www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Mpu Sindok berita surat kabar buku cendekiawan JSTORMpu Sindok atau Sindok dikenal juga dengan nama Dyah Sindok adalah raja yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang periode Jawa Tengah dari bhumi Mataram ke Jawa bagian timur Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Sri isanawikrama Dharmottuṅgadewawijaya memerintah sekitar tahun 929 947 M Mpu SindokSri Maharaja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Sri isanawikrama DharmottuṅgadewawijayaRaja Medang ke 17Berkuasa929 947PendahuluDyah WawaPenerusSri Isyana TunggawijayaInformasi pribadiWangsaIsyanaPasanganDyah Kebi Sri Parameswari Dyah MangibilAnakSri Isyana TunggawijayaAgamaHindu Daftar isi 1 Sejarah 2 Asal usul 3 Perpindahan ibu kota Medang 4 Riwayat pemerintahan 5 Akhir hayat 6 Referensi 6 1 KepustakaanSejarah SuntingMpu Sindok sangat dikenal dalam sejarah Nusantara karena meninggalkan banyak prasasti dari masa pemerintahannya dan karena ialah tokoh yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang dari bhumi Mataram di Jawa bagian tengah ke Jawa bagian timur kemungkinan besar terjadi pada tahun 929 M Pemicu perpindahan ini memiliki dasar macam macam dua dugaan yang terkuat adalah sebagai akibat dari letusan Gunung Merapi dan atau invasi dari Sriwijaya 1 Ia menjadi raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun 929 947 M Pusat kerajaan yang baru ada di Watugaluh di tepi Sungai Brantas sekarang masuk wilayah Kabupaten Jombang Sindok juga merupakan pendiri Wangsa Isyana dan dengan demikian kerajaan baru ini terkadang juga disebut sebagai Ishana Sebuah prasasti yang saat ini berada di museum Kolkata India menggambarkan keturunan Sindok hingga Airlangga pada abad ke 11 Masehi Sindok memiliki dua istri salah satunya Sri Parameswari Dyah Kbi kemungkinan adalah putri Dyah Wawa raja Mataram sebelumnya Dengan demikian Sindok berhasil naik takhta Mataram karena pernikahannya Pada masa pemerintahannya Kakawin Ramayana dan Sanghyang Kamahayanikan dituliskan Pemerintahan Sindok kemudian digantikan oleh putrinya Sri Isanatungawijaya 2 Asal usul SuntingMpu Sindok pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu sedangkan pada masa pemerintahan Dyah Wawa naik pangkat menjadi Rakai Mahamantri Hino Kedua jabatan tersebut merupakan jabatan tingkat tinggi yang hanya dapat diisi oleh keluarga raja Dengan demikian Mpu Sindok merupakan seorang bangsawan kelas tinggi dalam Kerajaan Medang Mpu Sindok memiliki permaisuri yang bernama Sri Parameswari Dyah Kebi putri Rakai Bawa Sejarawan Poerbatjaraka menganggap Rakai Bawa sama dengan Dyah Wawa Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai menantu Dyah Wawa Namun Rakai Bawa adalah nama suatu jabatan sedangkan Dyah Wawa adalah nama orang sehingga keduanya tidak bisa disamakan Stutterheim menemukan tokoh Rakai Bawang Mpu Dyah yaitu seorang pejabat zaman pemerintahan Mpu Daksa Menurutnya Mpu Partha ini lebih tepat dianggap sebagai ayah Dyah Kebi daripada Dyah Wawa Selain itu ditemukan pula nama Rakryan Bawang Dyah Srawana yang bisa juga merupakan ayah Dyah Kebi Perpindahan ibu kota Medang SuntingIstana Kerajaan Medang pada awal berdirinya diperkirakan terletak di daerah Mataram dekat Yogyakarta sekarang Kemudian pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dipindah ke Mamrati daerah Kedu Lalu pada masa pemerintahan Dyah Balitung sudah pindah lagi ke Poh Pitu masih di sekitar Kedu Kemudian pada zaman Dyah Wawa diperkirakan kembali ke daerah Mataram Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah Jawa Timur sekarang Dalam beberapa prasastinya ia menyebut kalau kerajaannya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di Jawa Tengah Misalnya ditemukan kalimat Kita prasiddha mangraksa kadatwan rahyangta i Bhumi Mataram i Watugaluh Menurut teori van Bammelen istana Medang di Mataram hancur akibat letusan Gunung Merapi yang disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik Tidak diketahui dengan pasti apakah bencana alam ini terjadi pada masa pemerintahan Dyah Wawa ataukah pada pemerintahan Mpu Sindok Mpu Sindok memimpin penduduk Medang yang selamat pindah ke timur Ia membangun ibu kota baru di daerah Tamwlang prasasti Turryan 929 Kemudian istana dipindahkan ke Watugaluh prasasti Anjukladang 937 Baik Tamwlang maupun Watugaluh diperkirakan berada di sekitar daerah Jombang sekarang Riwayat pemerintahan SuntingMpu Sindok merupakan raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur Sedangkan yang menjabat sebagai Rakai Mapatih Hino adalah Mpu Sahasra Pemerintahan Mpu Sindok cukup banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti prasasti Berikut beberapa prasasti diantaranya Prasasti Turryan tahun 929 berisi permohonan Dang Atu Mpu Sahitya terhadap tanah di barat sungai desa Turyan supaya dijadikan sebagai tempat bangunan suci Prasasti Poh Rinting berisi tentang penetapan desa sima Disebutkan Dang Acaryya membuat permohonan kepada raja supaya daerahnya dijadikan perdikan karena di kawasannya terdapat bangunan suci Sang Prabu pun mengabulkannya dengan menetapkan Desa letak prasasti Poh Rinting berada sebagai desa sima Prasasti Linggasutan tahun 929 berisi tentang penetapan desa Linggasutan wilayah Rakryan Hujung Mpu Madhura Lokaranjana sebagai sima swatantra untuk menambah biaya pemujaan bathara di Walandit setiap tahunnya Prasasti Gulung Gulung masih dari tahun 929 berisi tentang permohonan Rake Hujung Mpu Madhura agar sawah di desa Gulung Gulung dijadikan sima bagi bangunan suci Mahaprasada di Himad Prasasti Cunggrang juga bertahun 929 berisi tentang penetapan desa Cunggrang sebagai sima swatantra untuk menrawat makam Rakryan Bawang Dyah Srawana yang diduga sebagai ayah dari sang permaisuri Dyah Kebi Prasasti Jeru Jeru tahun 930 berisi tentang permohonan Rake Hujung Mpu Madhura supaya desa Jru Jru di daerah linggasutan dijadikan sima swatantra untuk merawat bangunan suci Sang Sala di Himad Prasasti Gemekan tahun 930 M berisi tentang pembelian tanah di Masarah sebesar 3 kati 5 suwarna emas oleh Maharaja Mpu Sindok untuk di jadikan sima dan tempat peribadatan Prasasti Waharu tahun 931 berisi tentang anugerah untuk penduduk desa Waharu yang dipimpin Buyut Manggali karena setia membantu negara melawan musuh Prasasti Sumbut juga bertahun 931 berisi tentang penetapan desa Sumbut sebagai sima swatantra karena kesetiaan Mapanji Jatu Ireng dan penduduk desa itu menhalau musuh negara Prasasti Paradah diterbitkan tahun 856 saka atau 934 masehi disebut pula dengan nama prasasti siman adapun isinya Sri Maharaja Rake Hino Pu Siṇḍok Sri Isanawikrama Dharmottunggadewa memberi anugerah lmah sawah sima di desa paradah dan memerintahkan agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di desa paradah agar dijadikan bagunan suci yang diperuntukan bagi hyang dharmakamulan Prasasti Hering bertanggal tahun 856 Saka atau 934 Masehi menjelaskan tentang perdagangan tanah dan sawah Tempat berdagang yaitu di Hering Keringan Marganung Ganung dan Hujung Ngujung Tokoh utama yang diceritakan ialah Sri Isanawikrama Dharmmotunggadewa yang menghapuskan pajak sawah di pedesaan Prasasti Kanuruhan yang berangka tahun 856 Saka 4 7 Januari 935 M menyebutkan bahwa Rakryan Kanuruhan dyah Mungpah menganugerahkan sebidang sawah di wilayah Kanuruhan kepada Sang Bulul Pemberian tanah itu maksudkan Sang Bulul untuk dibuat taman bunga lengkap dengan petirthaannya sebagai tambahan kepada amalnya ini Prasasti Wulig tanggal 8 Januari 935 berisi tentang peresmian bendungan di Wuatan Wulas dan Wuatan Tamya yang dibangun para penduduk desa Wulig di bawah pimpinan Sang Pamgat Susuhan Peresmian ini dilakukan oleh seorang istri Mpu Sindok bernama Rakryan Mangibil Prasasti Tengaran tahun 935 M memuat tentang penetapan Desa Geweg sekarang Desa Tengaran sebagai sima tanah istimewa yang dibebaskan dari pajak oleh Mahamantri Mpu Sindok Sang Sri Isanatunggadewa Mpu Sindok bersama Rakyan Sri Parameswari Sri Wardhani Kbi Umisori Dyah Kbi sang permaisuri karena rakyat desa tersebut dianggap berjasa bagi kerajaan Prasasti Anjuk Ladang tahun 937 berisi tentang penetapan tanah sawah di desa Anjuk ladang sebagai sima swatantra dan persembahan kepada bathara di Sang Hyang Prasada serta pembangunan sebuah jayastambha atau tugu kemenangan Tugu ini sebagai peringatan atas kemenangan melawan serangan Kerajaan Sriwijaya yang mencapai daerah tersebut Prasasti Kamban tahun 941 M tentang pengesahan desa Kamban menjadi daerah perdikan Prasasti Muncang dikeluarkan pada bulan Caitra tanggal 6 Suklapasa tahun 866 Saka 3 Maret 944 M Mpu Sindok telah memerintahkan kepada rakryan i halu pu Sahasra dan rakai Kanuruhan pu Da agar sebidang tanah yang terletak di sebelah selatan pasar di Muncang yang termasuk wilayah Hujung dijadikan sima Prasasti Wurandungan bertarikh 7 November 944 M Adapun isinya Sri Maharaja Rake Halu Pu Siṇḍok Sri Isanawikrama Dharmottunggadewa memberi anugerah kepada Dang Puryyat berupa tanah yang meliputi seluruh wilayah Kanuruhan Akhir hayat SuntingMpu Sindok meninggal dunia tahun 947 dan dicandikan di Isanabajra atau Isanabhawana Meskipun dirinya seorang penganut Hindu aliran Siwa namun tetap menaruh toleransi yang besar terdapat agama lain Misalnya ia menganugerahkan desa Wanjang sebagai sima swatantra kepada seorang pujangga bernama Sri Sambhara Suryawarana yang telah berjasa menulis kitab Buddha aliran Tantrayana berjudul Sang Hyang Kamahayanikan Menurut prasasti Pucangan Mpu Sindok digantikan oleh putrinya yang bernama Sri Isana Tunggawijaya Raja perempuan ini memerintah bersama suaminya yang bernama Sri Lokapala Referensi Sunting Spuler Bertold F R C Bagley 1981 The Muslim World A Historical Survey Part IV Leiden The Netherlands Brill Archive hlm 252 ISBN 9789004061965 Cœdes George 1968 Vella Walter F ed The Indianized States of Southeast Asia Diterjemahkan oleh Brown Cowing Sue Honolulu University of Hawaii Press hlm 128 129 ISBN 9780824803681 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kepustakaan Sunting Marwati Poesponegoro amp Nugroho Notosusanto 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Balai Pustaka Slamet Muljana 2005 Menuju Puncak Kemegahan terbitan ulang 1965 Yogyakarta LKIS Slamet Muljana 1979 Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya Jakarta BhrataraDidahului oleh Dyah Wawa Raja Kerajaan Medang929 947 Diteruskan oleh Sri Isana Tunggawijaya Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Mpu Sindok amp oldid 24295036