Meriam Ordnance QF 75 mm, disingkat OQF 75 mm, adalah sebuah meriam tank buatan Britania Raya pada Perang Dunia II. Meriam ini dibuat dengan mengubah kaliber laras meriam Ordnance QF 6 pounder 57 mm menjadi 75 mm, untuk memberikan kinerja yang lebih baik dalam melawan sasaran infanteri seperti penggunaan meriam 75mm M3 pada tank Sherman Amerika. QF berasal dari "quick-firing", merujuk pada penggunaan amunisi dengan peluru dan propelan dalam satu selongsong. Meriam ini juga terkadang dikenal sebagai ROQF dari Royal Ordnance (pabrikan) Quick-Firing.
Ordnance QF 75 mm | |
---|---|
Jenis | Meriam tank |
Negara asal | Britania Raya |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | Britania Raya |
Pada perang | Perang Dunia II |
Pengembangan sunting
Sebelum dikenalkan pada ROQF 75 mm, tank-tank Britania Raya telah dilengkapi dengan meriam seperti QF 2 pounder (40-mm), dan kemudian meriam 57mm 6 pounder. Meriam-meriam ini dirancang untk menembakkan peluru penembus perisai, peluru kecil dan keras berkecepatan tinggi yang efektif melawan tank, namun memberikan daya rusak yang kecil terhadap sasaran seperti regu infanteri dan kendaraan ringan. Beerapa tank dengan peran pendukung infanteri dipasangi dengan meriam howitzer yang menembakkan peluru HE, seperti model awal dari tank Churchill dan Matilda II versi CS (Bantuan tembakan dekat) .
Meskipun meriam 75 mm memiliki peluru HE yang baik, senjata bantuan tembakan yang lebih kuat dibutuhkan, maka meriam howitzer 95 mm dipasang pada sejumlah kecil tank.
Amunisi sunting
Meriam QF 75mm menggunakan amunisi buatan AS. Pelurunya merupakan amunisi "fixed", atau selongsong peluru dan proyektil disatukan dalam sebuah peluru.
- Peluru HE M46 dengan sumbu M48 atau M54.
- Peluru APC M61, dengan tracer pada bagian dasar.
- Peluru AP M72, dengan tracer pada bagian dasar.
Penggunaan sunting
Meriam ROQF 75 mm digunakan pada tank Churchill and Cromwell. Senjata ini digunakan di Italia dan pada Invasi Normandia (dan mungkin di Burma melawan Jepang[butuh rujukan]) hingga akhir perang. Sementara meriam 75 mm adalah konversi dari 6-pounder, beberapa unit mendapat kembali sejumlah tank dengan meriam 6-pounder karena memiliki daya tembak anti-tank yang lebih baik dari 75 mm, terlebih lagi 6-pounder dapat menggunakan peluru APCR dan APDS yang lebih efektif.
Meriam | Berat peluru | Kecepatan luncur | Energi luncur, kJ |
---|---|---|---|
2 pdr (AP/T ) | 27 pon (12 kg) | 2,650 ft/s (0,808 m/s) | 295 |
6 pdr (AP ) | 63 pon (29 kg) | 3,000 ft/s (0,914 m/s) | 1,100 |
75 mm | 149 pon (68 kg) | 2,050 ft/s (0,625 m/s) | 1,300 |
17 pdr | 17 pon (7,7 kg) | 2,950 ft/s (0,899 m/s) | 3,100 |
Lihat Pula sunting
Senjata dengan peran, kinerja, dan era yang sepadan sunting
- 7.5 cm KwK 40: meriam tank Jerman kontemporer
- 76.2 mm F-34: meriam tank Soviet kontemporer
- M3 75 mm /40: meriam tank AS kontemporer
Referensi sunting
- full name for the round was "Shell, fixed, HE M48, normal charge" followed by the fuze specification
- 80% ammonium nitrate, 10% TNT, 10% aluminium
- Cromwell Vehicle History and Specification 1983 HMSO p. xi
- US Document WO 219/2806, Appendix G to SHAEF/16652/GCT/Arty,
- "Fire and Movement", Bovington Tank Museum
- Churchill Tank - Vehicle History and Specifications 1983 HMSO ISBN 0-11-290404-10-11-290404-1
Pranala luar sunting
- Britwar.co.uk[pranala nonaktif permanen]
- WWIIVehicles.com