www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk nama bandara lihat Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berita surat kabar buku cendekiawan JSTORMaulana Syaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 5 Agustus 1898 21 Oktober 1997 adalah seorang ulama karismatis dari Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat dan merupakan pendiri Nahdlatul Wathan organisasi massa Islam terbesar di provinsi tersebut Di pulau Lombok Tuan Guru merupakan gelar bagi para pemimpin agama yang bertugas untuk membina membimbing dan mengayomi umat Islam dalam hal hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang di Jawa identik dengan Kyai TGKH Muhammad Zainuddin Abdul MadjidMuhammad Zainuddin Abdul MadjidBiografiKelahiran5 Agustus 1898Kematian21 Oktober 1997 99 tahun Data pribadiAgamaIslamPenghargaan Pahlawan Nasional IndonesiaSeperti Hamka beliapun memiliki nama singkatan yaitu Hamzanwadi Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah Daftar isi 1 Riwayat Hidup 1 1 Kelahiran 1 2 Silsilah dan Keturunan 1 3 Keluarga 2 Pendidikan 2 1 Pendidikan Lokal 2 2 Pendidikan di Mekah 2 3 Belajar di Masjid al Haram 2 4 Belajar di Madrasah al Shaulatiyah 3 Kepemimpinan 4 Perjuangan 5 Karya 5 1 Dalam bahasa Arab 5 2 Dalam bahasa Indonesia dan Sasak 5 3 Nasyid Lagu Perjuangan 6 Wafat 7 Pranala luar 8 Lihat pula 9 Catatan KakiRiwayat Hidup SuntingKelahiran Sunting Al Mukarram Mawlanasysyaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dilahirkan di Kampung Bermi Pancor Selong Lombok Timur Nusa Tenggara Barat pada tanggal 17 Rabiul Awwal 1316 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 1898 Masehi dari perkawinan Tuan Guru Hajji Abdul Madjid beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Guru Mu minah atau Guru Minah dengan seorang wanita shalihah bernama Hajjah Halimah al Sa diyyah 1 Nama kecilnya adalah Muhammad Saggaf nama ini dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati yakni tiga hari sebelum dilahirkan ayahandanya TGH Abdul Madjid didatangi dua waliyullah masing masing dari Hadhramaũt dan Maghrabi Kedua waliyullah itu secara kebetulan mempunyai nama yang sama yakni Saqqaf Ia berdua berpesan kepada TGH Abdul Madjid supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama Saqqaf yang artinya Atapnya para Wali pada zamannya Kata Saqqaf di Indonesiakan menjadi Saggaf dan untuk dialek bahasa Sasak menjadi Segep Itulah sebabnya ia sering dipanggil dengan Gep oleh ibu ia Hajjah Halimah al Sa diyyah Setelah menunaikan ibadah hajji nama kecilnya tersebut diganti dengan Hajji Muhammad Zainuddin Nama inipun diberikan oleh ayahnya sendiri yang diambil dari nama seorang ulama besar yang mengajar di Masjid al Haram Akhlaq dan kepribadian ulama besar itu sangat menarik hati ayahandanya Nama ulama besar itu adalah Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak dari Serawak Malaysia Silsilah dan Keturunan Sunting Silsilah Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak bisa diungkapkan secara jelas dan runtut terutama silsilahnya ke atas karena catatan dan dokumen silsilah keluarganya ikut hangus terbakar ketika rumahnya mengalami musibah kebakaran Namun menurut sejumlah kalangan bahwa asal usulnya dari keturunan orang orang terpandang yakni dan keturunan raja raja Selaparang sebuah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Pulau Lombok Disebutkan bahwa Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan keturunan raja Selaparang yang ke 17 2 Pendapat ini tentu saja paralel dengan analisis yang diajukan oleh seorang antropolog berkebangsaan Swedia bernama Sven Cederroth yang merujuk pada kegiatan ziarah yang dilakukan Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ke makam Selaparang pada tahun 1971 sebelum berlangsungnya kegiatan pemilihan umum Pemilu 3 Praktik ziarah semacam ini memang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya termasuk masyarakat Sasak untuk mengidentifikasikan diri dengan leluhurnya Disamping itu pula Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak pernah secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap anggapan dan pernyataan pernyataan yang selama ini beredar tentang silsilah keturunannya yakni kaitan genetiknya dengan raja raja Kerajaan Selaparang Ia mendapatkan keturunan dari dua isterinya yaitu Hj Jauhariyah seorang perempuan keturunan Jawa dan Hj Rahmatullah Hasan seorang perempuan keturunan Guru Hasan dari Jenggik Lombok Timur Dari Hj Jauhariyah terlahir putri pertamanya bernama Rauhun Zainuddin Abdul Madjid dan dari Hj Rahmatullah Hasan terlahir putri kedua bernama Raihanun Zainuddin Abdul Madjid Karena hanya memiliki dua orang putri bernama Rauhun dan Raihanun maka ia juga dipanggil Abu Rauhun wa Raihanun Dari masing masing putri itu ia mendapatkan 13 orang cucu Dari Hj Sitti Rauhun ZAM terlahir enam cucu yaitu Dr Ir Hj Sitti Rohmi Djalilah M Pd H M Syamsul Luthfi MM TGB Dr KH Muhammad Zainul Majdi MA H M Djamaluddin M Kom Sitti Tsurayya dari pernikahannya dengan H M Djalaluddin SH serta Siti Hidayati dari pernikahannya dengan H M Syubli Sedangkan dari Hj Sitti Raihanun ZAM terlahir tujuh cucu yaitu TGH L Gede Muhammad Ali Wiresakti Amir Murni QH Lc M A Lale Yaqutunnafis QH S Sos MM Lale Laksmining Pujijagad M Pd I Lalu Gede Syamsul Mujahidin SE Hj Lale Syifa unnufus M Farm TGB KH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani Lc M Pd I dan TGH L Gede Muhammad Khairul Fatihin QH S Kom dari pernikahannya dengan H L Gede Wiresentane Keluarga Sunting Maulanasysyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah anak bungsu dari enam bersaudara Kakak kandungnya lima orang yakni Siti Syarbini Siti Cilah Hajjah Sawdah Hajji Muhammad Shabur dan Hajjah Masyitah Ayahandanya TGH Abdul Madjid yang terkenal dengan penggilan Guru Mu minah semasa mudanya bernama Luqmanul Hakim merupakan seorang muballigh dan terkenal pemberani Ia pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah sedangkan ibu Maulanasysyaikh Hajjah Halimah al Sa diyyah terkenal sangat shalihah Luqmanul Hakim membawa Maulanasysyaikh ke Mekkah untuk menimba ilmu agama ketika ia berusia 9 tahun Sejak kecil al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sangat jujur dan cerdas Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang yang begitu besar kepadanya Ketika melawat ke Tanah Suci Mekah untuk melanjutkan studi ayah bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat belajar pertama kali di Masjid al Haram dan sempat menemaninya di Tanah Suci sampai dua kali musim hajji Sedangkan ibundanya Hajjah Halimah al Sa diyyah ikut bermukim di Tanah Suci mendampingi dan mengasuhnya sampai ibunda tercintanya itu berpulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Ma lah Mekkah al Mukarramah Dengan demikian tampak jelaslah betapa besar perhatian ayah bundanya terhadap pendidikannya Hal ini juga tercermin dari sikap ibundanya bahwa setiap kali ia berangkat untuk menuntut ilmu ibundanya selalu mendo akan dengan ucapan Mudah mudahan engkau mendapat ilmu yang barakah sambil berjabat tangan serta terus memperhatikan kepergiannya sampai tidak terlihat lagi oleh pandangan mata Pernah suatu ketika ia lupa pamit pada ibundanya Ia sudah jauh berjalan sampai ke pintu gerbang baru sang ibu melihatnya dan kemudian memanggil ia untuk kembali Gep gep gep nama panggilan masa kecilnya koq lupa bersalaman ucap ibundanya dengan suara yang cukup keras Akhirnya ia pun kembali menemui ibundanya sembari meminta ma af dan bersalaman Kemudian ibundanya berdo a Mudah mudahan anakku mendapatkan ilmu yang barokah Setelah itu barulah ia berangkat ke sekolah Hal ini merupakan suatu pertanda bahwa betapa besar kesadaran ibundanya akan penting dan mustajabnya do a ibu untuk sang anak sebagaimana ditegaskan dalam Hadits Rasulullah SAW bahwa do a ibu menduduki peringkat kedua setelah do a Rasul Pendidikan SuntingMaulanasysyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menuntut ilmu pengetahuan berawal dari pendidikan dalam keluarga yakni dengan belajar mengaji membaca Al Qur an dan berbagai ilmu agama lainnya yang diajarkan langsung oleh ayahandanya yang dimulai sejak berusia 5 tahun Pendidikan Lokal Sunting Setelah berusia 9 tahun ia memasuki pendidikan formal yang disebut Sekolah Rakyat Negara hingga tahun 1919 M Setelah menamatkan pendidikan formalnya ia kemudian diserahkan oleh ayahandanya untuk menuntut ilmu agama yang lebih luas dari beberapa Tuan Guru lokal antara lain TGH Syarafuddin dan TGH Muhammad Sa id dari Pancor serta Tuan Guru Abdullah bin Amaq Dulaji dari desa Kelayu Lombok Timur Ketiga guru agama ini mengajarkan ilmu agama dengan sistem halaqah yaitu para santri duduk bersila di atas tikar dan mendengarkan guru membaca Kitab yang sedang dipelajari kemudian masing masing murid secara bergantian membaca Pendidikan di Mekah Sunting Untuk lebih memperdalam ilmu agama Muhammad Zainuddin remaja kembali berangkat menuntut ilmu ke Mekah diantar kedua orang tuanya tiga orang kemenakan dan beberapa orang keluarga termasuk pula TGH Syarafuddin Pada saat itu ia berusia 15 tahun yaitu menjelang musim Haji tahun 1341 H 1923 M Sesampai di Tanah Suci TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid langsung mencari rumah kontrakan di Suqullail Mekah Belajar di Masjid al Haram Sunting Beberapa saat setelah musim haji usai TGH Abd Madjid mulai mencarikan guru buat anaknya Sampailah pencarian TGH Abd Madjid pada sebuah halaqah Syaikh yang mengajar ditempat tersebut bernama Syaikh Marzuqi seorang keturunan Arab kelahiran Palembang yang sudah lama mengajar mengaji di Masjid al Haram yang saat itu berusia sekitar 50 tahun Disanalah Maulanasysyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diserahkan untuk belajar Selain itu juga sempat belajar ilmu sastra pada ahli syair terkenal di Mekah yakni Syaikh Muhammad Amin al Quthbi dan pada saat itu berkenalan dengan Sayyid Muhsin Al Palembani seorang keturunan Arab kelahiran Palembang yang kemudian menjadi gurunya di Madrasah al Shaulatiyah Ketika ayah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pulang ke Lombok ia langsung berhenti belajar mengaji pada Syaikh Marzuqi karena ia merasa tidak banyak mengalami perkembangan yang berarti dalam menuntut ilmu selama ini hal itu dikarenakan kehausan ia akan ilmu Namun sebelum sempat mencari guru terjadi perang saudara antara kekuasaan Syarif Husain dengan golongan Wahabi 4 Belajar di Madrasah al Shaulatiyah Sunting Dua tahun setelah terjadinya huru hara tersebut TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid muda berkenalan dengan seseorang yang bernama Hajji Mawardi dari Jakarta Dari perkenalannya itu ia diajak untuk belajar di madrasah al Shaulatiyah yang saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah Pada hari pertama masuknya ia bertemu dengan Syaikh Hasan Muhammad al Masysyath Madrasah al Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagai permulaan sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi Madrasah ini sangat legendaris gaungnya telah menggema di seluruh dunia dan telah menghasilkan banyak ulama ulama besar dunia TGKH Muhammad Zainuddin masuk Madrasah al Shaulatiyah pada tahun 1345 H 1927 M yang waktu dipimpin Mudir Direktur Syaikh Salim Rahmatullah yang merupakan cucu pendiri Madrasah al Shaulatiyah Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah Al Shaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang cocok bagi thullab Demikian pula dengan TGKH Muhammad Zainuddin juga ditest terlebih dahulu Secara kebetulan diuji langsung oleh Direktur al Shaulatiyah sendiri Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Hasan Muhammad al Masysyath Hasil test menentukan di kelas 3 mendengar keputusan itu TGKH Muhammad Zainuddin minta diperkenankan masuk kelas 2 dengan alasan ingin mendalami mata pelajaran ilmu Nahwu dan Sharaf Semula Syaikh Hasan bersikeras agar TGKH Muhammad Zainuddin masuk kelas 3 tetapi pada akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan sejak itu TGKH Muhammad Zainuddin secara resmi masuk Madrasah al Shaulatiyah mulai dari kelas 2 Prestasi akademiknya sangat istimewa Ia berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum Dengan kecerdasan yang luar biasa TGKH Muhammad Zainuddin berhasil menyelesaikan studi dalam waktu hanya 6 tahun padahal normalnya adalah 9 tahun Dari kelas 2 diloncatkan ke kelas 4 kemudian loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6 kemubeliaun pada tahun tahun berikutnya naik kelas 7 8 dan 9 Sahabat sekelas TGKH Muhammad Zainuddin bernama Syaikh Zakaria Abdullah Bila mengakui kejeniusannya dan mengatakan Syaikh Zainuddin itu adalah manusia ajaib di kelasku karena kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa dan saya sungguh menyadari hal ini Syaikh Zainuddin adalah saudaraku dan kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama sama dalam satu kelas di Madrasah Al Shaulatiyah Mekah Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari Madrasah Al Shaulatiyah Ijazahnya ditulis langsung oleh ahli khat terkenal di Mekah yaitu Al Khathath al Syaikh Dawud al Rumani atas usul dari direktur Madrasah al Shaulatiyah Prestasi istimewa itu memerlukan pengorbanan ibu yang selalu mendampingi selama belajar di Madrasah al Shaulatiyah berpulang ke rahmatullah di Mekah Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah al Shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H dengan predikat mumtaz Summa Cumlaude Setelah tamat dari Madrasah al Shaulatiyah tidak langsung pulang ke Lombok tetapi bermukim lagi di Mekah selama dua tahun sambil menunggu adiknya yang masih belajar yaitu Haji Muhammad Faisal TGH Muhammad Faisal TGH Muhammad Faisal 1 memimpin pertempuran fisik melawan kompeni Belanda VOC ia ditangkap dalam perundingan dan dibuang keluar daerah dan gugur ditempat pengasingan Waktu dua tahun itu dimanfaatkan untuk belajar antara lain belajar ilmu fiqh kepada Syaikh Abdul Hamid Abdullah al Yamani Dengan demikian waktu belajar yang ditempuh selama di Tanah Suci Mekah adalah 13 kali musim haji atau kurang lebih 12 tahun Ini berarti selama di Mekah sempat mengerjakan ibadah haji sebanyak 13 kali Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air TGKH Muhammad Zainuddin langsung melakukan safari dakwah ke berbagai lokasi di pulau Lombok sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat Pada waktu itu masyarakat menyebutnya Tuan Guru Bajang Semula pada tahun 1934 mendirikan pesantren al Mujahidin sebagai tempat pemuda pemuda Sasak mempelajari agama dan selanjutnya pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H 22 Agustus 1937 mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah NWDI dan menamatkan santri murid pertama kali pada tahun ajaran 1940 1941 Kepemimpinan SuntingAdalah Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya Kearifan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan perjuangannya Perjuangan dan kepemimpinan merupakan dua hal yang saling mengkait karena perjuangan itu akan berhasil baik apabila pola pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik Di samping itu kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan perjuangan Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai ulama besar di Indonesia karena ilmu yang dimiliki sangat luas dan mendalam Demikian juga kharisma ia sebagai sosok figur ulama demikian besar Ia adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh karena kearifan dan kebijaksanaannya Perjuangan dan kepemimpinannya senantiasa diarahkan untuk kepentingan umat Penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya terutama kepada guru gurunya diwujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada umat Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa penghargaannya kepada mahaguru yang paling dicintai dan disayangi Maulana Syaikh Hasan Muhammad al Masysyath diwujudkan dalam bentuk pondok pesantren Hasaniyah NW di Jenggik Lombok Timur Penghargaan kepada mahagurunya Maulana Syaikh Sayyid Muhammad Amin al Kutbi diwujudkan dalam bentuk Pondok Pesantren Aminiyah NW di Bonjeruk Lombok Tengah dan penghargaan kepada Mahagurunya Maulana al Syaikh Salim Rahmatullah dilakukan dengan mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur Pola kepemimpinan yang ia contohkan di atas hanya dapat dilakukan oleh orang orang yang memiliki wawasan ilmu yang dalam serta pemimpin yang memiliki kearifan dan kebijaksanaan Demikian pula tentang pendekatan yang ia lakukan selalu bernilai paedagogik dalam arti mengandung nilai nilai pendidikan Ia tidak mau bahkan tidak pernah bersikap sebagai pembesar yang disegani Ia selalu bertindak sebagai pengayom yang berada di tengah tengah jama ah dan senantiasa menempatkan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka Demikian juga halnya di kala ia memberikan fatwanya selalu disesuaikan dengan kondisi dan jangkauan alam pikiran murid dan santrinya Pembawaan dan sikap hidupnya selalu menunjukkan kesederhanaan Inilah yang membuat ia selalu dekat dengan para warganya dan murid muridnya dengan tidak mengurangi kewibawaan dan kharisma yang ia miliki Keluhan yang disampaikan para warga dan muridnya ditampung didengar dan dicarikan jalan penyelesaiannya dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan dengan tidak merugikan salah satu pihak Untuk melanjutkan dan mengembangkan perjuangan Nahdlatul Wathan di masa datang ia sangat mendambakan munculnya kader kader yang memiliki potensi dan militansi serta loyalitas yang tinggi baik dari segi semangat wawasan maupun bobot keilmuan Dalam banyak kesempatan ia sering menyampaikan keinginannya agar murid dan santrinya memiliki ilmu pengetahuan sepuluh bahkan seratus kali lipat lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan yang ia miliki Demikian motivasi yang selalu ia kumandangkan supaya murid dan santrinya lebih tekun dan berpacu dalam menuntut ilmu pengetahuan baik di dalam maupun di luar negeri Dalam menerima dan menghadapi para murid dan santri serta warga Nahdlatul Wathan ia tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain Semua murid dan santri serta warga Nahdlatul Wathan diberikan perhatian dan kasih saying yang sama besarnya bagaikan cinta dan kasih saying seorang bapak kepada anak anaknya Yang membedakan murid dan santri dihadapannya adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada Nahdlatul Wathan Dan untuk membina dan memonitor kualitas kader Nahdlatul Wathan ia mengeluarkan wasiat dalam bahasa Arab yang artinya Dengan menyebut nama Allah dan dengan memuji Nya semoga keselamatan tetap tercurah padamu demikian pula rahmat Allah keberkatan ampunan dan ridha Nya Anak anak yang setia dan murid muridku yang berakal Sesungguhnya semulia mulia kamu di sisiku ialah yang paling banyak bermanfaat untuk perjuangan Nahdlatul Wathan dan sejahat jahat kamu di sisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan Karena itu kuatkanlah kesabaranmu tetaplah bersiap siaga berjuanglah kemudian berjuanglah di jalan Nahdlatul Wathan untuk mempertinggi citra agama dan negara Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt Tergolong pejuang agama orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang lain Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan Nahdlatul Wathan masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya yaitu melihat zat Nya dari dalam surga Demikianlah wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat beberapa kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI dan mereka yang sudah ia biayai untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi keluar dari garis perjuangan organisasi Tidak taat pada kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi Memang dalam rangka kaderisasi ia banyak memberikan bantuan kepada alumni NWDI dan orang orang lain untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dengan nawaitu khusus dan perjanjian khusus pula yaitu untuk setia membela dan memperjuangkan cita cita NWDI NBDI dan NW Alhamdulillah banyaklah di antara mereka yang benar benar menepati janjinya dengan tulus Sebaliknya ada juga yang khianat pada janjinya tidak malu merobek robek nawaitu pengiriman Eksistensi dan aplikasi dari wasiat ini menjadi tolok ukur kualitas dan kader ketaatan serta keihklasan kader kader Nahdlatul Wathan Di samping itu untuk mempertegas Wasiat Renungan Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi Wasiat Renungan Masa ini berisikan nasihat fatwa dan pedoman bagi warga Nahdlatul Wathan dalam berjuang Lahirnya wasitat wasiat tersebut merupakan konsekuensi logis dari pola kepemimpinan ia yang selalu menekankan hubungan guru dan murid Ia adalah figur pemimpin yang selalu menekankan agar tetap terjalin dan terpelihara hubungan antara guru dan murid Menurut prinsip ia bahwa tidak ada guru yang membuang murid akan tetapi kebanyakan murid yang membuang guru Perjuangan SuntingTGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekah selama 13 tahun kemudian ia kembali ke Indonesia atas perintah dari guru yang paling ia kagumi yakni Syaikh Hasan Muhammad al Masysyath pada tahun 1934 Setiba di Pulau Lombok dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia mula mula ia mendirikan pesantren al Mujahidin pada tahun 1934 M kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H 22 Agustus 1937 M ia mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah NWDI Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H 21 April 1943 M ia juga mendirikan madrasah Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah NBDI khusus untuk kaum wanita Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan Dan secara khusus nama madrasah tersebut berubah nama menjadi pondok pesantren Dar al Nahdlatain Nahdlatul Wathan Istilah Nahdlatain ia ambil dari kedua madrasah tersebut Ia aktif berdakwah keliling desa di Pulau Lombok sekaligus mengajar Pada tahun 1952 madrasah madrasah cabang NWDI NBDI yang didirikan oleh para alumni di berbagai daerah telah berjumlah 66 buah Maka untuk mengkoordinir membina dan mengembangkan madrasah madrasah cabang tersebut beserta seluruh amal usahanya al Mukarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak di dalam bidang pendidikan sosial dan dakwah islamiyah pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H 1 Maret 1953 M sampai dengan tahun 1997 ini lembaga lembaga pendidikan yang dikelola oleh Organisasi Nahdlatul Wathan telah berjumlah 747 buah dari tingkat taman kanak kanak sampai dengan perguruan tinggi begitu juga lembaga sosial dan dakwah islamiyah Nahdlatul Wathan berkembang dengan pesat bukan hanya di NTB melainkan juga diberbagai daerah di Indonesia seperti NTT Bali Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Riau Sulawesi Kalimantan bahkan sampai ke mancanegara seperti Malaysia Singapura Brunei Darussalam dan lain sebagainya Pada zaman penjajahan al Mukarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan tempat menggembleng patriot patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah Bahkan secara khusus al Mukarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bersama guru guru Madrasah NWDI NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi nama Gerakan al Mujahidin Gerakan al Mujahidin ini bergabung dengan gerakan gerakan rakyat lainnya di Pulau Lombok untuk bersama sama membela dan mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia Dan pada tanggal 7 Juli 1946 TGH Muhammad Faizal Abdul Majid adik kandung Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan tanksi militer NICA di Selong Namun dalam penyerbuan ini gugurlah TGH Muhammad Faisal Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai Syuhada sekaligus sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan Rinjani Selong Lombok Timur Al Mukkarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama pemimpin umat dalam kehidupan bermasyarakt dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa pengabdian di antaranya Pada tahun 1934 mendirikan pesantren al Mujahidin Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI Pada tahun 1943 mendirikan madrasah NBDI Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur Pada tahun 1947 1948 menjadi Amirul Haji dari Negara Indonesia Timur Pada tahun 1948 1949 menjadi anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil Pada tahun 1952 Ketua Badan Penasehat Masyumi Daerah Lombok Pada tahun 1953 mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama Pada tahun 1953 merestui terbentuknya partai NU dan PSII di Lombok Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI cabang Lombok Pada tahun 1955 menjadi anggota Konstituante RI hasil Pemilu I 1955 2 Pada tahun 1964 mendirikan Akademi Paedagogik NW Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA Konferensi Islam Asia Afrika di Bandung Pada Tahun 1965 mendirikan Ma had Dar al Qu an wa al Hadits al Majidiyah Asy Syafi iyah Nahdlatul Wathan Pada tahun 1972 1982 sebagai anggota MPR RI hasil pemilu II dan III Pada tahun 1971 1982 sebagai penasihat Majlis Ulama Indonesia MUI Pusat Pada tahun 1974 mendirikan Ma had li al Banat Pada Tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram sampai 1997 Pada tahun 1977 mendirikan Universitas Hamzanwadi Pada tahun 1977 menjadi Rektor Universitas Hamzanwadi Pada tahun 1977 mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas Hamzanwadi Pada tahun 1978 mendirikan STKIP Hamzanwadi Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari ah Hamzanwadi Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Hamzanwadi Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra putri Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam HamzanwadiOleh karena jasa jasanya itulah maka pada tahun 1995 dianugerahi Piagam Penghargaan dan medali Pejuang Pembangunan oleh pemerintah Disamping itu al Mukarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku seorang mujahid selalu berupaya mengadakan inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan ummat demi kebahagian di dunia maupun di akhirat Di antara inovasi rintisa rintisan ia adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama Islam di NTB dengan sistem madrasi membuka lembaga pendidikan khusus untuk wanita mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangai jamaah di samping didatangi menyelenggarakan pengajian umum secara bebas mengadakan gerakan doa dengan berhizib mengadakan syafa at al kubro menciptakan tariqat yakni tariqat Hizib Nahdlatul Wathan membuka sekolah umum disamping sekolah agama madrasah menyusun nazam berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia dan lain lain Sebagai seorang Ulama mujahid ia telah memberikan keteladanan yang terpuji Seluruh sisi kehidupannya ia isi dengan perjuangan memajukan agama nusa dan bangsa Tegasnya tiada hari tanpa perjuangan Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari seluruh sisi kehidupannya yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh pengikut dan murid ia Karya SuntingAl Mukarram Maulana al Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku ulama pewaris para Nabi di samping menyampaikn dakwah bi al hal wa bi al lisan juga tergolong penulis dan pengarang yang produktif Bakat dan kemampuan ia sebagai pengarang ini tumbuh dan berkembang sejak ia masih belajar di Madrasah Shaulatiyah Mekah Namun karena banyaknya dan padatnya kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang harus diisi maka peluang dan kesempatan untuk memperbanyak tulisan tampaknya sangat terbatas Kendatipun demikian di tengah tengah keterbatasan waktu itu ia masih sempat mengarang beberapa kitab kumpulan doa dan lagu lagu perjuangan dalam bahasa Arab Indonesia dan Sasak Dalam bahasa Arab Sunting Risalah al Tauhid Sullam al Hija Syarah Safinah al Naja Nahdlah al Zainiah At Tuhfah al Amfenaniyah Al Fawakih al Nahdliyah Mi raj al Shibyan ila Sama i Ilm al Bayan Al Nafahat ala al Taqrirah al Saniyah Nail al Anfal Hizib Nahdlatul Wathan Hizib Nahdlatul Banat Tariqat Hizib Nahdlatul Wathan Shalawat Nahdlatain Shalawat Nahdlatul Wathan Shalawat Miftah Bab Rahmah Allah Shalawat al Mab uts Rahmah li al AlaminDalam bahasa Indonesia dan Sasak Sunting Batu Ngompal Anak Nunggal Taqrirat Batu Ngompal Wasiat Renungan Masa I dan IINasyid Lagu Perjuangan Sunting Ta sis NWDI Imamuna al Syafi i Ya Fata Sasak Ahlan bi Wafid al Zairin Tanawwar Mars Nahdlatul Wathan Bersatulah Haluan Nahdlatain Pacu Gama Surat Waqiah dan lain sebagainya Wafat SuntingTarikh akhir 1997 menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat Betapa tidak hari Selasa 21 Oktober 1997 M 18 Jumadil Akhir 1418 H dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi atau usia 102 tahun menurut Hijriah Sang ulama karismatis Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berpulang ke rahmatullah sekitar pukul 19 53 WITA di kediaman ia di desa Pancor Lombok Timur Tiga warisan besar ia tinggalkan ribuan ulama puluhan ribu santri dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara Ia adalah ulama pewaris para nabi Ia sangat berjasa dalam mengubah masyarakat NTB dari keyakinan semula yang mayoritas animisme dan dinamisme menuju masyarakat NTB yang islami Buah perjuangan ia jugalah yang menjadikan Pulau Lombok sehingga dijuluki Pulau Seribu Masjid Karena di seluruh kampung di Lombok pasti kita temukan masjid untuk tempat ibadah dan acara sosial baik yang berukuran kecil maupun besar Perjuangan ia dalam menegakkan syiar Islam dan pendidikan di bumi Indonesia tidak boleh terhenti begitu saja namun harus terus dilanjutkan oleh siapa saja baik umat muslim Indonesia secara keseluruhan dan masyarakat Sasak pada umumnya maupun oleh kader kader Nahdlatul Wathan yang telah dididik melalui lembaga lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan serta seluruh warga Nahdlatul Wathan abituren pencinta dan simpatisan pada khususnya Akhirnya memperhatikan seluruh riwayat kelahiran pendidikan dan perjuangan Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid baik untuk masyarakatnya dan negaranya sehingga tokoh tokoh daerah setempat setuju dan berusaha memperjuangkan Ia 5 agar ia bisa diangkat sebagai Pahlawan Nasional dalam bidang Pendidikan dan Gerakan Kepemudaan Pada hari Kamis 9 November 2017 bertempat di Istana Negara ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Kepres Nomor 115 TK Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Empat tokoh yang dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo yakni almarhum Tuan Guru Kiai Haji TKGH Muhammad Zainuddin Madjid asal Lombok Nusa Tenggara Barat almarhumah Laksamana Malahayati asal Aceh almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riau dan almarhum Prof Drs Lafran Pane asal Daerah Istimewa Yogyakarta Pranala luar Sunting Indonesia Biografi Pendiri Nahdlatul Wathan Alamat tidak ada Indonesia Biografi Singkat Maulanassyaikh alamat baru Lihat pula Sunting Indonesia Situs resmi NW Pancor 1 Indonesia Situs resmi NW Anjani 2 RTGB Zainuddin Ats tsani TGB DR Muhammad Zainul Majdi MA Madrasah al Shaulatiyah http nasional kompas com read 2017 11 09 11204981 jokowi anugerahkan gelar pahlawan kepada 4 tokohCatatan Kaki Sunting beliau memimpin pertempuran fisik melawan kompeni Belanda VOC ia ditangkap dalam perundingan dan dibuang keluar daerah dan gugur ditempat pengasingan H Muhammad Zainuddin Masjumi Member Profiles Konstituante Net Diakses tanggal 2021 10 24 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Muhammad Zainuddin Abdul Madjid amp oldid 23246642