak Diakses tanggal 21 April 2019 Bulu Parhalaan naskahperpusnas Diakses tanggal 21 April 2019 pranala nonaktif permanen Mutia Hanifah Amrul Zaida Ningrum Lubis Najla 2017 Etnobotani Tumbuhan Yang Digunakan Pada Upacara Sipaha Lima Masyarakat Parmalim Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Prosiding SNaPP Sains dan Teknologi 7 2 ISSN 2089 3582 Akulturasi Budaya dalam Kalender Jawa nationalgeographiconline 7 November 2014 Diakses tanggal 22 April 2019 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Parhalaan amp oldid 25498914